Anda di halaman 1dari 27

Disampaikan Oleh Ulfa Maria

Materi Perkulihan
Perencanaan Pembelajaran Matematika
PEMBELAJARAN
BERDIFERENSIASI
Pembelajaran Berdiferensiasi
dalam Implementasi Kurikulum
Merdeka

PRAKTIK PEMBELAJARAN YANG BERPIHAK PADA MURID


Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid
Melalui Pembelajaran
Berdiferensiasi

Pembelajaran untuk Memenuhi


Kebutuhan Belajar Murid
Capaian Pembelajaran

1. Mengevaluasi implementasi pembelajaran berdiferensiasi untuk


mengakomodasi kebutuhan belajar murid yang berbeda.
2. Menguatkan pemahaman tentang pembelajaran diferensiasi.
3. Menguatkan kesadaran akan pentingnya dukungan pemimpin
pembelajaran untuk meningkatkan penerapan pembelajaran
berdiferensiasi yang efektif.
Pertanyaan Inti

1. Bagaimana implementasi pembelajaran berdiferensiasi di


kelas/sekolah?
2. Bagaimana peran dari setiap komponen warga sekolah
dalam
pembelajaran berdiferensiasi?
3. Dukungan seperti apa yang diperlukan agar
pembelajaran
berdiferensiasi bisa berjalan efektif?
Pro
• Penelitian menunjukkan bahwa instruksi pembelajaran berdiferensiasi
efektif bagi siswa- siswi yang berkemampuan tinggi dan yang punya
kesulitan atau tak berkemampuan.
• Saat siswa diberi pilihan atas cara mereka belajar, mereka lebih
bertanggung jawab.
• Siswa lebih terlibat dan menunjukkan minat dalam belajar.
• Dilaporkan masalah disiplin lebih berkurang di kelas bila para guru
menerapkan pembelajaran berdiferensiasi.
Kontra

• Instruksi berdiferensiasi membutuhkan waktu dan persiapan lebih


dan
• para lonjakan
Ada guru masih berjuang
tajam mencari
dalam kurva waktu di sela-sela jadwal mereka.
pembelajaran.
• beberapa sekolah kurang sumber dalam pengembangan
daya profesionalisme.
Tantangan

Ada 3 tantangan yang dihadapi guru-guru ketika mereka berjuang untuk


mewujudkan kelas berdiferensiasi, yaitu:
1. menjembatani dilema diferensiasi vs standarisasi,
2. mengatur waktu, dan
3. mengakses sumber-sumber yang bervariasi.
Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian
keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat
oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid
(Carol Ann Tomlinson)
Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat
oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid.

Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan:

1. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Jadi bukan hanya
guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga muridnya.

2. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. Bagaimana ia akan
menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya,
apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta
penilaian yang berbeda.
3.Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk
mencapai tujuan belajar yang tinggi. Kemudian juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada
dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya.

4.Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya

fleksibilitas. Namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap
dapat berjalan secara efektif.

5.Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian

formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana
yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.
Ibu Lili akan mengajar pelajaran Matematika. Tujuan

Pembelajaran yang ia tetapkan adalah: murid dapat menyajikan dan


Mengidentifikasi menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling bangun datar.

Kebutuhan Belajar Murid

1. Kesiapan Belajar
Murid (Readiness)

Kesiapan belajar (readiness) adalah


kapasitas untuk mempelajari materi,
konsep, atau keterampilan baru.
Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Murid

Ibu Zaenab ingin mengajarkan murid-muridnya keterampilan membuat tulisan teks 2. Minat Murid (interest)
prosedur. Ia kemudian melihat pada catatan yang dimilikinya. Ia menemukan bahwa di
kelasnya ada:

● 8 orang murid yang sangat menyukai kegiatan olahraga;


● 6 orang yang menyukai hal-hal yang berkaitan dengansains;
● 4 orang senang membuat prakaryadan;
● 2 orang senang memasak.
Setelah selesai mendiskusikan tentang apa dan bagaimana membuat tulisan
berbentuk prosedur, Bu Zaenab lalu meminta murid berlatih membuat sendiri tulisan
berbentuk prosedur tersebut. Setiap murid diperbolehkan untuk menulis dengan
topik sesuai dengan minat mereka. Ada murid yang memilih membuat tulisan
prosedur memasak nasi goreng, ada murid yang memilih membuat tulisan tentang
prosedur membuat bunga dari sedotan,dsb.
Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Murid
Pak Herman akan mengajar pelajaran IPA, dengan tujuan pembelajaran yaitu :agar murid dapat
mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup.

Berdasarkan identifikasi yang ia lakukan, Pak Herman telah mengetahui bahwa sebagian muridnya
adalah pembelajar visual , sebagian lagi adalah pembelajar auditori, dan pembelajar kinestetik.

3. Profil Belajar Murid


Untuk memenuhi kebutuhan belajar murid-muridnya tersebut, Pak Herman lalu memutuskan untuk
melakukan beberapa hal berikut ini:
1. Saat mengajar, Pak Herman melakukan hal-hal berikut ini:
(Learning Profiles)
- Ia menggunakan banyak gambar atau alat bantu visual saat menjelaskan.
- Ia juga menyediakan video yang dilengkapi penjelasan lisan yang dapat diakses oleh
murid.
- Pak Herman juga membuat beberapa sudut belajar atau display yang ditempel
di tempat-tempat berbeda untuk memberikan kesempatan murid bergerak saat
mengakses informasi
2.Saat memberikan tugas, Pak Herman memperbolehkan murid-muridnya memilih
cara mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup.
Murid boleh menunjukkan pemahaman dalam bentuk gambar, rekaman wawancara
maupun performance atau role-play
One Size Does Not Fits All – Satu Ukuran Tidak akan Pas untuk Semua
Beberapa contoh cara mengidentifikasi kebutuhan belajar murid

mengidentifikasi mereview dan melakukan


mengamati perilaku
pengetahuan awal refleksi terhadap praktik
murid-murid
pengajaran

membaca rapormurid
berbicara denganguru dari kelas mereka
murid sebelumnya sebelumnya
Strategi Mendiferensiasi Pembelajaran

1. Mendiferensiasi Konten: Diferensiasi konten merujuk pada strategi membedakan


pengorganisasian dan format penyampaian konten. Konten adalah materi pengetahuan,
konsep, dan keterampilan yang perlu dipelajari murid berdasarkan kurikulum.
Strategi Mendiferensiasi Pembelajaran

2. Mendiferensiasi Proses: Merujuk pada strategi membedakan proses yang harus dijalani oleh
murid yang dapat memungkinkan mereka untuk berlatih dan memahami isi (content)
materi.

Contoh
Strategi Mendiferensiasi Pembelajaran

3. Mendiferensiasi Produk:
Merujuk pada strategi memodifikasi produk hasil belajar murid,hasil latihan, penerapan, dan
pengembangan apa yang telah dipelajari.

Contoh
Sekilas tentang
RPP
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:

1. Guru perlu menetapkan tujuan pembelajaran yang jelas dari awal


● Langkah pertama menuju diferensiasi adalah memiliki tujuan yang jelas.
● Guru perlu menanyakan pada diri sendiri pertanyaan ini setiap hari: “Apa yang akan
kita pelajari hari ini?”
● Guru perlu mengetahui pengetahuan, konsep, dan keterampilan yang esensial yang
perlu dikuasai oleh murid.
● Jika guru memiliki tujuan yang jelas, mereka tahu bagaimana mereka
dapat memeriksa pemahaman murid.
2. Memeriksa Pemahaman
murid
● Ada banyak cara untuk memeriksa pemahaman murid. Bukan hanya melalui tes
tertulis.
Lewat pertanyaan-pertanyaan yang mereka berikan, guru dapat mengecek apakah
● murid-murid telahmenggunakan
Guru juga dapat memahami apa yangtools
writing yang(misalnya
telah dipelajari.
tulisan atau karangan, poster atau
diagram yang mereka buat, dsb); performance tools, kuis, alat-alat teknologi, dan
sebagainya untuk mengetahui sejauh pemahaman murid.
● Jadi dengan kata lain, guru dapat menggunakan alat-alat penilaian formal (yang mungkin
membutuhkan waktu untuk memberikan umpan balik kepada murid) atau, guru juga dapat
menggunakan alat-alat penilaian informal yang cepat, misalnya melalui respon murid, dbs.
3. Keterlibatan siswa
Penilaian formatif dapat digunakan untuk meningkatkan keterlibatan murid dalam belajar.

Contoh:

Jika guru tahu bahwa setengah jumlah siswanya ternyata telah menguasai materi yang akan
ia berikan minggu depan, maka ia bisa mengubah rencana pembelajarannya agar lebih
sesuai dengan kebutuhan siswa.

Di sisi lain, jika guru menggunakan penilaian formatif secara efektif, mereka dapat
membedakan untuk memberikan instruksi “secara tepat waktu” yang benar-benar dibutuhkan
dan dianggap relevan oleh siswa. Instruksi yang tepat waktu dan relevan menghasilkan
keterlibatan siswa yang lebih tinggi.
“Serupa seperti para pengukir yang memiliki pengetahuan mendalam
tentang keadaan kayu, jenis-jenisnya, keindahan ukiran, dan cara-cara
mengukirnya. Seperti itulah seorang guru seharusnya memiliki pengetahuan
mendalam tentang seni mendidik. Bedanya, Guru mengukir manusia yang
memiliki hidup lahir danbatin.”

(Ki Hajar Dewantara)


Terimakasih

Diskusi

Anda mungkin juga menyukai