( PTK )
Disusun oleh :
PENDAHULUAN
menghadapi beragam tipe siswa per kelas, seorang guru dapat mereka-reka dan
bahkan mereka dapat menemukan cara yang lebih baik, lebih efektif, lebih
cepat, lebih taktis, atau lebih bermakna dalam proses pembelajaran suatu
materi pelajaran
tugasnya dan lebih menjamin hasil belajar yang memuaskan pada para siswa.
bahkan dapat menjadi formula yang bisa dibagi kepada rekan seprofesi pada
bidang keilmuan yang sama, baik di satu lembaga pendidikan, antar sekolah,
maupun antar daerah dan bahkan antar negara. Singkat cerita, sesepele apapun
sebuah inovasi pengajaran, hal itu menandakan bahwa seorang guru berdenyut,
yang stagnan.
merasakan pula cobaan dan kesulitan yang sama seperti yang dialami rekan-
rekan seprofesi: kondisi sekolah dan sarana yang menggenaskan, siswa-siswa
income sering melemaskan itu. Semua sudah kita hadapi dengan lapang hati.
Yang sering kita abaikan untuk dihadapi dengan sedikit lebih serius adalah
kelas, siswa, dan bidang studi kita sendiri. Kesulitan dan tantangan mendasar
dalam tugas profesi seorang guru di antaranya ada di sana; di antara empat
Di malam hari, seorang guru memikirkan apa yang dia ajarkan besaok,
mencapai tujuan. Persiapan materi dan bahan pun dilakukan. Dia juga
merumuskan tujuan instruksional adalah: Apa harus dilakukan oleh guru dalam
meliputi:
program mengajar);
instruksional dengan jelas dan menentukan titik permulaan siswa pada saat
pelajaran dimulai.
sebenarnya bermula dari seberapa serius seorang guru mempersiapkan hal ini.
Akan tetapi, sejumlah faktor penghambat dan penyulit selalu saja ada pada
proses tersebut.
pelajaran yang harus diajarkan. Contohnya, meski tak satupun siswa yang bisu
sungguhan, akan tetapi membuat siswa menguasai satu dari empat kompetensi
hanya berlangsung satu arah; guru mengoceh dan para siswa mencatat atau
terdengar para siswa “berkicau” sedemikian gempita. Akan tetapi, ketika jam
skor yang lebih tinggi dalam tes belajar dan berpikir, lebih terampil dalam
tingkat dasar adalah agen synthesa, yang memberikan dasar skematis bagi
mahasiswa untuk berpikir lebih teratur dan memperoleh penguasaan yang lebih
B. PERUMUSAN MASALAH
C. PEMECAHAN MASALAH
IPS terpadu sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan “How to
Yang merupakan salah satu dari lima tradisi pendidikan IPS terpadu yakni
citizenship transmission, saat ini sudah berkembang menjadi tiga aspek IPS
terpadu (Citizenship Education), yakni aspek akademis, aspek kurikuler dan aspek
sosial budaya.
Secara akademis IPS terpadu dapat didefinisikan sebagai suatu bidang kajian
yang memusatkan telaahannya pada seluruh dimensi psikologi dan sosial budaya
kajiannya
lain :
Learning) :
organizing)
4. Learning to be
D. TUJUAN PENELITIAN
memecahkan masalah dalam mata pelajaran IPS terpadu khususnya kelas VIII
Secara teoritis dan praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
Sekolah Menengah.
a. Pengertian belajar
salah seorang ahli pendidikan Amerika Serikat dari aliran Behavioural Approach.
mampu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, baik mencakup aspek pengetahuan
oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
dengan lingkungan
Ada empat pilar belajar yang dikemukakan oleh UNESCO, yaitu :
bersama dengan orang lain yang berbeda dengan penuh toleransi, saling
dan ketiga. Tiga pilar tersebut ditujukan bagi lahirnya siswa yang mampu
jawab.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelajaran IPS terpadu
ditopang berbagai teori ilmu yang releven, yaitu: ilmu politik, hukum,
Kedua : IPS terpadu mengembangkan daya nalar (state of mind) bagi para
pengembangan individu yang cerdas dan berdaya nalar tinggi. IPS terpadu
juga sebagai alat untuk memberikan bantuan belajar bagi siswa sehingga
termasuk portofolio siswa dan evaluasi diri yang lebih berbasis kelas.
B. KERANGKA BERPIKIR
Hasil belajar adalah segala kemampuan yang dapat dicapai siswa melalui
keterampilan yang berguna bagi siswa dalam kehidupannya sehari-hari serta sikap
dan cara berpikir kritis dan kreatif dalam rangka mewujudkan manusia yang
berkualitas, bertanggung jawab bagi diri sendirt, masyarakat, bangsa dan negara
sosial, dan keterampilan dasar yang berguna bagi siswa untuk kehidupan
sosialnya baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang yang meliputi:
keragaman suku bangsa dan budaya Indonesia, keragaman keyakinan (agama dan
belajar didapat baik dari hasil tes (formatif, subsumatif dan sumatif), unjuk kerja
penilaian diri.
pembelajara interaktif dimana guru lebih banyak memberikan peran kepada siswa
merancang proses belajar mengajar yang melibatkan siswa secara integratif dan
hasil belajar. Agar hasil belajar IPS terpadu meningkat diperlukan situasi, cara dan
strategi pembelajaran yang tepat untuk melibatkan siswa secara aktif baik pikiran,
Adapun pembelajaran yang tepat untuk melibatkan siswa secara totalitas adalah
menggunakan media gambar pada mata pelajaran IPS adalah suatu model
permasalahan tersebut. Setelah itu, tugas guru adalah merangsang untuk berpikir
kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah yang ada serta mengarahkan siswa
diantara mereka.
menggunakan media gambar pada mata pelajaran IPS terpadu dapat meningkatkan
ceramah).
IPS terpadu secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami,
bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Siswa megerti apa makna belajar,
apa manfaatya, dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Mereka
sadar bahwa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti. Siswa terbiasa
pengetahuan lama dengan pngetahuan baru, dan memfasilitasi belajar. Anak harus
kemampuan siswa dalam belajar efektif dan kreatif, diaman siswa dapat
model yang sebenarnya, bisa merefleksikan apa yang diperolehnya antara harapan
sekedar hasil menghapal materi belaka, tetapi lebih pada kegiatan nyata
C. HIPOTESIS TINDAKAN
pelajaran IPS terpadu dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS
dan kreatif.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Perencanan Penelitian
1. Desain penelitian
kelas (Class Action Research) yaitu suatu penelitian yang dikembangkan bersama
sama untuk peneliti dan decision maker tentang variable yang dimanipulasikan
Alat pengumpul data yang dipakai dalam penelitian ini antara lain : catatan
guru, catatan siswa, rekaman tape recorder, wawancara, angket,media gambar dan
tindakan, observasi,dan evaluasi. Refleksi dalam tahap siklus dan akan berulang
Aspek yang diamati dalam setiap siklusnya adalah kegiatan atau aktifitas
siswa saat mata pelajaran IPS terpadu dengan pendekatan model menggunakan
media gambar pada mata pelajaran IPS terpadu untuk melihat perubahan tingkah
laku siswa, untuk mengetahui tingkat kemajuan belajarnya yang akan berpengaruh
terhadap hasil belajar dengan alat pengumpul data yang sudah disebutkan diatas.
Data yang diambil adalah data kuantitatif dari hasil tes, presensi, nilai
tugas seta data kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa, antusias siswa,
partisipasi dan kerjasama dalam diskusi, kemampuan atau keberanian siswa dalam
melaporkan hasil.
sudah dirumuskan.
2. Tempat
Penelitian ini dilakukan di SMP N I Lekok pada siswa kelas VIII dengan
jumlah siswa 37 orang, yang terdiri dari 3 orang laki-laki dan 34 orang
3. Waktu Penelitian
4. Prosedur Penelitian
Siklus I
A. Perencanaan
mengajar.
B. Tindakan
buku sumber.
guru.
C. Pengamatan
Melakukan observasi dengan memakai format observasi yang sudah
mengumpulkan data.
(LKS).
D. Refleksi
Siklus II
A. Perencanaan
Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I dan belum teratasi dan
B. Tindakan
Pelaksanaan program tindakan II yang mengacu pada identifikasi masalah
yang muncul pada siklus I, sesuai dengan alternative pemecahan maslah yang
2. Siswa yang diperkenalkan dengan materi yang akan dibahas dan tujuan
materi.
gambar.
dilaporkan.
C. Pengamatan (Observasi)
tindakan berlangsung.
D. Refleksi
Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus II berdasarkan data
yang terkumpul.
Evaluasi tindakan II
Kriteria keberhasilan penelitian ini dari sisi proses dan hasil. Sisi proses
diskusi kelompok belajar, dimana para siswa dilatih untuk berani mengeluarkan
khususnya
Hal ini dapat diketahui melalui hasil pengamatan yang terekam dalam
catatan anekdot dan jurnal harian, serta melalui wawancara tentang sikap siswa
terhadap IPS. Bila 70% siswa telah berhasil , permasalahan kasus-kasus bentuk-
bentuk gambar pengetahuan sosial melalui, model menggunakan media gambar
pada mata pelajaran IPS maka tindakan tersebut diasumsikan sudah berhasil.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Pada setiap siklus, data yang diambil adalah aktivitas dan nilai evalusi
Hasil Observasi aktivitas siswa dari siklus ke siklus dapat dilihat pada
No Indikator Ketercapaian
Siklus I Siklus II
mengemukakan pendapat
kelompok
4 Hubungan siswa dengan guru selama kegiatan 75,00% 91,66%
pembelajaran
No Indikator Ketercapaian
Siklus I Siklus II
ketuntasan belajar dari siklus ke siklus dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut.
Siklus I Siklus II
begitu juga prosentase siswa yang mencapai ketuntasan belajar meningkat dari
B. Pembahasan
Siklus pertama dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Siswa dibagi menjadi
dengan judul keanekaragaman budaya, terlihat para siswa sangat antusias dalam
motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran pada siklus pertama rata-
rata 63,82 % dan pada siklus kedus 83,35 % mengalami kenaikan 19,53 %. Dalam
indikator interaksi siswa selama mengikuti diskusi kelompok pada siklus pertama
72,25 % dan pada siklus kedua 88,32 % mengalami kenaikan sebesar 16,07 %.
pada siklus pertama 75 % dan pada siklus kedua 91,66 % mengalami kenaikan
sebesar 16,66 %. Dalam indikator hubungan siswa dengan siswa, pada siklus
pada siklkus pertama 80,55 %, sedangkan pada silklus kedua 94,45 % mengalam
Melalui ini terlihat hubungan siswa dengan guru sangat signifikan karena
guru tidak dianggap sosok yang menakutkan tetapi sebagai fasilitator dan
mitra untuk berbagi pengalaman sesuai dengan konsep creatif learning
yaitu melalui discovery dan invention serta creativity and diversity sangat
media gambar pada mata pelajaran IPS terpadu guru hanya mengarahkan
strategi yang efektif dan efisien yaitu belajar bagaimana cara belajar
ekonomi melalui diskusi kelompok guru dapat mengamati karakteristik atau gaya
belajar masing-masing siswa. Ada kelompok siswa yang lebih suka membaca
daripada dibacakan kasusnya oleh orang lain. Siswa yang lebih suka membacakan
kasus dalam hal ini tergolong kepada siswa yang memiliki potensi atau modalitas
visual (gaya belajar visual). Sedangkan siswa yang lebih suka berdialog, saling
tergolong kepada siswa yang memiliki potensi atau modalitas Auditorial (gaya
belajar Auditorial). Dan siswa yang dengan lugas, lincah dan fleksibel, selain
melihat, mendengar uraian dari siswa yang lain, dia juga mengakomodir semua
ini tergolong kepada tipe belajar konvergen dimana siswa memiliki kekuartan
otak kiri lebih dominan dan cenderung bertanya dengan menggunakan kata tanya
“How” (bagaimana).
siklus kedua, maka dapat disimpulkan bahwa temuan pada penelitian menjawab
hipotesis yang dirumuskan pada bab II bahwa melalui model Problem Based
budaya dalam mata pelajaran IPS ekonomi pada siswa SMP N I Lekok .
BAB V
A. Kesimpulan
sebesar 15,22 %
siklus pertama rerata skor aktivitas siswa yang tidak relevan sebesar 21,26
sebesar 12,01 %
siklus pertama sebesar 7,01 % dan pada siklus kedua pada siklus kedua
B. Saran
pembelajaran di Sekolah.
IPS , guru dapat dengan mudah merespon potensi atau modalitas siswa
dalam kegiatan penelitian kegiatan kelas tahun 2012 ini. Berbuat lebih
baik lagi, agar kita dapat menuntut yang lebih baik. Bekerjalah hari ini
lebih baik daripada hari kemarin, dan besok harus lebih baik daripada hari
, 2006, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang
Standar Isi, Jakarta
BP7 Pusat, 1995, UUD 1945, P4, GBHN, Bahan Penataran P4, Jakarta, BP7 Pusat
Gabriel A. Almond dan Sidney Verba, 1984, Budaya Politik, Jakarta, Bina Aksara
Kaelan, MS, 2004, Pendidikan Pancasila, Jogjakarta, Edisi reformasi, penerbit
Paradigma