Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Membaca merupakan kegiatan merespons lambang-lambang tertulis dengan

menggunakan pengertian yang tepat (Ahmad S. Harjasujana dalam St.Y. Slamet, 2008:67).

Hal tersebut berarti bahwa membaca memberikan respons terhadap segala ungkapan

penulis sehingga mampu memahami materi bacaan dengan baik. Sumber yang lain juga

mengungkapkan bahwa membaca merupakan perbuatan yang dilakukan berdasarkan kerja

sama beberapa keterampilan, yakni mengamati, memahami, dan memikirkan (Jazir Burhan

dalam St.Y. Slamet, 2008:67). Secara singkat dapat dikatakan bahwa “reading” adalah

“bringing meaning to and getting meaning from printed orwritten material”,memahami

arti atau makna yang terkandung di dalam bahan tertulis).Kegiatan membaca merupakan

penangkapan dan pemahaman ide, aktivitas pembaca yang diiringi curahan jiwa dalam

menghayati naskah. Proses membaca diawali dari aktivitas yang bersifat mekanis yakni

aktivitas indera mata bagi yang normal, alat peraba bagi yang tuna netra.

Setelah proses tersebut berlangsung, maka nalar dan institusi yang bekerja, berupa

proses pemahaman dan penghayatan. Selain itu aktivitas membaca juga mementingkan

ketepatan dan kecepatan juga pola kompetensi atau kemampuan bahasa, kecerdasan

tertentu dan referen kehidupan yang luas. Dari berbagai pengertian membaca di atas, dapat

ditarik simpulan bahwa kegiatan membaca adalah memahami isi, ide atau gagasan baik

yang tersurat maupun tersirat dalam bahan bacaan.Dengan demikian, pemahaman menjadi

1
produk yang dapat diukur dalam kegiatan membaca, bukan perilaku fisik pada saat

membaca.Hakikat atau esensi membaca adalah pemahaman (St.Y. Slamet, 2008:68).

Azhar Arsyad (2002: Vii) menjelaskan bahwa Salah satu bagian integral dari upaya

pembaruan pendidikan itu adalah media pengajaran. Oleh karena itu, media pembelajaran

menjadi suatu bidang yang sesungguhnya harus dikuasai oleh setiap guru professional.

Belajar dengan Media akan terarah dan dapat menghindarkan diri dari rasa malas dan

menimbulkan kegairahan siswa dalam belajar, yang pada akhirnya akan dapat

meningkatkan daya kemampuan belajar siswa. Keberhasilan proses pembelajaran tidak

terlepas dari para guru, siswa, kurikulum, silabus, RPP, sarana, dan prasarana. Pada

hakikatnya proses belajar adalah proses komunikasi. Kegiatan pembelajaran di kelas

merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri di mana guru dan peserta didik bertukar

pikiran untuk mengembangkan ide. Dalam berkomunikasi sering timbul penyimpangan

sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan efesien. Salah satu usaha untuk mengatasi

keadaan demikian ialah penggunaan media secara terintergrasi dalam proses pembelajaran.

Media pembelajaran sangatlah banyak dan beragam, tetapi jarang yang sesuai untuk

anak SD/MI. Guru harus pandai memperhatikan media yang sesuai dengan keadaan anak

SD/MI. Media baru dapat juga dibuat oleh guru itu sendiri dalam membelajarkan siswa,

khususnya dalam melatih kemampuan belajar membaca anak. Salah satu media baru yang

sesuai dengan keadaan anak-anak dan dapat merangsang pemikiran anak-anak adalah

media big book.

Media Big Book dapat di gunakan pada kelas awal karena memilki karateristik yang

sesuai dengan kebutuhan siswa. Guru dapat memilih Big Book yang isi cerita dan topik nya

2
sesuai dengan tema pelajaran. Bahkan guru dapat membuat sendiri Big Book sesuai dengan

karateristik dan kebutuhan siswa.

Salah satu penunjang keberhasilan pembelajaran membaca adalah penggunaan

media yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa.“Kedudukan media

pengajaran ada dalam komponen metode mengajar sebagai salah satu upaya untuk

mempertinggi proses interaksi guru-siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan

belajarnya.

Big Book dapat digunakan dalam pembelajaran membaca permulaan bagi siswa

kelas I SD/MI. Tulisan pada Big Book cukup besar dan gambarnya menarik. Membaca

dengan menggunakan Big Book baik dilakukan untuk kelas rendah, kelas 1, 2, dan 3

SD/MI karena siswa belum begitu terampil membaca. Kehadiran Big Book tersebut

diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa, terutama

dalam kemampuan membaca siswa, karna membaca adalah suatu kemampuan yang sangat

penting dalam pembelajaran maupun dalam berkomunikasi dengan orang lain, karena

tanpa bisamembaca kita tidak dapat berkomunikasi dengan benar dan belajar dengan baik,

maka kemampuan membaca perlu di ajarkan dari kelas awal.

Berdasarkan dari latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul : KETERAMPILAN MEMBACA LANJUTAN KELAS RENDAH

DENGAN MEDIA BIG BOOK.

B. Rumusan Masalah

Bedasarkan uraian latar belakang di atas maka permasalahan yang ingin dibahas

pada penelitian ini adalah “Bagaimanakah keterampilan membaca lanjutan siswa dengan

menerapkan media big book?

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Analisis

1. Pembelajaran Membaca di Kelas Rendah

Membaca lanjutan dalam pengertian ini adalah membaca lanjut setelah

membaca permulaan dalam teori keterampilan, maksudnya menekankan pada proses

penyandian membaca secara fungsional. Membaca lanjutan yang menjadi acuan adalah

membaca merupakan proses recoding dan decoding (Anderson, 1972: 209).

Membaca merupakan suatu proses yang bersifat fisik dan psikologis. Proses

yang bersifat fisik berupa kegiatan mengamati tulisan secara visual. Dengan indera

visual, pembaca mengenali dan membedakan gambar-gambar bunyi serta

kombinasinya. Pembelajaran membaca lanjutan di kelas I dan II bertujuan agar siswa

memiliki keterampilan memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang

wajar, sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut (Akhadiah, 1991/1992:31).

Pembelajaran membaca lanjutan merupakan tingkatan proses pembelajaran membaca

untuk menguasai sistem tulisan sebagai representasi visual bahasa. Tingkatan ini sering

disebut dengan tingkatan belajar membaca (learning to read). Membaca lanjut

merupakan tingkatan proses penguasaan membaca untuk memperoleh isi pesan yang

terkandung dalam tulisan.Tingkatan ini disebut sebagai membaca untuk belajar

(reading to learn). Kedua tingkatan tersebut bersifat kontinum, artinya pada

tingkatanmembaca permulaan yang fokus kegiatannya penguasaan sistem tulisan, telah

dimulai pula pembelajaran membaca lanjut dengan pemahaman walaupun terbatas.

Demikian juga pada membaca lanjut menekankan pada pemahaman isi bacaan, masih

4
perlu perbaikan dan penyempurnaan penguasaan teknik membaca permulaan (Syafiie:

1996:16). Penyajian materi membaca menulis permulaan dan lanjut sebenarnya tidak

ada keharusan untuk mempergunakan metode tertentu. Guru diberi kebebasan memilih

metode yang dikuasai.

Membaca lanjut merupakan tingkatan proses penguasaan membaca untuk

memperoleh isi pesan yang terkandung dalam tulisan. Tingkatan ini disebut sebagai

membaca untuk belajar (reading to learn). Membaca lanjut adalah ketrampilan

membaca yang baru dapat di lakukan bila si pembaca telah dapat membaca teknik atau

membaca permulaan sebab membaca teknik menjadi dasar membaca lanjut maka dari

itu membaca lanjutan ini dimulai pada kelas tinggi di sekolah dasar.

Jenis jenis membaca tingkat lanjut diantaranya:

 Membaca pemahaman

Membaca pemahaman atau reading for understanding adalah salah satu

bentuk dari kegiatan membaca dengan tujuan utamanya untuk memahami isi

pesan yang terdapat dalam bacaan, membaca pemahaman lebih menekankan pada

penguasaan isi  bacaan bukan pada indah, cepat atau lambatnya

membaca.Pembelajaran membaca pemahaman menurut Akhadiah (1933:37)

dimulai di kelas III  SD/MI yaitu setelah siswa telah memiliki pengetahuan dasar

membaca yang diperolehnya di kelas  I dan II yang diberikan melalui sub-sub

pokok bahasan membaca pemahaman dengan tujuan agar siswa mampu

memahami , menafsirkan serta menghayati isi bacaan.

 Membaca memindai

5
Membaca memindai atau disebut juga membaca tatap atau (scanning)

merupakan kegiatan membaca yang sangat cepa untuk memperoleh informasi

tertentu dari bacaannya, ketika seorang siswa membaca dengan teknik memindai

maka dia akan melampaui banyak kata. Menurut mikulecky dan Jeffries (Rahim

2005 :52) membaca memindau penting untuk meningkatkan kemampuan

membaca. Siswa yang menggunakan teknik Membaca memindai akan mencari

informasi secepat mungkin.

 Membaca layap

Membaca layap atau membaca sekilas (skimming) adalah membaca yang

membuat mata kita bergerak cepat melihat , memperhatikan bahan tertulis untuk

mengetahui isi umum atau bagian dalam suatu bacaan. Membaca dengan cepat

sering dibutuhkan ketika sedang membaca. Menurut mikulecky dan Jeffries

(Rahim 2005 :61) teknik membaca sekilas dibutuhkan pada saat kita ingin

mengetahui sudut pandang penulis tentang sesuatu, menemukan pola organisasi

paragraf atau menemukan gagasan umum dengan cepat .

 Membaca intensif

Membaca intensive atau intensive reading adalah proses membaca yang

dilakukan secara seksama, cermat , dan teliti dalam penangan terperinci yang

dilakukan pada saat membacakarena kegiatan membaca intensif ini tidak semata –

mata merupakan kegiatan membaca saja tetapi lebih menekankan pada

pemahaman isi bacaan dalam kegiatan membaca intensif ini teks yang dibaca

biasanya disajikan teks yang pendek pendek. Tarigan (1992 : 36) mengatakan

bahwa, Hubungan dengan tingkat pemahaman ini adalah  kecepatan membaca.

6
Jelas sekali terlihat bahwa kecepatan akan menurun kalau kedalaman serta

keterperincian pemahaman semakin bertambah, semakin meningkat.namun ada

factor factor lain yang turut campur dalam hal ini, salah satu diantaranya adalah

kejelasan isi teks itu sendirim factor lain adalah pengenalan pembaca terhadap isi

bacaan.

 Membaca nyaring

Membaca nyaring atau membaca bersuara keras merupakan kegiatan

membaca yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan membaca dan

menyimak. Dengan kata lain seluruh siswa yang ada di dalam kelas akan

memperhatikan bahan bacaan sehingga ketika seseorang membaca akan tahu

kesalahannya. Kegiatan yang paling penting untuk membangun pengetahuan dan

keterampilan berbahasa siswa memerlukan membaca nyaring. Program yang kaya

dengan membaca nyaring dibutuhkan untuk semua siswa karena membantu siswa

memperoleh fasilitas menyimak, memperhatikan sesuatu secara lebih baik,

memahami suatu cerita, mengingat secara terus menerus mengungkapkan kata-

kata, serta menilai kata – kata baru yang muncul dalam konteks lain (Crowley dan

Mountain,Rubin dalam Rahim 2005:123)

 Membaca dalam hati

Membaca dalam hati merupakan jenis kegiatan yang berbeda dengan

membacanyaring tetapi memiliki kesamaan tujuan dalam memahami materi yang

terdapat di dlam bacaan. Membaca dalam hati memberi kesempatan pada siswa

untuk memahami teks yang dibacanya secara lebih mendalam. Membaca dalam

hati juga memberi kesempatan guru untuk mengamati reaksi dan kebiasaan

7
membaca siswa, tujuan membaca dalam hati ialah untuk melatih siswa

menangkap arti bacaan itu dalam waktu singkat dan melatih kesanggupan siswa

untuk memusatkan perhatian dan pemikiran terhadap suatu soal, serta melatih

siswa untuk dapat mengambil kesimpulan dari apa yang dibacannya

2. Media Pembelajaran Dalam Pembelajaran Membaca

Sebagaimana disebutkan kata media berarti perantara; penghubung; yang

terletak di antara dua pihak (orang, golongan, dsb); 1 dalam istilah lain media berarti

alat, corong, instrumen, jalan, medium, penghubung, perangkat, perantara, peranti,

saluran, sarana, wahana.2

Wina Sanjaya menjelaskan mengenai istilah pembelajaran sebagai berikut :

Kata “ pembelajaran” adalah terjemahan dari “instruction”. Istilah ini


menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan selain itu istilah ini juga
dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang diasumsikan dapat
mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu lewat berbagai macam media
seperti bahan-bahan cetak, program televisi, gambar, audio, dan lain
sebagainya, sehingga semua itu mendorong terjadinya perubahan peranan guru
dalam mengelola proses belajar mengajar, dari guru sebagai sumber belajar
menjadi guru menjadi sebagai fasilitator dalam belajar mengajar 3.

Sedangkan Cepi Riyana lebih lanjut menjelaskan :

”Pengertian media dalam pembelajaran berarti alat atau saluran komunikasi.


Media pembelajaran selalu terdiri dari dua unsur penting yaitu; unsur peralatan
atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya atau
perangkat lunak (software), namun yang terpenting bukanlah peralatan fisik
media itu, tetapi pesan atau informasi belajar yang dibawa dan terkandung
dalam media tersebut.4

1
Tim Penyusun Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hlm. 931
2
Tim Redaksi, Tim Redaksi, Tesaurus Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional, 2008), hlm. 316.
3
Wina Sanjaya., Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulu Berbasis Kompetensi, (Bandung: Kencana,
2004), hlm 78
4
Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, Hakikat, Pengembangn, Pemanfaatan dan
Penilaian, (Bandung, CV. Wacana Prima, 2007), hlm. 6

8
Ulin Nuha lebih lanjut menjelaskan:

“media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk


menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima, sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian penerima
(siswa) sedemikian rupa sebagai tanda terjadinya proses pembelajaran. 5 Di sisi
lain bahwa media pembelajaran adalah sarana pendidikan yang dapat
digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi
efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran.”6

Secara umum media pembelajaran mempunyai manfaat atau kegunaan:

1) memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.


2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.
3) menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan
sumber belajar.
4) memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan
visual, auditori & kinestetiknya.
5) memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman &
menimbulkan persepsi yang sama.7

Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton, 1985

sebagaimana dikutip Rudi Susilana dan Cepi Riyana mempunyai manfat sebagai:

1) Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar


2) Pembelajaran dapat lebih menarik
3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar
4) Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek
5) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
6) Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun
diperlukan
7) Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses
pembelajaran dapat ditingkatkan
8) Peran guru berubahan kearah yang positif 8

Fungsi media dalam proses pembelajaran ditunjukkan pada Gambar berikut :

5
Ulin Nuha. Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab. (Yogjakarta. Diva Press. 2012), hal. 265-
266.
6
Hujair AH. Sanaky, Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Safira Insania Press, 2009). hlm .4
7
Rudi Susilana dan Cei Riyana, Loc cit, hlm. 9
8
Ibid, hlm. 9-10

9
Gambar 2.1. Bagan Fungsi Media Pembelajaran

Berkaitan dengan pemilihan media ini, menyatakan bahwa kriteria memilih

media yaitu:

1) sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai;


2) tepat untuk mendukung isi pelajaran;
3) praktis, luwes, dan tahan;
4) guru terampil menggunakannya;
5) pengelompokan sasaran; dan
6) mutu teknis.9

3. Media Bigbox Dalam Pembelajaran Membaca

Suyanto (2010: 129) menjelaskan bahwa kegiatan membaca cerita dapat

menggunakan Big Book karenaBig Bookpenuh dengan gambar dan merupakan media

yang benar-benar tepat untuk membaca. Lebih lanjut. Suyanto (2010: 129)

jmenjelaskan Big Book didominasi oleh gambar yang besar dan berwarna. Siswa dapat

membaca bersama-sama atau kelompok. Siswa dapat menirukan guru

membaca.Bahkan, dapat juga untuk membaca secara individual.

Selanjutnya Suyanto (2010: 128-129) juga memaparkan bahwa membaca

dengan menggunakan Big Book tepat dilakukan untuk siswa kelas I, II, atau III SD.

Rata-rata siswa kelas rendah belum terampil membaca. Guru dapat membacakan cerita

dengan lambat. Tentunya siswa akan memperhatikan secara seksama karena Big Book

9
Azar Arsyad, Media Pengajaran. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), hlm. 76-77

10
merupakan buku yang teksnya ditulis dengan huruf besar serta dilengkapi gambar yang

berukuran besar dan berwarna.

Membaca lanjutan diberikan kepada siswa kelas II atau kelas III SD. Tentunya

pada pembelajaran membaca membutuhkan media yang cocok untuk siswa.Big Book

tepat digunakan untuk siswa kelas I SD dalam pembelajaran membaca permulaan.

Menurut Lynch (2008: 1) Big Bookjuga digunakan untuk alasan pedagogis. Big Book

membuat siswa dapat belajar membaca secara mandiri.Big Book membangun

pengalaman membaca bagi siswa.Big Book memperkaya bahasa lisan anak dengan

membaca.Berdasarkan pendapat di atas, membaca permulaan menggunakan media

BigBook dapat memperkaya lisan anak melalui aktivitas membaca.Big Book digunakan

untuk pembelajaran membaca permulaan. Guru bisa menunjuk setiap kata yang dibaca

dan siswa memperhatikan. Big Book memberikan pengalaman membaca yang baru

kepada siswa.

B. Penyelesaian Masalah

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas, jelas dikatakan bahwa media

Big Book berpengaruh terhadap keterampilan membaca permulaan.BigBook merupakan

media buku cerita dengan ukuran besar yang didalamnya terdapat cerita sederhana dan

gambar berwarna. Big Book tentu menarik bagi siswa kelas rendah pada SD/MI. Siswa

akan senang membaca buku cerita dengan banyak gambar dan tulisan yang besar seperti

Big Book. Terlebih, mereka jarang atau bahkan belum pernah membaca cerita dengan Big

Book. Big Book memungkinkan semua siswa di dalam kelas melihat kata-kata dan gambar

saat guru membacakannya. Hal tersebut sama seperti mereka membaca menggunakan

11
Big Book yang ditawarkan di kelas seperti saat bersama keluarga, Stricland dan

Morrow (melalui Mohana Nambiar, 1993: 1). Proses pembelajaran membaca permulaan

dengan Big Book dilakukan secara berulang-ulang. Alasannya, supaya siswa dapat

memgetahui isi bacaan secara jelas.Selain itu, supaya siswa mendapatkan perbendaharaan

kosakata.

Alasan lain membaca dengan Big Book dilakukan berulang-ulang adalah supaya

siswa fasih dalam membaca. Dari pengulangan tersebut, siswa menjadi terampil dan lancer

dalam membaca.Membaca dengan menggunakan Big Book bagi siswa tentu

mengasyikan.Big Book dapat memperkaya kosakata dan informasi siswa.Big Book

membuat siswa aktif dalam membaca karena mengajarkan siswa untuk terus membaca.

Melalui BigBook, guru dapat menjadi model bagaimana mengucapkan kata atau

kalimat tersebut. Big Book berkontribusi dalam pembelajaran membaca permulaan dan

lanjutan sisw Big Book membuat siswa paham akan cerita yang disampaikan karena

terdapat gambar ilustrasi. Dengan demikian, jelas bahwa Big Book berpengaruh terhadap

keterampilan membaca siswa.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Seorang guru yang frofesional harus mampu memilih dan media yang tepat untuk

meningkatkan kemapuan membaca siswa.Salah satu strategi belajar mengajar yang dapat

diterapkan oleh guru dalam upaya peningkatan kemapuan membaca siswa adalah

penerapan media Big Book.

Media Big Book merupakan buku cerita berukuran besar yang dapat digunakan untuk

pembelajaran membaca permulaan.Big Book kaya akan gambar warna warni yang

membuat siswa tertarik.

Di samping itu, Big Book juga membuat siswa dapat membaca dengan jelas karena

tulisan yang disajikan berukuran besar.Big Book tepat digunakan untuk pembelajaran

membaca permulaan kelas rendah.Penerapan media Big Book di harapkan dapat

memberikan pengaruh dalam kemampuan membaca permulaan

B. Saran

Disarankan kepada guru khususnya guru bahasa Indonesia agar

1 Dalam melaksanakan pembelajaran hendaknya guru menggunakan metode dan media

yang tepat agar dapat meningkatkan hasil dan pemahaman siswa mengenai konsep

atau pengetahuan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dan karakteristik siswa.

2 Dalam menerapkan metode pembelajaran hendaknya dilakukan secara variasi

disesuaikan dengan materi pelajaran

3 kunci lain dari keberhasilan pembelajaran adalah tersedianya fasilitas pembelajaran

yang cukup dalam pembelajaran.

13
4 Salah satu pembelajaran bermedia yang dapat dilakukan guru adalah menggunakan

media Big Book dalam pembelajaran agar pembelajaran dapat lebih menarik.

5 Untuk mempermudah dalam pencapaian kompetensi dasar diharapkan kepada guru

untuk lebih mengoptimalkan penggunaan media dan memilih media yang relevan

dengan pembahasan materi pelajaran.

14
DAFTAR PUSTAKA

Azar Arsyad, Media Pengajaran. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997).

Hujair AH. Sanaky, Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Safira Insania Press, 2009).

Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, Hakikat, Pengembangn, Pemanfaatan dan
Penilaian, (Bandung, CV. Wacana Prima, 2007).

Tim Penyusun Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta:
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008).

Tim Redaksi, Tim Redaksi, Tesaurus Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional, 2008).

Ulin Nuha. Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab. (Yogjakarta. Diva Press.
2012).

Wina Sanjaya., Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulu Berbasis Kompetensi, (Bandung:


Kencana, 2004).

15

Anda mungkin juga menyukai