Anda di halaman 1dari 3

1.1.a.3.

Mulai dari Diri - Refleksi Diri Tentang Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Apa yang anda ketahui tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) mengenai
Pendidikan dan pengajaran?
Dalam salah satu perkuliahan yang saya ikuti yaitu mata kuliah “Landasan Pendidikan” dosen
saya memberi tugas untuk menggali pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Saya memanfaatkan
internet untuk mendapat sumber bacaan tentang itu dan mendapatkan file pdf berisi tulisan Ki
Hadjar Dewantara di tahun 1930-an berjudul “Dasar-dasar Pendidikan”. Dalam tulisan itu
disebutkan kata “pendidikan” dan “pengajaran” sering kali dipakai bersama padahal
keduanya berbeda.
Pengajaran adalah bagian dari pendidikan. Pengajaran adalah pendidikan dengan cara
memberi ilmu atau pengetahuan, serta juga memberi kecakapan kepada anak-anak, yang
keduanya dapat berfaedah untuk hidup anak-anak, baik lahir maupun batin. Pendidikan dalam
arti luas bermakna "proses" menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar
mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Dari pengertian ini perlu diingat bahwa pendidikan itu hanya suatu tuntunan di dalam hidup
tumbuhnya anak-anak. Ini berarti, bahwa hidup tumbuhnya anak-anak itu terletak di luar
kecakapan atau kehendak kita kaum pendidik. Anak-anak sebagai makhluk, hidup dan
tumbuh menurut kekuatan kodratnya sendiri, yaitu segala kekuatan di dalam hidup lahir dan
batin anak-anak itu, yang ada karena kekuasaan kodrat. Kita kaum pendidik hanya dapat
menuntun tumbuhnya kekuatan-kekuatan itu, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan
dasarnya) hidup dan tumbuhnya itu.
Aktifitas mendidik bisa diasosiasikan dengan apa yang dilakukan seorang petani dalam
menanam padi misalnya. Ia hanya dapat menuntun tumbuhnya padi. Ia dapat memperbaiki
tanahnya, memelihara tanamannya, memberi rabuk dan air, memusnahkan ulat-ulat atau
jamur-jamur yang mengganggu hidup tanamannya, begitu sebagainya; tetapi meskipun ia
dapat memperbaiki pertumbuhan tanamannya itu, ia tak akan dapat mengganti kodrat-
iradatnya padi. Ia tak akan dapat menjadikan padi yang ditanamnya tumbuh sebagai jagung
atau harus berbuah di dalam 3 bulan; pun tak dapat memeliharanya sebagai caranya
memelihara tanaman kedelai dan sebagainya. Pak Tani harus takluk pada kodratnya padi.
(Tulisan yang sama ternyata ada di modul 1. Tulisan tersebut sudah saya baca waktu kuliah
S-1)
Apa relevansi pemikiran KHD dengan konteks Pendidikan Indonesia saat ini dan
konteks Pendidikan di sekolah anda secara khusus?
Pendidikan di Indonesia saat ini sudah saatnya “kembali” kepada konsep-konsep Pendidikan
asli Indonesia yang fondasi-fondasinya sudah disiapkan oleh Ki Hajar Dewantara melalui
pemikiran-pemikirannya tentang Pendidikan. Kita mengenal beberapa konsep diantaranya
Panca Dharma, Tri Pusat Pendidikan, Tri Kon (komunitas, konvergensi, dan konsentris), Tiga
Pantangan dan semboyan “Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri
Handayani”.
Manusia merdeka merupakan tujuan pendidikan Ki Hadjar Dewantara, merdeka baik secara
fisik, mental, dan kerohanian. Kemerdekaan pribadi dibatasi oleh tertib damai kehidupan
bersama, dan ini mendukung sikap-sikap seperti keselarasan, kekeluargaan, musyawarah,
toleransi, kebersamaan, demokrasi, tanggungjawab, dan disiplin. Manusia merdeka adalah
seseorang yang mampu berkembang secara utuh dan selaras dari segala aspek kemanusiaanya
dan yang mampu menghargai dan menghormati kemanusiaan setiap orang
Konsep “Merdeka Belajar” yang menjadi esensi pemikiran Ki Hajar Dewantara menjadi
semangat kesadaran bagi setiap Pendidik bahwa siswa harus memiliki jiwa merdeka, dalam
arti merdeka lahir, batin serta tenaganya. Anak didik diberikan kebebasan berpikir guna
mengembangkan bakat, kreatifitas dan kemampuan yang ada dalam dirinya agar tidak
terhambat oleh orang lain. Sistem among yang dikenalkan oleh Ki Hajar Dewantara juga
melarang adanya hukuman dan paksaan kepada anak didik karena akan mematikan jiwa
merdekanya, mematikan kreativitasnya.
Dalam konteks Pendidikan di sekolah saya, sekolah saya saat ini seperti dalam kondisi tidak
memiliki kesatuan pandangan dan arah mengenai visi yang akan dicapai dan diterjemahkan
ke dalam misi dan program-program sekolah. Hanya kegiatan pembelajaran klasikal saja
yang terjadi demi memenuhi tuntutan pelaksanaan pembelajaran.
Apakah Anda merasa sudah melaksanakan pemikiran KHD dan memiliki
kemerdekaan dalam menjalankan aktivitas sebagai guru?
Sebagai Guru, saya sudah menerapkan sebagian konsep Merdeka Belajar dalam arti tidak
menggunakan hukuman dan paksaan dalam mengajar. Yang saya belum lakukan adalah
menyediakan “layanan” pengajaran beragam sesuai kebutuhan setiap individu. Kegiatan
pembelajaran masih sangat klasikal dan menyeragamkan kebutuhan peserta didik.
Apa saja harapan yang ingin anda lihat pada murid-murid Anda setelah mempelajari
modul ini?
Harapan yang ingin saya lihat pada murid-murid saya setelah mempelajari modul ini adalah
mereka mendapat “pelayanan” pendidikan yang memerdekakan mereka.
Apa saja harapan yang ingin Anda lihat pada diri Anda sebagai seorang pendidik
setelah mempelajari modul ini?
Yang saya harapkan setelah mempelajari modul ini saya mendapatkan pemahaman
komprehensif tentang pemikiran-pemikiran mendasar Ki Hajar Dewantara tentang
pendidikan nasional dan menjabarkannya menjadi langkah-langkah praktis /model
pembelajaran yang applicable.
Apa saja kegiatan, materi, manfaat yang anda harapkan ada dalam modul ini?
Pengembang modul ini bisa berkolaborasi dengan ahli di bidang pembelajaran sehingga
dasar-dasar filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara yang sifatnya masih abstrak (sangat
filsafat) bisa dibreak-down menjadi pendekatan, model, teknik, strategi belajar sesuai
karakteristik masing-masing mata pelajaran.

Anda mungkin juga menyukai