A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah berpengaruh
terhadap berbagai aspek kehidupan manusia. Hal ini mendorong era baru
peradaban manusia dari era industri ke era informasi. Masyarakat era informasi lebih
memusatkan pada aset pengetahuan dibandingkan dengan aset fisik. Sebagai
konsekuensinya, cara masyarakat informasi hidup, bekerja dan belajar pun
mengalami perubahan. Pergeseran paradigma ini menuntut perubahan yang
mendasar dalam sistem pendidikan abad 21 ini. Pendidikan dewasa ini bertujuan
untuk membangun masyarakat berpengetahuan yang tidak hanya menguasai literasi
TIK, tapi juga melalui penguasaan TIK masyarakat tersebut dapat memperdalam,
menciptakan dan mendesiminasikan pengetahuan ke masyarakat luas.
Kerangka Kerja Kompetensi TIK untuk guru ditujukan secara khusus bagi
seluruh guru dan pendidik di tingkat persekolahan, kecuali guru yang mengampu
mata pelajaran TIKkarena kompetensi dasar guru TIK telah diatur secara terpisah
dalam Permendiknas No 16 Tahun 2007.
Langkah lain untuk meningkatkan kompetensi Guru di bidang TIK adalah
dengan diadakannya standarisasi Kompetensi Dasar untuk guru. Standarisasi
Kompetensi Dasar TIK untuk guru sangat penting untuk menjawab tantangan-
tantangan pengembangan professional yang ada. Saat ini guru perlu
mengembangkan keterampilan dan peran-peran baru dengan berkembangnya
pengetahuan dan teknologi. Secara sistematis Standarisasi Kompetensi Dasar TIK
untuk guru ini akan memberikan acuan untuk mengembangkan keterampilan guru
secara bertahap berdasarkan ranah-ranah yang strategis bagi guru.
C. Model Pengembangan Pedagogik dengan TIK
Model pengembangan pedagogik dengan TIK antara masing-masing daerah
tidak sama, sangat berbeda dalam hal demografis dan indikator pendidikannya,
yang pada gilirannya menyebabkan perbedaan dalam mengambil kebijakan dan
implementasi TIK dalam pendidikan. Pada satu sisi ada sekolah di daerah terpencil,
karena keterbatasan sumber daya keuangan, tidak ada pasokan listrik, atau
kurangnya infrastruktur dasar lainnya, belum dapat mulai memperkenalkan TIK di
sekolah-sekolah. Di tempat lainnya, ada sekolah yang telah sepenuhnya
mengintegrasikan TIK dalam kurikulum di semua mata pelajaran sedemikian rupa
sehingga proses belajar mengajar, ruang kelas dan administrasi sekolah, dan
seluruh etos organisasi berubah menggunakan TIK. Panduan tersebut
diperuntukkan bagi sekolah dan tidak hanya mencakup sekolah dasar dan
menengah tetapi juga bagi sekolah pendidikan guru di perguruan tinggi dan
universitas; bagi guru untuk mengacu pada guru di sekolah dan juga dosen dalam
program pendidikan untuk calon guru. Untuk mengukur tahap integrasi TIK yang
dicapai oleh negara, kabupaten, sekolah, atau bahkan kelas dalam sebuah sekolah,
UNESCO memberikan model tahapan integrasi. Model ini berfungsi sebagai
representasi dari integrasi TIK dalam pedagogik atau pendidikan, jenis atau
framework.
Model integrasi TIK seperti pada gambar di bawah ini memiliki dua dimensi:
teknologi dan pedagogi. Teknologi merujuk untuk semua teknologi informasi dan
komunikasi (TIK), dan pedagogi adalah seni dan ilmu mengajar. Dimensi teknologi
adalah sebuah kontinum yang mewakili jumlah dari penggunaan TIK yang semakin
meningkat/beragam. Dimensi pedagogi juga sebuah kontinum dan mewakili
perubahan praktek mengajar yang dihasilkan dari penerapan TIK. Dalam dua
dimensi ini terdapat empat tahapan model integrasi TIK pada sistem pendidikan dan
sekolah. Keempat tahapan ini merupakan tahapan kontinum, yang oleh UNESCO
diistilahkan dengan Emerging, Applying, Infusing dan Transforming.
DAFTAR PUSTAKA
Butcher, N. (2011) Teacher Professional Development. Jakarta: World Bank Office Jakarta
ICT Transforming Education: A Regional
Guide. http://www.unesco.org/new/en/communication-and-
information/resources/publications-and-communication-materials/publications/full-
list/ict-transforming-education-a-regional-guide/
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(2010).Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI) 2011 – 2025. Diunduh
darihttp://www.ristek.go.id/file/upload/ebook_web/mp3e1/MP3EI_versi%20Ind.pdf
Kementerian Pendidikan Nasional (2010). Rencana Strategis Pendidikan Nasional 2010 -
2014. Jakarta: Kemdiknas
Smaldino, Sharon, E. dkk. 2008. Intriuctional Technology and Media for Learning.
Ninth Edition. New Jersey, USA: Pearson/Prentice Hall
UNESCO (2000).The Dakar Framework for Action. Education For All: Meeting our
Collective Commitments. Diunduh
darihttp://unesdoc.unesco.org/images/0012/001202/120240e.pdf
UNESCO (2011) UNESCO ICT Competency Framework for Teachers. Diunduh
darihttp://unesdoc.unesco.org/images/0021/002134/213475e.pdf
UNESCO (2008).ICT Competency Standards for Teachers: Policy Framework. p. 9.
UNESCO Office in Bangkok: ICT in
Education. http://www.unescobkk.org/education/ict/
Warsita, Bambang. 2008, Teknologi pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya.
Jakarta: Rineka Cipta
World Bank (2012) ICT in Education White Paper. Jakarta: World Bank Office
Jakarta