Anda di halaman 1dari 30

Yuk, Merancang

Pembelajaran Berdiferensiasi
Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid
Melalui Pembelajaran
Berdiferensiasi
Pembelajaran untuk Memenuhi
Kebutuhan Belajar Murid
Pembelajaran Diferensiasi

Definisi Ciri-ciri

• Pembelajaran yang mengakomodir a. Lingkungan belajar mengundang

kebutuhan belajar murid. murid untuk belajar.

• Guru memfasilitasi murid sesuai b. Kurikulum memiliki tujuan

dengan kebutuhannya. Pembelajaran yang didefinisikan

• Tidakberarti pembelajaran dengan secara jelas.

memberikan perlakuan berbeda untuk c. Penilaian berkelanjutan.

setiap murid ataupun membedakan d. Guru menanggapi atau merespon

murid yang pintar dan yang kurang kebutuhan belajar murid, dan

pintar. manajemen kelas efektif.


Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian
keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh
guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid (Carol Ann
Tomlinson)
Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense)
yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid.

1. Tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas.

2. Bagaimana merespon kebutuhan belajar murid.


3. Lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar
4. Manajemen kelas yang efektif
5. Penilaian berkelanjutan
Tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas

Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas.

Jadi bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga muridnya.
Bagaimana merespon kebutuhan belajar murid

Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya?

Bagaimana guru akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan


belajar murid tersebut?

- Menggunakan sumber yang berbeda,

- Menggunakan cara yang berbeda,


- Penugasan serta penilaian yang berbeda.
Lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar

Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk


belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi?

Bagaiman memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada
dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya.
Manajemen kelas yang efektif

Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya


fleksibilitas. Namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan
yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif.
Penilaian Berkelanjutan

Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian
formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan,
atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.
Penerapan Pembelajaran berdiferensiasi

Melakukan pemetaan kebutuhan


1 belajar Berdasarkan kesiapan belajar,
minat belajar, & profil belajar murid.
• Wawancara, observasi, survey

Merencanakan Pembelajaran
berdiferensiasi berdasarkan hasil
2 pemetaan
• Memberikan berbagai pilihan
strategi, materi, dan cara belajar.

Mengevaluasi dan refleksi


3 Pembelajaran yang sudah
berlangsung.
Kelas yang Menerapkan Kelas yang Belum Menerapkan
Pembelajaran Diferensiasi Pembelajaran Diferensiasi

Guru lebih memaksakan


kehendaknya sendiri.
Guru menggunakan
beragam cara agar murid
dapat mengeksploitasi isi
kurikulum.
Guru tidak memahami
minat dan keinginan murid.
Guru memberikan beragam
kegiatan yang masuk akal -
> murid mengerti dan
memiliki informasi/ide.
Kebutuhan belajar murid tidak
terpenuhi karena: a) proses
Guru memberikan beragam pembelajaran menggunakan
pilihan -> murid dapat satu cara yang dianggap baik;
mendemonstrasikan yang b) guru tidak memberikan
ragam kegiatan dan pilihan.
dipelajari.
Mengidentifikasi Kebutuhan Murid
• Kesiapan belajar murid (readiness)
• Minat murid (interest)
• Profil belajar murid (learning profiles)
Ibu Lili akan mengajar pelajaran Matematika. Tujuan
Mengidentifikasi Pembelajaran yang ia tetapkan adalah: murid dapat menyajikan dan
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling bangun datar.

Kebutuhan Belajar Murid

1. Kesiapan Belajar Murid


(Readiness)

Kesiapan belajar (readiness)


adalah kapasitas untuk mempelajari
materi, konsep, atau keterampilan
baru.
Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Murid
2. Minat Murid (interest)
Ibu Zaenab ingin mengajarkan murid-muridnya keterampilan membuat
tulisan teks prosedur. Ia kemudian melihat pada catatan yang dimilikinya.
Ia menemukan bahwa di kelasnya ada:

● 8 orang murid yang sangat menyukai kegiatan olahraga;


● 6 orang yang menyukai hal-hal yang berkaitan dengan sains;
● 4 orang senang membuat prakarya dan;
● 2 orang senang memasak.

Setelah selesai mendiskusikan tentang apa dan bagaimana membuat


tulisan berbentuk prosedur, Bu Zaenab lalu meminta murid berlatih
membuat sendiri tulisan berbentuk prosedur tersebut. Setiap murid
diperbolehkan untuk menulis dengan topik sesuai dengan minat mereka.
Ada murid yang memilih membuat tulisan prosedur memasak nasi goreng,
ada murid yang memilih membuat tulisan tentang prosedur membuat
bunga dari sedotan,dsb.
Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Murid
Pak Herman akan mengajar pelajaran IPA, dengan tujuan pembelajaran yaitu agar murid dapat
mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup.
3. Profil Belajar Murid
Berdasarkan identifikasi yang ia lakukan, Pak Herman telah mengetahui bahwa sebagian muridnya
(Learning Profiles) adalah pembelajar visual , sebagian lagi adalah pembelajar auditori, dan pembelajar kinestetik.

Untuk memenuhi kebutuhan belajar murid-muridnya tersebut, Pak Herman lalu memutuskan untuk
melakukan beberapa hal berikut ini:

1. Saat mengajar, Pak Herman melakukan hal-hal berikut ini:


- Ia menggunakan banyak gambar atau alat bantu visual saat menjelaskan.
- Ia juga menyediakan video yang dilengkapi penjelasan lisan yang dapat diakses oleh
murid.
- Pak Herman juga membuat beberapa sudut belajar atau display yang ditempel
di tempat-tempat berbeda untuk memberikan kesempatan murid bergerak saat
mengakses informasi.

2.Saat memberikan tugas, Pak Herman memperbolehkan murid-muridnya memilih cara


mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup. Murid boleh
menunjukkan pemahaman dalam bentuk gambar, rekaman wawancara maupun performance atau
role-play
Beberapa contoh cara mengidentifikasi kebutuhan belajar murid

mengidentifikasi mereview dan


mengamati
pengetahuan melakukan refleksi
perilaku
awal terhadap praktik
murid-murid
pengajaran

membaca rapormurid
berbicara dari kelas mereka
denganguru murid sebelumnya
sebelumnya
3 STRATEGI DIFERENSIASI

1. DIFERENSIASI KONTEN 2. DIFERENSIASI PROSES 3. DIFERENSIASI PRODUK

Konten adalah apa yang Proses mengacu pada Produk adalah hasil
diajarkan kepada murid. bagaimana murid pekerjaan atau unjuk kerja
memahami/memaknai apa murid kepada guru (PjBL,
Dibedakan sebagai yang diajarkan. karangan, pidato, rekaman,
tanggapan terhadap foto/documenter).
kesiapan, minat, dan profil Dilakukan dengan:
belajar murid maupun a. Menggunakan kegiatan Produk yang diberikan:
kombinasi ketiganya. berjenjang. a. Memberikan tantangan
b. Menyediakan pertanyaan dan keragaman atau variasi.
Guru menyediakan bahan pemandu atau tantangan di b. Memberikan murid pilihan
dan alat sesuai dengan sudut minat. bagaimana mereka dapat
kebutuhan belajar murid. c. Membuat agenda mengekspresikan
individual untuk murid pembelajaran yang
d. Mengembangkan diinginkan.
kegiatan bervariasi.
Strategi Mendiferensiasi Pembelajaran
1. Mendiferensiasi Konten: Diferensiasi konten merujuk pada strategi membedakan
pengorganisasian dan format penyampaian konten. Konten adalah materi pengetahuan,
konsep, dan keterampilan yang perlu dipelajari murid berdasarkan kurikulum.
Strategi Mendiferensiasi Pembelajaran

2. Mendiferensiasi Proses: Merujuk pada strategi membedakan proses yang harus dijalani
oleh murid yang dapat memungkinkan mereka untuk berlatih dan memahami isi (content)
materi.

Contoh
Strategi Mendiferensiasi Pembelajaran
3. Mendiferensiasi Produk: Merujuk pada strategi memodifikasi produk hasil belajar murid,
hasil latihan, penerapan, dan pengembangan apa yang telah dipelajari.

Contoh
Sekilas tentang RP
P
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:

1. Guru perlu menetapkan tujuan pembelajaran yang jelas dari awal


● Langkah pertama menuju diferensiasi adalah memiliki tujuan yang jelas.
● Guru perlu menanyakan pada diri sendiri pertanyaan ini setiap hari: “Apa yang akan kita
pelajari hari ini?”
● Guru perlu mengetahui pengetahuan, konsep, dan keterampilan yang esensial yang perlu
dikuasai oleh murid.
● Jika guru memiliki tujuan yang jelas, mereka tahu bagaimana mereka
dapat memeriksa pemahaman murid.
2. Memeriksa Pemahaman
murid
● Ada banyak cara untuk memeriksa pemahaman murid. Bukan hanya melalui tes tertulis.
● Lewat pertanyaan-pertanyaan yang mereka berikan, guru dapat mengecek apakah
murid-murid telah memahami apa yang yang telah dipelajari.

● Guru juga dapat menggunakan writing tools (misalnya tulisan atau karangan, poster
diagram yang mereka buat, dsb); performance tools, kuis, alat-alat teknologi, dan sebagainya
untuk mengetahui sejauh pemahaman murid.

● Jadi dengan kata lain, guru dapat menggunakan alat-alat penilaian formal (yang mungkin
membutuhkan waktu untuk memberikan umpan balik kepada murid) atau, guru juga dapat
menggunakan alat-alat penilaian informal yang cepat, misalnya melalui respon murid, exit
ticket (tiket keluar), dbs.
3. Keterlibatan siswa
Penilaian formatif dapat digunakan untuk meningkatkan keterlibatan murid dalam belajar.

Contoh:

Jika guru tahu bahwa setengah jumlah siswanya ternyata telah menguasai materi yang akan ia
berikan minggu depan, maka ia bisa mengubah rencana pembelajarannya agar lebih sesuai
dengan kebutuhan siswa.

Di sisi lain, jika guru menggunakan penilaian formatif secara efektif, mereka dapat
membedakan untuk memberikan instruksi “secara tepat waktu” yang benar-benar dibutuhkan
dan dianggap relevan oleh siswa. Instruksi yang tepat waktu dan relevan menghasilkan
keterlibatan siswa yang lebih tinggi.
Refleksi PADLET
(P)enerapan ke
depan
Jelaskan 2 hal konkret yang akan Ibu/Bapak lakukan
untuk penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi di
masa depan. https://
padlet.com/elisjuariah74/uq3dhjsyodb4gqfw
(beri nama, sekolah tempat bertugas)
“Serupa seperti para pengukir yang memiliki pengetahuan mendalam
tentang keadaan kayu, jenis-jenisnya, keindahan ukiran, dan cara-cara
mengukirnya. Seperti itulah seorang guru seharusnya memiliki pengetahuan
mendalam tentang seni mendidik. Bedanya, Guru mengukir manusia yang
memiliki hidup lahir dan batin.”

(Ki Hajar Dewantara)

Anda mungkin juga menyukai