Anda di halaman 1dari 13

MODUL 1.

4 BUDAYA POSITIF

JURNAL
DWI MINGGUAN

Menggunakan Model 4F
(Facts, Feelings, Findings, Future)
H E R I Y A N T I
CGP ANGKATAN 7 KAB. BONE SUL SEL
PENGANTAR
Menurut Ki Hadjar Dewantara, Pendidikan adalah pembudayaan
buah budi manusia yang beradab dan buah perjuangan
manusia terhadap dua kekuatan yang selalu mengelilingi hidup
manusia yaitu kodrat alam dan zaman atau masyarakat.
Pendidikan menurut Beliau juga merupakan tempat
bersemainya benih-benih kebudayaan, Guru ibaratnya petani
atau tukang kebun yang merawat/menuntun tumbuhnya benih
agar tumbuh, berkembang dan berbuah menjadi pribadi pribadi
yang ber-Profil Pelajar Pancasila. Tujuan pendidikan menurut Ki
Hadjar Dewantara adalah menuntun segala kodrat yang ada
pada anak agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan
setinggi=tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai
anggota massyarakat. Dalam proses menuntun, anak di beri
kesempatan untuk mengembangkan potensi bakat dan
minatnya sebagai individu yang unik sesuai potensi yang
dimiliki pada dirinya
Budaya positif adalah keyakinan, nilai dan asumsi dasar yang saling
terintegrasi, dianut, disepakati dan dijalankan bersama seluruh warga sekolah.
Tujuan membangun budaya positif di sekolah adalah menumbuhkan karakter anak.
Peran serta dan dukungan antar semua warga sekolah yang terlibat dan berada
di sekolah sangatlah dibutuhkan. Sebuah langkah kebersamaan yang dilakukan
secara massif akan mampu menuju kondisi yang diimpikan bersama. Poin penting dalam
membangun budaya positif di sekolah adalah adanya kontrol manajemen, kesepakatan
awal, berorientasi proses, bersifat positif, konsisten, dan memunculkan motivasi intrinsik dari
dalam diri warga sekolah untuk melakukan budaya positif yang dibuat dan disepakati
bersama. ü Sesuai dengan nilai dan peran Guru Penggerak, sejatinya Guru haruslah mampu
memberikan pendidikan yang berpihak pada murid, mengidentifikasikan murid dengan latar
belakang yang berbeda-beda, dan mampu melakukan pendekatan ke murid sesuai
karakteristik pada diri murid. Guru sebagai pendidik haruslah mengetahui posisi kontrol Guru
sesuai nilainya yaitu mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid
Semua aspek tersebut haruslah dimiliki seorang Guru dalam mengemban tugasnya
berperan di sekolah masing-masing, terutama dalam menularkan kebiasaan-kebiasaan
positif bagi murid, rekan sejawat dan sekolahnya. Guru harus mau dan mampu mewarnai
sekolahnya masing-masing dengan penerapan budaya positif di sekolah. Pendekatan
dilakukan dengan cara menuntun bukan dengan hukuman. Penekanannya adalah
membangun kekuatan murid, tidak mengkritik kelemahannya. Dengan pendekatan
disiplin positif maka Guru bisa mereka jadikan panutan dalam perjalanan tumbuh
kembang murid. Berkomunikasi aktif dengan murid dan orang murid, berkolaborasi
dengan seluruh stakeholders untuk mencari solusi positif tanpa merugikan masa depan
murid sangatlah penting dalam muwujudkan profil pelajar Pancasila demi terwujudnya
merdeka belajar. Paradigma Inkuiri Apresiatif selain sebagai paradigma berbasis kekuatan
juga merupakan satu di antara manajemen kolaboratif yang membawa perbaikan dalam
suatu sistem atau komunitas. Pendekatan paradigma Inkuiri Apresiatif adalah sebuah
sistem yang dilakukan untuk melakukan perubahan positif di sekolah.
Pada refleksi
di modul ini saya
akan menggunakan
Model 4F
(Facts, Feelings,
Findings, Future)
1. Facts
(Peristiwa)
Momen paling berkesan selama mempelajari modul 1 adalah modul 1.4. tentang budaya positif. Banyak
hal yang ditemukan dan dikoneksikan dengan pengalaman selama proses mengemban amanah
menjadi seorang guru.Materi tekstual teoretis yang disajikan meliputi teori disiplin positif dan nilai
kebajikan universal, teori motivasi, penghargaan, hukuman, keyakinan kelas, kebutuhan dasar manusia,
teori posisi kontrol, dan segitiga restitusi. Materi yang begitu padat dan sarat makna. Berikut resume
materi yang dipelajari;Disiplin positif, menerapkan sebuah disiplin merupakan sebuah tanggung jawab
dalam proses mendidik murid di sekolah. Penerapannya tentu harus berkolaborasi dengan seluruh
pihak: menanamkan keteladanan dan kesadaran bahwa disiplin melatih kita untuk bertanggung jawab
dan menghargai suatu hal salah satunya waktu.Teori kontrol, motivasi, hukuman, dan penghargaan,
bahwa sebagai guru kita harus bisa menempatkan diri dan waktu yang tepat dalam menerapkan
motivasi termasuk didalamnya penghargaan dan hukuman.
Motivasi instrinsik adalah focus utama yang harus dibangun
karena sifatnya lestari.Posisi kontrol guru, ada lima posisi dalam
kontrol budaya positif yaitu posisi penguhukum, pembuat merasa
bersalah, teman, pemantau, manajer. Dari kelima posisi kontrol
guru posisi manajer adalah paling ideal, karena ketika guru sudah
di posisi ini, ia sudah bisa menempatkan diri sebagai teman dan
pemantau untuk mewujudkan identitas yang berhasil.Kebutuhan
dasar manusia ada lima, kesenangan, penguasaan, kasih sayang
dan diterima, kebebasan, dan bertahan hidup. Tolok ukur bahagia
seseorang ketika kelima kebutuhan dasarnya telah terpenuhi
dengan baik.Keyakinan kelas, merupakan sebuah gagasan yang
diyakini oleh kelas dengan penuh kepercayaan yang berasal dari
hati dan sukarela atau senang hati melaksanakan keyakinan
yang dibuat.Segitiga restitusi merupakan tahapan penyelesaian
konflik atau masalah dalam penerapan budaya positif.
Langkahnya: menstabilkan identitas (stabilize identity), validasi
Tindakan yang salah (validation of unbehaviour), dan
menanyakan keyakinan (seek the belief).

11
2. Feelings (Perasaan)
Persaaan yang bercampur aduk, hal paling menarik dalam
pelaksanaan budaya positif sebelum mempelajari modul ini
adalah meyakini bahwa penghargaan (reward) adalah
salah satu hal yang dapat memicu motivasi. Tapi ternyata
penghargaan sama nilainya dengan hukuman.Ketika
memberikan penghargaan kita seolah telah menghukum
orang tersebut. Dikatakan demikian karena dengan
pemberian penghargaan kita sebenarnya tengah
memotong dan menjegal kreativitas seseorang sehingga
secara tidak langsung tengah membelajarkan sifat
kebergantungan pada "hadiah".Oleh karena itu, saya akan
selalu berusaha memberikan pelayanan pendidikan dengan
keteladanan dan dorongan positif pada murid yang dapat
menggugah motivasi intrinsik murid tersebut.
Perasaan yang muncul pertama kali adalah merasa
tertantang untuk mempelajari modul 1.4 karena
mempelajari sesuatu yang baru akan lebih cepat
dimengerti, dan segera mengadakan refleksi tentang
kelebihan dan kekuranfan diri menurut modul 1.4.
Dari evaluasi diri yang dapat di peroleh adalah
bahwa penumbuhan disipilin siswa yang selama ini
sudah dibudayakan di sekolah tetapi menurut modul
1.4 masih ada yang lebih baik ternyata masih banyak
cara yang lebih baik dalam penanganan kedisiplinan
siswa. Dengan adanya perasaan tertantang maka
saya mempelajari materi yang ada dalam LMS sesuai
dengan jadwal yang ditentukan baik belajar mandiri,
kolaborasi dan eloborasi pemahaman
3. Findings (Pembelajaran)
Saya akan terus belajar dan memberikan keteladanan dalam proses
menumbuhkan budaya positif di lingkungan sekolah. Terus menanamkan
pemahaman pribadi bahwa budaya positif akan hadir ketika pikiran kita
sudah positif. Presiden David O. MacKay mengatakan, "jika kita menabur
pikiran maka kita akan menuai tindakan. Jika kita menabur tindakan
maka kita akan menuai kebiasaan. Jika kita menabur kebiasaan maka
kita akan menuai karakter. Jika kita menabur karakter maka kita akan
menuai dan menciptakan takdir kita." Seperti contoh karakter petani saya
sebut juga pepatah tersebut sebagai teori bertani atau "the harvest
theory".Betapa besarnya kekuatan dari sebuah pikiran. Maka berangkat
dari sebuah teori, mudahmudahan saya pribadi bisa bersama-sama
dengan seluruh unsur sekolah mewujudkan karakter-karakter positif di
lingkungan sekolah yang bisa membudaya.
4. Future
(Penerapan)
Saya akan terus melakukan perbaikan diri dan memberikan keteladanan pada murid-
murid agar budaya positif bisa tercapai dan terus dilaksanakan secara kontinyu dalam
proses pembelajaran di sekolah. Melakukan terus pendekatan dari hati ke hati dengan
murid-murid saya, berusaha menyelami dunia mereka agar lebih memahami
kebutuhan yang diperlukan mereka dalam mencapai merdeka belajar sehingga tujuan
akhir agar mereka bisa memaknai proses pendidikan ini dengan menyenangkan dan
menyadari betapa pentingnya pendidikan untuk keselamatan dan kebahagiaan
mereka kelak.
TERIMA
KASIH
SALAM GURU PENGGERAK

Anda mungkin juga menyukai