Anda di halaman 1dari 6

Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut?

Situasi tersebut benar bahwa guru piket adalah seorang yang disiplin
dalam menegakan peraturan sekolah terhadap murid-muridnya selalu
menanamkan disiplin, benar bahwa guru piket melakukan tindakan
tersebut terhadap muridnya adalah dalam rangka mendisiplinkan murid
tersebut. Antara sikap disiplin dan cara mendisiplinkan ini adalah
kebenaran yang saling bertentangan, di mana cara guru tersebut tidak
sesuai digunakan untuk mendisiplinkan murid

Langkah 2: Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini

Bila kita telah mengenali bahwa ada masalah moral di situasi tertentu.
Pertanyaannya adalah dilema siapakah ini? Hal yang seharusnya
membedakan bukanlah pertanyaan apakah ini dilema saya atau bukan.
Karena dalam hubungannya dengan permasalahan moral, kita semua
seharusnya merasa terpanggil.

Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut?

Melihat situasi tersebut tentu ini menjadi dilema bagi saya sebagai teman
sejawat. Saya memahami bahwa kita harus menanamkan peraturan
untuk medisiplinkan murid, disisi lain saya memahami dan kurang setuju
setuju dengan cara guru piket dalam menerapkan pendisiplinan terhadap
murid seperti itu. Mungkin ada acara yang lebih baik untuk
mendisiplinkan murid. ini demi kebaikan murid ke depannya.

Langkah 3: Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini

Pengambilan keputusan yang baik membutuhkan data yang lengkap dan


detail, seperti misalnya apa yang terjadi di awal situasi tersebut,
bagaimana hal itu terkuak, dan apa yang akhirnya terjadi, siapa berkata
apa pada siapa, kapan mereka mengatakannya. Data-data tersebut
penting untuk kita ketahui karena dilema etika tidak menyangkut hal-hal
yang bersifat teori, namun ada faktor-faktor pendorong dan penarik yang
nyata di mana data yang mendetail akan bisa menggambarkan alasan
seseorang melakukan sesuatu dan kepribadian seseorang akan
tercermin dalam situasi tersebut. Hal yang juga penting di sini adalah
analisis terhadap hal-hal apa saja yang potensial akan terjadi di waktu
yang akan datang.

Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut?

Faktanya adalah guru yang disiplin pada diri dan profesinya, kinerjanya
bagus, Fakta kedua, bahwa murid dihukum berjemur dan sesuatu yang
terjadi, guru, murid lain melihat peristiwa tersebut. Peristiwa tersebut
dimaksudkan untuk memberi efek jera pada murid yang berlaku sama di
masa yang lain. Di sisi lain pendisiplinan seperti itu sudah tidak relevan
dan menyakiti hati nurani bagi siapa saja yang melihatnya, baik guru,
anak, maupun orangtua. Selain itu juga bisa berpengaruh pada psikis
anak, jadi kurang percaya diri, dan bisa menyebabkan hal yang lebih
parah lagi

Langkah 4: Pengujian benar atau salah

Uji Legal Pertanyaan yang harus diaju kan disini adalah apakah dilema
etika itu menyangkut aspek pelanggaran hukum. Bila jawabannya adalah
iya, maka pilihan yang ada bukanlah antara benar lawan benar, namun
antara benar lawan salah. Pilihannya menjadi membuat keputusan yang
mematuhi hukum atau tidak, bukannya keputusan yang berhubungan
dengan moral.

Uji Regulasi/Standar Profesional Bila dilema etika tidak memiliki aspek


pelanggaran hukum di dalamnya, mungkin ada pelanggaran peraturan
atau kode etik. Guru tidak bisa dihukum karena melanggar kode etik
profesi, tapi akan kehilangan respek sehubungan dengan profesi Anda.

Uji Intuisi Langkah ini mengandalkan tingkatan perasaan dan intuisi


dalam merasakan apakah ada yang salah dengan situasi ini. Apakah
tindakan ini mengandung hal-hal yang akan membuat merasa dicurigai.
Uji intuisi ini akan mempertanyakan apakah tindakan ini sejalan atau
berlawanan dengan nilai-nilai yang diyakini. Walaupun mungkin tidak
bisa dengan jelas dan langsung menunjuk permasalahannya ada di
mana. Langkah ini, untuk banyak orang, sangat umum dan bisa
diandalkan untuk melihat dilema etika yang melibatkan dua nilai yang
sama-sama benar.
Uji Halaman Depan Koran Apa yang akan rasakan bila keputusan ini
dipublikasikan pada halaman depan dari koran dan sesuatu yang
dianggap merupakan ranah pribadi tiba-tiba menjadi konsumsi
masyarakat? Bila merasa tidak nyaman membayangkan hal itu akan
terjadi, kemungkinan besar sedang menghadapi dilema etika.

Uji Panutan/Idola Dalam langkah ini, akan membayangkan apa yang


akan dilakukan oleh seseorang yang merupakan panutan.

Yang perlu dicatat dari kelima uji keputusan tadi, ada tiga uji yang sejalan
dengan prinsip pengambilan keputusan yaitu:

Uji Intuisi berhubungan dengan berpikir berbasis peraturan (Rule-Based


Thinking) yang tidak bertanya tentang konsekuensi tapi bertanya tentang
prinsip-prinsip yang mendalam.

Uji halaman depan koran, sebaliknya, berhubungan dengan berpikir


berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking) yang mementingkan hasil
akhir.

Uji Panutan/Idola berhubungan dengan prinsip berpikir berbasis rasa


peduli (Care-Based Thinking), dimana ini berhubungan dengan golden
rule yang meminta Anda meletakkan diri Anda pada posisi orang lain.

Bila situasi dilema etika yang Anda hadapi, gagal di salah satu uji
keputusan tersebut atau bahkan lebih dari satu, maka sebaiknya jangan
mengambil risiko membuat keputusan yang membahayakan atau
merugikan diri Anda karena situasi yang Anda hadapi bukanlah situasi
moral dilema, namun bujukan moral.

Mari kita lakukan pengujian benar atau salah terhadap situasi tersebut.

Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji lega)

Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus


tersebut? (Uji regulasi)

Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam
situasi ini? (Uji intuisi)
Apa yang anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di halaman
depan koran? Apakah anda merasa nyaman?

Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda


dalam situasi ini?

1. Peraturan yang ada di Indonesia saat ini hal seperti yang dilakukan
guru piket bisa dianggap pelanggaran hak asasi anak

2. Dalam peraturan sekolah dimanapun sudah tidak relevan hukuman


fisik untuk dilakukan guru terhadap anak.

3. Berdasarkan intuisi, saya kurang setuju dengan pendisiplinan siswa


seperti itu karena psikis dan mental yang dialami anak bisa terganggu
dan kelak akan selalu teringat sepanjang waktu.

4. Kemungkinan tidak nyaman pasti ada, akan tetapi nurani berkata


bahwa situasi tersebut tetap harus diluruskan

5. Kepala sekolah, orang tua, dan semua rekan sejawat mungkin akan
berpendapat sama dengan saya , untuk berani meluruskan hal tersebut
supaya tidak berkepanjangan dan berkelanjutan.

Langkah 5: Pengujian Paradigma Benar lawan Benar

Dari keempat paradigma berikut ini, paradigma mana yang terjadi di


situasi ini?

Individu lawan masyarakat (individual vs community) Rasa keadilan


lawan rasa kasihan (justice vs mercy) Kebenaran lawan kesetiaan (truth
vs loyalty) Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long
term)

Apa pentingnya mengidentifikasi paradigma, ini bukan hanya


mengelompokkan permasalahan namun membawa penajaman pada
fokus kenyataan bahwa situasi ini betul-betul mempertentangkan antara
dua nilai-nilai inti kebajikan yang sama-sama penting.
Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi
pada situasi tersebut?

Paradigma Jangka pendek lawan Jangka panjang, dimana tindakan


untuk mengingatkan guru piket tersebut berdampak pada
keberlangsungan lembaga pendidikan, dari sekarang sampai keadaan
setelahnya. Pemikiran untuk membuat citra baik dimata masyarakat ke
depannya lebih diutamakan. Terlebih sebagai bentuk tanggung jawab
kita terhadap psikis anak didik dimasa mendatang, agar tidak terjadi
traumatik saat sekolah.

Langkah 6: Melakukan Prinsip Resolusi

Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, mana yang akan dipakai?

Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, prinsip mana yang akan dipakai?

Prinsip yang akan digunakan untuk mengatasi situasi tersebut adalah


Berpikir Berbasis Peraturan (Rule Based Thinking), karena berkaitan
dengan aturan dengan menjunjung tinggi prinsip dan nilai.

Langkah 7: Investigasi Opsi Trilema

Mencari opsi yang ada di antara 2 opsi. Apakah ada cara untuk
berkompromi dalam situasi ini. Terkadang akan muncul sebuah
penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya yang bisa saja
muncul di tengah-tengah kebingungan menyelesaikan masalah.

Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir


sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi
Trilemma)?
Kemungkinan ada juga opsi lain, yaitu dengan mengajak diskusi terbuka
dengan Bu Tati untuk mengatasi situasi yang terjadi

Langkah 8: Buat Keputusan

Akhirnya kita akan sampai pada titik di mana kita harus membuat
keputusan yang membutuhkan keberanian secara moral untuk
melakukannya.

Apa keputusan yang akan Anda ambil?

Keputusan yang dapat saya ambil adalah mendatangi guru piket


tersebut, mengajak berdiskusi dengannya tentang berbagai hal termasuk
situasi yang terjadi saat itu. Membuat komitmen yang sesuai bersama
sama., tentang cara pendisiplinan yang tepat untuk murid di sekolah.
Dengan begitu semua dapat teratasi dengan baik tanpa merusak
keharmonisan warga sekolah

Langkah 9: Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan

Ketika keputusan sudah diambil. Lihat kembali proses pengambilan


keputusan dan ambil pelajarannya untuk dijadikan acuan bagi kasus-
kasus selanjutnya.

Coba lihat lagi keputusan Anda dan refleksikan.

Menurut saya cara berdiskusi merupakan cara terbaik untuk dilakukan,


tanpa menggurui ataupun menjustice, sehingga moral dan etika tetap
berjalan beriringan sesuai aturan yang ada. Manfaatnya dapat membuat
kesepakatan terbaik untuk masa mendatang terkait displin yang akan
diterapkan pada semua warga sekolah

Anda mungkin juga menyukai