Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara,

membaca, dan menulis) yang penting untuk dipelajari dan dikuasai oleh setiap individu.

Keterampilan membaca memiliki peranan yang penting dalam memperoleh informasi. Hal

ini dikarenakan dengan membaca dapat memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan.

Hampir dalam setiap kegiatan manusia dibutuhkan keterampilan membaca.

Aizid (2011:15-16) menyatakan bahwa membaca itu ibarat makan dan minum. Setiap

orang membutuhkan makan dan minum karena keduanya merupakan kebutuhan primer untuk

bertahan hidup. Begitu pula dengan membaca, kegiatan ini (membaca) menjadi kebutuhan

primer manusia di era yang semakin modern ini. Nuriadi (2008:3) menyatakan bahwa secara

spesifik di bangku sekolah atau perkuliahan, membaca adalah aktivitas wajib yang harus

dilakukan, bukan hanya pembelajar (siswa atau mahasiswa) tetapi guru atau dosen serta semua

pihak yang terlibat dalam aktivitas pembelajaran tersebut.

Pembelajaran membacakan teks pengumuman atau berita sebenarnya telah diterapkan

dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Salah satu penerapan tersebut pada tingkat Sekolah

Dasar (SD) sebagaimana telah terdapat dalam standar isi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) menengah. Salah satu Kompetensi Dasar (KD) yang harus dimiliki siswa

pada kurikulum tersebut adalah membacakan teks berita atau pengumuman.

Proses belajar mengajar sesungguhnya dapat dilakukan proses yang bersifat aktif,

dalam prosesnya, siswa didorong untuk aktif menggunakan seluruh kemampuan dasar yang

1
dimilikinya sebagai dasar dalam melakukan berbagai kegiatan proses belajar mengajar,

sehingga dapat mencapai hasil belajar yang optimal.

Pendekatan pembelajaran yang disarankan pada kurikulum yang mengaktifkan siswa

menghendaki berpusat pada siswa (student centered instructional), bukan berpusat pada

guru (teacher centered instructional). Konsep belajar demikian berarti menghendaki

pembelajaran siswa aktif, ini didasari oleh teori belajar ilmu jiwa Gestalt yang menekankan

pentingnya belajar melalui proses mengalami untuk memperoleh pemahaman atau insight.

Identifikasi masalah yang penulis lakukan dalam pembelajaran IPA khususnya pada

kelas 4 (empat), pembelajaran membacakan teks berita/pengumuman belum menunjukkan

hasil yang sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Ini terbukti dari nilai rata-

rata siswa yang hanya mencapai 60, sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata

pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia mencapai 75. Selain itu, masih banyak pula siswa

yang kurang lancar membaca dan kurang berminat dalam membaca, terutama membacakan

teks berita/pengumuman. Pada kegiatan membacakan teks berita/pengumuman siswa

kurang memperhatikan artikulasi dan intonasi, serta siswa masih menggunakan volume

suara yang kecil dan kurang percaya diri dalam membacakannya. Siswa masih terlihat

malu-malu dan ragu-ragu dalam membacakan teks berita di depan kelas. Selain itu, siswa

juga tidak memperhatikan tanda baca yang terdapat dalam teks tersebut.

Pada dasarnya kekurangan tersebut disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kurangnya

percaya diri pada siswa, kurangnya pengetahuan siswa dan tidak ada usaha yang dilakukan

siswa untuk memperbaiki kekurangan tersebut serta guru tidak menggunakan strategi

pembelajaran yang tepat untuk mengatasi permasalahan-permasalahan itu, sehingga siswa

2
sering merasa bosan dan tegang dalam mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia terutama

pembelajaran membacakan teks berita.

Berdasarkan analisis masalah yang penulis lakukan dengan guru lainnya pada kelas 4

adalah belum terjadinya proses pembelajaran yang mampu mengembangkan kreatifitas

siswa melalui kegiatan nyata dalam mengembangkan berfikir kritis misalnya dalam

melakukan pengamatan. Salah satu cara dalam mengoptimalkan pembelajaran di kelas

adalah pemilihan metode atau media yang dapat mengaktifkan, memotivasi siswa dalam

belajar sehingga proses pembelajaran akan lebih efektif. Salah satunya adalah dengan

menggunakan pembelajaran dengan media yang ada disekitar siswa, misalnya dalam

membacakan pengumuman langsung menggunakan media surat kabar atau koran.

Permasalahan di atas membutuhkan solusi. Solusi yang diharapkan adalah sesuatu

yang dapat meningkatkan minat siswa serta kepercayaan diri siswa dan pengetahuan siswa

dalam membacakan teks berita. Metode dan media pembelajaran yang menarik dan sesuai

dengan materi yang akan dikomunikasikan menjadi salah satu alternatif yang bisa

dijadikan solusi. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penampilan serta media

teks berjalan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam membacakan teks berita..

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mencoba mengangkat tema

makalah dengan judul; “Meningkatkan Keterampilan Membacakan Teks Pengumuman

pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Media Surat Kabar pada siswa kelas IV”.

B. Rumusan Masalah

Bedasarkan uraian latar belakang di atas maka permasalahan yang ingin dibahas

pada makalah ini adalah “Apakah dengan menggunakan media surat kabar pada pelajaran

3
Bahasa Indonesia dapat meningkatkan keterampilan membacakan teks pengumuman siswa

kelas IV”

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Analisis

1. Strategi Pembelajaran

Secara umum, strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk

bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Jika dihubungkan dengan

pembelajaran, maka strategi diartikan pola-pola umum kegiatan guru dan peserta didik

dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah

digariskan.1

Sedangkan menurut Hartono menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah taktik

yang digunakan guru dan siswa agar tercipta proses pembelajaran. 2 Baradja M.F dan

Werkanis menjelaskan strategi pembelajaran merupakan sistem mengajar yang

memudahkan guna menstranformasikan nilai-nilai kepada anak didik. Lebih lanjut

Werkanis mengemukakan strategi pembelajaran yang disampaikan dapat dibedakan dalam

beberapa aspek, yaitu:

a. Strategi pembelajaran dapat dikatakan sebagai perencanaan pengajaran yang

diaktualisasikan dalam proses belajar mengajar.

b. Strategi pembelajaran merupakan metode yang digunakan guru dalam pencapaian

tujuan pengajaran.

c. Strategi pembelajaran merupakan pendekaan yang digunakan guru dalam proses

belajar mengajar, dimana modelnya hampir menyerupai satuan pelajarnya.

a. Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil suatu kesimpulan bawa strategi adalah

merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang harus dipersiapkan oleh seorang

1
Mardia Hayati, Desain Pembelajaran Berbasis Karakter, (Pekanbaru; Al-Mujtahadah Press, 2012), h. 37
2
Hartono, Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan, (Pekanbaru; Zanafa, 2008), h. 11

5
guru guna mencapai tujuan pembelajaran. Kemudian strategi juga merupakan suatu

pendekatan yang dilakukan oleh guru sebagai upaya menciptakan suasana belajar

siswa yang nyaman dan kondusif serta dapat membangkitkan semangat dan motivasi

siswa untuk mengikuti proses belajar dan mengajar dengan baik.

2. Strategi Pembelajaran Team Quiz

Menurut Melvin L. Silbermen strategi team quiz ini dapat meningkatkan rasa

tanggung jawab siswa atas apa yang mereka pelajari dengan cara menyenangkan dan tidak

mengancam atau tidak membuat mereka takut. Hisyam Zaini mengemukakan strategi

Team Quiz ini dapat meningkatkan tanggung jawab belajar siswa dalam suasana yang

menyenangkan. Sedangkan menurut Hamruni strategi Team Quiz adalah strategi yang

akan meningkatkan kerja sama tim dan juga sikap tanggung jawab peserta didik untuk apa

yang mereka pelajari melalui cara menyenangkan dan tidak menakutkan, yakni dalam

bentuk kuis (tebak-tebakan).3

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, strategi pembelajaran

Team Quiz adalah suatu cara untuk menyampaikan materi pelajaran yang memberikan

rasa tanggung jawab kepada siswa, dengan cara yang menyenangkan dan tidak

mengancam sehingga siswa tidak merasa takut dalam bertanya, menjawab maupun

menganggapi pertanyaan yang diajukan teman-temannya.

Melvin L. Silbermen mengungkapkan langkah pembelajaran dengan

menggunakan strategi pembelajaran Team Quiz yaitu sebagai berikut:

a. Pilihlah topik yang bisa disajikan dalam tiga segmen.

b. Bagilah siswa menjadi tiga tim.

3
Hamruni, Strategi Pembelajaran, (Yogyakarta; Insan Madani, 2012), h. 176

6
c. Jelaskan format pelajaran dan mulailah penyajian materinya. Batasi hingga 10 menit

atau kurang dari itu.

d. Perintahkan tim A untuk menyiapkan kuis jawaban singkat. Kuis tersebut harus sudah

siap dalam tidak lebih dari 5 menit. Tim B dan C menggunakan waktu ini untuk

memeriksa catatan mereka.

e. Tim A memberi kuis kepada anggota tim B. Jika tim B tidak dapat menjawab satu

pertanyaan, tim C segera menjawabnya.

f. Tim A mengarahkan pertanyaan berikutnya kepada anggota tim C, dan mengulang

proses tersebut.

g. Ketika kuisnya selesai, lanjutkan dengan segmen kedua dari pelajaran. Dan tunjuklah

tim B sebagai pemandu kuis.

h. Setelah tim B menyelesaikan kuisnya, lanjutkan dengan segmen ketiga dari pelajaran,

dan tunjuklah tim C sebagai pemandu kuis. 4

Hisyam Zaini menjelaskan bahwa kelebihan dan kekurangan strategi

pembelajaran Team Quiz adalah sebagai berikut :

a. Kelebihan Strategi Pembelajaran Team Quiz

b. Membantu siswa bersama-sama dengan timnya mempelajari materi dalam lembaran

kerja

c. Mendiskusikan materi, dan saling memberikan arahan

d. Siswa aktif saling memberi pertanyaan dan jawaban.

e. Siswa tidak hanya sekedar mendengarkan informasi dari guru, akan tetapi juga melihat

apa yang dijelaskan oleh guru dan melakukan uji coba secara langsung, sehingga

4
Melvin L. Silbermen, Loc cit, 76

7
siswa tidak mudah lupa dan memahami materi tersebut, serta berdampak terhadap

meningkatkatnya hasil belajar siswa.5

Kekurangan Strategi Pembelajaran Team Quiz

a. Ketika tim menjawab dengan salah atau tidak dapat menjawab, terkadang tim tidak

diberikan kesempatan untuk memperbaikinya, sehingga tim yang lain menjawab.

b. Tidak bisa mengatur waktu dengan baik, materi yang tidak jelas atau memerlukan

penguatan kembali, pasti tidak akan dapat dilakukan pengulangan oleh guru

B. Penyelesaian Masalah

Keaktifan belajar merupakan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran

yang dilihat dari keaktifan siswa dalam mencari atau memberikan informasi, bertanya, bahkan

aktif dalam membuat kesimpulan dalam pembelajaran. Selain itu, adanya interaksi aktif secara

terstruktur dengan siswa maupun guru, kesempatan bagi siswa untuk menilai hasil karyanya

sendiri, dan adanya pemanfaatan sumber belajar secara optimal.

Karakteristik keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari

indikator aktifitas siswa dalam mengajukan pertanyaan, mengemukakan gagasan,

mempertanyakan gagasan orang lain dan gagasannya, bekerja, terlibat, dan berpartisipasi.

Dalam proses pembelajaran seorang siswa berusaha untuk mengetahui, mamahami serta

mengerti sesuatu yang menyebabakan pada dirinya terjadi perubahan tingkah laku dari yang

tidak tahu menjadi tahu, dari yang jelek menjadi lebih baik. Dalam proses pembelajaran,

banyak cara yang dilakukan dalam rangka meningkatkan keaktifan belajar siswa secara

optimal, diantaranya adalah dengan penerapan strategi dan metode pembelajaran

5
Hisyam Zaini, Loc. Cit.

8
Salah satu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan peran aktif siswa dalam

kegiatan pembelajaran adalah strategi pembelajaran team quiz, Ismail menjelaskan bahwa

strategi pembelajaran aktif tipe quiz team dapat mengaktifkan siswa baik secara individu

dan kelompok. Apabila siswa telah aktif baik secara individu dan kelompok,

diperkirakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran menjadi lebih

santai bukan menakutkan,dan pmbelajaran lebih menyenangkan bukan membosankan.6

Strategi pembelajaran Team Quiz dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.

Teknik ini diberikan kepada siswa untuk melatih pengetahuan dan keterampilan. Jadi dengan

diberikan kesempatan untuk melatih pengetahuan dan keterampilannya maka secara tidak

langsung guru telah memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut berpartisipasi dan

sekaligus telah mengaktifkan siswa dalam pembelajaran, karena semakin banyak aktivitas yang

dilakukan siswa maka keaktifan siswa juga semakin meningkat. Dengan demikian, strategi

pembelajar Team Quiz dapat mendorong dan mengarahkan siswa untuk melibatkan diri secara

aktif dalam proses belajar mengajar sehingga mendapat hasil pembelajaran yang optimal.

Ulasan di atas menunjukan bahwa dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif

team quiz maka akan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA, dan

akhirnya akan meningkatkan kualitas pembelajaran dan harapan akhirnya dapat meningkatkan

hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan kerangka seperti berikut.

6
Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang; RaSAIL Media Group, 2011),
h. 86

9
Penulis memperkirakan dengan adanya penerapan Strategi pembelajaran Team Quiz

dimungkinkan dapat membantu siswa dalam memahami muatan pelajaran IPA sehingga

diharapkan pula untuk meningkatkan keaktifan belajarnya pada muatan pelajaran IPA pada

umumnya. Dikarenakan adanya penerapan Strategi pembelajaran Team Quiz ini siswa lebih

aktif dan merasa bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran yang secara tidak

langsung juga akan berpengaruh terhadap keaktifan belajarnya.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Strategi pembelajaran Team Quiz dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.

Teknik ini diberikan kepada siswa untuk melatih pengetahuan dan keterampilan. Jadi dengan

diberikan kesempatan untuk melatih pengetahuan dan keterampilannya maka secara tidak

langsung guru telah memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut berpartisipasi dan

sekaligus telah mengaktifkan siswa dalam pembelajaran, karena semakin banyak aktivitas yang

dilakukan siswa maka keaktifan siswa juga semakin meningkat. Dengan demikian, strategi

pembelajar Team Quiz dapat mendorong dan mengarahkan siswa untuk melibatkan diri secara

aktif dalam proses belajar mengajar sehingga mendapat hasil pembelajaran yang optimal.

Penerapan strategi pembelajaran Team Quiz jika dilaksanakan sesuai alur dan langkah-

langkahnya diyakini dapat membantu siswa dalam memahami muatan pelajaran IPA sehingga

diharapkan pula untuk meningkatkan keaktifan belajarnya pada muatan pelajaran IPA pada

umumnya. Dikarenakan adanya penerapan Strategi pembelajaran Team Quiz ini siswa lebih

aktif dan merasa bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran yang secara tidak

langsung juga akan berpengaruh terhadap keaktifan belajarnya

B. Saran

Bertolak dari pembahasan hasil penelitian diatas, peneliti ingin menyampaikan beberapa

saran yang mungkin dapat dijadikan rujukan atau pertimbangan bagi penelitian berikutnya,

antara lain:

1. Strategi pembelajaran Team Quiz tidak hanya cocok diterapkan pada muatan pembelajaran

IPA, akan tetapi juga cocok diterapkan pada muatan Pembelajaran yang memiliki materi

yang cukup seperti: IPS dan Pkn.

11
2. Untuk guru sebelum memilih strategi pembelajaran Team Quiz sebaiknya guru harus

mendesign waktu pembelajaran, karena strategi pembelajaran Team Quiz banyak

menghabiskan waktu.

3. Guru hendaknya mempersiapkan dengan matang segala sesuatu yang diperlukan

dalam pembelajaran dengan strategi pembelajaran Team Quiz karena strategi ini tidak

hanya menuntut keaktifan siswa tapi juga menuntut guru untuk aktif.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hamruni, Strategi Pembelajaran, (Yogyakarta; Insan Madani, 2012).

Hartono, Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan, (Pekanbaru; Zanafa, 2008).

Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta; Insan Madani, 2008).

Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang; RaSAIL Media
Group, 2011)

Mardia Hayati, Desain Pembelajaran Berbasis Karakter, (Pekanbaru; Al-Mujtahadah Press,


2012).

Martimis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, (Jakarta; Gaung Persada Press, 2007).

Melvin L. Silbermen, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung; Nusamedia,
2011).

Nana Syaodih, Pengembangan Kurikulum, (Bandung; Remaja Rosda Karya, 2017).

Sihoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta; Ar-ruzz media,
2014).

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta; Bumi Aksara, 2012).

13

Anda mungkin juga menyukai