Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan


sumber belajar pada suatu lingkungan belajar agar dapat terjadi proses
pemerolehan ilmu dan pengetahuan, serta pembentukan sikap dan kepercayaan
pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk
membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Dalam konteks
pendidikan , guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi
pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga
dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek
psikomotor) seseorang peserta didik (Desmita, 2010).
Sebagaimana telah diketahui bahwa dalam kegiatan belajar mengajar banyak
faktor yang memegang peran antara lain guru dan siswa sebagai pelakunya, proses
belajar mengajarnya itu sendiri, fasilitas pendukung yang tersedia, lingkungan
tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar tersebut dan lain sebagainya.
Namun dalam pengamatan serta pengalaman selama ini ternyata banyak sekali
keluhan para guru yang mengajar salah satu mata pelajaran. Salah satu
diantaranya adalah rendahnya kemampuan siswa dalam mempelajari mata
pelajaran tersebut, di lain pihak guru pada umumnya masih kurang
memperhatikan kemampuan siswa dan pembelajaran masih terpusat pada guru
(teacher center) (Desmita, 2010).
Dari pendahuluan diatas materi yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
1. Pendekatan pembelajaran
2. Metode Pembelajaran
3. Teknik Pembelajaran
4. Model Pembelajaran

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendekatan Pembelajaran
Membahas pembelajaran dalam dunia pendidikan tidak akan ada habisnya.
Dalam kesempatan kali ini akan membahas pengertian pendekatan pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran sendiri memiliki arti suatu sudut pandang tentang
proses pembelajaran yang masih dalam arti umum yang didalamnya dapat
mewadahi, menguatkan, memberikan inspirasi (Anwar, 2004).
Pendekatan dapat diartikan sebagai anutan pembelajaran yang mengarah
kepada pengoptimalisasian pelibatan intelektual-emosional siswa dalam proses
pembelajaran, dengan pelibatan fisik siswa apabila di perlukan (Dimyati, 2006).
Pendekatan pembelajaran berorientasi pada tujuan akhir yang akan dicapai,
karena suatu pendekatan itu dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sebagai
contoh, apabila dalam tujuan pembelajaran tertera bahwa siswa dapat melakukan
percobaaan maka guru harus merancang pembelajaran yang pada akhir
pembelajaran tersebut siswa sudah dapat melakukan percobaan (Dimyati, 2006).
Dari dua pendapat di atas, maka pendekatan pembelajaran dapat diartikan
sebagai suatu sudut pandang tentang proses pembelajaran sebagai anutan
pembelajaran yang mengarah kepada pengoptimalisasian pelibatan intelektual-
emosional siswa dalam proses pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran terbagi menjadi lima pendekatan, yaitu sebagai
berikut :
1. Pendekatan Konsep
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konsep bearti siswa
dibimbing memahami suatu bahasan melalui pemahaman konsep yang
terkandung didalamnya. Contohnya, ketika seorang guru akan mengajarkan
konsep bangun datar dengan menggunakan pendekatan konsep. Bearti melalui
beberapa metode siswa diantarkan untuk memahami konsep bangun datar.
2. Pendekatan Lingkungan
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan lingkungan bearti
menagaitkan lingkungan dalam sutu proses belajar mengajar. Lingkungan

2
digunakan sebagai sumber belajar. Untuk memahami materi yang erat
kaitannya dengan kehidupan sehari-hari sering.
3. Pendekatan Proses
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan proses adalah
mengembangkan kemampuan siswa dalam keterampilan proses seperti
mengamati, merencanakan, menafsirkan dan mengkomunikasikan. Pendekatan
proses menuntut keterlibatan langsung siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

4. Pendekatan Interaktif
Pendekatan ini memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan
pertanyaan untuk kemudian melakukan penyelidikan yang berkaitan dengan
pertanyaan yang mereka ajukan. Pertanyaan yang diajukan siswa sangat
bervariasi sehingga guru perlu melakukan langkah0langkah mengumpulkan,
memilih, dan mengubah pertanyaan tersebut menjadi suatu kegiatan yang
spesifik.
5. Pendekatan Terpadu
Pendekatan ini merupakan pendekatanyang intinya memadukan dua unsur
atau lebih dalam suatu kegiatan pembelajaran. Pemaduan dilakukan dengan
menekankan pada prinsip keterkaitan anatar satu unsur dengan unsur yang lain,
sehingga diharapkan terjadi peningkatan pemahaman yang lebih bermakna dan
peningkatan wawasan karena satu pembelajaran melibatkan lebih dari satu cara
pandang.
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke
dalam Strategi Pembelajaran. Newman dan Logan, mengemukakan empat unsur
strategi dari setiap usaha, yaitu:
a. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out
put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan
aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.
b. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way)
yang paling efektif untuk mencapai sasaran.

3
c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan
dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
d. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan
ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan
(achievement) usaha.

Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:

1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni


perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.
2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang
dipandang paling efektif.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur,
metode dan teknik pembelajaran.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau
kriteria dan ukuran baku keberhasilan.

B. Metode Pembelajaran
Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai
suatu maksud. Mengajar adalah suatu usaha yang kompleks, sehingga sulit
menentukan bagaimana sebenarnya mengajar yang baik. Metode pembelajaran
adalah cara atau jalan yang ditempuh oleh guru untuk menyampaikan materi
pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai (Winatapura, 2003).
Metode pembelajaran dapat diartikan cara atau pola yang khas dalam
memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dan
sumberdaya terkait lainnya agar terjadi proses pembelajaran pada diri
pembelajaran (Ginting, 2008).
Metode pembelajaran adalah teknik penyajian yang dikuasai oleh seorang guru
untuk menyajikan materi pelajaran kepada murid di dalam kelas baik secara
individual atau secara kelompok agar materi pelajaran dapat diserap, dipahami
dan dimanfaatkan oleh murid dengan baik (Ahmadi, 2005).
Jadi, metode pembelajaran adalah cara atau pola penyajian yang dikuasai oleh
seorang pendidik untuk menyampaikan materi pembelajaran agar materi

4
pembelajaran tersebut dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh anak didik
dengan baik.
Kedudukan metode dalam pembelajaran mempunyai ruang lingkup sebagai
cara dalam:
1. Pemberian dorongan, yaitu cara yang digunakan sumber belajar dalam
rangka memberikan dorongan kepada warga belajar untuk terus mau
belajar.
2. Pengungkap tumbuhnya minat belajar, yaitu cara dalam menumbuhkan
rangsangan untuk tumbuhnya minat belajar warga belajar yang
didasarkan pada kebutuhannya.
3. Penyampaian bahan belajar, yaitu cara yang digunakan sumber belajar
dalam menyampaikan bahan dalam kegiatan pembelajaran.
4. Pencipta iklim belajar yang kondusif, yaitu cara untuk menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan bagi warga abelajar untuk belajar.
5. Tenaga untuk melahirkan kreativitas, yaitu cara untuk menumbuhkan
kreativitas warga belajar sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
6. Pendorong untuk penilaian diri dalam proses dan hasil belajar, yaitu cara
untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran.
7. Pendorong dalam melengkapi kelemahan hasil belajar, cara untuk untuk
mencari pemecahan masalah yang dihadapi dalam kegiatan
pembelajaran Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk
mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran
tertentu.
Metode pembelajaran terbagi menjadi beberapa bagian yaitu sebagai berikut :
a. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini
tidak senantiasa jelek bila penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik,
didukung dengan alat dan media, serta memperlihatkan batas-batas
kemungkinan penggunannya.
Metode ini sering sekali dipakai oleh guru dalam menyampaikan pelajaran
apabila menghadapi sejumlah siswa yang cukup banyak, namun perlu

5
diperhatikan juga bahgwa metode ini akan berhasil baik apabila didukung oleh
metode-metode yang lain, misalnya metode tanya jawab, latihan dan lain-lain.
b. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan
terjadinya komunikasi langsung yang bersifat Two Way Traffic, sebab pada
saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa
menjawab dan siswa bertanya guru menjawab.
Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara
langsung anatara guru dengan siswa. Metode tanya jawab dapat juga diartikan
sebagai metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung
yang bersifat dua arah sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan
siswa.
c. Metode Diskusi
Metdode diskusi adalah bertukar informasi, berpendapat, dan unsur-unsur
pengalaman yang lebih jelas dan lebih cermat tentang permasalahan atau topik
yang sedang dibahas. Dengan demikian metode diskusi adalah metode
pembelajaran berbentuk tukar menukar informasi, pendapat dan unsur-unsur
secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian yang sama, lebih
jelas dan lebih teliti tentang sesuatu untuk merampungkan keputusan bersama.
Oleh karena itu diskusi bukanlah debat, karena debat adalah perang mulut
orang beradu argumentasi, beradu paham untuk memenangkan pahmnya
sendiri. Dalam diskusi tiap orang di harapkan memberikan sumbangan
pendapat sehingga seluruh kelompok kembali dengan pendapat yang dibina
bersama.
d. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif,
sebab membantu para siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri
berdasarkan fakta yang benar. Demonstrasi yang dimaksud ialah suatu metode
mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu.
Demonstrasi adalah metode mengajar yang cukup efektif sebab membantu
para siswa untuk memperoleh jawaban dengan mengamati suatu proses atau
peristiwa tertentu.

6
e. Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa
melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu
yang dipelajari.
Metode eksperimen merupakan metode mengajaryang sanagat efektif,
sebab membantu para siswa untuk mancari jawaban dengan usaha sendiri
berdasarkan fakta yang benar.
f. Metode Latihan
Metode latihan adalah suatu teknik mengajar yang mendorong siswa untuk
melaksanakan kegiatan latihan agar memiliki ketangkasan atau keterampilan
yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari.
g. Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas adalah metode penyajian bahan dimana guru
memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
h. Metode Karyawisata
Metode karyawisata adalah dimana siswa diajak mengunjungi tempat-
tempat tertentu di luar sekolah. Tempat-tempat yang akan dikunjungi dan hal-
hal yang perlu diamati telah direncanakan terlebih dahulu, dan setelah kegiatan
siswa di minta membuat laporan.

C. Teknik Pembelajaran
Metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan taktik pembelajaran.
Dengan demikian teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang
dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
(Senjaya 2008).
Misalnya, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang
relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri yang tentunya secara teknis akan
berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya
terbatas. Demikian pula dengan penggunaan meode diskusi perlu digunakan
teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang

7
siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini guru pun berganti-ganti teknik meskipun
dalam metode yang sama (Senjaya, 2008).
Taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode
atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya induvidual. Misalnya terdapat dua
orang yang sama-sama menggunakan metode ceramah tetapi mungkin akan
berbeda dalam taktik yang digunakannya (Senjaya, 2008)
Teknik dalam pembelajaran, merupakan penjelasan dan penjabaran suatu
metode pembelajaran, maka sudah barang tentu bahwa kutipan definisi teknik
tersebut di atas perlu dilengkapi dengan pijakan pada metode tertentu. Teknik
dalam pembelajaran bersifat taktis, dan centderung bernuansa siasat (Sobry,
2010).

Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor


karena memang dia memiliki rasa humor yang tinggi. Sementara yang satunya
lagi kurang memiliki rasa humor tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu
elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya
pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru,
sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang
bersangkutan dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekaligus
juga seni (Senjaya 2008).
Dengan demikian maka dapat dipahami bahwa teknik dalam pembelajaran
dapat didefinisikan sebagai cara seorang pendidik dalam menjelaskan dan
menjelaskan suatu metode pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan pengajaran
dengan cara yang paling praktis.

Berikut macam-macam teknik pembelajaran :


1.      Teknik Diskusi
Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan
oleh seorang guru di sekolah, yang dimana di dalam teknik ini terjadi proses
interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar
pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat juga semuanya aktif tidak
ada yang pasif sebagai pendengar.
2.      Teknik Kerja Kelompok

8
Teknik kerja kelompok adalah suatu cara mengajar, di mana siswa di
dalam kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa
kelompok. Mereka bekerja bersama dalam memecahkan masalah, atau
melaksanakan tugas tertentu, dan berusaha mencapai tujuan pengajaran yang
telah ditentukan oleh guru.
3.      Teknik Penemuan (Discovery) dan Simulasi
a.     Teknik penemuan
Teknik penemuan merupakan proses dimana seorang siswa
melakukan proses mental yang harus mampu mengasimilasikan sesuatu
konsep atau prinsip. Yang dimaksud proses mental ialah mengamati,
mencerna, mengerti menggolong-golongkan, membuat dugaan membuat
kesimpulan dan lain sebagainya. Sedangkan prinsip ialah siswa dibiarkan
menemukan sendiri atau mengalami mental itu sendiri, guru hanya
membimbing dan memberiakan instruksi.
b.      Teknik simulasi
Teknik simulasi merupakan cara mengajar dimana menggunakan
tingkah laku seseorang untuk berlaku seperti orang yang dimaksudkan
dengan tujuan agar orang dapat menghindari lebih mendalam tentang
bagaimana orang itu merasa dan berbuat sesuatu dengan kata lain siswa
memegang peranaan sebagai orang lain.
4.      Teknik Inquiry
Teknik inquiry merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu
(benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga
mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
5.      Teknik eksperimen dan demonstrasi
a.       Teknik Eksperimen
Teknik eksperimen merupakan salah satu cara mengajar dimana
seorang siswa diajak untuk beruji coba atau mengadakan pengamatan
kemudian hasil pengamatan itu disampaikan di kelas dan dievaluasi oleh
guru.
b. Teknik Demonstrasi

9
   Teknik demonstrasi merupakan teknik mengajar dimana seorang
instruktur atau tim guru menunjukkan, memperlihatkan suatu proses.

6.      Teknik Karya Wisata


Teknik karya wisata merupakan tehnik mengajar yang dilaksanakan dengan
mengajak siswa kesuatu tempat atau obyek tertentu diluar sekolah untuk
mempelajari atau menyelidiki sesuatu.
7.      Teknik Ceramah
Teknik ceramah ialah cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama
dijalankan dalam sejarah pendidikan, yaitu dimana seorang guru menularkan
pengetahuannya kepada siswa secara lisan atau ceramah.

D. Model Pembelajaran
Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk
mempersentasikan sesuatu hal, sesuatu yang nyata dan dikonvensi untuk sebuah
bentuk yang lebih komprehensip (Dimyati, 2006).
Dari istilah pengertian model tersebut dapat dimaksudkan bahwa model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk tujuan belajar
tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para pengajar dalam merencanakan
aktivitas belajar mengajar (Dimyati, 2006).
Joyce dan Weil berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana
atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana
pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran dan
membimbing pembelajaran dikelas. Model pembelajaran dapat dijadikan pola
pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan
efisien untuk mencapai tujuan pendidikan (Desmita, 2010).
Dengan demikian maka dapat dipahami bahwa model pembelajaran adalah
konsep pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum dan berfungsi

10
sebagai pedoman bagi para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar
mengajar.

Istilah model pembelajaran memiliki makna yang lebih luas dari pada strategi,
metode atau prosedur. Model pembelajaran memiliki empat ciri, yaitu :
1. Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pengembangnya.
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar
3. Tingkah laku mengajar yang di perlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil.
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
tercapai.
Berdasarkan teori model pembelajaran terbagi kedalam beberapa bagian, yaitu:
a. Model interaksi sosial
Model ini didasari oleh teori belajar Gestalt. Model interaksi sosial menitik
beratkan hubungan yang harmonis antara individu dengan masyarakat. Pokok
pandang Gestalt adalah objek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai
sesuatu keseluruhan yang terorganisasi.
Makna suatu objek atau peristiwa adalah terletak pada keseluruhan bentuk
dan bukan bagian-bagiannya. Pembelajaran akan lebih bermakna bila materi
diberikan secara utuh, bukan bagian-bagian. Aplikasi teoro Gestalt dalam
pembelajaran adalah :
1. Pengalaman, dalam proses pembelajaran siswa hendaknya memiliki
kemampuan pengalaman yaitu kemampuan mengenal ketertarikan
unsur-unsur dalam sutu objek.
2. Pembelajaran yang bermakna, kebermaknaan unsur-unsur yang terkait
dalam suatu objek akan menunjang pembentukan, pemahaman dalam
proses pembelajaran. Materi yang dipelajari siswa hendaknya memiliki
makna yang jelas baik bagi dirinya maupun bagi kehidupannya di masa
yang akan datang.
3. Prilaku bertujuan, prilaku yang terarah pada suatu tujuan. Pembelajaran
terjadi karena siswa memiliki harapan tertentu, sebab itu pembelajaran
akan berhasil bila siswa mengetahui tujuan yang kan dicapai.

11
4. Prinsip ruang hidup, prilaku siswa terkait dengan lingkungan atau
tempat dimana ia berada. Materi yang disampaikan hendaknya
memiliki kaitan dengan situasi lingkungan dimana siswa berada.
Model interaksi sosial ini mencakup strategi pengembangan yaitu, kerja
kelompok, bertujuan mengembangkan keterampilan berperan serta dalam
proses bermasyarakat dengan cara mengembangkan hubungan interpersonal
dalam bidang akademik.
Pertemuan kelas, bertujuan mengembangkan pemahaman mengenal diri
sendiiri dan rasa tanggung jawab, baik terhadap diri sendiri maupun kelompok.
Pemecahan masalah sosial, bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
memecahkan masalah-masalah sosial dengan cara berpikir logis.
b. Model pemrosesan informasi
Model ini berdasarkan teori belajar kognitif (Piaget) dan berorientasi pada
kemampuan siswa memproses informasi yang dapat memperbaiki
kemampuannnya. Pemrosesan informasi merujuk pada cara mengumpulkan
atau menerima stimuli dari lingkungan, mengorganisasi data, memecahkan
masalah, menemukan konsep dan menggunakan simbol verbal dan visual.
Teori pemrosesan informasi/kognitif dipelopori oleh Robert Gagne (1985).
Asumsinya adalah pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam
perkembangan. Perkembangan merupakan hasil komulatif dari pembelajaran.
Dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi yang kemudian
diolah sehingga menghasilkan output dalam bentuk hasil belajar. Dalam
pemrosesan informasi terjadi interaksi antara kondisi internal (keadaan
individu, proses kognitif) dan kondisi – kondisi eksternal (rangsangan dari
lingkungan) dan interaksi antar keduanya akan menghasilkan hasil belajar.

c. Model personal
Model ini bertitik tolak dari teori Humanistik yaitu berorientasi terhadap
pengembangan diri individu.Perhatian utamanya pada emosional siswa untuk
mengembangkan hubungan yang produktif dengan lingkungannya. Model ini

12
menjadikan pribadi siswa yang mampu membentuk hubungan yang harmonis
serta mampu memproses informasi secara efektif.
Menurut teori ini, guru harus berupaya menciptakan kondisi kelas yang
kondusif , agar siswa merasa bebas dalam belajar dan mengembangkan dirinya,
baik emosional maupun intelektual. Teori humanistik timbul sebagai gerakan
memanusiakan manusia. Pada teori humanistik ini, pendidik seharusnya
berperan sebagai pendorong, bukan menahan sensitifitas siswa terhadap
perasaannya.
Implikasi teori humanistik dalam pendidikan adalah sebagai berikut
1. .Bertingkah laku dan belajar adalah hasil pengamatan.
2. Tingkah laku yang ada , dapat dilaksanakan sekarang (learning to do).
3. Semua individu memiliki dorongan dasar terhadap aktualisasi diri.
4. Sebagian besar tingkah laku individu adalah hasil dari konsepsinya
sendiri.
5. Mengajar adalah bukan hal penting , tapi belajar siswa adalah sangat
penting (learn how to learn).
6. Mengajar adalah membantu individu untuk mengembangkan suatu
hubungan yang produktif dengan lingkungannya dan memandang
dirinya sebagai pribadi yang cakap;
Model pembelajaran personal ini meliputi strategi pembelajaran yaitu,
Pembelajaran non-direktif, bertujuan untuk membentuk kemampuan dan
perkembangan pribadi (kesadaran diri, pemahaman dan konsep diri). Latihan
kesadaran, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan interpersonal atau
kepedulian siswa. Sintetik untuk mengembangkan kreatifitas pribadi dan
memecahkan masalah secara kreatif. Sistem konseptual, untuk meningkatkan
kompleksitas dasar pribadi yang luwes.

d. Model modifikasi tingkah laku (behaviioral)


Model ini bertitik tolak dari teori belajar behavioristik yaitu bertujuan
mengembangkan sistem yang efisien untuk mengurutkan tugas-tugas belajar

13
dan membentuk tingkah laku dengan cara memanipulasi penguatan
(reinforcement).
Model ini lebih menekankan pada aspek perubahan perilaku psikologis
dan perilaku yang tidak dapat diamati. Karakteristik model ini adalah dalam hal
penjabaran tugas-tugas yang harus dipelajari siswa lebih efisien dan berurutan.

14
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.

15

Anda mungkin juga menyukai