Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di sekolah dari
jenjang pendidikan sekolah menengah atas. Pada tingkat SMA sejarah diberikan
untuk mendorong siswa berpikir kritis dan analitis dalam memanfaatkan
pengetahuan tentang masa lampau untuk memahami kehidupan masa kini dan
yang akan datang. Namun dalam prakteknya, sejarah menjadi mata pelajaran yang
kurang disukai oleh siswa. Pada umumnya siswa kurang tertarik untuk belajar
sejarah. Ada beberapa faktor yang melatar belakangi siswa kurang tertarik
terhadap pelajaran sejarah, antara lain yaitu: karena adanya anggapan masyarakat
yang menyatakan bahwa pelajaran IPA lebih penting daripada IPS, termasuk
sejarah. Siswa yang masuk kelas IPA dianggap sebagai anak yang rajin dan
pandai, sedangkan siswa yang masuk kelas IPS dianggap sebagai anak yang
bodoh dan malas. Hal tersebut terkait karena materi IPA lebih sulit dan rumit bila
dibandingkan dengan materi IPS yang lebih lunak.

Faktor lain ketidaktertarikan siswa terhadap pelajaran sejarah karena


sejarah bukan termasuk kedalam mata pelajaran yang akan di UN kan. Selain itu
secara umum siswa beranggapan pelajaran sejarah kurang mendukung masa
depan. Buku-buku sejarah yang ada selama ini lebih banyak hanya bercerita
tentang proses terjadinya suatu peristiwa sejarah yang di dalamnya tertulis nama,
tokoh, tanggal, bulan, tahun dan tempat kejadian. Tidak banyak buku-buku
sejarah yang menampilkan gambar ilustrasi atau foto-foto sejarah, sehingga buku
sejarah terkesan kaku dan formal. Hal tersebut tentu saja menjadi momok bagi
siswa karena selain harus membaca materi yang banyak, juga terbebani karena
harus menghapal semua yang tertulis di dalam buku.

Faktor lain ketidaktertarikan siswa juga dapat bersumber dari guru,


karena, pada umumnya guru-guru sejarah kurang memahami metode dan
penggunaan media, sehingga dalam menyampaikan materi sejarah kurang menarik
dan dianggap membosankan bagi peserta didik. Tidak banyak guru sejarah yang

1
mengajak siswanya belajar sejarah di luar kelas, seperti berkunjung ke museum
ataupun tempat-tempat bersejarah lainnya

Sebagian besar guru masih berfokus pada guru sebagai sumber utama
pengetahuan, dan ceramah menjadi plihan utama metode pembelajaran. Pada
dasarnya penggunaan metode ceramah oleh guru dalam menyampaikan materi
sejarah sudah tepat, karena melalui ceramah guru dapat mengatur pokok-pokok
materi apa saja yang perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang
ingin dicapai. Namun metode ceramah juga memiliki kelemahan yaitu partisipasi
siswa di dalam pembelajaran sangat kurang. Siswa cenderung pasif karena
komunikasi hanya satu arah.
Dari latar belakang tersebut diatas saya selaku guru sejarah berupaya untuk
berbenah diri, mengembangkan kemampuan diri dengan belajar menyesuaikan
diri terhadap perkembangan dan tuntutan zaman agar sebagai guru mampu
mengatasi permasalahan yang ada pada peserta didik, sehingga dapat mengubah
paradigma negatif yang selama ini berkembang terhadap pembelajaran sejarah
tersebut.
Untuk dapat mengubah paradigma pembelajaran sejarah maka saya selaku
guru sejarah berupaya memematuhi dan mengikuti semua program pengembangan
kompetensi guru yang diselenggarakan oleh SMA Negeri 13 Jakarta, sebagai guru
yang mengajar di sekolah tersebutsaya bersyukur karena sekolah kami banyak
memiliki program pengembangan untuk guru, yang menuntut guru-guru lebih
aktif, kreatif dan profesional dalam menjalankan fungsinya.
SMA negeri 13 adalah sekolah dimana para siswa-siswinya adalah siswa
pilihanyang NEM masukannya tinggi, untuk itu diharapkan para gurunya adalah
guru-guru pilihan yang mampu menjadi agen perubahan dan teladan bagi
generasi masa depan. Sebagai teladan pembelajar maka saya harus terus belajar
dan belajar untuk menghasilkan etos kerja berbasis karya. Dengan karya seorang
guru maka guru bukan hanya sekedar pendidik melainkan peletak dasar masa
depan bangsa.
Etos kerja berbasis karya hanya mampu dilakukan jika guru memiliki
semangat kerja yang aktif, kreatif dan inovatif. Menurut pendapat saya keaktifan
menjadikan saya untuk terus berupaya secara maksimal untuk selalu melakukan

2
perubahan, dan perubahan yang akan saya ciptakan adalah sesuatu yang berkaitan
dengan pembelajaran, karena pembelajaran disekolah harus dipandang sebagai
jiwa dari suatu pendidikan yang terus menerus harus ditingkatkan.
Pembelajaran yang diciptakan secara kreatif harus mencerminkan sesuatu
yang bersifat inovatif, hal ini dilakukan agar saya mampu mengatasi berbagai
tantangan dan permasalahan di dalam melaksanakan tugas keprofesionalan saya.
Saya sadar sebagai guru diharapkan dapat mewujudkan proses pembelajaran yang
berkualitas yang mendorong peserta didik berpikir kritis untuk menghadapi era
globalisasi

3
BAB II
DASAR PEMIKIRAN

Sebagai dasar pemikiran saya untuk melaksanakan proses


pembelajaran sejarah yang kreatif dan inovatif maka saya berusaha membangun
pembelajaran yang bersifat kontruktivisme dan inkuiri. Kontruktivisme adalah
proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif
siswa berdasarkan pengalaman. Pengetahuan terbentuk bukan hanya dari objek
semata, tetapi juga dari kemampuan individu sebagai subjek yang menangkap
setiap objek yang diamatinya. Pengetahuan bukan fakta-fakta, konsep atau kaidah
yang siap untuk diambil dan diingat dengan menghapal banyak materi tetapi
pengetahuan tumbuh berkembang melalui pengalaman dan pemahaman
berkembang semakin dalam dan semakin kuat apabila selalu diuji oleh
pengalaman baru.

Dengan dasar itu, pembelajaran harus dikemas menjadi proses


mengkonstruksi bukan menerima pengetahuan. Dalam proses pembelajaran,
peserta didik membangun sendiri pengetahuannya melalui keterlibatan aktif dalam
proses pembelajaran. Peserta didik menjadi pusat kegiatan, bukan guru. Oleh
karena itu, tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut dengan membiasakan
peserta didik untuk memecahkan masalah, memberi kesempatan peserta didik
menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bergelut dengan ide-ide.

Inkuiry / Menemukan Artinya, proses pembelajaran didasarkan pada


pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Pengetahuan
bukanlah sejumlah fakta dari mengingat, tetapi hasil dari proses menemukan
sendiri. Dalam proses perencanaan, guru bukan mempersiapkan sejumlah materi
yang harus dihapal, tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa
dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya.

Guna membangun pembelajaran kontruktivisme dan inkuiri, maka


saya Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran. Melalui TIK pembelajaran akan
sangat menarik karena proses pembelajaran dilengkapi dengan kemampuannya

4
mengolah dan menyajikan tayangan multimedia (teks, grafis, gambar, suara, dan
gambar bergerak) sehingga memberikan peluang baru untuk menyenangkan
sekaligus membangkitkan semangat siswa untuk aktif dan berkreatifitas.
Disamping itu juga melalui TIK maka akan diperoleh pembelajaran
berbasisInternet yang memungkinkan terjadinya pembelajaran yang
mengkonstruksi bukan menerima pengetahuan. Melalui internet peserta didik
melakukan proses pembelajaran yang membangun sendiri pengetahuannya
melalui keterlibatan aktif dalam mencari sendiri sumber materinya.

Pembelajaran yang berbasis TIK yang saya lakukan adalahpembelajaran


yang memanfaatkan teknologi elektronik sebagai sarana penyajian dan distribusi
informasi, yaitu melalui Buku elektronik atau e-book sebagai salah satu teknologi
yang memanfaatkan komputer untuk menayangkan informasi multimedia dalam
bentuk yang ringkas dan dinamis. Di dalam sebuah e-book jugadapat
diintegrasikan tayangan suara, grafik, gambar, animasi, maupun movie sehingga
informasi yang disajikan lebih kaya dibandingkan dengan buku konvensional.

Saya juga memanfaatkan TIK dalam proses evaluasi / penilaian, yaitu


ujian atau test yang berbasis computer, atau lebih dikenal dengan istilah CBT (
Computer Based Test ). Proses penilaian CBT adalah proses penilaian sebagai
hasil belajar peserta didik yang dapat diketahui dengan mudah tanpa
menghabiskan waktu yang banyak ketika seorang guru mengoreksi atau
memberikan proses penilaian kepada peserta didiknya. Disamping itu CBT
memudahkan bagi saya untuk memberikan berbagai bentuk jenis evaluasi yang
beraneka ragam yang disertai dengan lampiran gambar sebagai keterangan untuk
memperjelas soal yang diujikan.

Melalui buku elektronik dan CBT sebagai media pembelajaran dan

penilaian saya berharap menghasilkan pembelajaran yang inovatif dan kreatif.

Pembelajaran e-book dan CBT adalah pembelajaran yang inovatif yang mampu

melatih dan menginspirasi peserta didik untuk kreatif. Berdasarkan pendapat

Prof DR. Conny Semiawan menyatakan bahwa ciri-ciri orang yang kreatif adalah

sebagai berikut :

5
- Mempunyai daya imajinasi yang kuat

- Mempunyai inisiatif

- Mempunyai minat yang luas

- Bebas dalam berfikir

- Bersifat ingin tahu

- Selalu ingin dapat pengalaman baru

- Percaya pada diri sendiri dan semangat

- Berani mengambil resiko

- Berani dalam mengeluarkan pendapat atau tidak ragu-ragu dalam

menyatakan pendapat meskipun mendapat kritikan dan berani

mempertahankan pendapat yang menjadi keyakinannya (Conny

Semiawan,A.S Munandar, S.C Utami Munandar, Memupuk Batas dan

Kreativitas Sekolah Menengah , 1984: 9 ).

6
BAB III

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF DAN INOVATIF


BERBASIS TIK

Sebagai guru di SMA Negeri 13, mengikuti semua bentuk pelatihan


seperti pelatihan keterampilan mengajar berbasis TIK, yaitu antara lain pelatihan
Google Education, pembuatan e-book melalui aplikasi One Note dan kvishop,
pembuatan bahan ajar melalui Focusky, dan pebuatan soal CBT melalui aplikasi
Ispring Quiz Maker danseluruh bentuk pelatihan yang diberikan sangat membantu
untuk lebih meningkatkan kompetensi guru profesional , yang sangat diperlukan
sesuai dengan tuntutan zaman untuk menjadi guru yang “melek” teknologi.

Bagi saya pelatihan berbasis TIK merupakan kesempatan untuk


meningkatkan kreatifitas mengajar agar dapat menarik perhatian sehingga dapat
mengubah minat peserta didik dalam proses pembelajaran, Saya juga berupaya
maksimal untuk bisa menguasai seluruh materi pelatihan dengan baik dengan
motto bahwa : “tidak ada sesuatu yang tidak dapat dipelajari, selama ada niat dan
kesempatan “.

Peningkatan kompetensi professional akan melahirkan kemampuan


untuk berkreatifitas, dan guru yang kreatif akan mampu memotivasi dan
menginspirasi peserta didik untuk mengembangkan kemampuan dirinya untuk
belajar dan terus belajar serta berusaha mencari tahu tentang pengetahuan yang
dikuasainya dan juga belajar menghasilkan suatu karya sesuai dengan
kemampuannya.

Saya mencoba mempraktekkan apa yang telah dipelajari melalui


pelatihan dengan membuat media pembelajaran melalui e-book / buku elektronik,
membuat soal dalam bentuk CBT dan mengaplikasikannya dalam proses
pembelajaran di kelas.

Guna memperjelas langkah-langkah upaya penerapan TIK dalam


proses pembelajaran sejarah yang menyenangkan maka penulis membagi menjadi

7
3 ( tiga ) tahapan yaitu: pertama tahap perencanaan, kedua tahap pelaksanaan,
ketiga tahap evaluasi dari pelaksanaan.

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini langkah pertama yang dilakukan adalah :

a. Membuat RPP / rencana pelaksanaan pembelajaran yang


dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema
tertentu yang mengacu pada silabus. RPP mencakup: (1) data sekolah,
matapelajaran, dan kelas/semester; (2) materi pokok; (3) alokasi
waktu (4) tujuan pembelajaran, Kompetensi Dasar, Kompetensi Inti
dan indikator pencapaian kompetensi; (5) materi pembelajaran;
metode pembelajaran; (6) media, alat dan sumber belajar; (6)
langkah langkah kegiatan pembelajaran; dan (7) penilaian:
Permendikbud No 81A/2013

b. Menuangkan topik materi, kompetensi dasar, kompetensi inti,


indicator dan tujuan pembelajaran dalam media fokusky untuk
menjadi tayangan yang menarik disertai dengan background animasi
dalam bentuk video effects yang akan menarik perhatian peserta didik
sekaligus memberikan pemahaman akan tujuan dari proses
pembelajaran yang akan dilangsungkannya

c. Berdasarkan RPP tersebut maka penulis berupaya menggali dan


mengumpulkan bahan materi atau informasi dari berbagai sumber,
kemudian menyusun menjadi sebuah pemaparan konsep materi yang
dituangkan dalam aplikasi onenote 2013, untuk kebutuhan gambar,
table ataupun grafik maka dibuat terlebih dahulu dalam aplikasi power
point yang selanjutnya ditransfer ke onenote. Jika seluruh konsep
materi telah disusun maka disimpan dalam bentuk pdf

8
d. Langkah selanjutnya membuat cover judul, daftar isi , daftar pustaka
yang dibutuhkan untuk kelengkapan e-book melalui aplikasi power
point yang kemudian juga disimpan dalam bentuk pdf

e. Langkah berikutnya membuka aplikasi Kvisof Flipbook Maker Pro,


kemudian mengimport file yang sudah tersimpan dalam pdf, mengedit
file yang sudah di import, memberikan design terhadap file tersebut
dan selanjutnya mempublish file tersebut dan menyimpannya dalam
bentuk EXE, yang pada akhirnya tercipta menjadi sebuah buku
elektronik yang dikehendaki.

f. Setelah dihasilkannya e-book yang akan digunakan sebagai media


pembelajaran, selanjutnya di buat pula CBT sebagai bentuk proses
penilaian terhadap hasil belajar siswa. CBT dibuat melalui aplikasi
Ispring Quiz Maker. Soal-soal yang akan diujikan dimasukkan dalam
aplikasi tersebut sesuai dengan bentuk soal yang dikehendaki. Jumlah
soal yang dibuat tidak terbatas, tetapi ketika akan dujikan dapat

9
ditentukan jumlah soal yang akan diujikan sesuai waktunya serta skor
maksimal yang telah ditetapkan. Langkah selanjutnya soal dalam Quiz
Maker di publish, dibuat presentersnya dan ditentukan protections
atau paswordnya sehinggga dihasilkan bentuk folder web yang siap
untuk diujikan dalam bentuk CBT.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap kedua adalah penerapan TIK dalam proses pembelajaran di kelas
dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Peserta didik diberi orientasi, apressepsi dan motivasi atau rangsangan


untuk memusatka n perhatian pada topik materi sesuai dalam RPP
melalui media fokusky. Tayangan Fokusky dibuat semenarik
mungkin yang dilengkapi dengan video effects / art motion sebagai
background animasi yang sarat dengan warna yang menarik serta
diiringi dengan audio sehingga tayangan menjadi daya Tarik
sekaligus menyenangkan bagi peserta didik.

b. Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan inti dari proses pembelajaran


dengan menggunakan metode yang sudah ditentukan dalam RPP dan

10
dikemas dengan pendekatan scientific. Sebagai pengamatan bagi
peserta didik ditayangkan buku elektronik yang sudah dipersiapkan
oleh penulis sebelumnya, untuk dapat merangsang peserta didik
dalam mengajukan berbagai pertanyaan seputar topik materi.
Pertanyaan tersebut menjadi topik diskusi antar peserta didik dan
untuk mencari jawabannya, peserta didik harus menggali informasi
dari berbagai sumber baik dari buku konvensional ataupun dari
internet, termasuk dari e-book yang sudah dibuat oleh penulis.

c. Peserta didik dalam kegiatan diskusi mendapat tugas perkelompok dan


membuat media untuk mempresentasikan topik materi yang telah
didiskusikan. Dalam kegiatan diskusi dan presentasi peserta didik juga
memanfaatkan TIK yaitu media power point atau fokusky ataupun
film sebagai sarana pembelajaran di kelas.

d. Setelah kegiatan penutup dalam pembelajaran maka peserta didik


melaksanakan ujian / test sebagai proses pengumpulan informasi/
bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalamkompetensi
sikap spiritual dan sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan
kompetensi keterampilan yang dilakukan secara terencana dan
sistematis, selama dan setelah proses pembelajaran. Bentuk penilaian
kompetensi pengetahuan yang dilaksanakan oleh peserta didik adalah
CBT, jumlah soal 50 dengan waktu 50 menit. CBT diberikan kepada
peserta didik melalui softcopy melalui flasdish atau dikirim ke peserta
didik melalui e-mail pribadi ataupun kelas

e. Setiap peserta didik membawa laptop atau dapat menggunakan tab


untuk membuka soal CBT tersebut. Setelah seluruh peserta didik
memiliki soal CBT maka penulis memulai dengan meminformasikan
kata sandi / password agar soal CBT dapat dibuka dan peserta didik
akan langsung melihat tampilan start quiz, dan mengisi data peserta
didik pada Enter Your Details, selanjutnya mulai mengerjakan soal.

11
Soal dalam CBT diatur sedemikian rupa tidak percis sama antara
masing masing CBT, sehingga tidak perlu disangsikan kejujuran dari
peserta didik. Jika waktu yang telah ditentukan berakhir program akan
berhenti dengan sendirinya maka peserta didik harus mengsubmit quiz
tersebut dan skor yang telah diperoleh dari hasil menjawab soal
dengan benar akan tampil pada quiz result .

f. Tampilnya Quiz Results menginformasikan skor jawaban yang benar,


passing skor dan pernyataan apakah peserta didik telah berhasil atau
harus mengulang kembali sesuai dengan hasil perolehannya masing-
masing peserta didik selanjutnya peserta didik harus mengklik print
results yang ada di pojok kanan atas, dan mengubah filenya kedalam
bentuk XPS Dokument Writer atau pdf kemudian disimpan dalam
dokumen masing-masing peserta didik untuk selanjutnya hasil print
out skor tersebut diserahkan pada penulis.

3. Tahap Evaluasi
Tahap yang ketiga ini merupakan evaluasi dari semua pelaksanaan kegiatan
dari penerapan TIK melalui e-book maupun CBT pada proses pembelajaran
di kelas yang penulis amati sebagai berikut :

a. Ketika penulis memulai KBM dengan mendemonstrasikan media


fokusky sebagai kegiatan awal dalam proses pembelajaran, peserta
didik terlihat rasa daya tariknya bahkan kekaguman secara spontan
terungkap untuk mengetahui secara detai proses pembuatan media
tersebut.
b. Ketika Buku elektronik ditayangkan untuk disimak dan dipahami isi
materinya , menjadikan suasana KBM menjadi lebih serius , peserta
didik lebih tekun untuk mengetahui lebih detail isi materi tersebut,
sangat antusias dan menuntut agar buku elektronik tersebut di salin
sehingga masing-masing peserta didik memiliki softcopynya dan
memudahkan untuk membaca dan mempelajarinya

12
c. Dalam pelaksanaan ujian berbasis CBT, pada awalnya suasana dikelas
agak ribut ketika masing-masing peserta didik berusaha menyalin dan
memasukkan CBT ke dalam laptop masing-masing karena laptop
masing-masing peserta didik berbeda kapasitasnya, sehingga ada
yang cepat dan lambat, dan keluhan-keluhan lain yang menyangkut
kondisi laptop. Tetapi setelah masing-masing mulai mengerjakan soal
quiznya maka suasana agak hening sampai waktu ujian berakhir.
Suasana gaduh kembali setelah mengetahui perolehan skor masing-
masing.

Disamping pendapat saya tentang evaluasi pelaksanaan kegiatan dari


penerapan TIK melalui e-book maupun CBT pada proses pembelajaran di
kelas, saya juga berusaha mengumpulkan pendapat dari peserta didik
sebagai responden ( ada 30 responden ) dari kuisioner yang diberikan.
Pendapat tersebut sebagai berikut :
a. Jika setiap awal KBM peserta didik menyimak dan mengamati media
melalui fokusky tentang topik materi dan Kompetensi dasar,
indicator dan tujuan yang harus dicapai, hasil responden 93 %
beranggapan tayangan visual tampilannya sangat menarik,
memudahkan untuk belajar, isinya mudah dipahami, dan dapat
dimengerti dengan jelas tujuan dari belajar materi tersebut, bahkan
berkeinginan mengetahui cara pembuatan media tersebut . Walaupun
demikian ada 7 % pesesta didik yang lebih menyukai menggunakan
papan tulis dan spidol sebagai medianya, dengan alasan apa yang guru
jelaskan dan tuliskan di papan tulis lebih memudahkan untuk diingat
karena terbentuk konsep mind map di pikiran peserta didik tersebut.

b. Pendapat peserta didik tentang e-book / buku elektronik ternyata


100% responden menjawab e-book menyenangkan dan bermanfaat,
dengan alasan :

 materi teringkas dengan baik


 materi mudah dipelajari , dipahami dan dimengerti

13
 materi sangat lengkap
 lebih enak dibaca karena tampilan menarik dan tidak
membosankan
 menyenangkan karena banyak animasi dan ada video
 bahasanya mudah dipahami
 lebih efektif karena dapat diakses di tab

c. Pendapat peserta didik tentang pelaksanaan CBT 90% responden


menyukai dan beranggapan lebih baik dari pada test tertulis serta
dapat membantu dalam memahami materi pelajaran dengan baik,
tetapi ada 10% responden tidak menyukai CBT dengan alasan teknis
merasa keberatan harus membawa laptop dan laptop yang mereka
miliki banyak gangguan dan kendala, kadangkala pada pelaksanaan
ujian CBT belum selesai terjadi gangguan laptop mati mendadak
sehingga apa yang telah dikerjakan harus mengulang kembali dari
awal.

Berdasarkan hasil evaluasi saya dan peserta didik dapat diketahui bahwa
proses pembelajaran sejarah berbasis TIK sangat menarik dan
menyenangkan namun demikian penerapan media tersebut memiliki
kelebihan dan kekurangannya.
Kelebihan dari e-book / buku elektronik antara lain :
 Buku elektronik ini berbentuk digital yang dapat diakses dengan
menggunakan alat khusus, sehingga tidak perlu repot membawa
buku dengan jumlah halaman banyak kemana-mana.
 Dengan membawa buku portable yang berisikan buku elektronik,
peserta didik dapat membaca buku kesukaannya dengan praktis.
 Dengan kehadiran jejaring atau dikenal dengan “internet”.
menjadikan akses informasi dapat semakin mudah untuk didapat.
Berbagai E-book dapat diakses diinternet dan tidak hanya dapat
dibaca melalui alat khusus, namun juga sudah dapat dinikmati
melalui gadget seluler maupun tablet.

14
 Pembelajaran dengan e-book semakin mudah , menarik dan dapat
menambah banyak pengetahuan karena dilengkapi dengan gambar
maupun film/ video

Kelebihan penggunaan ujian berbasis computer (Computer Based Test) ini


di antaranya adalah:
 ujian menggunakan komputer lebih mudah.
 tidak perlu menghitamkan bulatan pada lembar jawaban.
 pelaksaan ujian ini dapat menghemat waktu
 soal yang diberikan dapat bervariasi
 soal yang diujikan tidak selalu sama antar peserta didik
 soal yang diujikan dapat dipelajari kembali oleh peserta didik
secara berulang-ulang
 skor perolehan dalam mengerjakan quiz dapat diketahui
secara langsung
 Skor / nilai perolehan siswa dari CBT lebih baik disbanding
dengan
nilai yang diperoles dari test tertulis karena soal dalam CBT
beraneka ragam dirandom oleh sistem

Sedangkan kekurangan dari e-book / buku elektronik antara lain :


 Kadangkala e-book kapasitas sangat besar dan kapasitas ram
laptop kecil maka e-book sangat lamban ketika berusaha dibuka
 Adanya gangguan sistem dalam e-book sehingga error tidak dapat
dibuka, atau halamannya sulit dibuka, hurufnya tidak dapat
diperbesar
Untuk kekurangan dari CBT (computer based test) antara lain :
 Masalah teknis dari laptop yang mati mendadak
 Peserta didik berebutan stopcontak listrik, karena kepentingan
laptop yang punya banyak kendala
 Soal dalam bentuk Quiz dianggap peserta didik lebih sulit

15
 Peserta Didik merasa keberatan ketika mengambil data melalui
flasdish karena takut terinfeksi virus

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari pemaparan The Best Practice Guru Berprestasi yang berjudul “


Pembelajaran aktif, kreatif dan inovatif berbasis TIK” maka dapatlah disimpulkan
bahwa :

1. Sebagai teladan pembelajar maka guru harus terus belajar dan belajar untuk
menghasilkan etos kerja berbasis karya,karena seorang guru bukan
hanya sekedar pendidik melainkan peletak dasar masa depan bangsa.
2. Guru diharapkan dapat mewujudkan proses pembelajaran yang
berkualitas yang mendorong peserta didik berpikir kritis untuk
menghadapi era globalisasi
3. Peserta didik menjadi pusat kegiatan, bukan guru, tugas guru adalah
memfasilitasi proses tersebut dengan membiasakan peserta didik untuk
memecahkan masalah, memberi kesempatan peserta didik menemukan
sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bergelut dengan ide-ide.
4. Melalui buku elektronik dan CBT sebagai media pembelajaran dan
penilaian maka dihasilkan pembelajaran yang inovatif dan kreatif
5. TIK merupakan kesempatan untuk meningkatkan kreatifitas mengajar
sehingga dapat menarik perhatian yang dapat mengubah minat peserta
didik dalam proses pembelajaran

16
B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang telah diuraikan diatas, penulis

sampaikan melalui tulisan ini antara lain:

1. Mencoba berbagai macam inovasi baru dalam dunia pendidikan

merupakan suatu keharusan, sebagai seorang guru, dibutuhkan kreatifitas

yang tinggi, untuk mencari berbagai terobosan baru agar kegiatan

pembelajaran di kelas lebih berwarna, dan bisa mendapatkan hasil yang

sesuai dengan program pembelajaran yang digariskan.

2. Guru bidang studi dapat memahami bahwa, penggunanaan TIK dalam

pembelajaran bukan hanya mengharapkan siswa menyenangi sehingga

dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana

materi pelajaran itu dapat mewarnai pelakunya dalam kehidupan sehari-

hari.

3. Guru-guru lain diharapkan dapat menerapkan hasil penulisan ini sebagai

inspirasi dan perbaikan dalam proses pembelajaran.

17

Anda mungkin juga menyukai