Anda di halaman 1dari 5

JU JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.

OLEH

GRADIANA FAOTLO,S.Pd
CGP ANGKATAN 5
KABUPATEN TTU

Dalam Pendidikan Guru Penggerak, jurnal refleksi dipandang sebagai salah satu elemen
kunci pengembangan keprofesian karena dapat mendorong guru untuk mengaitkan teori dan
praktik, serta menumbuhkan keterampilan dalam mengevaluasi sebuah topik secara kritis ( Bain
dkk, 1999). Menuliskan jurnal refleksi secara rutin akan memberikan ruang bagi seorang praktisi
untuk mengambil jeda dan merenungi apakah praktik yang dijalankan sudah sesuai, sehingga ia
dapat memikirkan langkah berikutnya untuk meningkatkan praktik yang sudah berlangsung
( Driscoll dan The, 2001). Jurnal ini juga dapat menjadi sarana untuk menyadari emosi dan
reaksi diri yang terjadi sepanjang pembelajaran (Denton,2018), sehingga dapat mengenali diri
sendiri.
Dalam pelaksanaan tugas jurnal refleksi dwi mingguan ini, saya menggunakan model 4F
yang diprakarsai oleh Dr. Roger Greenway. Beliau adalah ahli pendidik dan fasilitator. Model
yang dikenalkan oleh beliau adalah sebagai berikut:
1. Facts (Peristiwa); Ceritakan pengalaman anda mengikuti pembelajaran pada minggu ini
atau pada saat aksi nyata di dalam kelas! Apa hal baik yang saya alami dalam proses
tersebut? Ceritakan juga hambatan atau kesulitan anda selama proses pembelajaran pada
minggu ini? Apa yang saya lakukan dalam mengatasi kendala tersebut?
2. Feelings (Perasaan): Bagaimana perasaan anda selama pembelajaran berlangsung? Apa
yang saya rasakan ketika menerapkan aksi nyata ke dalam kelas? Ceritakan hal yang
membuat anda memiliki perasaan tersebut?
3. Finding (Pembelajaran): Pelajaran apa yang saya dapatkan dari proses ini? Apa hal baru
yang saya ketahui mengenai diri saya setelah proses ini?
4. Future (Penerapan): Apa yang bisa saya lakukan dengan lebih baik jika saya melakukan
hal serupadi masa depan? Apa aksi/tindakan yang akan saya lakukan setelah belajar dari
peristiwa ini?

Salam Bahagia untuk kita semua


Perkenalkan, nama saya Gradiana Faotlo, Calon Guru Penggerak Angkatan 5, Kabupaten TTU.
dibimbing oleh Fasilitator bapak Darpon,S.Pd.,M.Pd dan Pengajar Praktik bapak Emanuel
Aban,S.Pd.

Di sini saya mencoba menulis refleksi dwi mingguan dari Pemikiran Pendidikan Ki Hadjar
Dewantara pada modul 1.1

1. Facts (Peristiwa)
Puji syukur saya haturkan Kehadirat Tuhan karena atas perkenaannya, saya dinyatakan lolos
seleksi tiga tahap untuk mengikuti Pendidikan Guru Penggerak. Pada tanggal 18 Mei 2022
tepatnya pukul 12.00 WITA Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 5 resmi dibuka oleh
Kemendikbudristek yaitu bapak Nadiem Makarim, B.A.,M.B.A dan Dirjen GTK melalui zoom
yang diikuti oleh seluruh CGP Angkatan 5 se-Indonesia. Pembukaan juga diisi oleh Ibu Prof.
Dr. Nunuk Suryani sebagai PLT Dirjen Kemdikbudristek. Beliau menyampaikan bahwa selama
mengikuti diklat guru penggerak diharap para CGP jangan sampai berhenti di tengah jalan
karena Bapak/Ibu adalah guru-guru pilihan. Jangan dijadikan alasan karena kendala-kendala
yang dapat menghambat proses belajar. 
Pada Tanggal 19 Mei 2022 saya mengikuti Pre Test yang bertujuan untuk mengukur tingkat
kemampuan sebagai guru sebelum menerima materi dari modul-modul PGP Tersebut.
Setelah menyelesaikan soal-soal pretest, saya mulai mengikuti kegiatan-kegiatan serta pelatihan-
pelatihan yang ada di LMS mulai dari mempelajari modul 1.1 tentang Refleksi Filosofi
Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara. Alur pembelajaran dalam LMS sesuai alur
MERDEKA yaitu Mulai dari diri, Eksplorasi konsep dan forum diskusi yang dipimpin oleh
fasilitator, Ruang kolaborasi (Diskusi kelompok), Ruang kolaborasi (presentasi), Demonstrasi
kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antar materi, dan Aksi nyata.. Pada tanggal 25 Mei
2022 diadakan lokakarya orientasi di Aula Hotel Livero Kefamenanu, dari pukul 08.00 s.d. 17.00
WIB. Dalam kegiatan tersebut kami dari CGP Angkatan 5 Kabupaten TTU, , Dalam kegiatan ini
diundang juga pengawas dan Kepala sekolah tempat CGP mengajar. Dengan diikutsertakannya
Kepala Sekolah dalam lokakarya tersebut alangkah bahagianya hati saya karena beliau
mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang perjalanan Pendidikan Guru Penggerak
sehingga diharapkan dapat memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada saya sehingga
saya dapat melaksanakan Pendidikan Guru Penggerak ini dengan baik. Pada kenyataan kegiatan
lokakarya orientasi lebih banyak berinteraksi dengan Pengajar Praktik dan teman-teman
sekelompok. Dalam hal tersebut saya berkesempatan langsung maelakukan interaksi bersama
teman-teman dari sekolah lain, yang sebelumnya belum saling mengenal satu sama lain, namun
melalui kegiatan ini kami saling mengenal lebih dalam.

Dalam mengikuti kegiatan ini saya benar-benar fokus menggali dan memperluas wawasan
tentang mengenali siapa saya, apa yang belum dan sudah ada pada diri saya. Dengan bimbingan
para pengajar praktik terutama pengajar praktik saya bapak Emanuel Aban, S.Pd. saya merasa
lokakarya orientasi ini menjadi sangat menyenangkan sehingga waktu yang cukup lama tersebut
menjadi tidak terasa. Kegiatan dimulai dengan membuat kesepakatan kelas, kemudian
mempresentasikan harapan menjadi CGP melalui modle. Saya juga dibimbing membuat google
site, Portofolio Online sebagai wadah guru penggerak yang nantinya siap berbagi praktik baik
bagi guru-guru yang lain.
Kurang lebih selama dua minggu, saya belajar mandiri melalui LSM yang dirancang dengan
sangat “friendly user”, sehingga para CGP tidak susah untuk mengeksplore fitur-fitur yang ada di
dalam LMS itu sendiri. Kegiatan demi kegiatan dilaksanakan hingga saya diharuskan membuat
karya berupa Demonstrasi konstektual dan Koneksi Antar Materi dan Aksi Nyata. Pada hari
Senin, 30 Mei 2022 jam 15.30 – 17.00 diadakan kegiatan Elaborasi Pemahaman bersama
Instruktur Bapak Giyanto, melalui G-meet. Instruktur memberikan asupan ilmu tentang
pemahaman yang sangat mendalam mengenai konsep Filosofi KHD dan penerapannya pada
konteks lokal sosial budaya yang dikaitkan dengan daerah kami Kabupaten TTU. Belajar, belajar
dan terus belajar sehingga kami ditugaskan untuk mendesain tugas yang harus dikerjakan dalam
LMS dalam bentuk grafik, infografis, blogspot, video, dll dimulai dari unggah tugas diskusi
kelompok, demonstrasi kontekstual, koneksi antar materi, dan aksi nyata. Dan saya memilih
mengerjakan tugas-tugas tersebut dalam bentuk video. 

2. Feeling (Perasaan)

Selama kurang lebih dua minggu saya menjadi CGP, banyak sekali hal yang saya rasakan.
sedih, senang, galau, bahagia, semua bercampur baur dengan keinginan dan tekad yang kuat
untuk dapat menyelesaikan Program Guru Penggerak ini. Keseluruhan perasaan tersebut saya
ibaratkan juga dengan apa yang dialami oleh murid-murid saya. Banyak ilmu yang saya
dapatkan selama menjalani proses ini, bagaimana menjadi guru yang seharusnya, bagaimana
memerdekakan anak, upaya apa yang harus dilakukan dalam menunjang proses pembelajaran
yang berhamba kepada anak.. Keseluruhan rangkaian yang ada di dalam LMS membuat saya
merasakan bahwa apa yang saya miliki tentang Pendidikan sangat jauh dari yang diharapkan
dengan tujuan Ki Hajar Dewantara. Betapa hebatnya sosok Ki Hajar Dewantara yang
mengatakan bahwa kita harus memanusiakan manusia, sehingga murid dapat mencapai kodrat
alam, namun juga tetap selalu mengikuti perkembangan yang ada (kodrat zaman) sehingga
anak didik kita dapat merasakan kebahagiaan dan keselamatan sejati.

3. Findings (Pembelajaran)

Dari pembelajaran ini saya mendapat ilmu-ilmu baru yang sangat saya perlukan untuk
meningkatkan kompetensi saya sebagai seorang pendidik. Melalui  Dasar pemikiran Ki Hadjar
Dewantara saya merasa mendapat bekal yang sangat bermanfaat. Sebagai seorang pendidik saya
harus menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota
masyarakat dengan mengacu pada trilogi pendidikan yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya
Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani dan berhubungan dengan kearifan budaya local. Saya
menyadari bahwa anak memiliki kodrat merdeka. Merdeka batin adalah pendidikan sedangkan
merdeka lahir adalah pengajaran. Dua hal yang saling bergantug satu sama lain. Oleh karena itu
saya harus memberikan kemerdekaan kepada anak-anak untuk menyelesaikan tugas-tugasnya
sesuai dengan minat, bakat , dan kreatifitasnya sebab manusia merdeka adalah manusia yang
hidupnya tidak tergantung pada orang lain, akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri.
Menerapkan Praktik baik dan budi pekerti yang luhur merupakan keharusan yang tidak
terbantahkan dengan cara mengintegrasikan setiap proses pembelajaran dengan pencapaian profil
pelajar Pancasila yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia,
berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri , Kreatif dan bernalar kritis

4. Future (Penerapan)

Saya akan melakukan hal terbaik dalam proses pembelajaran saya dikelas, agar tujuan
pendidikan bisa tercapai dengan baik. Banyak hal yang akan saya benahi, karena saya sadar
selama ini yang saya lakukan jauh dari kata sempurna jika dikaitkan dengan filosofi pemikiran
Ki Hajar Dewantara . Pembelajaran yang berpusat pada guru harus segera diganti dengan
pembelajaran yang berpusat pada murid, agar tercipta interaktif yang menyenangkan di dalam
kelas ataupun di lapangan. Memberi kebebasan kepada anak-anak untuk menggali potensi yang
dimilikinya harus terjadi dalam proses pembelajaran agar mereka menemukan jati dirinya
sehingga menjadi manusia seutuhnya. Mengarahkan bukan lagi hal yang perlu dipertahankan
tetapi kita harus merubahnya dengan menuntun peserta didik agar kodrat alam yang dimilikinya
sejak lahir bisa berkembang kearah yang lebih baik dan kodrat zaman dimana mereka hidup saat
ini bisa mereka dapatkan sehingga akan mempermudah mereka dalam mengatasi persoalan
hidupnya dimasa kini ataupun masa mendatang.
Demikianlah Pemaparan Jurnal Dwimingguan yang saya buat atas dasar pemikiran
KHD tentang filosofi pendidikan. Salam Guru Penggerak

Anda mungkin juga menyukai