Debbi Sari S
Calon Guru Penggerak Angkatan 6
Kabupaten Lampung Selatan
SELAMAT DATANG GURU-GURU HEBAT
SMP Negeri 1 Bakauheni
Salah satu cara yang dilakukan guru dalam membantu siswa tumbuh
maksimal mempunyai karakter profil pelajar Pancasila adalah dengan
membangun budaya positif yang berpihak pada murid, membangun
keyakinan atau visi sekolah yang menumbuhkan dan mengembangkan
budaya positif. Dalam mewujudkan budaya positif perlu adanya disiplin
positif.
Budaya Positif menimbulkan rasa aman dan nyaman pada murid selama
proses pembelajaran. Budaya positif menuntun anak berpikir, bertindak
sesuai motivasi intrinsik dalam dirinya.
Budaya positif di sekolah sangat penting peranannya, salah
satunya agar proses pembelajaran menjadi menyenangkan
tanpa paksaan dan beban bahkan menjadi kebutuhan. Untuk
mewujudkan budaya positif diperlukan kerja sama seluruh
komponen sekolah.Untuk itu sy mengadakan pengimbasan
budaya positif di sekolah kepada rekan sejawat secara
kolaboratif.
Standar Nasional Pendidikan:
Lingkungan yang positif sangat diperlukan agar pembelajaran yang terjadi adalah
pembelajaran yang berpihak pada murid sebagaimana tertuang dalam standar proses
pada Standar Nasional Pendidikan Pasal 12 yaitu:
1) Pelaksanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf b
diselenggarakan dalam suasana belajar yang:
a. interaktif;
b. inspiratif;
c. menyenangkan;
d. menantang;
e. memotivasi Peserta Didik untuk berpartisipasi aktif; dan
f. memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis Peserta Didik.
Konsep Utama Modul Budaya Positif
PENGUASAAN
KEBEBASA
KESENANGAN
N
5. RESTITUSI
Sebuah Pendekatan untuk Menciptakan Disiplin PositiF
Penghargaan
HUKUMAN • Penghargaan Tidak Efektif
• Penghargaan Merusak
• Menyakitkan
Hubungan
• Tidak Nyaman • Penghargaan Mengurangi
• Murid Takut Ketepatan
• Memaksa • Penghargaan Menurunkan
• Murid menyembunyikan Kualitas.
• Penghargaan Mematikan
kesalahan Kreativitas
• Murid menjadi Rendah diri • Penghargaan Menghukum
konsep Disiplin dengan IDENTITAS SUKSES
RESTITUSI
KONSEKUENSI • Murid bertanggungjawab atas
• Penguatan jangka pendek' perilakunya
• perlu monitoring • Fokus pada pemecahan
berkelanjutan permasalahan jangka panjang
• Murid menghormati dirinya &
• stimulus respon
orang lain
• murid menghormati
• Teori kontrol (dirinya
peraturan memegang kontrol)
• kehilangan kesempatan • Murid mencari solusi
merenungi kesalahan memperbaiki kesalahannya
PERBEDAAN HUKUMAN. KONSEKUENSI & RESTITUSI
Contoh Kasus: Siswa sering tidak mengerjakan PR
Konsekuensi: Restitusi:
• Guru memberikan • Guru menanyakan
Hukuman:
konsekuensi keyakinan kelas atau
• Guru menghukum siswa
mengerjakan PR nya nilai yang diyakiniya
hormat bendera 10 menit
dijam istirahat dan dan membantu siswa
• Guru marah dan murid
diberi soal tambahan menyelesaikannya
menjadi takut
• Guru bersikap tegas • Guru terbuka dan siswa
dan siswa menghormati dirinya
menghormati dan orang lain
peraturan
5 posisi kontrol restitusi
TEMAN
PENGHUKUM PEMBUAT RASA BERSALAH
MANAJER
PEMANTAU
CONTOH PENERAPAN 5 POSISI KONTROL
Kasus: Siswa tidak memakai atribut lengkap saat Upacara
4. Pemantau: 5. Manajer:
• Kamu sudah melanggar • Apakah kamu tahu
kesalahanmu?
peraturan sekolah, apa
• Kira-kira bagaimana kamu
konsekuensinya?
akan memperbaiki
kesalahanmu ini?
6. KEYAKINAN KELAS
● Keyakinan kelas bersifat lebih ‘abstrak’ daripada peraturan, yang lebih rinci dan
konkrit.
● Berupa pernyataan-pernyataan universal.
● Pernyataan keyakinan kelas senantiasa dibuat dalam bentuk positif.
● Keyakinan kelas hendaknya tidak terlalu banyak, sehingga mudah diingat dan
dipahami oleh semua warga kelas.
● Keyakinan kelas sebaiknya sesuatu yang dapat diterapkan di lingkungan tersebut.
● Semua warga kelas hendaknya ikut berkontribusi dalam pembuatan keyakinan
kelas lewat kegiatan curah pendapat.
● Bersedia meninjau kembali keyakinan kelas dari waktu ke waktu.
KEGIATAN MEMBUAT KEYAKINAN KELAS
8D