1. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Jadi
bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga muridnya.
2. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. Bagaimana ia akan
menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut.
Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan
serta penilaian yang berbeda.
3.Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk
mencapai tujuan belajar yang tinggi. Kemudian juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada
dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya.
4.Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya
fleksibilitas. Namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap
dapat berjalan secara efektif.
5.Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian
formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid
mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.
Ibu Lili akan mengajar pelajaran Matematika. Tujuan
Pembelajaran yang ia tetapkan adalah: murid dapat
Mengidentifikasi menyajikan dan menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan keliling bangun datar.
Berdasarkan identifikasi yang ia lakukan, Pak Herman telah mengetahui bahwa sebagian muridnya
adalah pembelajar visual , sebagian lagi adalah pembelajar auditori, dan pembelajar kinestetik.
Untuk memenuhi kebutuhan belajar murid-muridnya tersebut, Pak Herman lalu memutuskan untuk 3. Profil Belajar Murid
melakukan beberapa hal berikut ini:
(Learning Profiles)
1. Saat mengajar, Pak Herman melakukan hal-hal berikut ini:
- Ia menggunakan banyak gambar atau alat bantu visual saat menjelaskan.
- Ia juga menyediakan video yang dilengkapi penjelasan lisan yang dapat diakses oleh
murid.
- Pak Herman juga membuat beberapa sudut belajar atau display yang ditempel
di tempat-tempat berbeda untuk memberikan kesempatan murid bergerak saat
mengakses informasi.
membaca rapormurid
berbicara dari kelas mereka
denganguru murid sebelumnya
sebelumnya
Strategi Mendiferensiasi Pembelajaran
1. Mendiferensiasi Konten: Diferensiasi konten merujuk pada strategi membedakan
pengorganisasian dan format penyampaian konten. Konten adalah materi pengetahuan,
konsep, dan keterampilan yang perlu dipelajari murid berdasarkan kurikulum.
Strategi Mendiferensiasi Pembelajaran
2. Mendiferensiasi Proses: Merujuk pada strategi membedakan proses yang harus dijalani
oleh murid yang dapat memungkinkan mereka untuk berlatih dan memahami isi (content)
materi.
Contoh
Strategi Mendiferensiasi Pembelajaran
3. Mendiferensiasi Produk: Merujuk pada strategi memodifikasi produk hasil belajar murid,
hasil latihan, penerapan, dan pengembangan apa yang telah dipelajari.
Contoh
Sekilas tentang RP
P
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
Contoh:
Jika guru tahu bahwa setengah jumlah siswanya ternyata telah menguasai materi yang akan ia berikan
minggu depan, maka ia bisa mengubah rencana pembelajarannya agar lebih sesuai dengan kebutuhan
siswa.
Di sisi lain, jika guru menggunakan penilaian formatif secara efektif, mereka dapat membedakan untuk
memberikan instruksi “secara tepat waktu” yang benar-benar dibutuhkan dan dianggap relevan oleh
siswa. Instruksi yang tepat waktu dan relevan menghasilkan keterlibatan siswa yang lebih tinggi.
PERAN KEPALA
SEKOLAH
PERAN KEPALA SEKOLAH
B-uat
pertanyaan
(Define)
A-mbil pelajaran
(Discover)
G-ali mimpi
(Dream)
J-abarkan
rencana (Design)
A-tur eksekusi
(Deliver)
refleksi PADLET
(P)enerapan ke
depan
Jelaskan 2 hal konkret yang akan
Ibu/Bapak lakukan untuk penerapan
Pembelajaran Berdiferensiasi di masa
depan.
https://padlet.com/rudyoriza1/Bookmarks
(beri nama, kelas, dan foto)