MODUL 2.3
COACHING
MODUL 2.1
MODUL 2.2
MODUL 2.3
sebagai manusia ” Siswa dan guru merdeka belajar yang
berkolaborasi bersama menggali dan mengembangkan potensi
1 siswa dan mengakomodasi karakteristik masing-masing untuk
2 3 4
mewujudkan student wellbeing (Ngakan Putu Suarjana
(Pengawas) – Dinas Pendidkan Karangasem, Bali
(catatan: kata wellbeing dalam bahasa KHD – Selamat dan
Bahagia; di Program Gubernur Jawa Barat, Jabar Masagi
disebut BAGDJA).
Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi
Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk
akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada
kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah
yang terkait dengan:
MODUL 2.2
MODUL 2.3
untuk belajar untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi.
2. Kurikulum yang memilikitujuan pembelajaran yang didefinisikan
1 2 secara jelas. 3 4
3. Penilaian berkelanjutan. (proses penilaian formatif yang telah
dilakukan),
4. Refleski guru (bagaimana guru menanggapi atau merespon
kebutuhan belajar muridnya. Bagaimana ia akan menyesuaikan
rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar
murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber
yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian
yang berbeda.
5. Pengelolaan kelas yang efektif.
Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional
MODUL 2.3
1 2 3 FFHH 4
• Kegiatan rutin: kegiatan yang dilakukan di luar waktu belajar akademik sesuai dengan kondisi sekolah
masing-masing (Mis. ekskul, perayaan hari besar, kegiatan sekolah, apel pagi, kerja bakti, senam
bersama, kunjungan perpustakaan yang dijadwalkan, membaca bersama, seminar/pelatihan)
• Terintegrasi dalam pembelajaran: sebagai strategi pembelajaran atau diintegrasikan dalam kurikulum
• Protokol: budaya atau aturan sekolah yang sudah menjadi kesepakatan bersama dan diterapkan secara
mandiri oleh murid atau sebagai kebijakan sekolah untuk merespon situasi atau kejadian tertentu.
Misalnya, menjaga ketenangan di ruang perpustakan, berdoa di mushola sekolah dengan khidmat, dll.
Modul 2.3 Coaching
“Coaching adalah sebuah percakapan, dialog saat seorang coach dan seseorang
berinteraksi dalam sebuah komunikasi yang dinamis untuk mencapai tujuan,
meningkatkan kinerja dan ‘menuntun’ sesorang mencapai keberhasilannya”
Zeus and Skiffington "Coaching is a conversation, a dialogue, whereby the coach
Coaching menjadi salah satu proses ‘menuntun’ belajar murid untuk mencapai
kekuatan kodratnya, Sebagai seorang ‘pamong’. Guru dapat memberikan ‘tuntunan’
1 2 3 4 melalui pertanyaan-pertanyaan reflektif danGH
efektif agar kekuatan kodrat anak
terpancar dari dirinya.
kendala dalam menerapkan bisa juga siswa/rekan guru yang mendatangi coach untuk dimintai pertolongan atas
pembelajaran di kelasnya, Terutama masalah yang sedang dihadapi. Coach melakukan coaching dengan menggunakan
MODUL 1.1
MODUL 2.1
MODUL 2.2
MODUL 2.3
dalam kondisi PJJ sekarang ini. model TIRTA, langkah awal adalah dengan menyampaikan Tujuan, dilanjutkan
dengan proses Identifikasi untuk menggali informasi dan memunculkan potensi
yang dimiliki coachee, merumuskan Rencana aksi untuk menentukan solusi dari
1 2 3 4 5
permasalahan yang dihadapi, serta melakukan TAnggung jawab atau berkomitmen
Tujuan
Siswa/rekan guru mampu menyelesaikan
dengan rencana aksi yang sudah dibuat.
kendala yang dihadapi di bombing oleh
seorang coach memaksimalkan potensi
rekan guru dan dapat menyelesaikan
masalahnya sendiri