Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gerakan literasi sekolah adalah salah satu program yang sangat penting di terapkan
pada bidang pendidikan, karena program tersebut mampu untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik dalam membaca dan menulis. Menurut Abidin, dkk (2017:1) orang
yang mampu memahami suatu bacaan dan tulisan atau tidak buta huruf maka orang tersebut
bisa dikatakan mengetahui akan sastra. Kemampuan berliterasi peserta didik berkaitan erat
dengan tuntutan keterampilan membaca yang berujung pada kemampuan memahami,
meneliti dan menerapkan. Menurut Antoro (2017:39) tenaga pendidik merupakan orang yang
mampu mengondisikan suasana batin peserta didik bahwa membaca dan menulis adalah
aktivitas menyenangkan akan meraih kepuasan atas program literasi. Faktanya masih banyak
sekolah yang belum mampu menerapkan literasi.
Ada beberapa faktor yang menjadi kendala belum terlaksananya program literasi,
salah satunya setiap sekolah memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menerapkan
program literasi. Menurut Fianto, dkk (2017) dalam mengembangkan budaya literasi bangsa
salah satunya melalui penyediaan bahan bacaan dan peningkatan minat baca peserta didik.
Maka dari itu perlunya pembinaan yang matang dalam menjalankan program gerakan literasi
sekolah. Pembinaan minat baca dan tulis yang matang merupakan salah satu program paling
penting karena bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan dan kreativitas pada peserta didik.
Menurut Sulistyo (2017:1) tujuan umum dari gerakan literasi sekolah adalah untuk
menumbuh kembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan berbagai macam
literasi yang diwujudkan dalam gerakan literasi sekolah, agar menjadi pembelajaran
sepanjang hayat.
Kegiatan gerakan literasi sekolah tentunya melibatkan semua warga sekolah mulai
dari guru, orang tua/wali murid, masyarakat dan khususnya peserta didik. Perlu diketahui
karena peserta didik merupakan pelaku utama yang terlibat dalam gerakan literasi sekolah.
Tetapi tidak semua peserta didik mempunyai minat gemar membaca dan menulis khususnya
peserta didik tingkat sekolah dasar. Tentunya tidak hanya literasi membaca dan menulis saja
melainkan literasi tersebut banyak macammacamnya. Gerakan literasi sekolah dalam ruang
lingkup pendidikan tentu banyak macamnya. Ada literasi matematika, literasi sains, literasi
membaca, literasi menulis, literasi digital. Peneliti akan membahas tentang literasi membaca
dan menulis. Menurut Tarigan (2008:7) membaca merupaan suatu proses yang dilakukan

1
seseorang untuk memperoleh pesan yang hendak di sampaikan oleh penulis melalui media
kata-kata atau bahasa tulis. Maka dari itu perlunya mengajarkan peserta didik dalam kegiatan
membaca agar peserta didik mampu memahami, menerapkan dan mencerna suatu informasi
dari teks yang di baca.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan harapan dan kenyataan yang terkandung dalam latar belakang diatas,
maka rumusan masalah yang dapat kami ambil, menimbang dari latar belakang tersebut yaitu
sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana Pengertian dari Gerakan Literasi Sekolah Dasar?
1.2.2 Bagaimana Tujuan Gerakan Literasi Sekolah Dasar ?
1.2.3 Bagaimana Tahap-Tahap Penerapan Gerakan Literasi Sekolah Dasar ?

1.3 Tujuan
Beranjak dari rumusan masalah diatas maka tujuan bagi kita saat mempelajari Hakikat
Karya Ilmiah, Karakteristik, Macam-macam Karya Ilmiah dan Tujuan serta Manfaat
Penulisan Karya Ilmiah adalah agar kita dapat :
1.3.1 Memahami dan mengetahui Pengertian dari Gerakan Literasi Sekolah Dasar
1.3.2 Memahami dan mengetahui Tujuan Gerakan Literasi Sekolah Dasar
1.3.3 Memahami dan mengetahui Tahap-Tahap Penerapan Gerakan Literasi Sekolah
Dasar

1.4 Manfaat
Setelah mempelajari dan memahami Pengertian, tujuan dan langkah-langkah
penerapan Gerakan Literasi Sekolah Dasar diatas maka manfaat yang diperoleh adalah :
1.4.1 Manfaat bagi kelompok
Makalah Gerakan Literasi Sekolah Dasar yang kami kerjakan ini memberikan
kami pemahaman terkait dengan Pengertian, tujuan dan langkah-langkah penerapan
Gerakan Literasi Sekolah Dasar.
1.4.2 Bagi mahasiswa/i dan pembaca
Mahasiswa/i dan atau pembaca dapat mempelajari kajian materi yang telah
kami kemas ini untuk mengisi dan mengembangkan pengetahuan terkait dengan
Pengertian, tujuan dan langkah-langkah penerapan Gerakan Literasi Sekolah Dasar.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Gerakan Literasi Sekolah Dasar


Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2016) pada buku panduan
Gerakan Literasi Sekolah Di Sekolah Dasar menyatakan bahwa Literasi adalah kemampuan
mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas,
antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan berbicara. Literasi penguasaan
sistem-sistem tulisan konvensi-konvensi yang menyertainya. UNESCO menjelaskan bahwa
kemampuan literasi merupakan hak setiap orang dan merupakan dasar untuk sepanjang hayat.
Kegiatan literasi merupakan aktivitas membaca dan menulis yang terkait dengan pengetahuan
membaca dan menulis terkait dengan pengetahuan, bahasa dan budaya (Rahayu, 2016:17).
Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2016), Dalam buku Panduan
Gerakan Literasi Sekolah Di Sekolah Dasar menyatakan bahwa Gerakan Literasi Sekolah
merupakan upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai
organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan public.
Pengertian literasi menurut Kern (2000: 23), literasi adalah praktik-praktik
menginterpretasikan makna teks melalui situasi sosial, dan historis, serta kultural. Dari
beberapa paparan tersebut dapat disimpulkan literasi merupakan kemampuan dalam
mengakses, memahami, dan menggunakan informasi sebagai proses berpikir, membaca,
intrepretasi kemudian diwujudkan berupa tindakan menulis atau berbicara.
Pada buku Panduan Gerakan Literasi Nasional (Kemendikbud 2017) menyatakan
bahwa ada 6 (enam) dimensi literasi, yaitu:
a. Literasi Baca dan Tulis
Yaitu pengetahuan dan kecakapan untuk membaca, menulis, mencari, menelusuri,
mengolah, dan memahami informasi untuk menganalisis, menanggapi, dan
menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan, mengembangkan pemahaman dan
potensi, serta untuk berpartisipasi di lingkungan sosial.
b. Literasi Numerasi
Yaitu pengetahuan dan kecakapan untuk (a) bisa memperoleh, menginterpretasikan,
menggunakan dan mengomunikasikan berbagai macam angka dan simbol matematika
untuk memecahkan masalah praktis

3
dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari; (b) bisa menganalisis
informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan, dsb.) untuk
mengambil keputusan.
c.Literasi Sains
Yaitu pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk mampu
mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena
ilmiah, serta mengambil simpulan berdasarkan fakta, memahami
karakteristik sains, membangun kesadaran bagaimana sains dan teknologi membentuk
lingkungan alam, intelektual dan budaya, serta meningkatkan kemauan untuk terlibat
dan peduli dalam isu-isu yang terkait sains.
d. Literasi Digital
Yaitu pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat
komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat
informasi, dan memanfaatkannyasecara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh
hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari.
e. Literasi Finansial
Yaitu pengetahuan dan kecakapan untuk mengaplikasikan (a) pemahaman tentang
konsep dan risiko, (b) keterampilan, dan(c) motivasi dan pemahaman agar dapat
membuat keputusan yang efektif dalam konteks finansial untuk meningkatkan
kesejahteraan finansial, baik individu maupun sosial, dan dapat berpartisipasi dalam
lingkungan masyarakat.
f. Literasi Budaya dan Kewargaan
Yaitu pengetahuan dan kecakapan dalam memahami dan bersikap terhadap
kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa. Sementara itu, literasi kewargaan
adalah pengetahuan dan kecakapan dalam memahami hak
dan kewajiban sebagai warga masyarakat.

Berdasarkan pendapat diatas maka menurut kelompok kami, pengertian dari Literasi
adalah sebuah gerakan, suatu usaha dalam upaya untuk menumbuhkan dan meningkatkan
budi pekerti siswa sekolah dasar yang bertujuan agar siswa sekolah dasar memiliki budaya
membaca dan menulis sehingga tercipta pembelajaran sepanjang hayat. Kegiatan rutin ini
dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan
membaca. Gerakan Literasi Sekolah adalah gerakan sosial dengan dukungan kolaboratif

4
berbagai elemen. Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa pembiasaan membaca
bagi siswa sekolah dasar.

2.2 Tujuan Gerakan Literasi di Sekolah Dasar


Dijelaskan dalam Desain Induk GLS memiliki dua tujuan yakni secara khusus dan
umum. Tujuan secara umum yakni menumbuh kembangkan budi pekerti peserta didik
melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah, sedangkan tujuan khusus memiliki beberapa
poin diantaranya; menumbuhkan budaya literasi di sekolah, meningkatkan kapasitas warga
dan lingkungan sekolah agar literat, menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang
menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan, serta
menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan
mewadahi berbagai strategi membaca.
Menurut Abidin (2015: 23) mengatakan, tujuan pembelajaran literasi abad ke-21
yakni;
1) menciptakan siswa menjadi pembaca, penulis, dan komunikator yang efektif;
2) mengembangkan kemampuan dan kebiasaan berpikir;
3) mendorong dan mengeksplorasi motivasi belajar;
4) menumbuhkan kemandirian siswa. Tujuan pembelajaran literai tersebut selaras
dengan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) melalui Kemendikbud yang turut melakukan
perubahan kurikulum, yakni dari KTSP menjadi Kurikulum 2013.
Tujuan dari kegiatan literasi yakni melakukan usaha sadar pemerintah untuk
pendidikan di Indonesia agar “melek huruf’ yang cerdas dan memiliki kapasitas kemampuan
untuk bersaing menghadapi kemajuan jaman. Selaras dengan program GLS yang di
canangkan oleh mantan Kemendikbud Anies Baswedan, terdapat peraturan yang mengatur
tentang penyelenggaraan kemajuanpendidikan nasional tercantum pada UndangUndang
Dasar 1945 pasal 31 ayat 3 yang berbunyi,“ Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan
ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”.
Setelah adanya kebijakan dari pemerintah perlu adanya tindakan nyata dari peran
pioner pendidikan yang mampu menyentuh langsung kepada anak bangsa/peserta didik yakni
dari orang tua/keluarga dan juga instansi penyelenggara pendidikan/ sekolah. Hal ini selaras
dengan penyataan Aminulloh (2016) menyatakan bahwa, kita perlu gerakan yang bottom up,
yang berasal dari bawah dan bukan dari pemerintah yang top down”. Sehingga perlu adanya
feedback antara pemerintah dengan masyarakat terkait pendidikan.

5
2.3 Tahap-Tahap Penerapan Gerakan Literasi di Sekolah Dasar
Gerakan Literasi Sekolah dilaksanakan secara bertahap dengan mempertimbangkan
kesiapan sekolah di seluruh Indonesia. Kesiapan ini mencakup kesiapan kapasitas sekolah
(ketersediaan fasilitas, bahan bacaan, sarana, prasarana literasi), kesiapan warga sekolah, dan
kesiapan sistem pendukung lainnya (partisipasi publik, dukungan kelembagaan, dan
perangkat kebijakan yang relevan). GLS SD dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap
pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran
1. Tahap pembiasaan
Tahap pembiasaan ialah penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca
(Permendikbud No.23 Tahun 2015).Pembiasaan ini bertujuan untuk menumbuhkan
minat terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca dalam diri warga sekolah.
Penumbuhan minat baca merupakan hal fundamental bagi pengembangan kemampuan
literasi peserta didik.
a. Membaca nyaring
Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat
bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar
untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan seseorang
pengarang. Guru/pustakawan/kepala sekolah/relawan membaca buku atau bahan
bacaan lain dengan nyaring. Setelah membacakan buku, guru meminta peserta didik
mengajukan pertanyaan dan guru mengajukan pertanyaan seandainya peserta didik
tidak bertanya, meminta peserta didik untuk menceritakan ulang bacaan dengan kata-
katanya sendiri, meletakkan buku atau materi bacaan di tempat yang mudah dilihat
dan dijangkau oleh tangan peserta didik, guru mencatat judul buku yang telah
dibacakan.
b. Membaca dalam hati
Membaca dalam hati adalah kegiatan membaca 15 menit yang diberikan
kepada peserta didik tanpa gangguan. Guru menciptakan suasana tenang, nyaman,
agar peserta didik dapat berkonsentrasi pada buku yang dibacanya. Tujuan utama
membaca dalam hati adalah untuk memperoleh informasi. Peserta didik bebas
memilih buku yang sesuai dengan minat dan kesenangannya, setelah itu guru bertanya
kepada peserta didik tentang buku yang dibaca. Peserta didik mencatat judul buku
yang telah dibacanya.

6
Untuk mengetahui prioritas kegiatan ditahap pembiasaan literasi sudah
dilaksanakan di sekolah apabilah telah melaksanakan semua indikator dalam tahap
pembiasaan.
Indikator pencapaian pada tahap pembiasaan yaitu:
1. Ada kegiatan 15 menit membaca
2. Kegiatan 15 menit membaca dilakukan setiap hari (di awal, tengah, atau
menjelang akhir pelajaran).
3. Buku yang dibacakan atau dibaca oleh peserta didik dicatat judul dan nama
pengarangnya dalam catatan harian.
4. Guru, kepala sekolah, dan tenaga kependidikan lain terlibat dalam kegiatan
15 menit dengan membacakan buku atau ikut membaca dalam hati.
5. Ada perpustakaan sekolah atau ruang khusus untuk menyimpan buku non-
pelajaran.
6. Ada sudut baca kelas di tiap kelas dengan koleksi buku non-pelajaran.
7. Ada poster-poster kampanye membaca di kelas, koridor, dan area sekolah
lainnya.
8. Ada bahan kaya teks di tiap kelas.
9. Kebun sekolah, kantin, dan UKS menjadi lingkungan yang kaya literasi.
Terdapat posterposter tentang pembiasaan hidup sehat, kebersihan, dan
keindahan di kebun sekolah, kantin, dan UKS. Makanan di kantin sekolah
diolah dengan bersih dan sehat.
10. Sekolah berupaya untuk melibatkan publik (orang tua, alumni, dan elemen
masyarakat lain) untuk mengembangkan kegiatan literasi sekolah.

2. Tahap pengembangan
Kegiatan literasi pada tahap ini bertujuan mengembangkan kemampuan memahami
bacaan dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi,berpikir kritis, dan mengolah
kemampuan komunikasi secara kreatif melalui kegiatan menanggapi bacaan pengayaan.
a. Membacakan nyaring interaktif Proses membacakan buku ini bersifat interaktif karena
guru meragakan bagaimana berpikir menanggapi bacaan dan menyuarakannya dan
mengajak peserta didik untuk melakukan hal yang sama.
b. Membaca terpandu
Guru memandu peserta didik dalam kelompok kecil (4-6 anak) dalam kegiatan membaca
untuk meningkatkan pemahaman mereka.

7
c. Membaca bersama Guru dapat membaca bersama-sama dengan peserta didik, lalu
meminta peserta didik untuk bergiliran membaca.
d. Membaca mandiri Peserta didik memilih bacaan yang disukainya dan membacanya
secara mandiri. Salah satu bentuk kegiatan membaca mandiri adalah membaca dalam hati
Indikator pencapaian di tahap pengembangan, yaitu:
a. Ada kegiatan membaca 15 menit sebelum pelajaran.
b. Ada kegiatan menanggapi buku pengayaan pada jam pelajaran literasi atau jam kegiatan
di perpustakaan sekolah/ sudut baca kelas atau jam pelajaran yang relevan.
c. Ada koleksi bukubuku pengayaan yang bervariasi.
d.Ada kegiatan menanggapi bacaan melalui kegiatan membacakan nyaring interaktif,
membaca terpandu, membaca bersama, dan membaca mandiri.
e. Ada kegiatan untuk mengapresiasi capaian literasi peserta didik.
f. Ada tim literasi sekolah.

3. Tahap pembelajaran
Kegiatan literasi pada tahap pembelajaran bertujuan mengembangkan kemampuan
memahami teks dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi, berpikir kritis, dan
mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif melalui kegiatan menanggapi teks buku
bacaan pengayaan dan buku pelajaran.
Kegiatan yang dapat dilakukan di tahap pembelajaran antara lain sebagai berikut:
a. Guru mencari metode pengajaran yang efektif dalam mengembangkan kemampuan
literasi peserta didik. Untuk mendukung hal ini, guru dapat melakukan penelitian tindakan
kelas.
b. Guru mengembangkan rencana pembelajaran sendiri dengan memanfaatkan berbagai
media dan bahan ajar.
c. Guru melaksanakan pembelajaran dengan memaksimalkan pemanfaatan sarana dan
prasarana literasi untuk memfasilitasi pembelajaran.
d. Guru menerapkan berbagai strategi membaca (membacakan buku dengan nyaring,
membaca terpandu, membaca bersama) untuk meningkatkan pemahaman peserta didik
terhadap materi pembelajaran.

8
Indikator pencapaian di tahap pembelajaran, yaitu:
a. Ada buku pengayaan yang digunakan dalam pembelajaran semua mata pelajaran.
b. Ada strategi membaca yang digunakan untuk meningkatkan pemahaman peserta didik
terhadap bacaan di semua mata pelajaran.
c. Ada kegiatan menanggapi bacaan dalam bentuk aktivitas lisan, tertulis, seni, kriya, dll,
sesuai dengan kecakapan literasi peserta didik.
d. Ada kegiatan pembelajaran yang berlangsung di perpustakaan sekolah, sudut baca kelas,
area baca sekolah, dll.
e. Ada penghargaan akademik yang mempertimbangkan kecakapan literasi peserta didik.
f. Ada tim literasi sekolah, bekerjasama dengan elemen publik, yang menyelenggarakan
kegiatan literasi di sekolah secara berkala dan rutin.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Gerakan literasi sekolah telah memberikan kontribusi bagi tercapainya kemampuan
membaca siswa, dengan adanya literasi ini kemampuan membaca siswa menjadi meningkat.
Selain itu kegiatan literasi mampu menambah pengetahuan dari peserta didik dan mampu
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Tujuan dari Gerakan Literasi Sekolah Dasar
ini adalah untuk dapat menjadi sarana bagi siswa dalam mengenal dan memahami ilmu yang
didapatkan di sekolah yang memiliki manfaat untuk meningkatkan nilai mata pelajaran dan
meningkatkan kreativitas siswa dalam berpikir. Melalui membaca siswa dapat menyerap
pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupannya.Literasi merupakan keterampilan penting
bagi hidup. Psoses pendidikan begantung pada kemampuan dan kesadaran literasi. Literasi
yang tertanam dalam diri siswa memengaruhi tingkat keberhasilan.
Tahapan pelaksanaan gerakan literasi sekolah yang terdiri dari tiga tahapan yaitu
tahap pembiasaan, tahap pengembangan, dan tahap pembelajaran. Kemampuan berpikir ktitis
siswa dengan adanya gerakan literasi ini mampu mengalami peningkatan. Hal ini dapat
dilihat siswa mampu bertanya, menjawab pertanyaan, memecahkan masalah, membuat
kesimpulan, serta keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil pengamatan. Kemampuan
memperoleh informasi atau mengingat siswa menjadi lebih baik

10
DAFTAR RUJUKAN
Dewi Utama Faizah, dkk., Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar (Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016)

11

Anda mungkin juga menyukai