Anda di halaman 1dari 42

Panduan Operasional

Model Kompetensi Kepala Sekolah - 1


Judul
Panduan Operasional Model Kompetensi Kepala Sekolah

Penerbit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia

Penanggungjawab
Temu Ismail (Sekretaris Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan)
Dr. Kasiman (Plt. Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan)
Putra Asga Elevri, S.Si., M.Si. (Direktur Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus)

Tim Penyusun
Ajeng Tri Handini Elvira Soufyani Rosanty Rosdianica Dewi Lestari
Anggita Intania Fina Azmiya Stien Matakupan
Anita Nurviana Garti Sri Utami Theodore Baswara
Antoni Putra Mila Novita Ulfa Mahmudah
Ari M. Rizki Ni Wayan Suwithi Wahyu W Samsudin
Auditya Firza Saputra Nita Isaeni Weilin Han
Budi Muhamad Setiawan Ninette Putri Mustika Wati Hasnawati
Catur Gunawan Patrya Pratama Yudi Herman
Ceppy Amwara Rini Ambarwati Zeldayati
Dian Wahyuni Rizkita Amanda

Kontributor
Ademi Susianti Ilham Perani Shirley Puspitawati
Agus Suwarno Imran Rosyadi Sri Mawarni
Arista Purba Indah Susilawati Sri Wahyuni
Asdi Wiharto Isdiarto Sudirman. M
Aty Latifah Juanda Suhanah
Desi Eka Wijayanti Khairan Deslina Turman
Desi Susanti Kusmita Ummi Atiyah
Devi Emilya Masni Dewi Vevi Suryani
Dominggus Frans F. Neolaka Maulana Malik Ibrahim Warmansyah
Elfi Sahara Nasrullah Yeti Nuryati
Erny Hailitik Ni Ketut Sri Eka Utari Yon Fatkhunal Huda
Erlawana Ningsih Yuniati Yanti Nurjanah
Fadmiyati Nurudin Yuniati Ningsih
Fahriza Marta Tanjung Nuryani Yusrawati S.Pd
Fajriyah Muh Yusuf Puniyati Yanti Nurjanah
Feni Andriani Rahmat Taufiqurrohman
Fitriani Rembulan
Hasan Sman Seprah Madeni

Desainer Grafis
Hutari Maya Rianti

Penataletak
Arsyahfira Putri Decinta

© Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Cetakan Pertama, Desember 2023.

Panduan Operasional
Model Kompetensi Kepala Sekolah - 2
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas terbitnya buku Panduan Operasional
Model Kompetensi Kepala Sekolah ini.

Panduan Operasional Model Kompetensi Kepala Sekolah disusun sebagai dokumen yang berisi
deskripsi lebih lanjut atas fokus area dari masing-masing indikator kompetensi guru dalam
penugasan sebagai kepala sekolah, yang meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
dan kompetensi profesional sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan Nomor 7327/B.B1/HK.03.01/2023 tanggal 11 Desember 2023 tentang Model
Kompetensi Kepala Sekolah.

Harapan kami, panduan operasional ini mampu menjawab kebutuhan akan adanya alat bantu
yang rinci dan terukur dari setiap indikator kompetensi sehingga dapat lebih mudah dipahami
dan diterapkan oleh guru dalam penugasan sebagai kepala sekolah dan pemangku kebijakan..

Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan panduan ini.

Bergerak bersama semarakkan Merdeka Belajar

Jakarta, 12 Desember 2023


Sekretaris Direktorat Jenderal GTK

Temu Ismail
NIP. 197003072002121001

Panduan Operasional
Model Kompetensi Kepala Sekolah - 3
Daftar Isi

Kata Pengantar............................................................................................................................ 3
Daftar Isi...................................................................................................................................... 4
A. Pendahuluan............................................................................................................................ 6
Tujuan Panduan Operasional Model Kompetensi Kepala Sekolah.......................................... 6
B. Pengorganisasian Model Kompetensi Kepala Sekolah............................................................ 7
Kompetensi......................................................................................................................... 7
Indikator dan Sub-Indikator Kompetensi.............................................................................. 7
Level Kompetensi................................................................................................................9
Level 1 - Tingkat Penguasaan Kompetensi Paham.......................................................... 9
Level 2 - Tingkat Penguasaan Kompetensi Dasar........................................................... 9
Level 3 - Tingkat Penguasaan Kompetensi Menengah.................................................... 9
Level 4 - Tingkat Penguasaan Kompetensi Mumpuni...................................................... 9
Level 5 - Tingkat Penguasaan Kompetensi Ahli.............................................................. 9
C. Kerangka Operasional Model Kompetensi Kepala Sekolah.................................................... 10
1. Kompetensi Kepribadian................................................................................................. 10
Indikator 1.1. Kematangan moral, emosi, dan spiritual dalam berperilaku sesuai dengan
kode etik...................................................................................................................... 10
Sub-Indikator 1.1.1. Makna, tujuan, dan pandangan hidup kepemimpinan satuan
pendidikan berdasarkan prinsip moral dan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
dalam memimpin satuan pendidikan...................................................................... 10
Sub-Indikator 1.1.2. Pengelolaan emosi dalam menjalankan peran sebagai kepala
sekolah................................................................................................................... 11
Sub-Indikator 1.1.3. Penerapan kode etik dalam menjalankan tugas dan peran
sebagai kepala sekolah........................................................................................... 11
Indikator 1.2. Pengembangan diri melalui kebiasaan refleksi..........................................11
Sub-Indikator 1.2.1. Refleksi dan perencanaan kebutuhan pengembangan diri untuk
peningkatan kepemimpinan satuan pendidikan yang berpusat pada peserta didik...11
Sub-Indikator 1.2.2. Cara adaptif melakukan pengembangan diri untuk
meningkatkan kepemimpinan satuan pendidikan yang berpusat pada peserta didik...
12
Sub-Indikator 1.2.3. Penerapan hasil pengembangan diri yang berkelanjutan untuk
perbaikan kualitas kepemimpinan satuan pendidikan............................................. 12
Indikator 1.3. Orientasi berpusat pada peserta didik......................................................12
Sub-Indikator 1.3.1. Empati terhadap peserta didik dalam pengambilan keputusan..13
Sub-Indikator 1.3.2. Respek terhadap hak peserta didik dalam menjalankan peran
sebagai kepala sekolah...........................................................................................13
Sub-Indikator 1.3.3. Kepedulian terhadap keselamatan dan keamanan peserta didik
sebagai individu dan kelompok dalam menjalankan peran sebagai kepala sekolah.. 13
2. Kompetensi Sosial..........................................................................................................15
Indikator 2.1. Pemberdayaan warga satuan pendidikan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran............................................................................................................... 15
Sub-Indikator 2.1.1. Pemberdayaan guru dan tenaga kependidikan untuk
peningkatan kualitas pembelajaran di satuan pendidikan........................................15

Panduan Operasional
Model Kompetensi Kepala Sekolah - 4
Sub-Indikator 2.1.2. Pemberdayaan orang tua/wali untuk peningkatan kualitas
pembelajaran di satuan pendidikan.........................................................................15
Indikator 2.2. Kolaborasi untuk peningkatan kualitas satuan pendidikan....................... 16
Sub-Indikator 2.2.1. Komunikasi efektif dengan warga satuan pendidikan yang
mengarah pada peningkatan kualitas satuan pendidikan........................................ 16
Sub-Indikator 2.2.2. Pengorganisasian tugas-tugas bersama warga satuan
pendidikan untuk peningkatan kualitas satuan pendidikan......................................16
Sub-Indikator 2.2.3. Inisiatif berkontribusi untuk mencapai tujuan bersama dalam
peningkatan kualitas satuan pendidikan................................................................. 17
Indikator 2.3. Keterlibatan dalam organisasi profesi dan jejaring yang lebih luas untuk
peningkatan kualitas satuan pendidikan....................................................................... 17
Sub-Indikator 2.3.1. Berpartisipasi aktif dalam organisasi profesi dan jejaring yang
lebih luas untuk peningkatan kualitas kepemimpinan di satuan pendidikan............. 17
Sub-Indikator 2.3.2. Berbagi praktik baik dan karya tentang kepemimpinan satuan
pendidikan untuk peningkatan kualitas satuan pendidikan yang berpusat pada
peserta didik.......................................................................................................... 18
3. Kompetensi Profesional..................................................................................................18
Indikator 3.1. Pengembangan visi dan budaya belajar satuan pendidikan....................... 18
Sub-Indikator 3.1.1. Kepemimpinan satuan pendidikan dalam mewujudkan visi yang
berpusat pada peserta didik dengan melibatkan warga satuan pendidikan..............18
Sub-Indikator 3.1.2. Pengembangan kebiasaan belajar sebagai cerminan visi satuan
pendidikan yang berpusat pada peserta didik......................................................... 19
Sub-Indikator 3.1.3. Pengelolaan komunitas belajar dalam satuan pendidikan yang
berbasis data dengan berorientasi pada peningkatan capaian belajar peserta didik...
19
Indikator 3.2. Kepemimpinan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik..............19
Sub-Indikator 3.2.1. Kepemimpinan pembelajaran dalam membudayakan lingkungan
yang aman, nyaman, dan inklusif untuk warga satuan pendidikan........................... 20
Sub-Indikator 3.2.2. Kepemimpinan pembelajaran dalam perencanaan, pelaksanaan,
asesmen, dan pelaporan capaian belajar peserta didik dengan memperhatikan
karakteristik guru.................................................................................................. 20
Indikator 3.3. Pengelolaan sumber daya satuan pendidikan secara efektif, transparan,
dan akuntabel.............................................................................................................. 21
Sub-Indikator 3.3.1. Penelusuran sumber daya satuan pendidikan yang berasal dari
berbagai sumber untuk perencanaan dan pelaksanaan program............................. 21
Sub-Indikator 3.3.2. Pengelolaan sumber daya satuan pendidikan secara efektif
untuk peningkatan pembelajaran peserta didik.......................................................21
Sub-Indikator 3.3.3. Pengelolaan sumber daya satuan pendidikan secara transparan
dan akuntabel........................................................................................................22
Glosarium................................................................................................................................... 23
Referensi....................................................................................................................................30

Panduan Operasional
Model Kompetensi Kepala Sekolah - 5
A. Pendahuluan

Satu dari sekian banyak cara mengukur kualitas guru yang ditugaskan menjadi kepala sekolah
dilaksanakan melalui uji kompetensi. Hasil dari uji kompetensi digunakan untuk pemetaan
kompetensi yang dilakukan melalui proses mengidentifikasi, menilai, dan mengevaluasi tingkat
penguasaan pengetahuan/keterampilan melalui instrumen pemetaan kompetensi dengan
menggunakan rujukan model kompetensi kepala sekolah yang ditetapkan dalam Peraturan
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Nomor 7327/B.B1/HK.03.01/2023 tanggal 11
Desember 2023 tentang Model Kompetensi Kepala Sekolah. Terbitnya peraturan ini sekaligus
menggantikan Peraturan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Nomor
6565/B/GT/2020 tentang Model Kompetensi Dalam Pengembangan Profesi Guru yang kini sudah
tidak berlaku.

Selanjutnya, hasil dari pemetaan kompetensi dapat menjadi acuan bagi kepala sekolah untuk
merefleksikan, merencanakan, dan melakukan pengembangan diri, pengembangan kompetensi
berkelanjutan, serta pengembangan karier. Bagi pemangku kebijakan dan berbagai pihak yang
berkepentingan, digunakan untuk menyusun strategi kebijakan dan/atau memperluas akses
dalam rangka pembinaan dan peningkatan kompetensi guru yang ditugaskan sebagai kepala
sekolah.

Secara regulasi, kepala sekolah menjalankan tugas dan fungsi sebagai pendidik sekaligus tenaga
kependidikan. Sebagai pendidik, kepala sekolah terikat pada ketentuan kompetensi yang berlaku
bagi pendidik, sementara sebagai tenaga kependidikan, kepala sekolah terikat pada ketentuan
kompetensi yang berlaku bagi tenaga kependidikan. Dengan demikian, terdapat dua kategori
kompetensi teknis yang berlaku kumulatif bagi guru yang ditugaskan sebagai kepala sekolah,
yakni (1) model kompetensi guru dan (b) model kompetensi kepala sekolah. Adapun Panduan
Operasional ini hanya berfokus pada kompetensi teknis kepala sekolah mengingat panduan
operasional model kompetensi guru telah diterbitkan dalam dokumen yang terpisah.

Untuk memudahkan kepala sekolah dan pemangku kebijakan dalam memahami Model
Kompetensi ini, Direktorat Jenderal GTK menerbitkan Panduan Operasional Model Kompetensi
Kepala Sekolah yang menggambarkan kerangka kerja berisi indikator-indikator perilaku sesuai
tingkat penguasaan setiap kompetensi yang dibutuhkan kepala sekolah dalam menjalankan
tugasnya. Sebagai batasan, panduan operasional ini hanya menjabarkan tentang kompetensi
teknis kepala sekolah; untuk kompetensi teknis guru tersedia pada panduan operasional
terpisah.

Tujuan Panduan Operasional Model Kompetensi Kepala Sekolah

Secara umum, panduan operasional ini bertujuan untuk:


1) Menjadi alat bantu bagi kepala sekolah dalam mengoperasikan kompetensi teknis dalam
rangka menjalankan tugas profesinya; dan
2) Menjadi dokumen rujukan bagi kepala sekolah dalam merefleksikan, mengukur, dan
mengevaluasi kompetensinya sebagai dasar merencanakan pengembangan diri yang
berdampak pada pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
Secara khusus, panduan operasional ini diperuntukkan bagi:

Panduan Operasional
Model Kompetensi Kepala Sekolah - 6
1) Instansi Pembina dalam merancang desain pengembangan kompetensi guru,
pengembangan instrumen pemetaan kompetensi, termasuk pengembangan materi dan
instrumen pada Pendidikan Profesi Guru;
2) Kepala sekolah dan pemangku kebijakan, sebagai tolok ukur dalam pengelolaan kinerja,
perencanaan pengembangan kompetensi berkelanjutan, dan pengembangan karier; dan
3) Mitra pembangunan dan atau pemangku kepentingan lainnya yang akan berkontribusi dalam
peningkatan kompetensi guru.

Panduan Operasional
Model Kompetensi Kepala Sekolah - 7
B. Pengorganisasian Model
Kompetensi Kepala Sekolah

Model Kompetensi kepala sekolah terdiri dari beberapa komponen yang saling terkait, yaitu
kompetensi, indikator, sub-indikator, dan level kompetensi. Komponen-komponen ini dapat
disusun dan diorganisasikan sebagai berikut:

Kompetensi
Ketentuan Pasal 23 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional
Pendidikan mengatur kompetensi tenaga kependidikan menjadi tiga, antara lain:

1. Kompetensi kepribadian, yakni kemampuan kepala sekolah dalam menunjukkan kualitas diri
melalui kematangan moral, emosi, dan spiritual untuk berperilaku sesuai dengan kode etik,
pengembangan diri melalui kebiasaan refleksi, dan memiliki orientasi berpusat pada peserta
didik;
2. Kompetensi sosial, yakni kemampuan kepala sekolah untuk memberdayakan warga satuan
pendidikan, berkolaborasi dengan warga satuan pendidikan dan masyarakat, serta terlibat
dalam organisasi profesi dan jejaring yang lebih luas untuk peningkatan kualitas satuan
pendidikan; dan
3. Kompetensi profesional, yakni kemampuan kepala sekolah untuk mengembangkan visi dan
budaya belajar satuan pendidikan, menerapkan kepemimpinan pembelajaran yang berpusat
pada peserta didik, serta mengelola sumber daya secara efektif, transparan, dan akuntabel.

Indikator dan Sub-Indikator Kompetensi

Indikator kompetensi merupakan perilaku kunci yang esensial dalam sebuah kompetensi.
Sementara sub-indikator kompetensi merupakan deskripsi operasional dari tiap-tiap fokus area
dalam indikator kompetensi kepala sekolah yang menunjukkan ketercapaian suatu indikator.

Masing-masing kompetensi memuat tiga indikator kompetensi yang mengikuti urutan


penomoran setiap kompetensi. Selanjutnya, setiap indikator kompetensi terdiri atas beberapa
sub-indikator yang mengacu pada penomoran setiap lingkup indikator kompetensi sebagaimana
tercantum dalam Tabel 1.

Tabel 1. Kompetensi, Indikator, dan Sub-Indikator Kompetensi

Indikator
Kompetensi Sub-Indikator Kompetensi
Kompetensi
1.1.1. Makna, tujuan, dan pandangan hidup kepemimpinan
1.1. Kematangan
satuan pendidikan berdasarkan prinsip moral dan
moral, emosi,
keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam
dan spiritual
memimpin satuan pendidikan.
dalam
1. Kepribadian
berperilaku 1.1.2. Pengelolaan emosi dalam menjalankan peran sebagai
sesuai kepala sekolah.
dengan kode
etik. 1.1.3. Penerapan kode etik dalam menjalankan tugas dan peran

Panduan Operasional
Model Kompetensi Kepala Sekolah - 8
sebagai kepala sekolah.

1.2.1. Refleksi dan perencanaan kebutuhan pengembangan diri


untuk peningkatan kepemimpinan satuan pendidikan
yang berpusat pada peserta didik.
1.2. Pengem
bangan diri 1.2.2. Cara adaptif melakukan pengembangan diri untuk
melalui meningkatkan kepemimpinan satuan pendidikan yang
kebiasaan berpusat pada peserta didik.
refleksi.
1.2.3. Penerapan hasil pengembangan diri yang berkelanjutan
untuk perbaikan kualitas kepemimpinan satuan
pendidikan.

1.3.1. Empati terhadap peserta didik dalam pengambilan


keputusan.
1.3. Orientasi
berpusat 1.3.2. Respek terhadap hak peserta didik dalam menjalankan
pada peserta peran sebagai kepala sekolah.
didik.
1.3.3. Kepedulian terhadap keselamatan dan keamanan peserta
didik sebagai individu dan kelompok dalam menjalankan
peran sebagai kepala sekolah.
2.1. Pemberday 2.1.1. Pemberdayaan guru dan tenaga kependidikan untuk
aan warga peningkatan kualitas pembelajaran di satuan pendidikan .
satuan
pendidikan
untuk
meningkatk 2.1.2. Pemberdayaan orang tua/wali untuk peningkatan kualitas
an kualitas pembelajaran di satuan pendidikan.
pembelajara
n.

2.2.1. Komunikasi efektif dengan warga satuan pendidikan yang


mengarah pada peningkatan kualitas satuan pendidikan.
2.2. Kolaborasi
untuk
2.2.2. Pengorganisasian tugas-tugas bersama warga satuan
peningkatan
pendidikan untuk peningkatan kualitas satuan
kualitas
pendidikan.
2. Sosial satuan
pendidikan. 2.2.3. Inisiatif berkontribusi untuk mencapai tujuan bersama
dalam peningkatan kualitas satuan pendidikan.

2.3. 2.3.1. Berpartisipasi aktif dalam organisasi profesi dan jejaring


Keterlibatan yang lebih luas untuk peningkatan kualitas
dalam kepemimpinan di satuan pendidikan.
organisasi
profesi dan
jejaring
yang lebih 2.3.2. Berbagi praktik baik dan karya tentang kepemimpinan
luas untuk satuan pendidikan untuk peningkatan kualitas satuan
peningkatan pendidikan yang berpusat pada peserta didik.
kualitas
satuan
pendidikan.

Panduan Operasional
Model Kompetensi Kepala Sekolah - 9
3.1.1. Kepemimpinan satuan pendidikan dalam mewujudkan visi
3.1. Pengemba yang berpusat pada peserta didik dengan melibatkan
ngan visi warga satuan pendidikan.
dan budaya
3.1.2. Pengembangan kebiasaan belajar sebagai cerminan visi
belajar
satuan pendidikan yang berpusat pada peserta didik.
satuan
pendidikan 3.1.3. Pengelolaan komunitas belajar dalam satuan pendidikan
. yang berbasis data dengan berorientasi pada peningkatan
capaian belajar peserta didik.
3.2. 3.2.1. Kepemimpinan pembelajaran dalam membudayakan
Kepemimpi lingkungan yang aman, nyaman, dan inklusif untuk warga
nan satuan pendidikan.
pembelajar
an yang
3. Profesional berpusat 3.2.2. Kepemimpinan pembelajaran dalam perencanaan,
pada pelaksanaan, asesmen, dan pelaporan capaian belajar
peserta peserta didik dengan memperhatikan karakteristik guru.
didik.

3.3. Pengelolaa 3.3.1. Penelusuran sumber daya satuan pendidikan yang


n sumber berasal dari berbagai sumber untuk perencanaan dan
daya pelaksanaan program.
satuan
pendidikan 3.3.2. Pengelolaan sumber daya satuan pendidikan secara
secara efektif untuk peningkatan pembelajaran peserta didik.
efektif,
transparan, 3.3.3. Pengelolaan sumber daya satuan pendidikan secara
dan transparan dan akuntabel.
akuntabel.

Level Kompetensi
Level kompetensi merepresentasikan tingkat penguasaan kompetensi pada setiap
sub-indikator untuk masing-masing indikator kompetensi. Level yang dimaksud terdiri dari lima
tingkat taksonomi. Penjelasan mengenai tingkat penguasaan kompetensi adalah sebagai
berikut:

● Level 1 - Tingkat Penguasaan Kompetensi Paham

Pemaknaan level penguasaaan kompetensi ini ditunjukkan dengan kemampuan kepala


sekolah untuk memahami pengetahuan tentang prinsip-prinsip, konsep, teori dan
praktik dalam memimpin dan mengelola satuan pendidikan, pengetahuan profesional,
pengelolaan diri, serta pengelolaan relasi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik.

● Level 2 - Tingkat Penguasaan Kompetensi Dasar

Pemaknaan level penguasaan kompetensi ini ditunjukkan dengan kemampuan kepala


sekolah untuk menerapkan pengetahuan tentang prinsip-prinsip, konsep, teori, dan
praktik dalam memimpin dan mengelola satuan pendidikan, pengetahuan profesional,

Panduan Operasional
Model Kompetensi Kepala Sekolah - 10
pengelolaan diri, serta pengelolaan relasi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik.

● Level 3 - Tingkat Penguasaan Kompetensi Menengah

Pemaknaan level penguasaan kompetensi ini ditunjukkan dengan kemampuan kepala


sekolah untuk menganalisis prinsip-prinsip, konsep, teori, dan praktik dalam memimpin
dan mengelola satuan pendidikan, pengetahuan profesional, pengelolaan diri, serta
pengelolaan relasi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik.

● Level 4 - Tingkat Penguasaan Kompetensi Mumpuni

Pemaknaan level penguasaan kompetensi ini ditunjukkan dengan kemampuan kepala


sekolah untuk mengevaluasi pengetahuan tentang prinsip-prinsip, konsep, teori, dan
praktik dalam memimpin dan mengelola satuan pendidikan, pengetahuan profesional,
pengelolaan diri, serta pengelolaan relasi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik.

● Level 5 - Tingkat Penguasaan Kompetensi Ahli

Pemaknaan level penguasaan kompetensi ini ditunjukkan dengan kemampuan kepala


sekolah membimbing rekan sejawat dengan menggunakan agensi diri dalam
mengembangkan dan menggunakan pengetahuan tentang prinsip-prinsip, teori, dan
praktik dalam memimpin dan mengelola satuan pendidikan, pengetahuan profesional,
pengelolaan diri, serta pengelolaan relasi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik.

Uraian lengkap tingkat penguasaan kompetensi pada setiap sub-indikator dijabarkan dalam
Kerangka Operasional Model Kompetensi Kepala Sekolah pada bagian selanjutnya.

Panduan Operasional
Model Kompetensi Kepala Sekolah - 11
C. Kerangka Operasional Model
Kompetensi Kepala Sekolah

Berdasarkan pengorganisasian kompetensi, indikator, sub-indikator dan level kompetensi sebagaimana tercantum pada Tabel 1 di atas, berikut Kerangka
Operasional Model Kompetensi Kepala Sekolah yang menggambarkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap, serta tingkat penguasaan kompetensi (Level 1
s.d. 5) yang harus dimiliki oleh guru yang ditugaskan sebagai kepala sekolah

1. Kompetensi Kepribadian
Kemampuan kepala sekolah dalam menunjukkan kualitas diri melalui kematangan moral, emosi, dan spiritual untuk berperilaku sesuai dengan kode etik,
pengembangan diri melalui kebiasaan refleksi, dan berorientasi berpusat pada peserta didik.

Indikator 1.1. Kematangan moral, emosi, dan spiritual dalam berperilaku sesuai dengan kode etik
Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
Memahami konsep Menunjukkan kematangan Menganalisis faktor-faktor Mengevaluasi perilaku yang Membimbing rekan sejawat
kematangan moral, emosi, moral, emosi, dan spiritual yang memengaruhi menunjukkan kematangan dengan menggunakan
dan spiritual dalam dalam berperilaku sesuai kematangan moral, emosi, moral, emosi, dan spiritual agensi diri untuk
berperilaku sesuai dengan
dengan kode etik. dan spiritual dalam sesuai dengan kode etik. menunjukkan kematangan
kode etik.
berperilaku sesuai dengan moral, emosi dan spiritual
kode etik. dalam berperilaku sesuai
dengan kode etik

Panduan Operasional
Model Kompetensi Kepala Sekolah - 12
Sub-Indikator 1.1.1. Makna, tujuan, dan pandangan hidup kepemimpinan satuan pendidikan berdasarkan prinsip moral dan keyakinan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dalam memimpin satuan pendidikan.

Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5


Memahami makna, tujuan, Menerapkan makna, tujuan, Menganalisis faktor-faktor Mengevaluasi penerapan Membimbing rekan sejawat
dan pandangan hidup dan pandangan hidup yang memengaruhi makna, tujuan, dan dengan menggunakan
kepemimpinan satuan kepemimpinan satuan penerapan makna, tujuan, pandangan hidup agensi diri dalam penerapan
pendidikan berdasarkan pendidikan berdasarkan dan pandangan hidup kepemimpinan satuan makna, tujuan, dan
prinsip moral dan keyakinan prinsip moral dan keyakinan kepemimpinan satuan pendidikan berdasarkan pandangan hidup
terhadap Tuhan Yang Maha terhadap Tuhan Yang Maha pendidikan berdasarkan prinsip moral dan keyakinan kepemimpinan satuan
Esa dalam memimpin Esa dalam memimpin prinsip moral dan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha pendidikan berdasarkan
satuan pendidikan. satuan pendidikan. terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam memimpin prinsip moral dan keyakinan
Esa dalam memimpin satuan pendidikan. terhadap Tuhan Yang Maha
satuan pendidikan. Esa dalam memimpin
satuan pendidikan

Sub-Indikator 1.1.2. Pengelolaan emosi dalam menjalankan peran sebagai kepala sekolah.

Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5


Memahami strategi Menerapkan pengelolaan Menganalisis faktor-faktor Mengevaluasi penerapan Membimbing rekan sejawat
pengelolaan emosi dalam emosi dalam menjalankan yang memengaruhi pengelolaan emosi dalam dengan menggunakan agensi
menjalankan peran sebagai peran sebagai kepala sekolah. pengelolaan emosi dalam menjalankan peran sebagai diri pada penerapan
kepala sekolah. menjalankan peran sebagai kepala sekolah. pengelolaan emosi dalam
kepala sekolah. menjalankan peran sebagai
kepala sekolah.

Panduan Operasional
Model Kompetensi Kepala Sekolah - 13
Sub-Indikator 1.1.3. Penerapan kode etik dalam menjalankan tugas dan peran sebagai kepala sekolah.

Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5


Memahami penerapan kode etik Menerapkan kode etik dalam Menganalisis faktor-faktor Mengevaluasi penerapan kode Membimbing rekan sejawat
dalam menjalankan tugas dan menjalankan tugas dan peran yang memengaruhi penerapan etik dalam menjalankan tugas dengan menggunakan agensi
peran sebagai kepala sekolah. sebagai kepala sekolah. kode etik dalam menjalankan dan peran sebagai kepala diri pada penerapan kode etik
tugas dan peran sebagai sekolah. dalam menjalankan tugas dan
kepala sekolah. peran sebagai kepala sekolah.

Panduan Operasional
Model Kompetensi Kepala Sekolah - 14
Indikator 1.2. Pengembangan diri melalui kebiasaan refleksi.

Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5


Memahami konsep Menerapkan pengembangan Menganalisis faktor-faktor Mengevaluasi penerapan Membimbing rekan sejawat
pengembangan diri melalui diri melalui kebiasaan yang memengaruhi pengembangan diri melalui dengan menggunakan
kebiasaan refleksi. refleksi. penerapan pengembangan kebiasaan refleksi. agensi diri dalam penerapan
diri melalui kebiasaan pengembangan diri melalui
refleksi. kebiasaan refleksi.

Sub-Indikator 1.2.1. Refleksi dan perencanaan kebutuhan pengembangan diri untuk peningkatan kepemimpinan satuan pendidikan yang berpusat pada
peserta didik.

Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5


Memahami konsep refleksi Menerapkan refleksi dan Menganalisis faktor-faktor Mengevaluasi penerapan Membimbing rekan sejawat
dan perencanaan kebutuhan perencanaan kebutuhan yang memengaruhi refleksi dan perencanaan dengan menggunakan agensi
pengembangan diri untuk pengembangan diri untuk penerapan refleksi dan kebutuhan pengembangan diri diri dalam penerapan refleksi
peningkatan kepemimpinan peningkatan kepemimpinan perencanaan kebutuhan untuk peningkatan dan perencanaan kebutuhan
satuan pendidikan yang satuan pendidikan yang pengembangan diri untuk kepemimpinan satuan pengembangan diri untuk
berpusat pada peserta didik. berpusat pada peserta didik. peningkatan kepemimpinan pendidikan yang berpusat peningkatan kepemimpinan
satuan pendidikan yang pada peserta didik. satuan pendidikan yang
berpusat pada peserta berpusat pada peserta didik.
didik.

Panduan Operasional
Model Kompetensi Kepala Sekolah - 15
Sub-Indikator 1.2.2. Cara adaptif melakukan pengembangan diri untuk meningkatkan kepemimpinan satuan pendidikan yang berpusat pada peserta
didik.

Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5


Memahami cara adaptif Menerapkan cara adaptif Menganalisis faktor-faktor Mengevaluasi penerapan cara Membimbing rekan sejawat
melakukan pengembangan dalam melakukan yang memengaruhi adaptif dalam melakukan dengan menggunakan agensi
diri untuk meningkatkan pengembangan diri untuk penerapan cara adaptif dalam pengembangan diri untuk diri pada penerapan cara
kepemimpinan satuan meningkatkan kepemimpinan melakukan pengembangan meningkatkan kepemimpinan adaptif dalam melakukan
pendidikan yang berpusat satuan pendidikan yang diri untuk meningkatkan satuan pendidikan yang pengembangan diri untuk
pada peserta didik. berpusat pada peserta didik. kepemimpinan satuan berpusat pada peserta didik. meningkatkan kepemimpinan
pendidikan yang berpusat satuan pendidikan yang
pada peserta didik. berpusat pada peserta didik.

Sub-Indikator 1.2.3. Penerapan hasil pengembangan diri yang berkelanjutan untuk perbaikan kualitas kepemimpinan satuan pendidikan.

Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5


Memahami cara penerapan Menerapkan hasil Menganalisis faktor-faktor Mengevaluasi penerapan hasil Membimbing rekan sejawat
hasil pengembangan diri yang pengembangan diri yang yang memengaruhi penerapan pengembangan diri yang dengan menggunakan agensi
berkelanjutan untuk perbaikan berkelanjutan untuk perbaikan hasil pengembangan diri yang berkelanjutan untuk perbaikan diri dalam penerapan hasil
kualitas kepemimpinan satuan kualitas kepemimpinan satuan berkelanjutan untuk perbaikan kualitas kepemimpinan satuan pengembangan diri yang
pendidikan. pendidikan. kualitas kepemimpinan satuan pendidikan. berkelanjutan untuk perbaikan
pendidikan. kualitas kepemimpinan satuan
pendidikan.

Panduan Operasional
Model Kompetensi Kepala Sekolah - 16
Indikator 1.3. Orientasi berpusat pada peserta didik

Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5


Memahami konsep Menerapkan kepemimpinan Menganalisis faktor-faktor Mengevaluasi penerapan Membimbing rekan sejawat
kepemimpinan satuan satuan pendidikan yang yang memengaruhi kepemimpinan satuan dengan menggunakan
pendidikan yang berpusat berpusat pada peserta didik. penerapan kepemimpinan pendidikan yang berpusat agensi diri dalam penerapan
pada peserta didik. satuan pendidikan yang pada peserta didik. kepemimpinan satuan
berpusat pada peserta didik. pendidikan yang berpusat
pada peserta didik.

Sub-Indikator 1.3.1. Empati terhadap peserta didik dalam pengambilan keputusan.

Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5


Memahami pentingnya empati Menerapkan empati terhadap Menganalisis faktor-faktor Mengevaluasi penerapan Membimbing rekan sejawat
terhadap peserta didik dalam peserta didik dalam yang memengaruhi penerapan empati terhadap peserta didik dengan menggunakan agensi
pengambilan keputusan. pengambilan keputusan. empati terhadap peserta didik dalam pengambilan keputusan. diri pada penerapan empati
dalam pengambilan terhadap peserta didik dalam
keputusan. pengambilan keputusan.

Sub-Indikator 1.3.2. Respek terhadap hak peserta didik dalam menjalankan peran sebagai kepala sekolah

Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5


Memahami pentingnya respek Menerapkan respek Menganalisis faktor-faktor Mengevaluasi penerapan Membimbing rekan sejawat
terhadap hak peserta didik terhadap hak peserta didik yang memengaruhi respek terhadap hak dengan menggunakan
dalam menjalankan peran dalam menjalankan peran penerapan respek terhadap peserta didik dalam agensi diri pada penerapan
sebagai kepala sekolah. sebagai kepala sekolah. hak peserta didik dalam menjalankan peran sebagai respek terhadap hak
menjalankan peran sebagai kepala sekolah. peserta didik dalam
kepala sekolah. menjalankan peran sebagai
kepala sekolah.

Panduan Operasional
Model Kompetensi Kepala Sekolah - 17
Sub-Indikator 1.3.3. Kepedulian terhadap keselamatan dan keamanan peserta didik sebagai individu dan kelompok dalam menjalankan peran sebagai
kepala sekolah.

Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5


Memahami pentingnya Menerapkan kepedulian Menganalisis faktor-faktor Mengevaluasi penerapan Membimbing rekan sejawat
kepedulian terhadap terhadap keselamatan dan yang memengaruhi kepedulian terhadap dengan menggunakan agensi
keselamatan dan keamanan keamanan peserta didik penerapan kepedulian keselamatan dan keamanan diri pada penerapan
peserta didik sebagai individu sebagai individu dan terhadap keselamatan dan peserta didik sebagai kepedulian terhadap
dan kelompok dalam kelompok dalam menjalankan keamanan peserta didik individu dan kelompok dalam keselamatan dan keamanan
menjalankan peran sebagai peran sebagai kepala sebagai individu dan menjalankan peran sebagai peserta didik sebagai
kepala sekolah. sekolah. kelompok dalam menjalankan kepala sekolah. individu dan kelompok dalam
peran sebagai kepala menjalankan peran sebagai
sekolah. kepala sekolah.

Panduan Operasional
Model Kompetensi Kepala Sekolah - 18
2. Kompetensi Sosial
Kemampuan kepala sekolah untuk memberdayakan warga satuan pendidikan, berkolaborasi dengan warga satuan pendidikan dan masyarakat, serta terlibat dalam
organisasi profesi dan jejaring yang lebih luas untuk peningkatan kualitas satuan pendidikan.

Indikator 2.1. Pemberdayaan warga satuan pendidikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5


Memahami konsep Menerapkan pemberdayaan Menganalisis faktor-faktor yang Mengevaluasi penerapan Membimbing rekan sejawat
pemberdayaan warga warga satuan pendidikan memengaruhi penerapan pemberdayaan warga satuan dengan menggunakan agensi
satuan pendidikan untuk untuk meningkatkan pemberdayaan warga satuan pendidikan untuk meningkatkan diri dalam penerapan
peningkatan kualitas kualitas pembelajaran.
pendidikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. pemberdayaan warga satuan
pembelajaran.
kualitas pembelajaran. pendidikan untuk
meningkatkan kualitas
pembelajaran.

Sub-Indikator 2.1.1. Pemberdayaan guru dan tenaga kependidikan untuk peningkatan kualitas pembelajaran di satuan pendidikan.

Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5


Menganalisis faktor-faktor Membimbing rekan sejawat
Memahami pentingnya Menerapkan pemberdayaan yang memengaruhi Mengevaluasi penerapan dengan menggunakan agensi
pemberdayaan guru dan guru dan tenaga penerapan pemberdayaan pemberdayaan guru dan diri dalam penerapan
tenaga kependidikan untuk kependidikan untuk guru dan tenaga tenaga kependidikan untuk pemberdayaan guru dan
meningkatkan kualitas meningkatkan kualitas kependidikan untuk peningkatan kualitas tenaga kependidikan untuk
pembelajaran di satuan pembelajaran di satuan peningkatan kualitas pembelajaran di satuan peningkatan kualitas
pendidikan. pendidikan. pembelajaran di satuan pendidikan. pembelajaran di satuan
pendidikan. pendidikan.

Panduan Operasional
Model Kompetensi Kepala Sekolah - 19
Sub-Indikator 2.1.2. Pemberdayaan orang tua/wali untuk peningkatan kualitas pembelajaran di satuan pendidikan.

Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5


Menganalisis faktor-faktor Membimbing rekan sejawat
Memahami pentingnya Menerapkan pemberdayaan yang memengaruhi Mengevaluasi penerapan dengan menggunakan agensi
pemberdayaan orang tua/wali orang tua/wali untuk penerapan pemberdayaan pemberdayaan orang tua/wali diri dalam penerapan
untuk peningkatan kualitas peningkatan kualitas orang tua/wali untuk untuk peningkatan kualitas pemberdayaan orang tua/wali
pembelajaran di satuan pembelajaran di satuan peningkatan kualitas pembelajaran di satuan untuk peningkatan kualitas
pendidikan. pendidikan. pembelajaran di satuan pendidikan. pembelajaran di satuan
pendidikan. pendidikan.

Panduan Operasional
Model Kompetensi Kepala Sekolah - 20
Indikator 2.2. Kolaborasi untuk peningkatan kualitas satuan pendidikan.

Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5


Memahami konsep Menerapkan kolaborasi Menganalisis faktor-faktor yang Mengevaluasi penerapan Membimbing rekan sejawat
kolaborasi untuk untuk peningkatan kualitas memengaruhi penerapan kolaborasi untuk dengan menggunakan
peningkatan kualitas satuan satuan pendidikan. kolaborasi untuk peningkatan peningkatan kualitas satuan agensi diri dalam penerapan
pendidikan. pendidikan. kolaborasi untuk
kualitas satuan pendidikan.
peningkatan kualitas satuan
pendidikan.

Sub-Indikator 2.2.1. Komunikasi efektif dengan warga satuan pendidikan yang mengarah pada peningkatan kualitas satuan pendidikan.

Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5


Membimbing rekan sejawat
Menganalisis faktor-faktor
Memahami konsep Mengevaluasi penerapan dengan menggunakan agensi
Menerapkan komunikasi yang memengaruhi
komunikasi efektif dengan komunikasi efektif dengan diri dalam penerapan
efektif dengan warga satuan penerapan komunikasi
warga satuan pendidikan warga satuan pendidikan komunikasi efektif dengan
pendidikan yang mengarah efektif dengan warga satuan
yang mengarah pada yang mengarah pada warga satuan pendidikan
pada peningkatan kualitas pendidikan yang mengarah
peningkatan kualitas satuan peningkatan kualitas satuan yang mengarah pada
satuan pendidikan. pada peningkatan kualitas
pendidikan. pendidikan. peningkatan kualitas satuan
satuan pendidikan.
pendidikan.

Panduan Operasional
Model Kompetensi Kepala Sekolah - 21
Sub-Indikator 2.2.2. Pengorganisasian tugas-tugas bersama warga satuan pendidikan untuk peningkatan kualitas satuan pendidikan.

Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5


Memahami pentingnya Menerapkan Menganalisis faktor-faktor Mengevaluasi penerapan Membimbing rekan sejawat
pengorganisasian pengorganisasian yang memengaruhi pengorganisasian dengan menggunakan
tugas-tugas bersama warga tugas-tugas bersama warga penerapan tugas-tugas bersama warga agensi diri dalam penerapan
satuan pendidikan untuk satuan pendidikan untuk pengorganisasian satuan pendidikan untuk pengorganisasian
peningkatan kualitas satuan peningkatan kualitas satuan tugas-tugas bersama warga peningkatan kualitas satuan tugas-tugas bersama warga
pendidikan. pendidikan. satuan pendidikan untuk pendidikan. satuan pendidikan untuk
peningkatan kualitas satuan peningkatan kualitas satuan
pendidikan. pendidikan.

Sub-Indikator 2.2.3. Inisiatif berkontribusi untuk mencapai tujuan bersama dalam peningkatan kualitas satuan pendidikan

Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5


Menganalisis faktor-faktor Membimbing rekan sejawat
Memahami pentingnya Menerapkan inisiatif yang memengaruhi Mengevaluasi penerapan dengan menggunakan agensi
inisiatif berkontribusi untuk berkontribusi untuk penerapan inisiatif inisiatif berkontribusi untuk diri pada penerapan inisiatif
mencapai tujuan bersama mencapai tujuan bersama berkontribusi untuk mencapai tujuan bersama berkontribusi untuk
dalam peningkatan kualitas dalam peningkatan kualitas mencapai tujuan bersama dalam peningkatan kualitas mencapai tujuan bersama
satuan pendidikan. satuan pendidikan. dalam peningkatan kualitas satuan pendidikan. dalam peningkatan kualitas
satuan pendidikan. satuan pendidikan.

Panduan Operasional
Model Kompetensi Kepala Sekolah - 22
Indikator 2.3. Keterlibatan dalam organisasi profesi dan jejaring yang lebih luas untuk peningkatan kualitas satuan pendidikan.

Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5


Memahami konsep Berperan dalam organisasi Menganalisis faktor-faktor Mengevaluasi keterlibatan Membimbing rekan sejawat
keterlibatan dalam profesi dan jejaring yang yang memengaruhi dalam organisasi profesi dan dengan menggunakan
organisasi profesi dan lebih luas untuk peningkatan keterlibatan dalam jejaring yang lebih luas untuk agensi diri untuk berperan
jejaring yang lebih luas untuk kualitas satuan pendidikan. organisasi profesi dan peningkatan kualitas satuan dalam organisasi profesi dan
peningkatan kualitas satuan jejaring yang lebih luas untuk pendidikan. jejaring yang lebih luas untuk
pendidikan. peningkatan kualitas satuan peningkatan kualitas satuan
pendidikan. pendidikan.

Sub-Indikator 2.3.1. Berpartisipasi aktif dalam organisasi profesi dan jejaring yang lebih luas untuk peningkatan kualitas kepemimpinan di satuan
pendidikan.

Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5


Memahami pentingnya Berpartisipasi aktif dalam Menganalisis faktor-faktor Mengevaluasi penerapan Membimbing rekan sejawat
partisipasi aktif dalam organisasi profesi dan yang memengaruhi partisipasi aktif dalam dengan menggunakan
organisasi profesi dan jejaring yang lebih luas, penerapan partisipasi aktif organisasi profesi dan agensi diri pada penerapan
jejaring yang lebih luas, untuk peningkatan kualitas dalam organisasi profesi dan jejaring yang lebih luas, partisipasi aktif dalam
untuk peningkatan kualitas kepemimpinan di satuan jejaring yang lebih luas, untuk peningkatan kualitas organisasi profesi dan
kepemimpinan di satuan pendidikan. untuk peningkatan kualitas kepemimpinan di satuan jejaring yang lebih luas
pendidikan. kepemimpinan di satuan pendidikan. untuk peningkatan kualitas
pendidikan. kepemimpinan di satuan
pendidikan.

Panduan Operasional
Model Kompetensi Kepala Sekolah - 23
Sub-Indikator 2.3.2. Berbagi praktik baik dan karya tentang kepemimpinan satuan pendidikan untuk peningkatan kualitas satuan pendidikan yang
berpusat pada peserta didik.

Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5


Memahami pentingnya Berbagi praktik baik dan Menganalisis faktor-faktor Mengevaluasi penerapan Membimbing rekan sejawat
berbagi praktik baik dan karya tentang yang memengaruhi berbagi praktik baik dan dengan menggunakan
karya tentang kepemimpinan satuan penerapan berbagi praktik karya tentang agensi diri dalam berbagi
kepemimpinan satuan pendidikan untuk baik dan karya tentang kepemimpinan satuan praktik baik dan karya
pendidikan untuk peningkatan kualitas satuan kepemimpinan satuan pendidikan untuk tentang kepemimpinan
peningkatan kualitas satuan pendidikan yang berpusat pendidikan untuk peningkatan kualitas satuan satuan pendidikan untuk
pendidikan yang berpusat pada peserta didik. peningkatan kualitas satuan pendidikan yang berpusat peningkatan kualitas satuan
pada peserta didik. pendidikan yang berpusat pada peserta didik. pendidikan yang berpusat
pada peserta didik. pada peserta didik.

Panduan Operasional
Model Kompetensi Kepala Sekolah - 24
3. Kompetensi Profesional
Kemampuan kepala sekolah untuk mengembangkan visi dan budaya belajar satuan pendidikan, menerapkan kepemimpinan pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik, serta mengelola sumber daya secara efektif, transparan, dan akuntabel.

Indikator 3.1. Pengembangan visi dan budaya belajar satuan pendidikan.


Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
Memahami konsep Menerapkan pengembangan Menganalisis faktor-faktor Mengevaluasi penerapan Membimbing rekan sejawat
pengembangan visi dan budaya visi dan budaya belajar satuan yang memengaruhi pengembangan visi dan dengan menggunakan agensi
belajar satuan pendidikan. pendidikan. penerapan pengembangan budaya belajar satuan diri dalam penerapan
visi dan budaya belajar satuan pendidikan. pengembangan visi dan
pendidikan. budaya belajar satuan
pendidikan.

Sub-Indikator 3.1.1. Kepemimpinan satuan pendidikan dalam mewujudkan visi yang berpusat pada peserta didik dengan melibatkan warga satuan
pendidikan.

Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5


Memahami konsep Menerapkan kepemimpinan Menganalisis faktor-faktor Mengevaluasi penerapan Membimbing rekan sejawat
kepemimpinan satuan satuan pendidikan dalam yang memengaruhi kepemimpinan satuan dengan menggunakan agensi
pendidikan dalam mewujudkan mewujudkan visi yang penerapan kepemimpinan pendidikan dalam diri pada penerapan
visi yang berpusat pada peserta berpusat pada peserta didik satuan pendidikan dalam mewujudkan visi yang kepemimpinan satuan
didik dengan melibatkan warga dengan melibatkan warga mewujudkan visi yang berpusat pada peserta didik pendidikan dalam
satuan pendidikan. satuan pendidikan. berpusat pada peserta didik dengan melibatkan warga mewujudkan visi yang
dengan melibatkan warga satuan pendidikan. berpusat pada peserta didik
satuan pendidikan. dengan melibatkan warga
satuan pendidikan.

Panduan Operasional
Model Kompetensi Kepala Sekolah - 25
Sub-Indikator 3.1.2. Pengembangan kebiasaan belajar sebagai cerminan visi satuan pendidikan yang berpusat pada peserta didik.

Memahami konsep Menerapkan Menganalisis faktor-faktor Mengevaluasi penerapan Membimbing rekan sejawat
pengembangan kebiasaan pengembangan kebiasaan yang memengaruhi pengembangan kebiasaan dengan menggunakan
belajar sebagai cerminan visi belajar sebagai cerminan penerapan pengembangan belajar sebagai cerminan agensi diri dalam
satuan pendidikan yang visi satuan pendidikan yang kebiasaan belajar sebagai visi satuan pendidikan yang penerapan pengembangan
berpusat pada peserta didik. berpusat pada peserta cerminan visi satuan berpusat pada peserta kebiasaan belajar sebagai
didik. pendidikan yang berpusat didik. cerminan visi satuan
pada peserta didik. pendidikan yang berpusat
pada peserta didik.

Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5

Sub-Indikator 3.1.3. Pengelolaan komunitas belajar dalam satuan pendidikan yang berbasis data dengan berorientasi pada peningkatan capaian belajar
peserta didik.

Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5

Panduan Operasional
Model Kompetensi Kepala Sekolah - 26
Memahami konsep Menerapkan pengelolaan Menganalisis faktor-faktor Mengevaluasi penerapan Membimbing rekan sejawat
pengelolaan komunitas komunitas belajar dalam yang memengaruhi pengelolaan komunitas dengan menggunakan agensi
belajar dalam satuan satuan pendidikan yang penerapan pengelolaan belajar dalam satuan diri pada penerapan
pendidikan yang berbasis berbasis data dengan komunitas belajar dalam pendidikan yang berbasis pengelolaan komunitas
data dengan berorientasi berorientasi pada satuan pendidikan yang data dengan berorientasi belajar dalam satuan
pada peningkatan capaian peningkatan capaian belajar berbasis data dengan pada peningkatan capaian pendidikan yang berbasis
belajar peserta didik. peserta didik. berorientasi pada belajar peserta didik. data dengan berorientasi
peningkatan capaian belajar pada peningkatan capaian
peserta didik. belajar peserta didik.

Panduan Operasional
Model Kompetensi Kepala Sekolah - 27
Indikator 3.2. Kepemimpinan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
Memahami konsep Menerapkan kepemimpinan Menganalisis faktor-faktor Mengevaluasi penerapan Membimbing rekan sejawat
kepemimpinan pembelajaran pembelajaran yang yang memengaruhi kepemimpinan dengan menggunakan
yang berpusat pada peserta berpusat pada peserta penerapan kepemimpinan pembelajaran yang agensi diri dalam
didik. didik. pembelajaran yang berpusat pada peserta penerapan kepemimpinan
berpusat pada peserta didik. pembelajaran yang
didik. berpusat pada peserta
didik.

Sub-Indikator 3.2.1. Kepemimpinan pembelajaran dalam membudayakan lingkungan yang aman, nyaman, dan inklusif untuk warga satuan pendidikan.

Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5


Memahami konsep Menerapkan kepemimpinan Menganalisis faktor-faktor Mengevaluasi penerapan Membimbing rekan sejawat
kepemimpinan pembelajaran pembelajaran dalam yang memengaruhi kepemimpinan pembelajaran dengan menggunakan agensi
dalam membudayakan membudayakan lingkungan kepemimpinan pembelajaran dalam membudayakan diri pada penerapan
lingkungan yang aman, nyaman, yang aman, nyaman, dan dalam membudayakan lingkungan yang aman, kepemimpinan pembelajaran
dan inklusif untuk seluruh warga inklusif untuk seluruh warga lingkungan yang aman, nyaman, dan inklusif untuk dalam membudayakan
satuan pendidikan. satuan pendidikan. nyaman, dan inklusif untuk seluruh warga satuan lingkungan yang aman,
seluruh warga satuan pendidikan. nyaman, dan inklusif untuk
pendidikan. seluruh warga satuan
pendidikan.

Panduan Operasional
Model Kompetensi Kepala Sekolah - 28
Sub-Indikator 3.2.2. Kepemimpinan pembelajaran dalam perencanaan, pelaksanaan, asesmen, dan pelaporan capaian belajar peserta didik dengan
memperhatikan karakteristik guru.

Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5


Memahami konsep Menerapkan kepemimpinan Menganalisis faktor-faktor Mengevaluasi penerapan Membimbing rekan sejawat
kepemimpinan pembelajaran pembelajaran dalam yang memengaruhi kepemimpinan pembelajaran dengan menggunakan agensi
dalam perencanaan, perencanaan, pelaksanaan, penerapan kepemimpinan dalam perencanaan, diri pada penerapan
pelaksanaan, asesmen, dan asesmen, dan pelaporan pembelajaran dalam pelaksanaan, asesmen, dan kepemimpinan pembelajaran
pelaporan capaian pembelajaran capaian belajar peserta didik perencanaan, pelaksanaan, pelaporan capaian belajar dalam perencanaan,
peserta didik dengan dengan memperhatikan asesmen, dan pelaporan peserta didik dengan pelaksanaan, asesmen, dan
memperhatikan karakteristik karakteristik guru. capaian belajar peserta didik memperhatikan karakteristik pelaporan capaian belajar
guru. dengan memperhatikan guru. peserta didik dengan
karakteristik guru. memperhatikan karakteristik
guru.

Panduan Operasional
Model Kompetensi Kepala Sekolah - 29
Indikator 3.3. Pengelolaan sumber daya satuan pendidikan secara efektif, transparan, dan akuntabel.
Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
Memahami konsep Menerapkan pengelolaan Menganalisis faktor-faktor Mengevaluasi penerapan Membimbing rekan sejawat
pengelolaan sumber daya sumber daya satuan yang memengaruhi pengelolaan sumber daya dengan menggunakan
kebutuhan satuan pendidikan pendidikan secara efektif, pengelolaan sumber daya kebutuhan satuan agensi diri dalam
secara efektif, transparan, transparan, dan akuntabel. satuan pendidikan secara pendidikan secara efektif, penerapan pengelolaan
dan akuntabel. efektif, transparan, dan transparan, dan akuntabel. sumber daya satuan
akuntabel. pendidikan secara efektif,
transparan, dan akuntabel.

Sub-Indikator 3.3.1. Penelusuran sumber daya satuan pendidikan yang berasal dari berbagai sumber untuk perencanaan dan pelaksanaan program.

Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5


Memahami konsep Menerapkan penelusuran Menganalisis faktor-faktor Mengevaluasi penerapan Membimbing rekan sejawat
penelusuran sumber daya sumber daya satuan pendidikan yang memengaruhi penelusuran sumber daya dengan menggunakan
satuan pendidikan yang yang berasal dari berbagai penerapan penelusuran satuan pendidikan yang agensi diri dalam
berasal dari berbagai sumber untuk perencanaan dan sumber daya satuan berasal dari berbagai penerapan penelusuran
sumber untuk perencanaan pelaksanaan program. pendidikan yang berasal dari sumber untuk perencanaan sumber daya satuan
dan pelaksanaan program. berbagai sumber untuk dan pelaksanaan program. pendidikan yang berasal
perencanaan dan dari berbagai sumber untuk
pelaksanaan program. perencanaan dan
pelaksanaan program.

Panduan Operasional
Model Kompetensi Kepala Sekolah - 30
Sub-Indikator 3.3.2. Pengelolaan sumber daya satuan pendidikan secara efektif untuk peningkatan pembelajaran peserta didik.

Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5


Memahami konsep Menerapkan pengelolaan Menganalisis faktor-faktor yang Mengevaluasi penerapan Membimbing rekan sejawat
pengelolaan sumber daya sumber daya satuan memengaruhi penerapan pengelolaan sumber daya dengan menggunakan agensi
satuan pendidikan secara pendidikan secara efektif pengelolaan sumber daya satuan pendidikan secara diri dalam penerapan
efektif untuk peningkatan untuk peningkatan satuan pendidikan secara efektif untuk peningkatan pengelolaan sumber daya
pembelajaran peserta didik. pembelajaran peserta didik. efektif untuk peningkatan pembelajaran peserta didik. satuan pendidikan secara
pembelajaran peserta didik. efektif untuk peningkatan
pembelajaran peserta didik.

Sub-Indikator 3.3.3. Pengelolaan sumber daya satuan pendidikan secara transparan dan akuntabel.

Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5


Memahami konsep Menerapkan pengelolaan Menganalisis faktor-faktor Mengevaluasi penerapan Membimbing rekan sejawat
pengelolaan sumber daya sumber daya satuan yang memengaruhi penerapan pengelolaan sumber daya dengan menggunakan agensi
satuan pendidikan secara pendidikan secara transparan pengelolaan sumber daya satuan pendidikan secara diri dalam penerapan
transparan dan akuntabel. dan akuntabel. satuan pendidikan secara transparan dan akuntabel. pengelolaan sumber daya
transparan dan akuntabel. satuan pendidikan secara
transparan dan akuntabel.

Panduan Operasional
Model Kompetensi Kepala Sekolah - 31
Glosarium

Daftar Pengertian Sumber Rujukan


Peristilahan

Agensi Diri Kemampuan individu untuk mengenali, Bateman, T. S. (2022). “Agency Is


mengelola, dan mengoptimalkan potensi diri the Highest Level of Personal
untuk mencapai tujuan pribadi dan profesional. Competence”. Psychology
Kemampuan ini melibatkan pemahaman diri, Today. Diakses dari
motivasi, serta kemampuan adaptasi dalam https://www.psychologytoday.c
menghadapi berbagai situasi dan tantangan. om/us/blog/getting-proactive/2
02203/agency-is-the-highest-le
vel-personal-competence, pada
11 Desember 2023.
Marzano, R. J (ed). Kendall, J. S.
(ed). 2006. The New Taxonomy
of Educational Objectives.
London: Corwin Press.

Akuntabel Dapat dipertanggungjawabkan. Badan Pengembangan dan


Pembinaan Bahasa. (2023).
“Akuntabel”. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Diakses dari
https://kbbi.kemdikbud.go.id/e
ntri/akuntabel, pada 11
Desember 2023.

Panduan Operasional
Model Kompetensi Kepala Sekolah - 31
Daftar Pengertian Sumber Rujukan
Peristilahan

Lingkungan Lingkungan satuan pendidikan yang aman Resources for University


satuan (safety) dan nyaman (well-being) mencerminkan Educators. ”Wellbeing
pendidikan peserta didiknya memiliki motivasi internal, rasa Essentials”. (n.d.). Enhancing
yang aman dan memiliki, hubungan positif, kemandirian, dan Student Wellbeing. Diakses dari
nyaman kompeten. https://unistudentwellbeing.ed
u.au/student-wellbeing/wellbei
a. Motivasi internal, yakni peserta didik memiliki
ng-essentials, pada 11
motivasi yang berasal dari dalam diri untuk
Desember 2023.
dapat memilih tugas yang sesuai dengan
minat mereka dan mengaitkannya dengan
kehidupan mereka sendiri.
b. Rasa memiliki, yakni menciptakan lingkungan
yang memahami kebutuhan beragam siswa,
memberi mereka waktu yang mereka
butuhkan, dan mendorong mereka untuk
berkontribusi dalam membangun
pengetahuan bersama.
c. Hubungan positif, yakni memiliki relasi yang
baik dengan guru dan warga satuan
pendidikan, serta dapat terbuka terhadap
pernyataan dan ide yang disampaikan atau
didengar.
d. Kemandirian, yakni memiliki kontrol atas
pembelajaran, diberikan pilihan yang
bermakna, serta didukung saat memberikan
keputusan.
e. Kompeten: Mendapatkan bantuan dan
dukungan dari guru atau kepala sekolah
sehingga mereka dapat merasakan
pencapaian dan penghargaan atas usaha
mereka, mampu merancang atau
meningkatkan kompleksitas tugas sehingga
memberikan tantangan yang optimal, serta
mendapatkan umpan balik yang membangun.

Panduan Operasional
Model Kompetensi Kepala Sekolah - 32
Daftar Pengertian Sumber Rujukan
Peristilahan

Asesmen Aktivitas untuk mencari bukti ketercapaian Anggreana, Y. dkk. 2022.


tujuan pembelajaran melalui proses Panduan Pembelajaran dan
pengambilan data di awal pembelajaran dan Asesmen: Pendidikan Anak Usia
pada saat pembelajaran (asesmen formatif), Dini, Jenjang Pendidikan Dasar,
serta pada akhir pembelajaran (asesmen dan Menengah. Jakarta: Badan
sumatif) untuk mengidentifikasi kebutuhan Standar, Kurikulum, dan
belajar yang hasilnya digunakan untuk Asesmen Pendidikan (BSKAP)
merancang pembelajaran yang sesuai dengan Kementerian Pendidikan,
tahap capaian peserta didik. Kebudayaan, Riset dan
Teknologi. Diunduh dari
https://kurikulum.kemdikbud.g
o.id/wp-content/uploads/2022/
06/Panduan-Pembelajarn-dan-
Asesmen.pdf.

Berbasis data Data merujuk pada informasi, keterangan, atau Badan Pengembangan dan
bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian Pembinaan Bahasa.
(analisis atau kesimpulan). Berbasis data (2023).“Data”. Kamus Besar
mensyaratkan kepala sekolah mengambil Bahasa Indonesia. Diakses dari
keputusan dengan merujuk pada data yang https://kbbi.kemdikbud.go.id/e
tersedia. ntri/data, pada 11 Desember
2023.

Berkelanjutan Menciptakan individu yang memiliki pemahaman UNESCO. (2023). “What you
mendalam tentang keberlanjutan, siap untuk need to know about education
menghadapi tantangan masa depan, dan for sustainable development”.
berkontribusi positif terhadap masyarakat dan Diakses dari
lingkungan. Ini melibatkan perubahan dalam https://www.unesco.org/en/edu
paradigma pendidikan untuk menciptakan cation-sustainable-developmen
generasi yang terampil, kreatif, dan peduli t/need-know., pada 11 Desember
terhadap masa depan. 2023.
Pembelajaran seumur hidup (berkelanjutan)
merupakan bagian integral dari pendidikan
berkualitas. Hal ini meningkatkan dimensi
pembelajaran kognitif, sosio-emosional dan
perilaku dan mencakup konten dan hasil
pembelajaran, pedagogi dan lingkungan belajar

Panduan Operasional
Model Kompetensi Kepala Sekolah - 33
Daftar Pengertian Sumber Rujukan
Peristilahan

Berpartisipasi Bentuk partisipasi aktif kepala sekolah dapat Smith, R. M. 2019. A Community
aktif dilakukan dengan berbagai cara, seperti of Practice for School Leaders:
menghadiri pertemuan, berpartisipasi dalam Its impact on their perceptions
diskusi atau lokakarya, berbagi sumber daya dan of collaborative practice, levels
materi, berkolaborasi dalam proyek dan inisiatif of trust, self-awareness, and
bersama, atau memberikan dukungan bagi self-efficacy. (Dissertation).
kepala sekolah lain. Virginia: The College of William
and Mary. Diakses dari
https://scholarworks.wm.edu/e
td/1563898765/, pada 11
Desember 2023.

Budaya Belajar Budaya yang berorientasi pada promosi dan Schmitz, S. et al. (2014).
Satuan fasilitasi pembelajaran oleh karyawannya. "Learning culture and
Pendidikan Budaya belajar satuan pendidikan mendorong knowledge management
proses berbagi dan menyebarkan pengetahuan processes: To what extent are
dan praktik baik yang bertujuan perkembangan they effectively related?."
dan keberhasilan organisasi. Budaya dimana Revista de Psicología del
warga sekolah secara kontinu mengembangkan Trabajo y de las Organizaciones,
kapasitas untuk mencapai hasil yang diinginkan, 30(3): 113-121. Diakses dari
di mana pola-pola berpikir baru dan berkembang https://www.sciencedirect.com
dipupuk, di mana aspirasi kolektif dibebaskan, /science/article/pii/S157659621
dan di mana orang-orang terus-menerus belajar 4000152.
bagaimana belajar bersama.
Senge, P. M. 2006. The fifth
discipline: The art and practice
of the learning organization.
Broadway Business.

Emosi Pengalaman subjektif yang melibatkan Rosenberg, R. S., & Kosslyn, S.


perubahan fisiologis, ekspresi wajah, dan M. (2011). Psychology:
kecenderungan untuk bertindak, yang biasanya Perspectives and connections.
dihasilkan oleh peristiwa atau rangsangan Cengage Learning.
lingkungan yang penting bagi individu.

Empati Empati adalah kemampuan untuk memahami Riess, H. (2017). The science of
dan merasakan keadaan emosional orang lain empathy. Journal of patient
dengan melihat dunia dari sudut pandang experience, 4(2), 74-77.
mereka, dan merasakan ikatan atau pemahaman
King, L. 2013. The Science of
terhadap pengalaman mereka.
Psychology: An Appreciative
View (3rd edition). New York:
McGraw-Hill Education.

Panduan Operasional
Model Kompetensi Kepala Sekolah - 34
Daftar Pengertian Sumber Rujukan
Peristilahan

Inklusif Pendidikan inklusif adalah sistem Peraturan Menteri Pendidikan


penyelenggaraan pendidikan yang memberikan NAsional, Peraturan Menteri
kesempatan kepada semua peserta didik yang tentang Pendidikan Inklusif Bagi
memiliki kelainan dan memiliki potensi Peserta Didik yang Memiliki
kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk Kelainan dan Memiliki Potensi
mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam Kecerdasan dan/atau Bakat
lingkungan pendidikan secara bersama-sama Istimewa. Permendiknas Nomor
dengan peserta didik pada umumnya. 70 Tahun 2009..
Kondisi inklusif bertujuan untuk memberikan Oxford University Press. (2016).
akses yang setara terhadap peluang dan sumber “Inclusive”. Oxford English
daya bagi orang-orang yang rentan mengalami Dictionary Online. Diakses dari
diskriminasi, pengecualian, atau termarjinalkan, https://www.oed.com/dictionar
seperti penyandang disabilitas atau kelompok y/inclusive_n?tab=factsheet#79
minoritas lainnya. 6804, pada 11 Desember 2023.

Kode etik Norma dan asas yang diterima oleh kelompok Badan Pengembangan dan
tertentu sebagai landasan tingkah laku. Konteks Pembinaan Bahasa. (2023).
"kode etik yang berlaku" merujuk pada kode etik “Kode Etik”. Kamus Besar
dalam memimpin satuan pendidikan. Bahasa Indonesia. Diakses dari
https://kbbi.kemdikbud.go.id/e
ntri/kode%20etik, pada 11
Desember 2023.

Kolaborasi Membangun dan memelihara hubungan dengan Friend, M. & Cook, L. (1992a).
pemangku kepentingan (misalnya, pengawas, Interactions: Collaboration
guru, tenaga kependidikan, orang tua, anggota Skills for School Professionals.
masyarakat, dunia usaha, dll) untuk bekerja New York: Longman.
sama mencapai tujuan bersama bagi satuan
pendidikan

Komunikasi Kemampuan untuk mengirimkan pesan dengan Thompson, N. 2019. Effective


efektif jelas dan tepat kepada orang lain, serta Communication: A Guide for the
memahami pesan yang diterima dengan benar. People Professions. Hampshire:
Dalam komunikasi efektif, informasi Palgrave Macmillan
disampaikan dengan cara yang dapat dipahami International Higher Education.
oleh penerima, sehingga pesan dapat diterima
dengan baik dan tujuan komunikasi dapat
tercapai.

Panduan Operasional
Model Kompetensi Kepala Sekolah - 35
Daftar Pengertian Sumber Rujukan
Peristilahan

Komunitas Komunitas belajar dalam sekolah atau DuFour, R. (2004). “What is a


belajar dalam Professional Learning Community (PLC) adalah professional learning
satuan pendidik dan tenaga kependidikan yang belajar community?”. Educational
pendidikan bersama-sama dan berkolaborasi secara rutin Leadership, 61(8): 6-11.
atau dengan tujuan yang jelas dan terukur untuk
Hord, S. M. 2004. Learning
Professional meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga
Together, Leading Together:
Learning berdampak pada hasil belajar peserta didik.
Changing Schools Through
Community
Professional Learning
(PLC)
Communities. New York:
Teachers College Press.

Orientasi Orientasi berpusat pada peserta didik yang Wiryopranoto, S. dkk. 2017. Ki
berpusat pada dimaksud ini mengacu pada konsep Hajar Dewantara: Pemikiran dan
Peserta Didik "menghamba murid" milik Ki Hadjar Dewantara, Perjuangannya. Jakarta:
yaitu mencerminkan pendekatan pendidikan Museum Kebangkitan Nasional
yang memahami dan menghargai keunikan serta Kementerian Pendidikan dan
potensi setiap peserta didik. Kebudayaan Republik Indonesia.
Dalam konsep ini, kepala sekolah diharapkan
untuk tidak hanya menjadi penyampai
pengetahuan, tetapi juga menjadi fasilitator
yang memahami kebutuhan, minat, dan bakat
masing-masing peserta didik.
Konsep ini juga menekankan pentingnya
pendidikan yang melibatkan perhatian penuh
terhadap kebutuhan peserta didik dan
memberikan ruang bagi kreativitas serta
pertumbuhan pribadi.

Pemberdayaan Pemberdayaan adalah suatu proses yang Haddad L. M. Toney-Butler, T. J.


memungkinkan individu memahami hubungan “Empowerment”. (19 May 2023).
antara tindakan mereka dan hasil yang dicapai StatPearls. Diakses dari
serta memberikan kekuatan kepada https://www.ncbi.nlm.nih.gov/b
orang-orang untuk mencapai hasil yang mereka ooks/NBK430929, pada 11
inginkan. Pemberdayaan juga merupakan suatu Desember 2023.
proses yang sengaja dan berkelanjutan yang
Couto, R. A. (ed). 2010. Political
berfokus pada masyarakat lokal, melibatkan
and Civic Leadership: A
saling menghormati, refleksi kritis, kepedulian,
Reference Handbook. Sage
dan partisipasi kelompok.
Publications.

Panduan Operasional
Model Kompetensi Kepala Sekolah - 36
Daftar Pengertian Sumber Rujukan
Peristilahan

Pengelolaan Pengelolaan sumber daya secara efektif Green, G. P. Haines, A. 2002.


sumber daya merupakan serangkaian upaya kepala sekolah Asset Building & Community
secara efektif dalam memberdayakan sumber daya satuan Development. Sage
pendidikan guna mendorong perubahan kecil Publications.
menjadi perubahan besar dalam pembelajaran
yang berpihak pada peserta didik. Pengelolaan
yang dimaksud dilakukan dengan pendekatan
berbasis aset (asset based approach). Aset yang
dimaksud merujuk pada hal yang ada di definisi
"sumber daya".

Pengorganisas Pengorganisasian satuan pendidikan meliputi Kementerian Pendidikan,


ian Satuan seluruh tugas pokok dan fungsi kepala sekolah Kebudayaan, Riset, dan
Pendidikan dalam tugas untuk memimpin pembelajaran dan Teknologi Republik Indonesia.
mengelola satuan pendidikan Peraturan Menteri tentang
Penugasan Guru sebagai Kepala
Sekolah. Permendikbudristek
Nomor 40 Tahun 2021.
Lembaran Negara Nomor 1427
Tahun 2021.

Peningkatan Peningkatan kualitas proses dan hasil belajar Indonesia. Peraturan


kualitas secara berkelanjutan berdasarkan evaluasi diri Pemerintah tentang Standar
pembelajaran satuan pendidikan. Nasional Pendidikan. PP Nomor
57 Tahun 2021. Lembaran
Negara Nomor 87 Tahun 2021.
Tambahan Lembaran Negara
Nomor 6676 Tahun 2021.

Prinsip moral Aturan-aturan atau nilai-nilai yang memandu Metaphysics Research Lab.
perilaku seseorang dalam melakukan tindakan Centre for the Study of
yang dianggap baik atau buruk, benar atau salah, Language and Information
atau etis atau tidak etis. Stanford University. (2023).
“Moral Principles”. Stanford
Encyclopedia of Philosophy.
Diakses dari
https://plato.stanford.edu/sear
ch/searcher.py?query=Moral+Pr
inciples, pada 11 Desember
2023.

Panduan Operasional
Model Kompetensi Kepala Sekolah - 37
Daftar Pengertian Sumber Rujukan
Peristilahan

Refleksi Proses mendorong diri untuk melihat kembali Korthagen, F. Vasalos, A. (2005).
pada proses yang telah terjadi secara holistik “Levels in reflection: Core
atau keseluruhan, serta menemukan makna dari reflection as a means to
yang ditemukan pada proses evaluasi. Evaluasi enhance professional growth”.
adalah proses menganalisis peristiwa yang Teachers and Teaching, 11(1):
terjadi dari suatu pengalaman. Analisis ini bisa 47-71.
dari hubungan sebab akibat atau bukti yang
terlihat.
.

Rekan sejawat Seseorang yang memiliki profesi atau pekerjaan Badan Pengembangan dan
yang sama atau serupa. Pada konteks ini, rekan Pembinaan Bahasa. (2023).
sejawat kepala sekolah merujuk pada kepala “Sejawat”. Kamus Besar Bahasa
sekolah lain yang juga sedang menjabat sebagai Indonesia. Diakses dari
pemimpin satuan pendidikan. https://kbbi.kemdikbud.go.id/e
ntri/sejawat, pada 11 Desember
2023.

Respek Perasaan dihormati yang utamanya terkait Schaefer, C. D. et al. (2021). "The
dengan merasa diakui sebagai setara, bukan meaning of respect under
hanya diakui berdasarkan kebutuhan atau varying context conditions."
pencapaian sosial. Journal of Social and Political
Psychology, 9(2): 536-552.

Sumber Daya Sumber daya merujuk pada tujuh aset utama Green, G. P., & Haines, A. (2002).
dalam pengembangan komunitas berbasis aset, Asset building & community
yaitu: (1) modal manusia, (2) modal sosial, (3) development. Sage
modal fisik, (4) modal lingkungan/alam, (5) modal Publications.
finansial, (6) modal politik, dan (7) modal agama
Peraturan Menteri Pendidikan,
dan budaya.
Kebudayaan, Riset, dan
Sumber daya pendidikan meliputi segala Teknologi. Peraturan Menteri
sesuatu yang dipergunakan dalam tentang Standar Pengelolaan
penyelenggaraan pendidikan yang meliputi pada Pendidikan Anak Usia Dini,
tenaga kependidikan, masyarakat, dana, sarana, Jenjang Pendidikan Dasar, dan
dan prasarana. Jenjang Pendidikan Menengah.
Permendikbudristek Nomor 47
Tahun 2023. Lembaran Negara
Nomor 596 Tahun 2023.

Panduan Operasional
Model Kompetensi Kepala Sekolah - 38
Daftar Pengertian Sumber Rujukan
Peristilahan

Transparan Transparan berarti nyata; jelas. Pengelolaan Badan Pengembangan dan


satuan pendidikan harus dilakukan secara Pembinaan Bahasa. (2023).
terbuka dan setiap satuan pendidikan “Transparan”. Kamus Besar
menyajikan informasi yang relevan secara tepat Bahasa Indonesia. Diakses dari
waktu sesuai dengan ketentuan peraturan https://kbbi.kemdikbud.go.id/e
perundang-undangan dan standar pelaporan ntri/transparan, pada 11
yang berlaku kepada pemangku kepentingan. Desember 2023.
Ardiansyah, D. Mujakir. Fathan,
A. R. 2018. Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) Sekolah
Menengah Atas. Jakarta:
Direktorat Pembinaan SMA,
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Diunduh dari
https://repositori.kemdikbud.g
o.id/18543/1/MBS%20RPH.pdf.

Visi Satuan Visi Satuan Pendidikan adalah cita-cita bersama Hastasasi, W. dkk. 2022.
Pendidikan pada masa mendatang dari warga satuan Panduan Pengembangan
pendidikan, yang dirumuskan berdasarkan Kurikulum Operasional
masukan dari seluruh warga satuan pendidikan. Pendidikan. Jakarta: Badan
Standar, Kurikulum, dan
Asesmen Pendidikan (BSKAP)
Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset dan
Teknologi. Diunduh dari
https://kurikulum.kemdikbud.g
o.id/wp-content/uploads/2022/
06/Panduan-Pengembangan-Ku
rikulum-Operasional-di-Satuan-
Pendidikan.pdf

Warga Satuan Warga satuan pendidikan meliputi pendidik, Peraturan Menteri Pendidikan,
Pendidikan tenaga kependidikan, dan peserta didik; Kebudayaan, Riset, dan
termasuk orang tua/wali peserta didik. Teknologi Nomor 47 Tahun 2023
tentang Standar Pengelolaan
pada Pendidikan Anak Usia Dini,
Jenjang Pendidikan Dasar, dan
Jenjang Pendidikan Menengah

Panduan Operasional
Model Kompetensi Kepala Sekolah - 39
Referensi

Anggreana, Y. dkk. 2022. Panduan Pembelajaran dan Asesmen: Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan Menengah. Jakarta: Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
(BSKAP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Diunduh dari
https://kurikulum.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2022/06/Panduan-Pembelajarn-dan-Ase
smen.pdf.
Ardiansyah, D. Mujakir. Fathan, A. R. 2018. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Sekolah Menengah Atas.
Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Diunduh dari
https://repositori.kemdikbud.go.id/18543/1/MBS%20RPH.pdf.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2023). “Akuntabel”. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Diakses
dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/akuntabel, pada 11 Desember 2023.
—--. (2023). “Data”. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Diakses dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/data,
pada 11 Desember 2023.
___. (2023). “Kode Etik”. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Diakses dari
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kode%20etik, pada 11 Desember 2023.
—--. (2023). “Sejawat”. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Diakses dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/sejawat,
pada 11 Desember 2023.
—--. (2023). “Transparan”. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Diakses dari
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/transparan, pada 11 Desember 2023.
Bateman, T. S. (2022). “Agency Is the Highest Level of Personal Competence”. Psychology Today. Diakses dari
https://www.psychologytoday.com/us/blog/getting-proactive/202203/agency-is-the-highest-level
-personal-competence, pada 11 Desember 2023.
Couto, R. A. (ed). 2010. Political and Civic Leadership: A Reference Handbook. Sage Publications.
DuFour, R. (2004). “What is a professional learning community?”. Educational Leadership, 61(8): 6-11.
Resources for University Educators. ”Wellbeing Essentials”. (n.d.). Enhancing Student Wellbeing. Diakses
dari https://unistudentwellbeing.edu.au/student-wellbeing/wellbeing-essentials, pada 11
Desember 2023.
Friend, M. & Cook, L. (1992a). Interactions: Collaboration Skills for School Professionals. New York: Longman.
Green, G. P. Haines, A. 2002. Asset Building & Community Development. Sage Publications.
Haddad L. M. Toney-Butler, T. J. “Empowerment”. (19 May 2023). StatPearls. Diakses dari
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430929, pada 11 Desember 2023.
Hastasasi, W. dkk. 2022. Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Pendidikan. Jakarta: Badan
Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset
dan Teknologi. Diunduh dari
https://kurikulum.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2022/06/Panduan-Pengembangan-Kurik
ulum-Operasional-di-Satuan-Pendidikan.pdf
Hord, S. M. 2004. Learning Together, Leading Together: Changing Schools Through Professional Learning
Communities. New York: Teachers College Press.
Indonesia. Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional Pendidikan. PP Nomor 57 Tahun 2021. Lembaran
Negara Nomor 87 Tahun 2021. Tambahan Lembaran Negara Nomor 6676 Tahun 2021.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. Peraturan Menteri tentang
Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah. Permendikbudristek Nomor 40 Tahun 2021. Lembaran
Negara Nomor 1427 Tahun 2021.
—--. Peraturan Menteri tentang Standar Pengelolaan pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan
Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah. Permendikbudristek Nomor 47 Tahun 2023. Lembaran
Negara Nomor 596 Tahun 2023.

Panduan Operasional
Model Kompetensi Kepala Sekolah - 40
—--. Peraturan Menteri tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki
Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa. Permendiknas Nomor 70 Tahun 2009.
King, L. 2013. The Science of Psychology: An Appreciative View (3rd edition). New York: McGraw-Hill
Education.
Korthagen, F. Vasalos, A. (2005). “Levels in reflection: Core reflection as a means to enhance professional
growth”. Teachers and Teaching, 11(1): 47-71.
Marzano, R. J (ed). Kendall, J. S. (ed). 2006. The New Taxonomy of Educational Objectives. London: Corwin
Press.
Metaphysics Research Lab. Centre for the Study of Language and Information Stanford University. (2023).
“Moral Principles”. Stanford Encyclopedia of Philosophy. Diakses dari
https://plato.stanford.edu/search/searcher.py?query=Moral+Principles, pada 11 Desember 2023.
Oxford University Press. (2016). “Inclusive”. Oxford English Dictionary Online. Diakses dari
https://www.oed.com/dictionary/inclusive_n?tab=factsheet#796804, pada 11 Desember 2023.
Riess, H. (2017). The science of empathy. Journal of patient experience, 4(2), 74-77.
Rosenberg, R. S., & Kosslyn, S. M. (2011). Psychology: Perspectives and connections. Cengage Learning.
Schaefer, C. D. et al. (2021). "The meaning of respect under varying context conditions." Journal of Social and
Political Psychology, 9(2): 536-552.
Schmitz, S. et al. (2014). "Learning culture and knowledge management processes: To what extent are they
effectively related?." Revista de Psicología del Trabajo y de las Organizaciones, 30(3): 113-121. Diakses
dari https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1576596214000152.
Senge, P. M. 2006. The fifth discipline: The art and practice of the learning organization. Broadway Business.
Smith, R. M. 2019. A Community of Practice for School Leaders: Its impact on their perceptions of
collaborative practice, levels of trust, self-awareness, and self-efficacy. (Dissertation). Virginia: The
College of William and Mary. Diakses dari https://scholarworks.wm.edu/etd/1563898765/, pada 11
Desember 2023.
Thompson, N. 2019. Effective Communication: A Guide for the People Professions. Hampshire: Palgrave
Macmillan International Higher Education.
UNESCO. (2023). “What you need to know about education for sustainable development”. Diakses dari
https://www.unesco.org/en/education-sustainable-development/need-know., pada 11 Desember
2023.
Wiryopranoto, S. dkk. 2017. Ki Hajar Dewantara: Pemikiran dan Perjuangannya. Jakarta: Museum
Kebangkitan Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Panduan Operasional
Model Kompetensi Kepala Sekolah - 41

Anda mungkin juga menyukai