Anda di halaman 1dari 16

STRATEGI PEMBELAJARAN MENYIMAK DAN BERBICARA SEBAGAI FOKUS

DI SD

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5

PGSD 5 I

SERLI ASHARI (105401130819)

NURFADILLAH (105401131119)

EMMI RAHMAWATI (105401129919)

HUSNA (105401129419)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR

Penyusun memanjatkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa, karena
atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah perkuliahan ini dapat disusun
sebagaimana adanya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Bahasa di
Kelas Lajut.
Penyusun menyadari segala kekurangan dan keterbatasan tugas perkuliahan ini, oleh
karena itu dengan penuh kerendahan hati penyusun menerima segala perbaikan dari para
pembaca demi perbaikan untuk kedepannya.

Fastabiqul Khaerat.

Makassar, 01 Desember 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................i
DAFTAR ISI..................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............1
A. LATAR BELAKANG.......................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...................................................1
C. TUJUAN............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................3

A. Pengertian Menyimak..............................................................3
B. Tujuan Menyimak....................................................................3
C. Teknik dan Strategi Menyimak di Sekolah Dasar...................5
D. Pengertian Berbicara................................................................7
E. Tujuan Berbicara......................................................................8
F. Strategi Berbicara di Sekolah Dasar........................................9
G. Hubungan Menyimak dan Berbicara.......................................10
BAB III PENUTUP.......................................................................12
A. Kesimpulan........................................................................12
B. Saran..................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki empat keterampilan berbahasa yang
menjadi sasaran pokok, yaitu menyimak, berbicara, menuliS, dan membaca.
Keterampilan menyimak dan berbicara dikategorikan dalam keterampilan berbahasa
lisan, sedangkan keterampilan menulis dan membaca dikategorikan dalam keterampilan
berbahasa tulis. Menyimak dan berbicara merupakan keterampilan berbahasa lisan yang
amat fungsional dalam kehidupan manusia sehari-hari. Keterampilan menyimak dan
berbicara kita dapat memperoleh dan menyampaikan informasi. Kegiatan menyimak dan
berbicara tidak dapat dipisahkan. Oleh sebab itu, siswa dituntut untuk mampu menyimak
dan berbicara dengan baik.
Implikasi dalam pelaksanaan pembelajaran ialah bahwa pengajar hendaknya
memulai pelajarannya dengan kegiatan lisan yaitu dengan memperdengarkan (sebaiknya
secara spontan, tidak dengan membaca) ujaran-ujaran bahasa Indonesia baik berupa kata-
kata maupun kalimat, setidak-tidaknya ketika guru atau dosen memperkenalkan kata-kata
baru, ungkapan-ungkapan baru, atau pola kalimat baru. Manfaat dari kegiatan ini adalah
untuk membiasakan siswa mendengar ujaran dan mengenal dengan baik tata-bunyi
bahasa Indonesia, selain itu dapat menciptakan kondisi belajar penuh semangat dan
menumbuhkan motivasi dalam diri siswa. Hal ini sengaja ditekankan dalam kemampuan
yang diharapkan siswa membaca buku teks sejak awal pelajaran.
Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh
setiap siswa. Secara sederhana menurut berbicara adalah keterampilan menyampaikan
pesan melalui bahasa lisan. Guru berperan memberikan informasi kepada siswa dengan
baik dan dapat dipahami dan dilaksanakan apa yang diperintahkan, maka diperlukan
strategi berbicara yang tepat. Menyimak dan berbicara merupakan keterampilan
berbahasa lisan yang amat fungsional dalam kehidupan manusia sehari-hari. Dengan
keterampilan menyimak dan berbicara kita dapat memperoleh dan menyampaikan
informasi. Kegiatan menyimak dan berbicara tidak dapat dipisahkan. Oleh sebab itu,
siswa dituntut untuk mampu menyimak dan berbicara dengan baik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah
sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan menyimak?
2. Apa saja tujuan dari menyimak?
3. Apa saja teknik dan strategi menyimak di Sekolah Dasar?
4. Apa yang dimaksud dengan berbicara?
5. Apa saja tujuan dari berbicara?
6. Apa saja strategi berbicara di Sekolah Dasar?
7. Apa hubungan menyimak dan berbicara?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian dari menyimak?
2. Untuk mengetahui tujuan dari menyimak?
3. Untuk mengetahui teknik dan strategi menyimak di Sekolah Dasar?
4. Untuk mengetahui pengertian dari berbicara?
5. Untuk mengetahui tujuan dari berbicara?
6. Untuk mengetahui strategi berbicara di Sekolah Dasar?
7. Untuk mengetahui hubungan menyimak dan berbicara?
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Menyimak
Menyimak merupakan keterampilan berbahasa paling awal yang dilakukan oleh
manusia. Sebelum anak dapat berbicara, membaca dan menulis, kegiatan menyimaklah
yang pertama dilakukan. Menyimak adalah proses alamih sebelum dapat berbicara,
menyimak merupakan tahap perkembangan bahasa pertama yang dialamih oleh manusia.
Newton mengemukakan bahwa menyimak secara umum dapat diartikan sebagai proses
pasif dimana pendengar menerima informasi yang dikirim oleh sesorang pembicara.
Menyimak dikatakan sebagai kegiatan berbahasa reseptif dalam suatu kegiatan bercakap-
cakap dengan medium dengar maupun medium pandang.
Menyimak menurut Djago Tarigan adalah “suatu proses yang mencakup kegiatan
mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai dan mereaksi
atas makna yang terkandung didalamnya” sedangkan “Mendengarkan adalah proses
menangkap bunyi bahasa dengan disengaja tetapi belum memahami. Menurut Burhan
Menyimak adalah suatu proses menangkap, memahami, dan mengingat dengan sebaik-
baiknya apa yang didengarnya atau sesuatu yang dikatakan oleh orang lain kepadanya.
Keterampilan menyimak adalah satu bentuk keterampilan berbahasa yang bersifat
reseptif. Pada waktu proses pemelajaran, keterampilan ini jelas mendominasi aktivitas
siswa atau mahasiswa dibandingkan dengan keterampilan lainnya, termasuk
ketererampilan bebicara. namun, keterampilan ini baru diakui sebagai komponen utama
dalam pembelajaran berbahasa pada tahun 1970-an yang ditandai oleh munculnya Total
Physical Response (TPS) dari James Asher, The Natural Approach, dan Silent
Periodnya. ketiga teori ini menyatakan bahwa menyimak bukanlah suatu kegiatan satu
arah.
B. Tujuan Menyimak
Solchan menyebutkan ada dua aspek tujuan yang perlu diperhatikan dalam proses
menyimak, yaitu: adanya pemahaman dan tanggapan penyimak terhadap pesan
pembicara, dan pemahaman dan tanggapan penyimak terhadap pesan itu sesuai dengan
kehendak pembicara. Berdasarkan dua asapek tujuan tersebut, kalau di perinci lebih jauh
maka tujuan menyimak dapat disusun sebagai berikut:
1. Mendapatkan fakta. Mendapatkan fakta dapat dilakukan dengan berbagai cara, bisa
melalui keterampilan menyimak bisa pula melalui membaca. Menyimak sesuatu
informasi bisa didapat melalui radio, televisi, pertemuan maupun ceramah- ceramah.
Sedangkan membaca bisa dilakukan melalui koran, majalah dan buku- buku.
2. Menganalisis fakta. Tujuan menyimak adalah menganalisis fakta yang merupakan
proses menaksir fakta- fakta atau informasi sampai pada tingkat unsur- unsurnya dan
menaksir sebab akibat yang terkandung dalam fakta tersebut. Tujuan penyimak
supaya lebih bisa memahami informasi yang diperolehnya. Selanjutnya fakta- fakta
tersebut dianalisis lebih mendalam sehingga betul- betul dipahami maknanya.
3. Mengevaluasi fakta. Jika fakta itu sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan berarti
fakta itu dapat diterima. Tapi jika data tersebut kurang bermutu dan tidak akurat serta
kurang relevan dengan pengetahuan dan pengalaman penyimak maka penyimak akan
menolak fakta tersebut.
4. Mendapatkan inspirasi. Inspirasi sering digunakan untuk alasan dalam menyimak,
atau semata- mata mendapatkan inspirasi atau ilham. Pembicaraan inspiratif cukup
banyak apalagi pembicara bisa dan pandai mendorong, menyenyuh emosi pendengar
untuk memberikan semangat. Jika seseorang memerlukan inspirasi dalam hal
pendidikan tentunya harus banyak menyimak dalam hal- hal pendidikan.
5. Mendapatkan hiburan. Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan hiburan, dan
hiburan tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber dengan menggunakan kegiatan
menyimak yang bisa menyegarkan pikiran, menyenangkan hati dan menghibur diri.
Hiburan bisa diperoleh dari radio dan televisi.
6. Memperbaiki kemampuan berbicara. Menyimak dapat memperbaiki kemampuan
seseorang dalam berbicara dan menyampaikan pikiran. Penyimak harus mampu
memilih dan menyusun kata- kata sehingga bermakna karena kegiatan menyimak
bukan kegiatan yang disengaja.
Sedangkan Hunt menyatakan bahwa tujuan menyimak adalah sebagai berikut :
1. Untuk memperoleh informasi yang bersangkut paut dengan pekerjaan atau profesi.
2. Agar menjadi lebih efektif dalam hubungan antar pribadi dalam kehidupan sehari-
hari di rumah, di tempat kerja, dan di dalam kehidupan bermasyarakat.
3. Untuk mengumpulkan data agar dapat membuat kesimpulan-kesimpulan yang masuk
akal.
4. Agar dapat memberikan respons yang tepat terhadap segala sesuatu yang didengar.
Kemampuan menyimak siswa sekolah dasar
Tujuan utama pengajaran bahasa indonesia adalah agar para siswa terampil
berbahasa, dalam pengertian terampil menyimak, terampil berbicara, terampil membaca,
dan terampil menulis.
1. Kelas satu (5 1/2 – 7 tahun)
a. Menyimak untuk menjelaskan, menjernihkan pikiran dan untuk mendapat
jawaban atas pertanyaan.
b. Dapat mengulangi secara tepat apa-apa yang telah didengarkan.
c. Menyimak bunyi-bunyi tertentu pada kata-kata lingkungan.

2. Kelas dua (6 1/2 – 8 tahun)


a. Menyimak dengan kemampuan memilih yang meningkat.
b. Membuat saran-saran, usul-usul, dan mengemukakan pertanyaan untuk
mengecek pengertiannya.
c. Sadar akan situasi, bila sebaiknya menyimak atau sebaliknya.

3. Kelas tiga dan empat (7 1/2 – 10 tahun)


a. Sungguh-sungguh sadar akan nilai menyimak sebagai sumber informasi dan
kesenangan. Menyimak pada laporan orang lain, dengan maksud tertentu serta
dapat menjawab pertanyaan yang bersangkutan dengan itu.
b. Memperlihatkan keangkuhan dengan kata-kata atau ekspresi yang tidak mereka
pahami maknanya.

4. Kelas lima dan enam (91/2 – 11 tahun)


a. Menyimak secara kritis terhadap kekeliruan, kesalahan, propaganda, dan
petunjuk yang keliru.
b. Menyimak pada aneka ragam cerita puisi, rima kata-kata, dan memperoleh
kesenangan dalam menemui dalam tipe-tipe baru.

C. Teknik dan Strategi Menyimak di Sekolah Dasar


Teknik atau cara pengajaran menyimak di Sekolah Dasar dapat dilakukan secara
variatif untuk menghindari kesan yang monoton terhadap strategi mengajar guru di
Sekolah Dasar. Selain itu, melalui penggunaan teknik menyimak yang beragam
menjadikan pembelajaran lebih menarik bagi siswa. Adapun beberapa teknik dan strategi
menyimak yang dapat digunakan guru dalam proses belajar mengajar di Sekolah Dasar,
di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Teknik Simak-Ulang (Menirukan)
Tehnik ini siswa harus menyimak apa yang diucapkan guru, setelah itu siswa harus
mengucapkan ulang apa yang disimaknya. Model ucapan yang akan diperdengarkan
secara cermat oleh guru. Isi model ucapan dapat berupa fonem, kata, kalimat,
ungkapan, kata-kata mutiara, peribahasa, dan puisi-puisi pendek. Model itu dapat
diucapkan langsung atau direkam.

2. Teknik Simak-Tulis (Dikte)


Simak-Tulis mirip dengan Simak-Ulang. Siswa menyimak apa yang dikatakan guru
atau dari rekaman, kemudian siswa harus menuliskannya. Bahan yang ada pada
Simak-Ulang Ucap dapat digunakan dalam Simak-Tulis (Dikte).

3. Teknik Simak-Kerjakan
Tehnik ini, mula-mula siswa menyimak apa yang diperdengarkan oleh guru,
kemudian siswa harus mengerjakan apa yang dikerjakan atau dikatakan dalam
kegiatan menyimak tadi. Model biasanya berupa kalimat-kalimat perintah.

4. Teknik Simak-Terka
Guru menyusun deskripsi suatu benda atau mainan siswa yang paling disukainya
atau gambar foto tanpa menyebutkan nama bendanya. Deskripsi diperdengarkan
kepada siswa. Siswa menyimak teks deskripsi dan harus menerkanya.
5. Teknik Memperluas Kalimat
Guru menyebutkan sebuah kalimat. Siswa mengucapkan kembali kalimat tersebut.
Kembali guru mengucapkan kalimat tadi. Kemudian guru mengucapkan kata atau
kelompok kata lain. Siswa melengkapi kalimat tadi dengan kelompok kata yang
disebutkan terakhir oleh guru. Hasilnya kalimat yang diperluas.
6. Teknik Menyelesaikan Cerita
Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok beranggotakan 3-4
orang. Guru memanggil anggota kelompok pertama maju kedepan kelas. Yang
bersangkutan disuruh bercerita, judul bebas. Setelah siswa pertama selesai bercerita
seperempat misalnya, siswa kedua anggota kelompok itu harus meneruskan cerita
temannya yang pertama tadi, terus sampai anggota kelompok selesai kebagian
giliran. Siswa yang belum ke depan harus menyimak dengan baik, sebab ada
kemungkinan giliran jatuh kepada orang yang tidak menyimak. Siswa harus siap
meneruskan cerita.
7. Tehnik Membuat Rangkuman
Siswa menyimak cerita atau teks nonsastra yang agak panjang. Setelah itu siswa
diharuskan membuat rangkuman apa yang telah disimaknya tadi. Apa yang disimak
harus dirangkum menjadi sesingkat mungkin, tapi yang singkat itu tetap
menjelaskan yang panjang.
8. Teknik Menemukan Benda
Guru mengumpulkan sejumlah benda. Benda-benda itu sebaiknya sudah dikenalkan
oleh siswa. Benda-benda itu dimasukkan kedalam sebuah kotak terbuka. Kemudian
guru menyebutkan nama sesuatu benda. Siswa mencari benda yang diucapkan guru.
Bila sudah ditemukan, diperlihatkan kepada teman-temannya.

Menurut Ngalimun strategi meningkatkan kemampuan menyimak adalah:


a) Guru harus mendiskusikan etiket sopan santun dalam menyimak dan perbedaan
antara kritik yang konstruktif dan kritik negatif.
b) Siswa diberi kesempatan untuk menyimak berulang-ulang wacana yang
dijadikan materi pembelajaran menyimak, kemudian siswa yang tergolong lemah
dalam menyimak diberi tugas dalam mencari kata-kata kunci dan tugas
selanjutnya setelah mendengarkan sejumlah frasa.
c) Setelah membacakan cerita atau dongeng, guru hendaknya mengadakan diskusi
mengenai bagian-bagian cerita atau dongeng tersebut yang patut dipuji atau perlu
diperbaiki.
D. Pengertian Berbicara
Berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan
yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh
manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasanatau ide yang dikombinasikan.
Menurut Djago Tarigan menjelaskan bahwa berbicara adalah keterampilan
menyampaikan pesanmelalui bahasa lisan. Tarigan juga menjelaskan bahwa berbicara
adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.
Berbicara pada hakikatnya merupakan suatu proses berkomunikasi sebab di
dalamnya terjadi pemindahan pesan dari suatu sumber ke tempat lain. Dalam proses
komunikasi terjadi pemindahan pesan dari komunikator (pembicara) kepada komunikan
(pendengar). Komunikator adalah seseorang yang memiliki pesan. Pesan yang akan
disampaikan kepada komunikan lebih dahulu diubah ke dalam simbol yang dipahami
oleh kedua belah pihak. Simbol tersebut memerlukan saluran agar dapat dipindahkan
kepada komunikan. Bahasa lisan adalah alat komunikasi berupa simbol yang dihasilkan
oleh alat ucap manusia. Saluran untuk memindahkannya adalah udara.Selanjutnya,
simbol yang disalurkan lewat udara diterima oleh komunikan. Karena simbol yang
disampaikan itu dipahami oleh komunikan, ia dapat mengerti pesan yang disampaikan
oleh komunikator.
Berbicara merupakan bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor
fisik, psikologis, neurologis, semantik, dan linguistik. Pada saat berbicara seseorang
memanfaatkan faktor fisik yaitu alat ucap untuk menghasilkan bunyi bahasa. Bahkan
organ tubuh yang lain seperti kepala, tangan, dan roman muka pun dimanfaatkan dalam
berbicara. Berbicara tidak lepas dari faktor neurologis yaitu jaringan syaraf yang
menghubungkan otak kecil dengan mulut, telinga, dan organ tubuh lain yang ikut dalam
aktivitas berbicara. Demikian pula faktor semantik yang berhubungan dengan makna,
dan faktor linguistik yang berkaitan dengan struktur bahasa selalu berperan dalam
kegiatan berbicara. Bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap dan kata-kata harus disusun
menurut aturan tertentu agar bermakna.
E. Tujuan Berbicara
Tujuan berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran
secara efektif, maka seyogyanyalah pembicara memahami makna segala sesuatu yang
ingin disampaikan, pembicara harus mengevaluasi efek komunikasinya terhadap para
pendengar.
Tujuan umum berbicara menurut Djago Tarigan terdapat lima golongan, berikut
ini.
1) Menghibur
Berbicara untuk menghibur berarti pembicara menarik perhatian pendengar dengan
berbagai cara seperti humor, spontanitas, menggairahkan, kisah-kisah jenaka,
petualangan dan sebagainya. Untuk menimbulkan suasana gembira pada
pendengarnya.
2) Menginformasikan
Berbicara untuk tujuan menginformasikan, untuk melaporkan dilaksanakan bila
seorang guru, (a) menjelaskan suatu proses, (b) menguraikan, menafsirkan, atau
menginterpretasikan sesuatu hal, (c) memberi, menyebarkan atau menanamkan
pengetahuan, (d) menjelaskan kaitan.
3) Menstimulasi
Berbicara untuk menstimulasi pendengar jauh lebih kompleks dari tujuan berbicara
lainnya, sebab berbicara itu harus pintar merayu, mempengaruhi, atau meyakinkan
pendengarnya.
4) Menggerakkan
Berbicara untuk menggerakkan diperlukan pembicara yang berwibawa, panutan atau
tokoh idola masyarakat.
F. Strategi Berbicara di Sekolah Dasar
Strategi berbicara menurut Modul untuk Profesional Persiapan Pengajaran Asisten
dalam Bahasa Asing adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan Minimal Tanggapan
Bahasa peserta didik yang kurang percaya diri dalam kemampuan mereka
untuk berpartisipasi dengan sukses dalam interaksi lisan sering mendengarkan dalam
keheningan sementara yang lain yang bicara. Salah satu cara untuk mendorong
peserta didik tersebut untuk mulai berpartisipasi adalah untuk membantu mereka
membangun suatu persediaan tanggapan minimal yang mereka dapat digunakan
dalam berbagai jenis pertukaran.. tanggapan tersebut dapat sangat berguna untuk
pemula. Tanggapan Minimal dapat diprediksi bahwa peserta percakapan digunakan
untuk menunjukkan pemahaman, perjanjian, keraguan, dan tanggapan lain untuk apa
yang dikatakan pembicara lain. Memiliki stok tanggapan tersebut memungkinkan
pelajar untuk fokus pada apa peserta lain katakan, tanpa harus secara simultan
rencana tanggapan.
2. Menggunakan Bahasa Untuk Berbicara Tentang Bahasa
Bahasa peserta didik sering terlalu malu atau malu untuk mengatakan sesuatu
ketika mereka tidak mengerti pembicara lain atau ketika mereka menyadari bahwa
mitra percakapan tidak mengerti mereka. Guru dapat membantu siswa mengatasi
keengganan ini dengan meyakinkan mereka bahwa kesalahpahaman dan kebutuhan
untuk klarifikasi dapat terjadi pada berbagai tipe interaksi, apapun bahasa peserta
tingkat keterampilan. Guru juga dapat memberikan strategi siswa dan frase yang
digunakan untuk klarifikasi dan cek pemahaman. Dengan mendorong siswa untuk
menggunakan frase klarifikasi di kelas saat terjadi kesalahpahaman, dan dengan
menanggapi positif ketika mereka melakukannya, guru dapat menciptakan
lingkungan praktek otentik di dalam kelas itu sendiri. Ketika mereka
mengembangkan kontrol dari strategi berbagai klarifikasi, siswa akan mendapatkan
kepercayaan diri dalam kemampuan mereka untuk mengelola berbagai situasi
komunikasi yang mungkin mereka hadapi di luar kelas. Setelah mengetahui langkah-
langkah atau strategi dalam meningkatkan kemampuan berbicara, maka kemampuan
berbicara diharapkan dapat meningkat.Kemampuan berbicara sangat penting dalam
kehidupan manusia pada umumnya. Kemampuan berbicara yang baik dapat
menunjang segala aktifitas yang ada, contohnya:
a. Sebagai calon guru tentunya harus memiliki kemampuan berbicara yang baik
agar dalam menyampaikan materi kepada siswa akan berjalan dengan baik.
b. Ketika dihadapkan pada suatu forum, seminar dan diskusi dipastikan sang
partisipan harus memiliki kemampuan berbicara yang sangat baik. Karena di
dalam forum tersebut tentunya sang partisipan diajak untuk berargumen yang
didukung dengan kemampuan berbicara yang baik.
c. Pada situasi wawancara, kemampuan berbicara yang baik tentu diperlukan untuk
menunjang kemampuan menjawab pertanyaan dalam wawancara.
G. Hubungan Menyimak dan Berbicara
Berbicara dan menyimak adalah dua kegiatan berbeda namun erat dan tidak
terpisahkan. Ibarat mata uang, satu sisi ditempati kegiatan berbicara dan satu sisi lainnya
ditempati kegiatan menyimak. Kegaiatan menyimak pasti dilakukan terlebih dahulu
daripada kegiatan berbicara. Kegiatan berbicara dan menyimak saling melengkapi dan
berpadu menjadi komunikasi lisan, seperti dalam bercakap-cakap, diskusi,  bertelepon ,
tanya-jawab dan interviuw. Keterampilan menyimak merupakan dasar untuk belajar
bahasa. Sedangkan keterampilan berbicara perlu menggunakan bahasa. Jadi dapat
disimpulkan bahwa keterampilan menyimak pasti didapatkan terlebih dahulu daripada
keterampilan berbicara. Bahkan sejak bayi di dalam kandungan sudah mampu untuk
menyimak dan mengingat kata yang dibisikkan oleh orang tua.
Dalam komunikasi lisan, pembicara dan penyimak berpadu dalam suatu kegiatan
yang resiprokal berganti peran secara spontan, mudah, dan lancar dari pembicara
menjadi penyimak, dan dari penyimak menjadi pembicara. Pembicara cemas akan
kepastian responsi pendengar. Pembicara baru dapat memberikan responsi pendengar
setelah dia mendapat responsi dari penyimak. Pendengar baru dapat memberikan
responsi yang tepat bila ia memahami pesan yang disampaikan pembicara.
Kegiatan berbicara dan menyimak saling mengisi, saling melengkapi. Tidak ada
gunanya orang berbicara bila tidak ada orang yang menyimaknya. Tidak mungkin orang
menyimak bila tidak ada orang yang berbicara. Karena itulah maka dikatakan kegiatan
berbicara dan menyimak merupakan kegiatan yang resiprokal. Melalui kegiatan
menyimak siswa mengenal ucapan kata, struktur kata dan struktur kalimat. Pengenalan
terhadap cara mengucapkan kata, mengenal dan memahami struktur kalimat merupakan
landasan yang kuat bagi pengembangan keterampilan menyimak.
Menurut Brooks berbicara dan menyimak merupakan kegiatan komunikasi dua
arah yang langsung, merupakan komunikasi tatap muka atau face-to-face
communication. Hal-hal yang dapat memperlihatkan eratnya hubungan antara berbicara
dan menyimak adalah sebagai berikut.
a. Ujaran ( speech ) biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru ( imitasi ) ; oleh
karena it, model atau contoh yang disimak serta direkam oleh sang anak sangat
penting dalam penguasaan serta kecakapan berbicara
b. Kata-kata yang dipakai serta dipelajari oleh sang anak biasannya ditentukan oleh
sang perangsang ( stimuli ) yang ditemuinya ( misalnya kehidupan desa, kota ) dan
kata-kata yang paling banyak memberi bantuan atau pelayanan dalam penyampaian
gagasan-gagasannya.
c. Ujaran sang anak memencerminkan pemakaian bahasa di rumah dan di masyarakat
tempatnya hidup. Hal ini biasanya terlihat jelas dalam ucapan, intonasi, kosa kata,
dan pola-pola kalimatnya.
d. Anak yang lebih kecil lebih dapat memahami kalimat-kalimat yang jauh lebih
panjang dan rumit tinimbang kalimat-kalimat yang dapat diucapkannya.
e. Meningkatkan keterampilan menyimak berarti pula meningkatkan kualitas berbicara
seseorang.
f. Bunyi suara merupakan suatu faktor penting dalam peningkatan cara pemakaian kata-
kata sang anak., oleh karena itu maka sang anak akan tertolong kalau dia mendengar
serta menyimak ujaran-ujaran yang baik dan benar dari para guru, rekaman-rekaman
yang bermutu, cerita-cerita yang bernilai tinggi , dan lain-lain.
g. Berbicara dengan bantuan alat-alat peraga akan menghasilkan penangkapan
informasi yang lebih baik dari pihak penyimak. Umumnya sang anak
mempergunakan bahasa yang di dengar serta disimaknya
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menyimak merupakan keterampilan berbahasa paling awal yang dilakukan
oleh manusia. Sebelum anak dapat berbicara, membaca dan menulis, kegiatan
menyimaklah yang pertama dilakukan. Solchan menyebutkan ada dua aspek tujuan
yang perlu diperhatikan dalam proses menyimak, yaitu: adanya pemahaman dan
tanggapan penyimak terhadap pesan pembicara, dan pemahaman dan tanggapan
penyimak terhadap pesan itu sesuai dengan kehendak pembicara.
Teknik atau cara pengajaran menyimak di Sekolah Dasar dapat dilakukan
secara variatif untuk menghindari kesan yang monoton terhadap strategi mengajar
guru di Sekolah Dasar. Berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat
didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot dan
jaringan otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasanatau ide yang
dikombinasikan. Menurut Djago Tarigan menjelaskan bahwa berbicara adalah
keterampilan menyampaikan pesanmelalui bahasa lisan. Tujuan berbicara adalah
untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka
seyogyanyalah pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin disampaikan,
pembicara harus mengevaluasi efek komunikasinya terhadap para pendengar.
Hubungan Menyimak dan Berbicara adalah dua kegiatan berbeda namun erat
dan tidak terpisahkan. Ibarat mata uang, satu sisi ditempati kegiatan berbicara dan
satu sisi lainnya ditempati kegiatan menyimak. Keterampilan menyimak merupakan
dasar untuk belajar bahasa. Sedangkan keterampilan berbicara perlu menggunakan
bahasa. Jadi dapat disimpulkan bahwa keterampilan menyimak pasti didapatkan
terlebih dahulu daripada keterampilan berbicara. Bahkan sejak bayi di dalam
kandungan sudah mampu untuk menyimak dan mengingat kata yang dibisikkan oleh
orang tua.
B. Saran
Demikian makalah ini kami susun dengan segala keterbatasan. Oleh sebab itu
kami membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan
makalah selanjutnya. Terimakasih atas perhatian pembaca. Semoga makalah kami
bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

Akmaliah, A. 2016. Makalah Strategi Pembelajaran Keterampilan Menyimak.


http://bahasadansastraindonesiaa3.blogspot.com/2016/12/makalah-
strategipembelajaran.html (Diakses pada tanggal 2 Desember)
Anonim. 2019. Strategi Kemampuan Berbicara Siswa SD.
http://bahanajarsemester2.blogspot.com/2019/01/strategi-meningkatkan-
kemampuan.html?m=1 (Diakses pada tanggal 2 Desember)
Fatoni, H.R. 2009. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Menyimak Berbicara.
https://fatonipgsd071644221.wordpress.com/2009/12/27/strategi-pembelajaran-bahasa-
indonesia-sd-menyimak-berbicara/ (Diakses pada tanggal 2 Desember)
Kayustarina, F. 2016. Makalah Menyimak.
http://fitrikayustarina.blogspot.com/2016/01/makalah-menyimak.html?m=1 (Diakses
pada tanggal 2 Desember)
Nurhasanah, R. 2016. Makalah Strategi Meningkatkan Kemampuan Siswa Berbicara.
http://khaikahasanah.blogspot.com/2016/10/makalah-strategi-meningkatkan-
kemampuan.html?m=1 (Diakses pada tanggal 2 Desember)
Nurmasari, L. 2016. Makalah Hubungan antar Keterampilan Menyimak dan Berbicara.
https://lindanurmasari.blogspot.com/2016/05/makalah-hubungan-antar-
keterampilan.html?m=1 (Diakses pada tanggal 2 Desember)
Rucy, Z. P. Aurora, M. S. Ervina, D. A. Tiara, D. S. Bagas, S. 2015. Makalah Strategi
Pembelajaran Menyimak. http://bagazz1995.blogspot.com/2015/03/makalah-strategi-
pembelajaran-menyimak.html (Diakses pada tanggal 2 Desember)
Situmorang, L. (2019). Penelitian Tentang Kemampuan Menyimak Siswa Kelas IV SD
Negeri 068003 Perumnas Simalingkar Medan Tahun Ajaran 2018/2019 (Doctoral
Dissertation, Universitas Quality).
Suarsih, C. (2018). Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa dengan Menerapkan
Metode Show And Tell Pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Penelitian
Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas II di SD Negeri Sumurbarang Kecamatan Cibogo
Kabupaten Subang Tahun Pelajaran. JPG: Jurnal Penelitian Guru Fkip Universitas
Subang, 1(01).
Tindaon, Y.A. 2012. Hubungan Menyimak dengan Berbicara.
http://yosiabdiantindaon.blogspot.com/2012/05/hubungan-menyimak-dengan-
berbicara.html (Diakses pada tanggal 2 Desember)

Anda mungkin juga menyukai