1 Pembelajaran Berdiferensiasi
A. Pembelajaran Berdiferensiasi
1. Diferensiasi Konten adalah segala materi pembelajaran yang akan disampaikan oleh
guru kepada muridnya yang mengacu kepada kemampuan dan keterampilan.
3. Diferensiasi Produk adalah hasil atau tagihan dari suatu proses pembelajaran yang
telah dilakukan murid sesuai pemahaman belajar mereka dalam bentuk produk.
Kesiapan serta kapasitas murid untuk mempelajari dan memahami materi baru
yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran. Murid akan menunjukkan kinerja
yang lebih baik jika tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan
pemahaman yang mereka miliki sebelumnya.
Menurut Tomlinson dalam Hockett tahun 2018 mengatakan bahwa profil belajar
murid ini merupakan pendekatan yang disukai murid untuk belajar yang dipengaruhi
oleh gaya berpikir, kecerdasan, budaya, latar belakang, jenis kelamin, dan lain-lain.
Memberikan kesempatan kepada murid untuk bekerja dengan cara yang mereka
sukai.
Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar
murid, baik dari kesiapan belajar siswa, minat belajar siswa, dan profil belajar siswa.
Tomlinson (2001: 46) mengatakan bahwa merancang pembelajaran mirip dengan
menggunakan tombol equalizer pada stereo atau pemutar CD. Untuk mendapatkan
kombinasi suara terbaik, biasanya Anda akan menggeser-geser tombol equalizer
tersebut terlebih dahulu.
Dalam modul 2.1 ini, dalam mengidentifikasi kesiapan belajar dibahas 6 contoh
dari perspektif kontinum, dengan mengadaptasi alat yang disebut Equalizer yang
diperkenalkan oleh Tomlinson (Tomlinson, 2001).
2) Konkret – Abstrak
3) Sederhana – Kompleks
Beberapa murid mungkin perlu bekerja dengan materi lebih sederhana, sementara
yang lain mungkin bisa menangani kerumitan berbagai abstraksi pada satu waktu.
4) Terstruktur – Terbuka
6) Lambat – Cepat
Beberapa murid dengan kemampuan yang baik dalam suatu mata pelajaran
mungkin perlu bergerak cepat melalui materi yang telah ia kuasai atau sedikit
menantang. Namun, mungkin murid juga akan membutuhkan lebih banyak waktu
daripada yang lain untuk mempelajari topik yang berbeda.
1) Membantu murid menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah dan kecintaan
mereka sendiri untuk belajar;
3) Menggunakan keterampilan atau ide yang dikenal murid sebagai jembatan untuk
mempelajari ide atau keterampilan yang kurang dikenal atau baru bagi mereka,
dan;
Minat sebenarnya dapat dilihat dalam 2 perspektif, yang pertama sebagai minat
situasional yaitu keadaan psikologis yang dicirikan oleh peningkatan perhatian,
upaya, dan pengaruh, yang dialami pada saat tertentu. Contohnya seorang anak bisa
saja tertarik saat seorang gurunya berbicara tentang topik hewan, meskipun
sebenarnya ia tidak menyukai topik tentang hewan tersebut, karena gurunya berbicara
dengan cara yang sangat menghibur, menarik dan menggunakan berbagai alat bantu
visual. Yang kedua, minat individu yaitu minat yang dapat dilihat sebagai sebuah
kecenderungan individu untuk terlibat dalam jangka waktu lama dengan objek atau
topik tertentu. Contoh seorang anak yang memang memiliki minat terhadap hewan,
maka ia akan tetap tertarik untuk belajar tentang hewan meskipun mungkin saat itu
guru yang mengajar sama sekali tidak membawakannya dengan cara yang menarik
atau menghibur.
Minat menjadi salah satu motivator penting bagi murid untuk terlibat aktif dalam
proses pembelajaran. Memahami kedua perspektif tentang minat tersebut tentu akan
membantu guru untuk dapat mempertimbangkan bagaimana ia dapat
mempertahankan atau menarik minat murid-muridnya dalam belajar. Berbagai cara
yang dapat dilakukan diantaranya :
Profil Belajar mengacu pada cara-cara seorang individu paling baik belajar.
Tujuan dari mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar murid berdasarkan
profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar
secara natural dan efisien. Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor
diantaranya :
[1] Visual: belajar dengan melihat (misalnya melalui materi yang berupa
gambar, menampilkan diagram, power point, catatan, peta, graphic
organizer );
C. Kaitan antar materi dalam Modul 2.1 dengan modul lain di Program Pendidikan
Guru Penggerak
Kaitan dengan Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak, dalam memetakan
kebutuhan belajar murid dibutuhkan guru yang memiliki nilai-nilai reflektif terhadap
proses pembelajaran yang sudah dilakukan bersama murid. Guru juga harus inovatif
dalam membuat media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan murid dan harus
mampu berkolaborasi dengan murid, sesama guru, dan orang tua murid untuk
mendapatkan informasi tentang karakter belajar murid.
Dalam modul 1.3 guru penggerak memiliki visi untuk melakukan perubahan positif
dalam pembelajaran yang berpihak pada murid dengan memperhatikan kebutuhan belajar
murid (pembelajaran berdiferensiasi) dengan strategi pendekatan IA, menggunakan
tahapan BAGJA, yaitu :
Pembelajaran berdiferensiasi akan dapat dilakukan dengan baik dan sesuai dengan
yang diharapkan, jika didukung dengan lingkungan yang menerapkan budaya positif
di sekolah. Guru memiliki peran penting dalam membentuk atmosfer lingkungan
yang positif. Lingkungan yang positif akan terwujud karena adanya budaya positif
yang lahir dari disiplin internal dalam komunitas belajar.