S
Pendamping Ibu Elsa Hanani Barus
alah satu hal yang dapat memperbaiki laku anak didik adalah dengan penerapan budaya positif.
Budaya positif sangat bersinergi dengan karakter baik, artinya budaya positif itu akan lahir
dalam karakter yang baik pula, inilah yang menjadi dari budi pekerti menurut Bapak Kihajar
Dewantara yang dalam kurikulum dikenal sebagai salah satu Profil Pelajar Pancasila.
Budaya positif adalah suatu pembiasaan yang bernilai positif, bukan sekedar sikap tetapi di
terapkan dengan tingkah laku dan perbuatan yang positif dan di dalamnya mengandung sejumlah
kegiatan yang mampu menumbuhkan karakter peserta didik ke arah yang positif. Budaya positif perlu
dibangun dalam suatu kelas yang akan berdampak pada budaya positif di sekolah dan berperan dalam
visi sekolah. Mewujudkan budaya positif harus dilakukan sejak dini mengingat dalam prosesnya
membutuhkan waktu yang lama dan konsisten dari setiap stakeholder yang ada. Setiap ekosoistem
sekolah memiliki peran yang besar dalam mewujudkan disiplin positif, baik di dalam kelas maupun di
lingkungan sekolah. Di lingkungan sekolah, guru dapat menerapkan budaya positif seperti bekerja sama
dengan rekan sejawat, berinteraksi secara akrab dengan peserta didik, menerapkan sikap disiplin dan
bertanggung jawab serta menjadi teladan bagi peserta didik. Sedangkan di lingkungan kelas, salah satu
langkah yang guru dapat lakukan adalah membangun budaya positif melalui komunikasi efektif.
S
elama 9 Bulan melakukan pembelajaran jarak jauh banyak sekali perubahan yang dialami anak
didik dalam hal etika dan disiplin ketika melakukan pembelajaran. Selain komunikasi yang tidak
efetif hal ini juga disebabkan karena tidak adanya kontrol dari orang tua selama belajar dari
rumah mengingat kesibukan orang tua. Akibatnya ketika pembelajaran daring berlangsung anak didik
sangat bebas untuk berpendapat tanpa menghargai teman (dari pengamatan penulis dikarenakan tidak
bertemu langsung) bahkan ada yang mangkir dari tugas ketika guru meminta ada pengerjaan praktek
yang harus didiskusikan secara berkelompok. Inilah yang mendasari penulis membuat aksi nyata untuk
pembiasaan displin positif.
Dari aksi nyata yang dilakukan penulis melakukan beberapa tindakan dalam kesepakatan kelas,
Langkah-langkah yang di lakukan dalam menyusun kesepakatan kelas:
1. Saya melakukan komunikasi dengan anak didik melalui WA grup untuk memberikan
pemahaman tentang kesepakatan kelas dan menyepakati waktu pelaksanaan pembuatan
kesepakatan kelas
2. Melakukan zoom meeting dalam melaksanakan pertemuan kesepakatan kelas
3. Pada saat zoom berlangsung anak didik diminta menjawab beberapa pertanyaan dengan
menggunakan aplikasi jamboard
4. Setelah selesai kemudian bersama – sama membuat kesepakatan yang akan di jalankan
bersama pada saat semester genap di awal januari 2020
Dokumentasi:
1. Pemaparan akan pentingnya budaya positif di kelas dan sekolah melalui WA Grup Kelas
2. Membuat pertanyaan melalui jamboard dan anak didik memberikan pendapatnya