Anda di halaman 1dari 2

A.

Kaitan peran pendidik dalam mewujudkan filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara dan Profil
Pelajar Pancasila pada murid-murid dengan paradigma Inquiry Apresiatif (IA)

Pemikiran Ki Hajar Dewantara, Nilai dan Peran Guru penggerak serta Inkuri Apresiatif
mempunyai peran erat kaitannya dalam menumbuhkan profil pelajar Pancasila.

Melalui visinya seorang guru dapat mewujudkan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara, yakni
mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya bagi murid. Sesuai dengan perannya
sebagai pendidik dapat mendorong terwujudnya kemerdekaan anak dalam belajar serta
mewujudkan keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

Seorang guru yang berpihak pada murid akan selalu berusaha berinovasi dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran, berkolaborasi dengan berbagai pihak, mandiri dalam menjalankan tugas
serta selalu berusaha merefleksikan kegiatan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas
kegiatan yang telah dilakukan.

Dengan nilai dan peran guru penggerak, seorang guru diharapkan mempunyai visi dimana visi
tersebut dapat mewujudkan profil pelajar Pancasila dan mewujudkan kemerdekaan belajar bagi
anak.

Profil Pelajar Pancasila adalah sebuah karakter yang harus dimiliki oleh setiap murid. Ada 6 profil
yang harus ditanamkan dalam setiap murid yaitu: Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME dan
berakhlak mulia, Bernalar Kritis, Mandiri, Berkebinekaan Global, Bergotong Royong, Kreatif.
Profil pelajar pancasil ini bisa kita tanamkan kepada siswa melalui berbagai kegiatan, bisa di
dalam kelas ketika pembelajaran, bisa diluar kelas dan juga bisa melalui kegiatan ekstrakurikuler.

Untuk mewujudkan visi tersebut secara terencana, diperlukan sebuah pendekatan atau
rancangan yang disebut dengan Inkuiri Apresiatif (IA). Dengan Inkuiri Apresiatif (IA) seseorang
atau lembaga berusaha untuk mewujudkan sebuah visi atau prakarsa perubahan dengan
memanfaatkan nilai-nilai positif yang sudah ada. Nilai-nilai tersebut dapat berupa, kekuatan,
kelebihan, maupun potensi yang dimiliki oleh orang atau Lembaga itu sendiri.

Inkuiri apresiatif dapat dimulai dengan mengidentifikasi hal hal positif / hal baik yang ada di
sekolah serta mencari cara bagaimana hal tersebut dapat dipertahankan dan memunculkan
strategi / prakarsa untuk mewujudkan perubahan ke arah yang lebih baik.
Prakarsa atau perubahan tersebut dapat di tuangkan dalam kanvas BAGJA. Dimana kanvas ini
berfungsi sebagai bahan atau alat yang digunakan untuk mencapai tujuan / visi atau prakarsa
baru tersebut. BAGJA merupakan akronim dari :

B-Buat pertanyaan
A-Ambil pelajaran
G-Gali mimpi
J-Jabarkan rencana
A-Atur eksekusi

Kanvas BAGJA ini akan mempermudah sebuah Lembaga dalam mencapai visi dan tujuannya.
Dengan mengenali potensi atau kekuatan yang dimiliki, membuat impian-impian di masa depan,
membuat rencana perubahan dan mengimplemetasikan perubahan-perubahan tersebut serta
mengevaluasinya.

Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa profil pelajar Pancasila akan bisa
ditumbuhkan jika pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang kebahagiaan anak setinggi-tingginya
dapat diwujudkan dengan penerapan nilai dan peran guru penggerak menggunakan pendekatan
Inkuiri Apresiatif yang berfokus pada kelebihan dan kekuatan yang dimiliki oleh sebuah lembaga.

B. Rumuskan Visi

Visi berdasarkan KBBI adalah 1) kemampuan untuk melihat pada inti persoalan 2) pandangan
atau wawasan ke depan 3) kemampuan untuk merasakan sesuatu yang tidak tampak melalui
kehalusan jiwa dan ketajaman penglihatan 4) apa yang tampak dalam khayalan 5) penglihatan
atau pengamatan. Menurut Bandura, visi adalah representasi kognitif mengenai gambaran masa
depan. Kalimat visi bersifat umum, mudah dipahami, pilihan katanya menyemangati, kalimat
yang menggerakkan, dan bukan kalimat yang tidak atau sukar dimengerti.

Berdasarkan refleksi dan mengaitkan pemahaman antar modul 1.1, 1.2, dan 1.3, maka
dirumuskan visi baru, yaitu: “Terwujudnya kemandirian peserta didik melalui pembiasaan
dan pembelajaran yang terencana dan berkesinambungan”.

Anda mungkin juga menyukai