Anda di halaman 1dari 16

JURNAL

REFLEKSI
Siti Nur’Ariyani
SDN Drangong 1
Calon Guru Penggerak
Angkatan 6
PERISTIWA
Seluruh rangkaian kegiatan dan
pembelajaran Pendidikan Guru
Penggerak angkatan 6, telah saya
lalui. mulai dari LMS,
Pendampingan I ndividu, dan
Lokakarya telah saya lalui. Seluruh
modul dari modul 1hingga modul
3 telah saya pelajari. Fasilitator
dan pengajar praktik membimbing
saya dengan penuh dedikasi.
PERASAAN
Saya merasa bersyukur dan
senang sekali bisa menjadi
bagian dari Calon Guru
Penggerak. Banyak ilmu dan
pengalaman berharga yang saya
peroleh yang, sehingga tidak
hanya pemikiran saya yang
berkembang namun juga
kompetensi saya ikut
berkembang.
PEMBELAJARAN
Banyak ilmu yang saya peoleh,
mulai dari filosofi pendidikan Ki
Hajar Dewantara. Menurut beliau,
tujuan dari dilakukannya proses
pendidikan adalah untuk menuntun
segala kekuatan kodrat yang ada
pada anak- anak itu, agar mereka
sebagai manusia dan anggota
masyarakat dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi- tingginya
PEMBELAJARAN
Sebagai guru penggerak, harus memiliki nilai
guru penggerak. Lima nilai yang harus dimiiki
oleh guru penggerak, yaitu berpihak pada
murid, mandiri, kolaboratif, inovatif dan
reflektif. Nilai-nilai ini diharapkan terus
tumbuh dan dilestarikan dalam diri seorang
Guru Penggerak.
Guru penggerak juga memiliki peran yaitu
sebagai pemimpin pembelajaran, mengerakkan
komunitas praktisi, menjadi coach guru lain,
mendorong kolaborasi antar guru serta
mewujudkan kepemimpinan murid
PEMBELAJARAN
Guru harus memiliki visi yang mengarah kepada
perubahan, baik perubahan di kelas atau
perubahan di sekolah. Untuk mencapai perubahan
tersebut guru perlu mengenal pendekatan
manajemen perubahan. Manajemen pendekatan
perubahan sering disebut sebagai Inkuiri
Apresiatif (IA).
Pendekatan I A percaya bahwa setiap orang memiliki
inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada
keberhasilan. I nti positif ini merupakan potensi dan
aset organisasi. Dengan demikian, dala
implementasinya, I A dimulai dengan menggali m
hal positif. Untuk melaksanakan IA diperlukan
hal-
sebuah strategi. Strategi itu dikenal dengan akronim
BAGJA, yakni Buat pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali
mimpi, Jabarkan rencana, dan Atur eksekusi.
PEMBELAJARAN
Budaya positif di sekolah ialah nilai-
nilai, keyakinan-keyakinan, dan
kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang
berpihak pada murid agar murid dapat
berkembang menjadi pribadi yang kritis,
penuh hormat dan bertanggung jawab.
Budaya positif meliputi 6 hal yaitu 1)
perubahan paradigma stimulus respon, 2)
konsep disiplin positif, 3) keyakinan
kelas, 4) pemenuhan lima kebutuhan
dasar manusia, 5) lima posisi control,
dan 6) segitiga restitusi.
PEMBELAJARAN
Pembelajaran berdiferensiasi didesain agar guru bisa
melaksanakan pembelajaran yang mampu
mengakomodir berbagai macam kebutuhan belajar
murid. Guru harus memiliki kepekaan dalam
merespon semua kebutuhan belajar murid, hal ini
dapat dilakukan dengan memperhatikan : bagaimana
kesiapan belajar murid; bagaimana minat murid
terhadap materi pembelajaran kita; dan seperti apa
profil belajar murid. Kemudian dalam kegiatan
pembelajaran, guru perlu juga memperhatikan
strategi : diferensiasi konten; diferensiasi proses;
dan diferensiasi produk. Dan dalam proses penilaian,
guru menggunakan penilaian berjenjang. Harapannya,
semua murid bisa memperoleh kesempatan yang sama
dalam mengikuti pembelajaran, sehingga lingkungan
yang aman dan nyaman pun akan didapatkan murid.
PEMBELAJARAN
Pembelajaran sosial emosional adalah proses
pembelajaran yang dimulai dengan pembentukan
kesadaran dan kontrol diri serta kemampuan
dalam berkomunikasi. Hal ini penting diberikan
kepada anak didik agar mereka mampu bertahan
dan sekaligus dapat mengatasi setiap
permasalahan sosial emosional yang dialaminya.
Melalui pembelajaran sosial dan emosional ini,
murid diajak untuk menyadari, melihat,
mendengarkan, merasakan, mengalami
sejumlah pengalaman yang dapat
mengembangkan pengetahuan, keterampilan
dan sikap positif yang bisa menjadi jembatan
suksesnya murid di masa yang akan datang.
PEMBELAJARAN
Coaching merupakan suatu proses percakapan yang
memberdayakan, maka dalam proses coaching seorang coach
harus mampu mengajukan pertanyaan – pertanyaan berbobot
yang berpeluang pada coachee untuk mengemukakan jawaban-
jawaban yang menantang dari dirinya sendiri karena pada
dasarnya cochee sendirilah yang lebih tahu masalahnya dari
pada coach. Sejalan dengan hal tersebut dalam proses
coaching diperlukan ketrampilan bertanya dari coach dalam
rangka menggali, dan menuntun coachee untuk menemukan
solusi dari masalahnya, melaksanakan dan merasakan
dampaknya sendiri. Proses coaching akan mengalir dengan
lancar dan akan menghasilkan pengembangan yang maksimal
apabila dalam percakapannya menggunakan alur TIRTA.
Dalam konteks pendidikan coaching merupakan suatu proses
sebagai komunikasi pembelajaran antara guru dan murid,
murid diberikan ruang kebebasan untuk menemukan kekuatan
dirinya dan peran pendidik sebagai ‘pamong ’ dalam memberi
tuntunan dan memberdayakan potensi yang ada agar murid
tidak kehilangan arah dan menemukan kekuatan dirinya tanpa
membahayakan dirinya.
PEMBELAJARAN
Dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin
pembelajaran yang tepat yaitu pengambilan keputusan
berbasis etika, sesuai visi misi berpihak pada murid,
budaya positif serta nilai-nilai yang dianggap penting
dalam sebuah institusi sehingga prinsip-prinsip dasar
yang menjadi acuan akan jelas yang mewujudkan
lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman
sehingga tercipta profil pelajar pancasila. Dengan
memetakan 4 paradigma dilema etika yaitu individu vs
masyarakat, rasa keadilan vs rasa kasihan, kebenaran
vs kesetiaan dan jangka pendek vs jangka panjang.
Pengambilan keputusan juga berpegang pada 3 prinsip
pengambilan keputusan yaitu prinsip berbasis hasil
akhir, prinsip berbasis peraturan, dan prinsip berbasis
rasa peduli. Serta dipadukan dengan 9 langkah
pengambilan keputusan.
PEMBELAJARAN
Pemimpin pembelajaran dalam mengelola sumber daya
merupakan tugas guru untuk mengelola ekosistem sumber daya
yang ada disekolah, dimana sebuah ekosistem sekolah
merupakan hubungan interaksi yang saling berkaitan
dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik.
Pemimpin Pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya
merupakan pemanfaatan pada aset- aset sekolah yang
dimiliki dan dikelola dengan baik oleh
seorang pemimpinpembelajaran sebagai sebuah
kekuatan / potensi sekolah sesuai kodrat alam dan kodrat
zaman. Untukitu melakukanpendekatan berbasis aset
sangatah penting karena dengan pendekatan tersebut
kita dapat mengetahui kekuatan- kekuatan yang ada
pada ekosistem sekolah sehingga nantinya berdampak
pada pengelolaan sumber daya yang baik dan dengan
pengelolaan sumber daya yang tepat maka kualitas
pendidikan yang ada pada sekolah tersebut akan maju
dan berkembang.
PEMBELAJARAN
Program yang berdampak pada murid
adalah program yang meningkatkan
keberpihakan pada murid, yang
menguatkan apa yang dimiliki,
mengajarkan anak atau mendorong
kebermaknaan atau komitmen pada
mereka, dan implementasi
kepemimpinan murid atau secara
kontekstual.
PENERAPAN
Saya sudah mulai menerapkan ilmu
yang saya peroleh, semoga
kedepannya saya bisa terus
istiqamah dalam memanfaatkan
ilmu saya, sehingga dapat menjadi
guru yang memiliki nilai- nilai
guru penggerak, sehingga bisa
menjalankan peran saya sebagai
guru penggerak, untuk memajukan
pendidikan Indonesia.
TERIMA KASIH
GURUBERGERAK,
INDONESIA MAJU

Anda mungkin juga menyukai