Anda di halaman 1dari 10

3.1.a.4.2.

Eksplorasi Konsep - Konsep Pengambilan


dan Pengujian Keputusan
- September 01, 2021

 Filailatut Tasrika, S,Pd.

CGP Angkatan 2 Kabupaten Malang

Moda: Mandiri

Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat menerapkan 9 langkah pengambilan dan


pengujian keputusan dalam permasalahan yang mereka hadapi dan bersikap reflektif, kritis, dan
kreatif dalam proses tersebut.

Bacalah sebuah artikel mengenai konsep pengambilan dan pengujian keputusan. Sebagai
seorang pemimpin pembelajaran, Anda harus memastikan bahwa keputusan yang Anda ambil
adalah keputusan yang tepat. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui
apakah keputusan tersebut telah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar pengambilan keputusan
secara etis.

Artikel Klik disini

Mari kita terapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan pada studi kasus Ibu
Tati sebelumnya.
Your response
 Respondent: FILAILATUT TASRIKA . Submitted on: Wednesday, 1 September 2021, 9:37
PM
Konsep Pengambilan dan Pengujian Keputusan

Mari kita terapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan pada studi kasus Ibu Tati
sebelumnya.

Studi Kasus: Ibu Guru Tati 

Ibu Tati adalah guru kelas V yang merupakan rekan kerja Anda, yang mana sama-sama
mengajar kelas V yang kelasnya paralel. Ruangan kelas ibu Tati pun persis di sebelah ruangan
kelas Anda. Ibu Tati terkenal sangat disiplin dan cenderung ‘galak’. Pada sisi lain, ibu Tati juga
pekerja keras dan murid-muridnya pun selalu mendapatkan nilai-nilai yang sangat baik.
Sebagian murid-murid sangat takut kepada ibu Tati, dan sebagian lain bisa menyesuaikan diri.
Kepala Sekolah Anda dan orang tua murid juga sangat menghargai ibu Tati. Suatu hari, Anda
mendengar tangisan seorang murid dan pergi keluar untuk melihat asal suara tangisan
tersebut. Anda melihat seorang murid perempuan, kelas V sedang berlutut di atas bebatuan
sekolah yang sangat panas hari itu, menghadap di depan pintu kelas ibu Tati.  Anda melihat ibu
Tati tampak tidak menghiraukan suara tangisan muridnya dan tetap mengajar seperti biasa,
namun Anda bisa melihat bahwa beberapa murid di kelas ibu Tati mencoba untuk mencuri
pandangan keluar kelas melihat temannya yang sedang menangis dan berlutut di terik
matahari. Apa yang harus Anda lakukan? Apakah guru lain dapat menginterupsi di mana saat
itu ada guru lain yang memiliki wewenang atas kelas yang dipimpinnya? Dalam kondisi ini apa
yang bisa Anda lakukan? Dapatkah Anda menginterupsi, mengapa, dan bagaimana?

Question #1
1
Response is required

Langkah 1: Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini. 

Ada 2 alasan mengapa langkah ini adalah langkah yang penting dalam pengambilan dan
pengujian keputusan. Alasan yang pertama, langkah ini mengharuskan kita untuk
mengidentifikasi masalah yang perlu diperhatikan, alih-alih langsung mengambil keputusan
tanpa menilainya dengan lebih saksama. Alasan yang kedua adalah karena langkah ini
akan membuat kita menyaring masalah yang betul-betul berhubungan dengan aspek moral,
bukan masalah yang berhubungan dengan sopan santun dan norma sosial. Untuk
mengenali hal ini bukanlah hal yang mudah. Kalau kita terlalu berlebihan dalam
menerapkan langkah ini, dapat membuat kita menjadi orang yang terlalu mendewakan
aspek moral, sehingga kita akan mempermasalahkan setiap kesalahan yang paling kecil
pun. Sebaliknya bila kita terlalu permisif, maka kita bisa menjadi apatis dan tidak bisa
mengenali aspek-aspek permasalahan etika lagi.

Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut?

Situasi tersebut Benar bahwa Bu tati adalah seorang yang disiplin dalam mengajar
termasuk terhadap murid muridnya selalu menenamkan disiplin, benar bahwa bu tati
melakukan tindakan tersebut terhadap muridnya adalah dalam rangka mendisiplinkan murid
tersebut.

Antara sikap disiplin dan cara mendisiplinkan ini adalah kebenaran yang saling
bertentangan, dimana cara bu tati tersebut tidak relevan digunakan untuk mendisiplinkan
murid

Question #2
2
Response is required

Langkah 2: Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini 

Bila kita telah mengenali bahwa ada masalah moral di situasi tertentu. Pertanyaannya
adalah dilema siapakah ini? Hal yang seharusnya membedakan bukanlah pertanyaan
apakah ini dilema saya atau bukan. Karena dalam hubungannya dengan permasalahan
moral, kita semua seharusnya merasa terpanggil.

Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut?


Melihat situasi tersebut tentu ini menjadi dilema bagi saya sebagai teman sejawat. Saya
memahami bahwa kita harus menanamkan disiplin pada murid, disisi lain saya memahami
dan tidak setuju dengan cara bu tati menerapkan pendisiplinan terhadap murid seperti itu

Question #3
3
Response is required

Langkah 3: Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini 

Pengambilan keputusan yang baik membutuhkan data yang lengkap dan detail, seperti
misalnya apa yang terjadi di awal situasi tersebut, bagaimana hal itu terkuak, dan apa yang
akhirnya terjadi, siapa berkata apa pada siapa, kapan mereka mengatakannya.  Data-data
tersebut penting untuk kita ketahui karena dilema etika tidak menyangkut hal-hal yang
bersifat teori, namun ada faktor-faktor pendorong dan penarik yang nyata di mana data
yang mendetail akan bisa menggambarkan alasan seseorang melakukan sesuatu dan
kepribadian seseorang akan tercermin dalam situasi tersebut. Hal yang juga penting di sini
adalah analisis terhadap hal-hal apa saja yang potensial akan terjadi di waktu yang akan
datang.

Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut?

Fakta bahwa bu Tati adalah guru yang disipln pada diri dan profesinya, kinerjanya bagus,
dihormati kepala sekolah dan rekan guru lainnya, orangtua pun respek terhadap
kedisiplinannya, hasil didikannya juga berdampak bagus secara kasat mata, 

Fakta kedua, bahwa murid menangis sambil berlutut di depan pintu, siswa lain mencuri
pandang pada guru lain berharap ada sesuatu yang terjadi, guru/ rekan kerja melihat
peristiwa tersebut.

Peristiwa tersebut dimaksudkan untuk memberi efek jera pada murid yang berlaku sama
dimasa yang lain. Di sisi lain pendisiplinan seperti itu sudah tidak relevan dan menyakiti hati
nurani bagi siapa saja yang melihatnya, baik guru, anak, maupun orangtua. Bisa jadi
orangtua tidak terima dan dapat menempuh jalur hukum untuk penyelesaiannya.
Question #4
4
Response is required

Langkah 4: Pengujian benar atau salah 

1. Uji Legal

Pertanyaan yang harus diajukan disini adalah apakah dilema etika itu
menyangkut aspek pelanggaran hukum. Bila jawabannya adalah iya, maka
pilihan yang ada bukanlah antara benar lawan benar, namun antara benar
lawan salah. Pilihannya menjadi membuat keputusan yang mematuhi hukum
atau tidak, bukannya keputusan yang berhubungan dengan moral.

2. Uji Regulasi/Standar Profesional

Bila dilema etika tidak memiliki aspek pelanggaran hukum di dalamnya,


mungkin ada pelanggaran peraturan atau kode etik. Konflik yang terjadi
pada seorang wartawan yang harus  melindungi sumber beritanya,  seorang
agen real estate yang tahu bahwa seorang calon pembeli potensial
sebelumnya telah dihubungi oleh koleganya? Anda tidak bisa dihukum
karena melanggar kode etik profesi Anda, tapi Anda akan kehilangan respek
sehubungan dengan profesi Anda.

3. Uji Intuisi

Langkah ini mengandalkan tingkatan perasaan dan intuisi Anda dalam


merasakan apakah ada yang salah dengan situasi ini. Apakah tindakan ini 
mengandung hal-hal yang akan membuat Anda merasa dicurigai. Uji intuisi
ini akan mempertanyakan apakah tindakan ini sejalan atau berlawanan
dengan nilai-nilai yang Anda yakini.  Walaupun mungkin Anda tidak bisa
dengan jelas dan langsung menunjuk permasalahannya ada di mana.
Langkah ini, untuk banyak orang, sangat umum dan bisa diandalkan untuk
melihat dilema etika yang melibatkan dua nilai yang sama-sama benar. 
4. Uji Halaman  Depan Koran

Apa yang Anda akan rasakan bila keputusan ini dipublikasikan pada
halaman depan dari koran dan sesuatu yang Anda anggap merupakan
ranah pribadi Anda tiba-tiba menjadi konsumsi masyarakat? Bila Anda
merasa tidak nyaman membayangkan hal itu akan terjadi, kemungkinan
besar Anda sedang menghadapi dilema etika. 

5. Uji Panutan/Idola 

Dalam langkah ini, Anda akan membayangkan apa yang akan dilakukan
oleh seseorang yang merupakan panutan Anda, misalnya ibu Anda.
Tentunya di sini fokusnya bukanlah pada ibu Anda, namun keputusan apa
yang kira-kira akan beliau ambil, karena beliau adalah orang yang
menyayangi Anda dan orang yang sangat berarti bagi Anda. 

Yang perlu dicatat dari kelima uji keputusan tadi, ada tiga uji yang sejalan dengan prinsip
pengambilan keputusan yaitu: 

 Uji Intuisi berhubungan dengan berpikir berbasis peraturan (Rule-Based


Thinking) yang tidak bertanya tentang konsekuensi tapi bertanya tentang
prinsip-prinsip yang mendalam. 
 Uji halaman  depan koran, sebaliknya, berhubungan dengan berpikir
berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking) yang mementingkan hasil akhir. 
 Uji Panutan/Idola  berhubungan dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli
(Care-Based Thinking), dimana ini berhubungan dengan golden rule yang
meminta Anda meletakkan diri Anda pada posisi orang lain. 

Bila situasi dilema etika yang Anda hadapi, gagal di salah satu uji keputusan tersebut atau
bahkan lebih dari satu, maka sebaiknya jangan mengambil risiko membuat keputusan yang
membahayakan atau merugikan diri Anda karena situasi yang Anda hadapi bukanlah situasi
moral dilema, namun bujukan moral.

Mari kita lakukan pengujian benar atau salah terhadap situasi tersebut.
1. Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji
lega)

2. Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus


tersebut? (Uji regulasi)

3. Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam
situasi ini? (Uji intuisi)

4. Apa yang anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di halaman


depan koran? Apakah anda merasa nyaman?

5. Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda


dalam situasi ini?

1. Di zaman sekarang ini hal seperti yang dilakukan bu Tati bisa dianggap pelanggaran hak
asasi anak

2. Dalam peraturan sekolahpun dimanapun sudah tidak relevan hukuman fisik untuk
dilakukan

3. Berdasarkan intuisi, saya juga kurang setuju dengan pendisiplinan seperti itu karena sisa
psikis yang dialami anak kelak akan selalu teringat sepanjang masa.

4.  Kemungkinan tidak nyaman pasti ada, akan tetapi nurani berkata bahwa situasi tersebut
tetap harus diluruskan 

5. Kepala sekolah, yayasan dan mungkin juga semua rekaaaan sejawat akan berpendapat
sama dengan saya , untuk berani meluruskan hal tersebut supaya tidak berkepanjangan.

Question #5
5
Response is required
Langkah 5: Pengujian Paradigma Benar lawan Benar 

Dari keempat paradigma berikut ini, paradigma mana yang terjadi di situasi ini?

Individu lawan masyarakat (individual vs community)


Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) 
Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty) 
Jangka pendek lawan  jangka panjang (short term vs long term) 
Apa pentingnya mengidentifikasi paradigma, ini bukan hanya mengelompokkan permasalahan
namun membawa penajaman pada fokus kenyataan bahwa situasi ini betul-betul
mempertentangkan antara dua nilai-nilai inti kebajikan yang sama-sama penting.

Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi
tersebut?

Paradigma Jangka pendek lawan Jangka panjang, dimana tindakan untuk mengingatkan
Bu Tati tersebut berdampak pada keberlangsungan lembaga pendidikan, dari sekarang
sampai keadaan setelahnya. Pemikiran untuk membuat citra baik dimata masyarakat
kedepannya lebih diutamakan. Terlebih sebagai bentuk tanggungjawab kita terhadap psikis
anak didik dimasa mendatang, agar tidak terjadi traumatik saat sekolah.

Question #6
6
Response is required

Langkah 6: Melakukan Prinsip Resolusi 

Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, mana yang akan dipakai?

 Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)


 Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
 Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, prinsip mana yang akan dipakai?


Prinsip yang akan digunakan untuk mengatasi situasi tersebut adalah Berpikir Berbasis
Peraturan (Rule Based Thinking), karena berkaitan dengan aturan dengan menjunjung
tinggi prinsip dan nilai.

Question #7
7
Response is required

Langkah 7: Investigasi Opsi Trilema 

Mencari opsi yang ada di antara 2 opsi. Apakah ada cara untuk berkompromi dalam situasi ini.
Terkadang akan muncul sebuah penyelesaian yang kreatif dan  tidak terpikir sebelumnya yang
bisa saja muncul di tengah-tengah kebingungan menyelesaikan masalah.

Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan  tidak terpikir sebelumnya untuk
menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)?

Kemungkinan ada juga opsi lain, yaitu dengan mengajak diskusi Bu Tati dari hati ke hati
tentang situasi yang terjadi 

Question #8
8
Response is required

Langkah 8: Buat Keputusan

Akhirnya kita akan sampai pada titik di mana kita harus membuat keputusan yang
membutuhkan keberanian secara moral untuk melakukannya.

Apa keputusan yang akan Anda ambil?

Keputusan yang dapat saya ambil adalah mendatangi bu Tati, berdiskusi dengannya
tentang berbagai hal termasuk situasi yang terjadi saat itu. Membuat komitmen yang sesuai
bersama sama., tentang cara pendisiplinan yang pas untuk anak didik di sekolah. Dengan
begitu semua dapat teratasi dengan baik tanpa merusak keharmonisan warga sekolah
Question #9
9
Response is required

Langkah 9: Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan

Ketika keputusan sudah diambil. Lihat kembali proses pengambilan keputusan dan ambil
pelajarannya untuk dijadikan acuan bagi kasus-kasus selanjutnya.

Coba lihat lagi keputusan Anda dan refleksikan.

Menurut saya cara berdiskusi merupakan cara terbaik untuk dilakukan, tanpa menggurui
ataupun menjustice, sehingga moral dan etika tetap berjalan beriringan sesuai aturan yang
ada. Manfaatnya dapat membuat kesepakatan terbaik untuk masa mendatang terkait
displin yang akan diterapkan pada semua warga sekolah

Anda mungkin juga menyukai