Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seorang pengajar mampu memproses pembelajaran pada kelas menggunakan efektif


jika dapat tahu pranan, fungsi serta kegunaan mata pelajaran yang diajarnya. Selain
pemahaman akan hal-hal tersebut, keefektipan itu juga ditentukan oleh kemampuan pengajar
buat merubah model pengajaran menjadi model pembelajaran sesuai yang diperlukan oleh
Permen No. 41 tahun 2007 tentang standar Proses. Peranan mata pelajaran Bahasa Inggris
artinya sangat krusial buat pengembangan intelektual, sosial serta emosional siswa serta
berperan sebagai kunci penentu menuju keberhasilan pada menyelidiki suatu bidang tertentu.
Sedangkan fungsi mata pelajaran Bahasa Inggeris merupakan menjadi suatu bidang kajian
buat mempersiapkan siswa mampu merefleksikan pengalamannya sendiri serta pengalaman
orang lain, mengungkapkan gagasan-gagasan serta perasaan dan tahu beragam nuansa
makna, dan fungsinya ialah buat membantu siswa mengenal dirinya, budayanya, budaya
orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat,
membuat keputusan yang bertanggung jawab di taraf pribadi, sosial, menemukan dan
memakai kemampuan analitic dan imajinatif yang ada pada dirinya. Disamping mengetahui
pranan, fungsi serta kegunaan mata pelajaran, sebagai seorang pengajar jua diperlukan buat
mampu menerapkan beberapa metode ajar sehingga kerangka berpikir pengajaran dapat
dirubah sebagai paradigma pembelajaran sebagai tuntutan peraturan yang disampaikan
pemerintah (Permen No. 41 tahun 2007 perihal baku Proses, Permen No. 16 tahun 2007
tentang standar Kualifikasi pengajar).

Kekurangan-kekurangan yang terjadi selama proses pembelajaran yg dilakukan


selama ini yg menyebabkan rendahnya prestasi belajar peserta didik tentu tidak sepenuhnya
ditimbulkan oleh faktor luar seperti kesibukan guru, keadaan rumah tangga, lingkungan serta
lain-lain. Kelemahan-kelemahan yang ada tentu pula ditentukan sang faktor asal dalam guru
itu sendiri seperti menyiapkan bahan yg lebih baik, termasuk kemauan pengajar itu sendiri
seperti contoh menerapkan metode-metode ajar yg telah didapat di bangku kuliah. Selain itu
pengajar pula kurang mampu untuk bisa menyebarkan keterampilan mengajar yang bisa
menarik perhatian peserta didik dan merangsang siswa buat belajar. Keterampilan yg mesti
dikuasai pengajar pada melaksanakan pembelajaran ada 7,yaitu: 1) keterampilan bertanya, 2)
keterampilan memberi penguatan, 3) keterampilan mengadakan variasi, 4) keterampilan

1
menjelaskan, 5) keterampilan membuka serta menutup pelajaran, 6) keterampilan
membimbing diskusi, 7) keterampilan mengelola kelas. Keterampilan- keterampilan ini
berhubung dengan kemampuan pengajar buat menguasai dasar- dasar pengetahuan yg
bekerjasama menggunakan persiapan serta pelaksanaan proses pembelajaran yang akan
menyampaikan dukungan terhadap cara berpikir siswa yg kreatif dan imajinatif. Hal inilah
yg membagikan profesionalisme pengajar (I G. A. K. Wardani dan Siti Julaeha, Modul IDIK
4307: 1-30).

Penerapan model-model pembelajaran juga merupakan hal yang sangat penting dalam
upaya memajukan suatu bidang tertentu. Model sangat berkaitan dengan teori. Model
merupakan suatu analog konseptual yang digunakan untuk menyarankan bagaimana
meneruskan penelitian empiris sebaiknya tentang suatu masalah. Jadi model merupakan suatu
struktur konseptual yang telah berhasil dikembangkan dalam suatu bidang dan sekarang
diterapkan, terutama untuk membimbing penelitian dan berpikir dalam bidang lain, biasanya
dalam bidang yang belum begitu berkembang (Mark 1976 dalam Ratna Wilis Dahar, 1989).

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui hal-hal yang perlu dalam upaya
meningkatkan prestasi belajar siswa seperti penguasaan metode-metode ajar, penguasaan
model-model pembelajaran; penguasaan teori- teori belajar, penguasaan teknik-teknik
tertentu, penguasaan peran, fungsi serta kegunaan mata pelajaran. Apabila betul-betul guru
menguasai dan mengerti tentang hal-hal tersebut dapat diyakini bahwa prestasi belajar peserta
didik pada mata pelajaran Bahasa Inggris tidak akan rendah. Beranjak pada kenyataan bahwa
materi- materi yang disajikan di dalam Kurikulum 2006 ataupun Kurikulum 2013 lebih dari
60 % adalah berbentuk “Reading Text” maka hal ini menjadi permasalahan yang sangat berat
bagi siswa dalam proses belajar mengajar terutama karena bentuk test dalam Ujian Nasional
juga disajikan seperti hal tersebut. Berdasarkan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013 untuk
SMA mengharapkan siswa mampu memahami beberapa teks –teks tertulis dalam bentuk
interpersonal dan traksaksional ,formal atau informal, dalam jenis-jenis : recount, narrative,
procedure, deskriptif, news item, teks report ,analytical exposition,hortatory exposition,
explanation ,discussion, review, dan short fungtinal text lainnya yang ada dalam kehidupan
sehari–hari. Berdasarkan hal tersebut sudah jelas bahwa kemampuan membaca adalah sangat
dibutuhkan dalam semua aspek. Kemampuan membaca yang baik harus dipunyai oleh siswa,
terutama dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris di tingkatan sekolah menengah atas yang
akan melanjutkan pendidikannya ke jenjang perguruan tinggi. Mereka akan membutuhkan
pengetahuan dan kemampuan yang lebih tinggi untuk menguasai materi di perguruan tinggi

2
nantinya. Berdasarkan pengalaman mengajar yang telah penulis laksanakan sebelum
penulisan penelitian ini bahwa penulis telah melaksanakan technik pengajajaran konvensional
yaitu dengan memberikan beberapa kata kunci (difficult words) tentang teks tersebut kepada
siswa dan meminta mereka untuk membaca teks tersebut. Penulis telah mencoba dengan
maksimal tapi kenyataannya siswa menemui beberapa masalah kesulitan dalam pemahaman
dalam membaca teks bahasa Inggris. Ketrampilan membaca mereka masih jauh dari standar
yang diharapkan kurikulum. Ini dapat dilihat dari gejala-gejala sebagai berikut :

1. Banyak siswa yang belum mengerti apa yang mereka baca.

2. Banyak siswa yang masih rendah penguasaan kosa katanya.

3. Banyak siswa yang tidak mengerti susunan kalimat.

4. Banyak siswa yang tidak mengerti tata bahasa dalam bahasa Inggris (structure).

Berdasarkan uraian pemikiran di atas, maka penulis terdorong untuk mengadakan suatu
penelitian dengan judul “Meningkatkan Pemahaman Teks Report Dengan Menerapkan
Pendekatan Scientific Approach Pada Siswa Kelas X Ipa 4 Man 1 Kediri”

3
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, sehingga yang menjadi permasalahan


pokok adalah “bagaiamana upaya meningkatkan pemahaman report text melalui pendekatan
scientific approach siswa kelas X Ipa 4 di MAN 1 Kediri .

C. Tujuan Penelitian

Mengetahui seberapa jauh pemahaman dan penguasaan mata pelajaran Bahasa Inggris
terutama materi report text setelah diterapkannya pendekatan scientific approach pada siswa
Kelas X Ipa 4 MAN 1 Kediri.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan, yaitu dalam
melakukan penelitian tindakan kelas, khususnya untuk mengembangkan strategi belajar yang
sesuai dengan karakteristik anak usia sekolah dasar sehingga hasil belajarnya dapat
ditingkatkan secara optimal.

Bagi Guru hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan untuk meningkatkan
keaktifan belajar pada pembelajaran tatap muka.

Bagi Siswa penerapan model belajar ini akan memberikan motivasi siswa, dan siswa
tidak akan merasa jenuh dan bosan selama mengikuti kegiatan belajar mengajar.

4
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pendekatan Scientific

1. Pengertian pendekatan scientific

Pendekatan scientific merupakan konsep dasar yang mewadahi , menginspirasi ,


menguatkan , serta melatari pemikiran tentang bagaimana metode pembelajaran diterapkan
berdasarkan teori tertentu.

2. Tujuan pembelajaran scientific

Tujuan pembelajaran pendekatan scientific didasarkan pada keunggulan pendekatan


tersebut. Adapun tujuan pembelajaran dengan pendekatan scientific adalah :

a) Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat


tinggi siswa.

b) Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara


sistematik.

B. Hasil Belajar

1. Pengertian hasil belajar

Di dalam istilah hasil belajar, terdapat dua unsur di dalamnya, yaitu unsur hasil dan
unsur belajar. Hasil merupakan suatu hasil yang telah dicapai pebelajar dalam kegiatan
belajarnya (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya), sebagaimana dijelaskan
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (1995: 787). Dari pengertian ini, maka hasil belajar
adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,
lainnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Belajar merupakan suatu proses perubahan pola pikir, atau memaknai sesuatu yang
diperoleh. Tetapi, apabila kita membahas tentang hasil belajar, maka hal itu merupakan hasil
yang telah dicapai oleh si pelajar.

5
Nawawi (1981: 100) mengemukakan pengertian hasil adalah sebagai berikut:
Keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam
bentuk nilai atau skor dari hasil tes mengenai sejumlah pelajaran tertentu.

6
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kediri yang


beralamat di Jl. Raya Tarokan Kabupaten Kediri.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian merupakan waktu yang digunakan selama penelitian berlangsung.


Waktu yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan oleh
pihak kampus. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2021/2022 yaitu
tanggal 04 Januari 2022 sampai 19 Februari 2022.

B. Subyek penelitian

Subyek penelitian ini adalah kelas X Ipa 4 tahun pelajaran 2021/2022 MAN 1 Kediri
yang berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 22 perempuan dan 10 laki-laki.

C. Rencana Tindakan

Penelitian ini akan menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action


Research). Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu cara strategi bagi guru untuk
memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam kelas (Suhardjono,
2009). Tujuan dilakukan penelitian tindakan kelas adalah untuk meningkatkan pemahaman
siswa dengan menerapkan metode scientific dengan diawali metode ceramah dari guru.
Kegiatan ini dilaksanakan sendiri dengan melibatkan siswa melalui tindakan yang telah
direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasikan. Siklus yang dilakukan dalam penelitian
tindakan kelas adalah proses penelitian dan pembelajaran yang dilakukan oleh guru guna
mencapai hasil yang pembelajaran yang lebih baik. Dalam melaksanakan penelitian,
rancangan merupakan hal yang sangat penting untuk disampaikan. Untuk penelitian ini
peniliti menggunakan rancangan penelitian tindakan dengan Model
Arikunto,Suhardjono,Supardi, (2006) seperti terlihat pada gambar berikut.

7
Permasalahan Siklus I Pengamatan/
Perencanaa Pelaksanaan
Pengumpula
n Tindakan Tindakan I
n Data I
I

Kelemahan &
kebaikan

Hasil refleksi
Refleksi I
Siklus II

Perencanaa Pelaksanaan Pengamatan/ Refleksi


n Tindakan Tindakan II Pengumpula
n Data II II
II

Gambar 1. Skema Rancangan Penelitian

Penjelasan alur di atas adalah:

1. Perencanaan, membuat rencana pembelajaran pada tahap ini dengan persetujuan serta
pengarahan dosen pembimbing.

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai
upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari
diterapkannya metode diskusi. observasi siklus pertama dilakukan pada saat proses
pembelajaran berlangsung.

3. Analisis dan Refleksi, Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dikumpulkan,
demikian pula hasil tes belajar murid, kemudian dianalisis dan direfleksi. Refleksi
yang dimaksudkan untuk melihat apakah rencana telah terlaksana secara optimal atau
perlu dilakukan perbaikan.

8
D. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK memiliki istilah dalam
Bahasa inggris yang berarti Classroom Action Research (CAR) merupakan penelitian yang
dilakukan dalam kelas.

b.Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data-data dapat diperoleh. Sumber
data yang digali dalam penelitian ini meliputi:

1) Sumber data utama (primer) dalam penelitian ini adalah dari siswa-siswa X Ipa 4
MAN 1 Kediri.
2) Sumber data tambahan (sekunder) dalam penelitian ini adalah dari nilai-nilai tes
tulis, post test, keaktifan siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data berupa observasi dan tes. Observasi merupakan teknik
pengumpulan data menggunakan pengamatan terhadap objek penelitian yang dilakukan di
kelas, ketika kegiatan belajar dan mengajar berlangsung. sedangkan Tes dilakukan untuk
mengetahui hasil belajar (kognitif).

F. Teknik Analisa Data

Analisis data dari hasil tes yang telah dilaksanakan menggunakan rumus desain dari Aqib
dalam (Hudah, 2019), sebagai berikut :

Na=
∑ skor yang diperoleh ×100 %
∑ skor maksimal
Rumus tersebut digunakan untuk mengetahui data hasil belajar siswa. Sedangkan untuk
memperoleh nilai rata-rata menggunakan rumus sebagai berikut :

x=
∑X
∑N

9
Keterangan

∑ X = jumlah semua nilai siswa


∑ N = jumlah siswa
Kemudian untuk menghitung persentase ketuntasan secara klasikal menggunakan rumus
sebagai berikut :

P=
∑ siswa yang tuntas belajar 100 %
∑ siswa
Kriteria yang digunakan pada penelitian ini unruk menyimpulkan bahwa penelitian ini bisa
dikatakan berhasil yaitu apabila dalam penelitian ini mencapai 50% dari jumlah siswa, hasil
belajar siswa kelas X Ipa 4 MAN 1 Kediri memenuhi nilai KKM yaitu 76

10
BAB IV

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian berasal dari hasil tes dan pengamatan. Hasil tes disajikan dalam
bentuk data kuantitatif, sedangkan untuk hasil pengamatan di sajikan dalam bentuk deskriptif.
Dalam penelitian ini siswa dituntut untuk mendapatkan hasil terbaik dan mempu
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga hasil belajar yang didapatnya tidak
hilang begitu saja. Hasil rata-rata postes pada siklus I dan siklus II bisa dilihat dalam table
berikut.
Tabel 1.
Nilai rata-rata hasil belajar siswa
Tahap Tindakan Kelas Nilai Rata-rata
Siklus I 75.6
Siklus II 80.8

Dari keterangan table diatas diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas X Ipa 4 pada mata
pelajaran Bahasa dan Sastra Inggris dapat ditingkatkan dengan penerapan metode scientific
approach. Pada table diatas terlihat peningkatan nilai rata-rata mulai dari siklus I sebesar
5.2% mulai dari 75.6% menigkat menjadi 80.8%.

Tabel 2.
Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Tahap Tindakan Kelas Belum tuntas KKM Tuntas KKM
Siklus I 11 siswa (26.1%) 18 siswa (49.5%)
Siklus II 7 siswa (16.6%) 25 siswa (66.8)

Dari data tabel tersebut terlihat perbandingan hasil belajar yang signifikan sebelum
dan sesudah penerapan metode scientific approach dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra
Inggris. Persentase ketuntasan meningkat dari siklus I ke siklus II sebesar 17.3%.

Berdasarkan hasil observasi pada proses pembelajaran Bahasa dan Sastra Inggris di
kelas antara guru dengan para siswa, siswa lebih mudah memahami dengan metode scientific
approach. Peneliti berharap dengan penelitian ini siswa menjadi lebih aktif dan antusias

11
dalam pembelajaran bahasa dan sastra inggris serta memberikan manfaat pada siswa untuk
memecahkan masalah.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dan uraian tes yang sudah dilaksanakan
siswa dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil pembelajaran bahasa dan sastra inggris pada materi report text dengan menerapkan
pendekatan scientific approach yang dilaksanakan dengan dua siklus menunnjukkan
adanya peningkatan hasil yang signifikan mulai dari siklus pertama sampai ke siklus ke-
dua sebesar 17.3%.
2. Kegiatan pembelajaran bahasa dan sastra inggris pada materi report text dengan
menerapkan pendekatan scientific approach menunjukkan hasil yang lebih baik.

Saran
Dari uraian hasil penelitian dalam peningkatan hasil belajar peserta didik adalah :
1. Suasana belajar di dalam kelas yang aktif dapat memotivasi siswa dalam belaljar.
2. Tidak berhenti untuk selalu berinovasi mencari solusi dari setiap masalah pembelajaran
yang terjadi saat kegiatan belajar mengajar berlangsung demi kemajuan generasi penerus
bangsa.

12
DAFTAR PUSTAKA
Arbatelya ( 2013 ) yang berjudul The Effect Of Using Tells Strategy Toward Reading
Narrative Text Comprehension At The Second Year Student Of SMA N2 Bangkinang.
Dr.Gimin,MPd , dkk (2008 ). Model –Model Pembelajaran , Modul Pendidikan dan
Pelatihan Profesi Guru.
Hendriyanto, Dedi & Hendrayani S. (2019). Meningkatkan Keterampilan Siswa
Menulis Teks Report dengan Pembelajaran Mind Mapping Berbasis Multimedia. 1 (2). 92-
100.
Joni, Nyoman Dewa. (2016). Peningkatan Pemahaman Report Text Melalui
Contextual Teaching and Learning. 6 (1). 12-23.
Maznum. (2018). Upaya Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam Reading
Comprehension Pada Text Report Melalui Pendekatan Scientific di Kelas XI-mia.5 SMAN 2
Bangkinang Kota tp 2016-2017. 240-249.
Otran Situmorang (2013), Peningkatan Penguasaan Kosa Kata siswa melalui media
gambar mata pelajaran Bahasa Inggris Kelas X, SMA 1 Padang Cermin ,Lampung.

13
14

Anda mungkin juga menyukai