Anda di halaman 1dari 7

AKSI NYATA

MODUL 3.3
PengELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID

Rani
cgp Angkatan 5 kabupaten seruyan

NAMA PROGRAM : Menciptakan iklim budaya membaca dengan melakukan pembiasaan literasi setiap hari selama
15 menit secara mandiri, bernalar kritis dan kreatif melalui program Gerakan Literasi Sekolah SMP EKA TJIPTA
PERDANA dengan nama “SAKU SABU SAKA : Satu Buku Satu Bulan Satu Karya”

1. PERISTIWA (FACT)

Latar Belakang Tentang Situasi Yang Dihadapi

Rendahnya minat membaca siswa sangat mempengaruhi kemampuan siswa khususnya pada proses
pembelajaran yang dimana siswa diharuskan untuk membaca materi dan mencari informasi dari
suatu materi yang akan dipelajari. Budaya membaca semakin menurun karena adanya gadget,
mereka tidak memanfaatkan sumber informasi dari internet namun mereka lebih memilih bermain
game. Hanya Sebagian siswa yang mengerti cara mencari informasi dari media internet guna
menambah pengetahuan mata pelajaran dan pengetahuan umum. Karena kurangnya wawasan
sehingga siswa kurang percaya diri dan kurang aktif dan kurang kreatif untuk menginovasikan
hasil karya literasi sehingga tidak berani untuk tampil di depan umum untuk memberikan pendapat
dan menampilkan hasil literasi yang sudah dibaca. Selama ini SMP Eka Tjipta Perdana siswa
literasi membaca 15 menit lalu merangkum atau meringkas apa yang sudah dibaca lalu di periksa
guru piket. Ketika pada event perayaan Bulan Bahasa atau hari pahlawan siswa diminta untuk
berpidato atau membaca puisi kurangnya minat siswa untuk mengikuti lomba sehingga SMP Eka
Tjipta Perdana membuat program Gerakan literasi yang dapat menciptakan iklim budaya membaca
dengan nama program Satu Buku Satu Bulan Satu Karya dengan singkatan “SAKU SABU SAKA”.
Program ini selain membudayakan membaca juga memberikan keberpihakkan pada murid dari buku
apa saja yang akan dibaca, karya yang ditulis atau karya hasil literasi selama sebulan sesuai
dengan minat dan bakat siswa dan memberikan kepercayaan diri siswa dengan memberikan
kesempatan dan apresiasi siswa yang berani tampil dan memiliki karya yang kreatif dan inovasi.
Program ini juga membuat siswa khususnya yang mengikuti anggota OSIS dapat memimpin teman-
temannya untuk menyelenggarakan acara panen karya hasil literasi satu bulan. Program literasi
merupakan keterampilan penting yang harus dimiliki siswa. Proses pendidikan bergantung pada
kemampuan literasi seperti keterampilan berbahasa meliputi menyimak berbicara, membaca, dan
menulis, sehingga dalam program literasi membaca ini sesuai dengan salah satu karakteristik dari
7 lingkungan yang menumbuh kembangkan kepemimpinan murid yaitu lingkungan yang melatih
keterampilan yang di butuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik dan non akademik.

Yang dilakukan pada aksi nyata berikut alasan mengapa melaksanakan aksi nyata?

Aksi nyata pengelolaan program yang berdampak pada murid di maksudkan untuk menciptakan
iklim budaya membaca dan mewujudkan kepemimpinan murid, program ini di lakukan dengan
harapan siswa-siswi dapat menumbuhkan sikap berani dalam dirinya atau percaya diri serta dapat
mengembangkan potensi atau bakat siswa dalam bercerita menuangkan hasil bacaan yang sudah
dibaca dengan menuliskan ringkasan atau rangkuman serta membuat menjadi puisi, berpidato,
maupun dengan berdrama. Sehingga dapat meningkatkan wawasan dan mengubah pola pikir siswa.

Tujuan utama melaksanakan aksi nyata program “SAKU SABU SAKA” ini adalah sebagai berikut :
1. Membangun kesadaran siswa bahwa pentingnya membaca untuk mendukung pembelajaran yang
efektif dan pengetahuan umum yang tidak didapat di sekolah
2. Menumbuhkan kemampuan bernalar kritis, kreatif serta berinovasi dalam membuat hasil karya
siswa
3. Melatih kemandirian siswa dalam memecahkan masalah untuk meringkas atau menghasilkan
karya
4. Menumbuhkan jiwa kepemimpinan siswa
5. Menjadikan kegiatan literasi sebagai budaya positif di sekolah
6. Menumbuhkan budi pekerti dan kepribadian yang baik kepada siswa

Aksi nyata ini di lakukan untuk mewujudkan langkah pengelolaan program yang berdampak pada
murid dengan berbasis pemetaan aset sekolah menggunakan Prakarsa perubahan dengan Langkah
BAGJA yang dilakukan guna memastikan sebuah program yang berdampak pada murid. Sehingga
bisa menjadi langkah konkrit keterlibatan siswa sebagai pemimpin dalam pengembangan sekolah.

Deskripsi aksi nyata yang dilakukan:

Aksi nyata yang dilakukan adalah Menciptakan iklim budaya membaca dengan melakukan pembiasaan
literasi setiap hari selama 15 menit secara mandiri, bernalar kritis dan kreatif melalui program Gerakan
Literasi Sekolah SMP EKA TJIPTA PERDANA dengan nama “SAKU SABU SAKA : Satu Buku Satu
Bulan Satu Karya” sebagai bentuk Implementasi Aksi Nyata Modul 3.3 Pengelolaan Program yang
Berdampak pada Murid melalui tahapan BAGJA.

B-uat Pertanyaan
1. Bagaimana kita dapat meningkatkan minat membaca murid sehingga menjadi pembiasaan tanpa ada
paksaan?
2. Bagaimana kita dapat meningkatkan percaya diri murid agar berani tampil untuk menceritakan atau
menuliskan hasil yang sudah dibaca atau membuat resume?

A-mbil Pelajaran
1 Aktivitas apa saja yang menurut murid dapat menarik minat membaca mereka selama ini?
2 Buku seperti apa yang murid sukai untuk dibaca?
3 Kegiatan/acara sekolah apa yang membentuk karakter murid agar lebih berani dan percaya diri?
G-ali Mimpi
1. Apakah pembiasaan-pembiasaan baru yang saya bayangkan terjadi jika murid memiliki kesadaran dan
minat baca melalui kegiatan literasi?
2. Apakah pembiasaan-pembiasaan baru yang saya bayangkan terjadi jika murid berani tampil dan percaya
diri pada saat melakukan persentasi hasil karya yang sudah dibuat sehingga memiliki kemampuan bernalar
kritis dan kreatif melalui kegiatan literasi?

J-abarkan Rencana
1 Apa langkah paling sederhana/langka pertama yang bisa dilakukan untuk menciptakan iklim budaya
membaca secara mandiri, bernalar kritis, dan kreatif murid di sekolah melalui kegiatan literasi?
2 Apa langkah tindak lanjut yang bisa dilakukan untuk pembiasaan membaca secara mandiri, bernalar kritis,
dan kreatif melalui kegiatan literasi di sekolah?

A-tur Eksekusi
1 Siapa yang bisa mengarahkan dan memantau saya dalam menjalankan program pembiasaan sehingga
terciptanya iklim budaya membaca secara mandiri, memiliki kemampuan bernalar kritis dan kreatif bagi
murid melalui kegiatan literasi di sekolah?
2 Siapa yang dapat membantu saya menjalankan kegiatan pembiasaan literasi di sekolah agar berjalan dengan
lancer dan baik sehingga dapat menciptakan iklim budaya membaca?

HASIL DARI AKSI NYATA YANG DILAKUKAN

Program Gerakan literasi SATU BUKU SATU BULAN SATU KARYA “SAKU SABU SAKA”
dilaksanakan setiap hari selasa sampai kamis selama 15 menit sebelum proses pembelajaran
dimulai dengan membaca 1 buku dalam satu bulan setelah akhir bulan siswa membuat karya sesuai
dengan minat dan bakat untuk dijadikan karya yang hasilnya nanti akan menjadi pameran atau
panen hasil karya bisa berupa bercerita kembali atau merangkum/meringkas isi bacaan dari buku
yang dibaca, berpuisi, berpidato, cerpen, dan membuat drama. Hari jumat membaca kitab suci
dari masing-masing agama yag dianut juga menghasilkan 1 buah karya bisa menghapal surah atau
membuat kaligrafi atau menceritakan isi atau arti dari ayat yang telah dibaca.

Program ini dijalankan bukan hanya oleh siswa tetapi semua warga sekolah dengan peran guru
sebagai kontrol dalam pelaksanaan program literasi SAKU SABU SAKA. Kolaborasi semua warga
sekolah sangat penting untuk mendukung keterlaksanaan program sesuai dengan tujuan. Dengan
terlaksananya program ini diharapkan dapat mengembangkan kreatifitas dan dapat berinovasi
dalam membuat dan menghasilkan karya literasi, serta dapat menumbuhkan keberanian untuk
tampil dan tak kalah pentingnya menanamkan budaya literasi pada diri siswa. Dengan berjalan
secara terus menerus juga dapat menumbuhkan kepemimpinan dan kepedulian terhadap teman
untuk ikut serta menanamkan budaya literasi di sekolah dan di lingkungan tempat tinggal. Serta
memiliki jiwa kepemimpinan untuk berani dalam mengajak teman-teman untuk melakukan literasi
apabila waktu sudah menunjukan jam literasi tanpa harus menunggu guru piket kelas.

B-uat Pertanyaan
1 Bagaimana kita dapat meningkatkan minat membaca murid sehingga menjadi pembiasaan tanpa
ada paksaan?
Saya berdiskusi bersama kepala sekolah dan rekan sejawat bagaimana program membaca di
sekolah selama ini dapat berhasil dan apakah sudah menjadi pembiasaan pada diri murid
sehingga tidak menjadi paksaan bagi mereka apabila sudah tiba waktunya untuk literasi maka
mereka dengan sendirinya untuk membaca. Hasil diskusi yaitu sekolah membuat program
Gerakan literasi Satu Buku Satu Bulan Satu Karya : SAKU SABU SAKA” yang tidak hanya
siswa yang membaca tetapi guru dan warga sekolah juga ikut membaca.
2 Bagaimana kita dapat meningkatkan percaya diri murid agar berani tampil untuk menceritakan
atau menuliskan hasil yang sudah dibaca atau membuat resume?
Saya berdiskusi bersama kepala sekolah dan rekan sejawat untuk membuat suatu
acara/kegiatan (pensi/pameran karya) yang akan dapat mengembangkan kemampuan bernalar
kritis dan kreatif murid di sekolah.
Hasil diskusi yaitu menyerahkan semua pendapat dari siswa kapan, dan apa yang akan mereka
tampilkan semua diserahkan kepada siswa, sekolah dan guru memfasilitasi dan memberi
dukungan apabila ada yang masih kurang dalam penyelenggaraan acara siswa.

Saya juga berdiskusi bersama murid (anggota OSIS) dan masing-masing perwakilan kelas
kegiatan apa yang dapat diminati murid sehingga dapat mengembangkan kemampuan bernalar
kritis dan kreatif murid dalam menghasilkan karya sehingga berani dan percaya diri untuk
tampil di depan umum dan menjadi pembiasaan murid untuk membaca.
Hasil diskusi yaitu setiap hari sabtu di akhir bulan diadakan acara penampilan hasil karya
literasi “SAKU SABU SAKA” baik itu melalui tulisan, bercerita, berpuisi, berpidato maupun
berdrama dengan 1 tim atau 1 kelas. Siswa yang memilih sendiri apa yang akan mereka
tampilkan. Sekolah dan guru memberikan fasilitas yang diperlukan.
A-mbil Pelajaran
1 Aktivitas apa saja yang menurut murid dapat menarik minat membaca mereka selama ini?
Saya melakukan survei minat baca untuk murid seperti menyebarkan angket tentang siswa
yang termasuk kriteria suka membaca atau tidak. Menanyakan kepada murid sejauh mana
mereka telah memahami tentang kegiatan literasi yang selama ini dilakukan di sekolah.

2 Buku seperti apa yang murid sukai untuk dibaca?


Saya mengumpulkan anggota OSIS dan perwakilan kelas untuk memberitahukan kepada
mereka buku apa saja yang diperbolehkan untuk mereka baca lalu setiap anggota OSIS dan
perwakilan kelas akan memberitahukan dan mendata buku apa yang mereka ingin baca. Dari
survei yang saya dapat dari siswa saya melakukan survei minat baca murid untuk orang tua
agar menyediakan buku yang sesuai dengan keinginan murid dan sesuai dengan umur murid.
Saya mengundang orang tua murid untuk memberitahukan program literasi yang dilakukan di
sekolah untuk menyediakan buku yang bisa murid baca dan miliki.

3 Kegiatan/acara sekolah apa yang membentuk karakter murid agar lebih berani dan percaya
diri?
Saya, Pembina OSIS, anggota OSIS dan siswa perwakilan kelas mengadakan rapat untuk
mencurahkan pendapat bersama lebih banyak murid untuk mengetahui acara yang menarik
yang dapat mengembangkan kemampuan bernalar kritis dan kreatif melalui kegiatan
literasi sehingga membentuk karakter murid agar lebih berani dan percaya diri.
Acara yang dilakukan pada saat pensi, pameran karya, bulan bahasa dimana murid dapat
memilih kegiatan untuk resume yang mereka inginkan contohnya berpidato, bercerita,
berpuisi, membuat drama, dan memanfaatkan TIK untuk menampilkan hasil karya berupa
artikel atau hasil karya di upload di blog/youtube murid dengan bimbingan dari guru TIK di
sekolah dan menampilkan hasil karya pada mading sekolah maupun mading kelas.
2. PERASAAN (FEELINGS)
Perasaan saya saat menjalankan aksi nyata begitu antusias, senang, dan gembira melihat keaktifan
siswa dan semangat siswa serta keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapat, memberi ide,
dan menjadi pemimpin dengan memberi contoh kepada teman lainnya untuk aktif dan mau dengan
kesadaran diri untuk membaca apabila sudah saatnya waktu literasi serta dengan buku yang
mereka pilih sendiri untuk dibaca tanpa mereka sadari membaca sudah menjadi hobi atau
kesukaan bisa terlihat dari mereka yang membawa buku bacaan ketika jadwal remidial PAS. Siswa
yang tidak mengikuti remidial lebih memilih membaca melanjutkan bacaan yang telah tertunda
selama kegiatan PAS atau membaca soal PAS dan membahasnya dengan teman yang tidak
mengikuti remidial. Satu hal yang membuat saya bangga ada beberapa siswa yang belum lancar
membaca tetapi dengan membaca buku yang mereka sukai mereka menjadi rutin membaca bahkan
sampai waktu literasi selesai mereka masih serius membaca. Tidak dipungkiri mereka
dikategorikan lamban dalam membaca namun dengan literasi secara rutin mereka sudah ada
peningkatan dalam membaca. Ada juga siswa yang mengatakan bahwa dengan membaca dapat
meningkatkan daya ingat, menambah pengetahuan kosa kata, menambah wawasan dan informasi.
Kemampuan kepemimpinan dan keberanian serta kesadaran diri untuk mau meningkatkan
kemampuan diri bisa menjadi bekal mereka untuk kehidupan yang lebih baik sebagai individu
maupun anggota masyarakat.

Dengan kolaborasi yang baik saya optimis program ini akan berjalan dengan lancar dan
memberikan hasil yang baik bagi warga sekolah khususnya bagi masa depan siswa. Progam literasi
yang dilakukan secara terus menerus akan menjadi pembiasaan yang baik bagi warga sekolah dan
melatih sejak dini jiwa kepemimpinan murid.

3. PEMBELAJARAN (FINDING)
Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan aksi nyata yaitu terwujudnya kesenangan atau hobi
membaca siswa melalui buku bacaan yang mereka pilih sendiri, terwujudnya kesadaran diri siswa
untuk meningkatkan kemampuan membaca dengan baik dan lancar, terwujudnya kepemimpinan
murid dengan mengajak teman sekelas untuk membaca, terwujudnya katakter siswa yang memiliki
pengetahuan dan wawasan dari sumber informasi yang dibaca dan memiliki keberanian untuk
tampil dan mengekspresikan hasil karya yang sudah dibuat. Dengan berjalannya program ini secara
terus menerus besar harapan saya bahwa program ini akan bisa mewujudkan Profil Pelajar
Pancasila.

Dari aksi nyata ini saya mendapat banyak pelajaran penting seperti bagaimana saya menyusun dan
mengelola sebuah program yang berdampak pada murid dengan tahapan BAGJA. Saya menyadari
pentingnya kolaborasi antar pemangku kepentingan untuk suksesnya program ini. Saya juga belajar
bahwa peran guru tidak terbatas pada pembelajaran di dalam kelas saja namun harus peduli dan
ikut terlibat dalam mengelola program yang berdampak pada murid.

4. PENERAPAN KEDEPAN (FUTURE)


Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa depan yaitu lebih mengaktifkan kembali kegiatan
intrakurikuler di lingkungan sekolah untuk memberikan bimbingan untuk mengembangkan minat
dan bakat siswa. Pemberian apresiasi berupa reward kepada siswa yang memiliki keberanian, dan
prestasi dalam membuat karya yang berinovasi sebagai bentuk dukungan untuk menambah
semangat siswa menampilkan hasil karya yang kreatif dalam melakukan literasi. Selain itu sangat
diperlukan peningkatan kolaborasi guru dan siswa setiap kegiatan khususnya kegiatan yang
berhubungan dengan literasi dan pemberian penghargaan literasi. Dalam mendidik siswa menjadi
pemimpin teman-temannya siswa harus mendapat bimbingan dan pendampingan dari guru piket dan
wali kelas serta dari Pembina OSIS pada saat melakukan kegiatan literasi agar program dapat
berjalan dengan lancar sesuai apa yang kita harapkan dan inginkan sehingga membaca dapat
membudaya di sekolah.

REFLEKSI DAN EVALUASI

REFLEKSI
1. Diperlukan komunikasi dengan orang tua siswa terkait program literasi
2. Berkolaborasi dengan orang tua siswa untuk memantau siswa-siswi dalam membiasakan
kegiatan literasi ketika dirumah
3. Melakukan coaching pada siswa yang kurang berminat dalam membaca

EVALUASI
1 Melakukan coaching kepada siswa yang kurang minat membaca dikategorikan rendah karena
lebih memilih bermain gadget
2 Mendampingi siswa dalam menjalankan program literasi sesuai dengan posisi kontrol guru
supaya program ini dapat menjalankan program dengan baik dan lancar sehingga
keterlaksanaan program literasi dapat maksimal
3 Mengarahkan orangtua murid untuk memantau anak-anaknya dalam membiasakan literasi di
rumah.

Anda mungkin juga menyukai