Anda di halaman 1dari 34

Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui

Pembelajaran Berdiferensiasi
Bayangkanlah kelas yang saat ini Anda ampu dengan segala
keragaman murid-murid Anda.

● Apa yang telah Anda lakukan untuk melayani kemampuan murid yang
berbeda?
● Apa yang Anda lakukan untuk membuat proses pembelajaran menjadi
lebih mudah untuk murid Anda?
● Apakah ada perlakuan yang berbeda yang Anda lakukan? Jika ada,
perlakuan seperti apa? Jika tidak ada, apa dampaknya terhadap murid
Anda?
BEREFLEKSI

1. Apakah Anda percaya, bahwa semua murid kita bisa berhasil dan sukses dalam pembelajarannya?
2. Menurut Anda, apakah bersikap adil berarti menyamaratakan perlakuan kepada semua murid?
3. Apakah Anda percaya, setiap murid memiliki pola belajarnya sendiri yang unik?
4. Bersediakah Anda menelaah kembali efektifitas praktik-praktik pembelajaran Anda sepanjang waktu?
5. Percayakah Anda, bahwa guru - diri Anda - adalah kunci dari keberhasilan pengembangan program
pembelajaran murid-murid Anda?
6. Bersediakah Anda untuk saling mendukung satu sama lain dan berkolaborasi untuk menciptakan
lingkungan belajar yang mendukung semua siswa?
Pembelajaran Berdiferensiasi adalah
pembelajaran untuk mendukung SEMUA murid
di kelas kita

Photo by Kelli Tungay on Unsplash


Mengapa kita melakukan Pembelajaran Berdiferensiasi?

nature of contents
❏kurikulum
❏capaian pembelajaran
❏tujuan pembelajaran

5
❏indikator
❏asesmen
keputusan
masuk
common
akal
1. tujuan sense 2. merespon
pembelajaran
kebutuhan
didefinisikan
3. lingkungan belajar yang “mengundang” belajar murid
secara jelas
untuk belajar,
4. manajemen kelas efektif,
5. penilaian berkelanjutan.
1. TUJUAN PEMBELAJARAN

Guru harus paham capaian pembelajaran dan tujuan


pembelajaran agar dapat menentukan bagaimana ia
dapat membantu murid-murid untuk mencapainya.
2. MENGETAHUI DAN
MERESPON
KEBUTUHAN BELAJAR
MURID

Photo by
Markus Winkler
on Unsplash
KEBUTUHAN BELAJAR MURID:
Kesiapan Belajar Murid (Readiness)
Kesiapan belajar didefinisikan sebagai “di mana siswa berada dalam
hal pemahaman atau keterampilan” (Tomlinson, 1999b).

Mendiferensiasi pembelajaran berdasarkan tingkat kesiapan belajar


murid mengharuskan guru untuk menilai pengetahuan awal dan
menentukan apa yang telah murid ketahui dan di mana murid
berada (Tomlinson, 2001).
Contoh pemetaan Ibu Lusi akan mengajar pelajaran Matematika. Tujuan Pembelajaran yang ia
kebutuhan belajar tetapkan adalah: murid dapat menyajikan dan menyelesaikan masalah yang
berdasarkan Kesiapan berkaitan dengan keliling bangun datar.
Belajar Murid (Readiness)
Ia kemudian membuat pemetaan kebutuhan belajar dan memberikan
penugasan seperti di bawah ini:

Kesiapan Beberapa murid telah memahami Beberapa murid telah memahami konsep keliling Beberapa murid belum
belajar konsep keliling; dapat melakukan namun belum lancar dalam melakukan operasi hitung memahami konsep keliling.
(Readiness) operasi hitung dasar. dasar.

Tugas Murid diminta mengerjakan soal- Murid menggunakan bantuan benda-benda konkret Murid akan mendapatkan
soal tantangan yang untuk menghitung keliling bangun datar (misalnya pembelajaran eksplisit
mengaplikasikan konsep keliling menggunakan lidi atau sedotan). Jika mengalami tentang konsep keliling.
dalam kehidupan sehari-hari. kesulitan, murid diminta menerapkan strategi “3 Guru akan memberikan
murid akan diminta untuk bekerja before me” (bertanya kepada 3 teman sebelum scaffolding yang lebih
secara mandiri dan saling bertanya langsung pada guru). Guru akan sesekali banyak dalam proses ini.
memeriksa pekerjaan masing- datang ke kelompok ini untuk memastikan tidak ada
masing. miskonsepsi.
Minat
● Minat murid
berbeda-beda
● Minat murid bisa
berkembang
● Minat murid berbeda-beda
Minat Murid (interest) ● Minat murid bisa berkembang

Ibu Zaenab ingin mengajarkan murid-muridnya keterampilan membuat tulisan teks prosedur.
Ia kemudian melihat pada catatan yang dimilikinya. Ia menemukan bahwa di kelasnya ada:
● 8 orang murid yang sangat menyukai kegiatan olahraga;
● 6 orang yang menyukai hal-hal yang berkaitan dengan sains;
● 4 orang senang membuat prakarya dan;
● 2 orang senang memasak.
Setelah selesai mendiskusikan tentang apa dan bagaimana membuat tulisan berbentuk prosedur, Bu
Zaenab lalu meminta murid berlatih membuat sendiri tulisan berbentuk prosedur tersebut. Setiap
murid diperbolehkan untuk menulis dengan topik sesuai dengan minat mereka. Ada murid yang
memilih membuat tulisan prosedur memasak nasi goreng, ada murid yang memilih membuat tulisan
tentang prosedur membuat bunga dari sedotan, dsb.
PROFIL BELAJAR
Hal-hal kebutuhan belajar murid yang terkait dengan cara-cara
bagaimana sebagai individu paling baik belajar (gaya belajar).

Tujuannya untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar


secara alami dan efisien.
Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor.

● Preferensi terhadap lingkungan belajar, misalnya terkait dengan suhu


ruangan,tingkat kebisingan, jumlah cahaya

● Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal –


impersonal

● Preferensi gaya belajar. Gaya belajar adalah bagaimana murid memilih,


memperoleh, memproses, dan mengingat informasi baru. Misalnya
saat murid membaca dengan keras, mendengarkan pendapat saat
berdiskusi, mendengarkan musik
PROFIL BELAJAR
CONTOH MEMETAKAN KEBUTUHAN BELAJAR MURID BERDASARKAN PROFIL BELAJAR
Pak Herman akan mengajar pelajaran IPA, dengan tujuan pembelajaran yaitu agar murid dapat mendemonstrasikan
pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup.

Berdasarkan identifikasi yang ia lakukan, Pak Herman telah mengetahui bahwa sebagian muridnya adalah pembelajar visual ,
sebagian lagi adalah pembelajar auditori, dan pembelajar kinestetik.

Untuk memenuhi kebutuhan belajar murid-muridnya tersebut, Pak Herman lalu memutuskan untuk melakukan beberapa hal
berikut ini:

Saat mengajar, Pak Herman melakukan hal-hal berikut ini:


- Ia menggunakan banyak gambar atau alat bantu visual saat menjelaskan.
- Ia juga menyediakan video yang dilengkapi penjelasan lisan yang dapat diakses oleh murid.
- Pak Herman juga membuat beberapa sudut belajar atau display yang ditempel di tempat-tempat berbeda untuk
memberikan kesempatan murid bergerak saat mengakses informasi.

Saat memberikan tugas, Pak Herman memperbolehkan murid-muridnya memilih cara mendemonstrasikan pemahaman
mereka tentang habitat makhluk hidup. Murid boleh menunjukkan pemahaman dalam bentuk gambar, rekaman wawancara
maupun performance atau role-play
3. LINGKUNGAN BELAJAR YANG
“MENGUNDANG” UNTUK
BELAJAR

picture source:
APA SAJA YANG BISA KITA DIFERENSIASI? (DIANTARANYA…)

KONTEN PROSES PRODUK

guru dapat melakukan salah satu atau kombinasi di antara ketiganya

Yang pasti, pertimbangan utamanya haruslah tentang sejauh mana


diferensiasi yang kita pilih tersebut dapat memenuhi kebutuhan
murid dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan
bukan sekedar memuaskan ceklis penerapan atas ketiganya.
STRATEGI MENDIFERENSIASI PEMBELAJARAN
Konten Diferensiasi Konten dapat dilakukan dengan:
materi pengetahuan, konsep, dan ● Menyiapkan materi yang akan diajarkan dalam beragam format: buku,
keterampilan yang perlu poster, video, audio, dsb.
dipelajari murid berdasarkan ● Memberikan teks yang lebih mudah untuk dibaca kepada siswa yang
kurikulum memang masih mengalami kesulitan memahami konsep.
● Memecah materi yang banyak menjadi bagian-bagian kecil sehingga
lebih mudah dipahami oleh murid yang masih kesulitan.
● Membedakan ● Membuat kosakata kunci dan definisinya.
pengorganisasian ● Memberikan teks bacaan dengan beragam topik.
● Membedakan format
penyampaian

kita perlu menyesuaikan cara bagaimana


murid kita bisa mengakses konten tersebut
sesuai dengan kebutuhan belajar mereka
namun bukan mengubah atau menurunkan
standar kurikulum.
Dalam diferensi konten menunjukkan apa yang diajarkan guru kepada
murid. Konten dapat dibedakan sebagai tanggapan terhadap tingkat
kesiapan, minat, atau profil belajar murid yang berbeda, atau juga
terhadap kombinasi dari kesiapan, minat, atau profil belajar murid.

Yang termasuk di dalam diferensiasi konten adalah:


Membantu murid mengembangkan pemahaman dan memperluas ide
secara lebih dalam dan lebih jauh lagi.
STRATEGI MENDIFERENSIASI PEMBELAJARAN
Proses Diferensiasi Proses dapat dilakukan dengan:
kegiatan yang memungkinkan ● Memberikan pendampingan atau tingkat dukungan yang berbeda bagi
murid.Misalnya, siswa sangat mampu dapat bekerja hanya dengan pertanyaan
murid berlatih dan memahami pemandu, murid yang cukup mampu dapat bekerja hanya dengan diberikan
atau memaknai konten. contoh dan dapat melanjutkan bekerja mandiri, sedangkan untuk murid yang
masih kesulitan dapat dibantu secara intensif
● Membuat kelompok belajar tambahan untuk mengajarkan kembali konten
● Membedakan proses dengan cara yang baru atau lebih terbimbing bagi murid yang mengalami
yang harus dijalani oleh kesulitan.
● Memberikan kesempatan kepada murid untuk memilih apakah ia ingin membaca
murid
materi secara individu atau secara kelompok.
● memberikan pilihan berdasarkan minat. Misal saat pelajaran sejarah murid
Diferensiasi proses memungkinkan murid- diminta untuk menceritakan sosok pahlawan, murid bebas menentukan
murid kita untuk memaknai lewat pahlawan yang ingin mereka eksplorasi.
beragam cara atau moda, dalam berbagai ● Memberikan pilihan murid mau bekerja sambil berdiri atau duduk.
tingkat kesulitan, waktu, dan tingkat ● dll
dukungan yang berbeda.
● Pada Diferensiasi Proses, hal ini mengacu pada bagaimana murid
akan memahami atau memaknai apa informasi atau materi yang
dipelajari.

● Strategi yang menunjukkan Diferensiasi Proses antara lain memahami


apakah murid akan belajar secara berkelompok atau mandiri.
STRATEGI MENDIFERENSIASI PEMBELAJARAN
Produk Diferensiasi Produk dapat dilakukan dengan:
bukti yang menunjukkan apa ● Murid yang memerlukan bimbingan dapat menjawab pertanyaan-
yang murid telah pahami pertanyaan mengenai konten inti materi, yang cukup mahir dapat
membuat presentasi yang menjelaskan penyelesaian masalah
● Membedakan dan sederhana, dan bagi peserta yang sangat mahir dapat membuat
memodifikasi produk sebuah inovasi atau menelaah permasalahan yang lebih kompleks.
● Memberikan murid pilihan moda untuk menunjukkan pemahaman;
sebagai hasil belajar
murid, hasil latihan, lewat tulisan, lewat diagram, demonstrasi, lewat gambar, dsb
penerapan, dan
pengembangan apa yang
telah dipelajari

Biasanya paling mudah dilakukan,


namun kita harus ingat, saat ingin
melakukan ini, kita harus mengacu
pada tujuan pembelajaran yang
diharapkan.
Diferensiasi produk merupakan hal tagihan apa yang diharapkan dari
murid. Produk ini adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus
ditunjukkan oleh murid kepada guru. Strategi pembelajaran produk antara
lain :

● Memberikan tantangan dan keragaman/variasi.


● Memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan
pembelajaran yang diinginkan.
● Menentukan apa sebenarnya ekspetasi yang diharapkan dari murid
● Menentukan kualitas pekerjaan seperti apa yang diinginkan.
4. MANAJEMEN KELAS
EFEKTIF

picture source: https://www.theispot.com/whatsnew/2012/4/tom-richmond-school-s-out.htm


Manajemen Kelas yang Efektif

Guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan


adanya fleksibilitas, namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun
mungkin melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan
secara efektif
5. PENILAIAN
BERKELANJUTAN

4 Pertanyaan BESAR
1. Kita berharap murid belajar apa?
2. Bagaimana kita tahu bahwa murid telah belajar?
3. Bagaimana kita merespons murid yang belum paham?
4. Bagaimana kita merespons murid yang sudah paham?
SEKILAS TENTANG PENILAIAN
Penilaian → penting dalam proses pembelajaran berdiferensiasi.
Penilaian formatif → peluang untuk menentukan seefektif apa suatu pembelajaran
berdiferensiasi.

Saya percaya, jika saja guru memanfaatkan lebih banyak praktik-praktik terbaik dari
penilaian formatif, maka
pembelajaran berdiferensiasi akan datang secara alamiah.
Andrew Miller (ASCD Faculty Member)
https://inservice.ascd.org/formative-assessment-is-the-cornerstone-of-differentiated-instruction/
Penilaian
Proses mengumpulkan, mensintesis, dan menafsirkan informasi di kelas dengan
tujuan membantu guru mengambil keputusan, mencakup berbagai informasi yang
membantu guru untuk memahami peserta didik mereka, memantau proses
belajar mengajar, dan membangun komunitas kelas yang efektif.
Penilaian Proses
Penilaian terhadap kebiasaan peserta didik dalam mengerjakan tugas dan
keterlibatan dalam pembelajaran selama mengikuti proses pembelajaran.
Proses Assesmen
- Pra ssesmen : proses asesmen di tahapan pembelajaran
- Asesmen formatif : asesmen saat implementasi proses pembelajaran
- Asesmen sumatif : asesmen dilakukan di akhir siklus pembelajaran
Assessment as Learning
Yang dilakukan pada proses belajar dan melibatkan murid secara aktif dalam
kegiatan asesmen tersebut. Asesmen ini juga dapat berfungsi sebagai asesmen
formatif yang dilakukan melalui tahapan diferensiasi konten dan proses.
Assessment for Learning
Yang dilakukan selama berlangsungnya proses pembelajaran dan biasanya
digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan proses belajar mengajar.
Berfungsi sebagai asesmen diagnostik yang dilakukan di awal siklus proses
pembelajaran berdiferensiasi

Assessment of Learning
Pada tahap akhir pembelajaran untuk mengukur ketercapaian tujuan belajar dan
perkembangan kompetensi murid. Ini dilakukan melalui asesmen dengan
diferensiasi produk
ASESMEN & PEMBELAJARAN
BERDIFERENSIASI

Praktik pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada penilaian.


Penilaian formatif memungkinkan guru untuk mengenal murid mereka dengan
lebih baik, oleh karena itu, mereka dapat membuat keputusan terbaik demi
menantang murid dengan tepat dan melibatkan murid dalam pembelajaran
Diferensiasi tidak berarti bahwa guru harus dapat memenuhi kebutuhan semua
individu setiap saat atau setiap waktu.

Namun, guru diharapkan dapat menggunakan berbagai pendekatan belajar


sehingga sebagian besar murid menemukan pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan mereka.
Mulailah melakukan diferensiasi
pembelajaran dengan kecepatan yang
nyaman bagi Anda.

Yang paling penting adalah bahwa siswa — dan


guru — membuat kemajuan dari titik awal
masing-masing.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai