Anda di halaman 1dari 25

Assalamualaikum

warahmatullahi wabarakatuh

“ PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI"
Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid
Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi
Capaian Umum

Dapat:

1.mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi untuk mengakomodasi


kebutuhan belajar murid yang berbeda.

2.menjadi teladan dalam melakukan praktik-praktik reflektif dalam


pembelajaran bagi komunitas pendidik di lingkungan sekitarnya.
Capaian Khusus
Mampu:
1. mendemonstrasikan pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan pembelajaran
berdiferensiasi dan alasan mengapa pembelajaran berdiferensiasi diperlukan;
2. menjelaskan pentingnya mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan belajar
murid;
3. menganalisis penerapan diferensiasi konten, diferesiasi proses dan diferensiasi
produk;
4. mengimplementasikan Rencana Pembelajaran Berdiferensiasi dalam konteks
pembelajaran di sekolah atau kelas mereka sendiri;
5. menunjukkan sikap kreatif, percaya diri, mau mencoba, dan berani mengambil
risiko dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi.
Saksikanlah video ini, dan kemudian jawablah pertanyaan ini:

Video Sekolah Hewan https://www.youtube.com/watch?


v=QaMUFaff2hY
Mengapa kita melakukan Pembelajaran
Berdiferensiasi?
Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense)
yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan
yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan:

1. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Jadi
bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga muridnya.

2. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya.


Bagaimana ia akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan
belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda,
cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda.
3. Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar
dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Kemudian juga memastikan setiap
murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya.

4. Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang
memungkinkan adanya fleksibilitas. Namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin
melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif.

5. Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang didapatkan dari
proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih
ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang
ditetapkan.
Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Murid

1. Kesiapan Belajar Murid


(Readiness)
Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Murid

Ibu Zaenab ingin mengajarkan murid-muridnya keterampilan membuat tulisan


teks prosedur. Ia kemudian melihat pada catatan yang dimilikinya. Ia
menemukan bahwa di kelasnya ada:

● 8 orang murid yang sangat menyukai kegiatan olahraga;


● 6 orang yang menyukai hal-hal yang berkaitan dengan sains; 2. Minat Murid (interest)
● 4 orang senang membuat prakarya dan;
● 2 orang senang memasak.
Setelah selesai mendiskusikan tentang apa dan bagaimana membuat tulisan
berbentuk prosedur, Bu Zaenab lalu meminta murid berlatih membuat sendiri
tulisan berbentuk prosedur tersebut. Setiap murid diperbolehkan untuk menulis
dengan topik sesuai dengan minat mereka. Ada murid yang memilih membuat
tulisan prosedur memasak nasi goreng, ada murid yang memilih membuat
tulisan tentang prosedur membuat bunga dari sedotan, dsb.
Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Murid
Pak Herman akan mengajar pelajaran IPA, dengan tujuan pembelajaran yaitu agar murid dapat
mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup.

Berdasarkan identifikasi yang ia lakukan, Pak Herman telah mengetahui bahwa sebagian muridnya
adalah pembelajar visual , sebagian lagi adalah pembelajar auditori, dan pembelajar kinestetik.
Untuk memenuhi kebutuhan belajar murid-muridnya tersebut, Pak Herman lalu memutuskan untuk
melakukan beberapa hal berikut ini:
3. Profil Belajar Murid
1. Saat mengajar, Pak Herman melakukan hal-hal berikut ini:
-
-
Ia menggunakan banyak gambar atau alat bantu visual saat menjelaskan.
Ia juga menyediakan video yang dilengkapi penjelasan lisan yang dapat diakses oleh
(Learning Profiles)
murid.
- Pak Herman juga membuat beberapa sudut belajar atau display yang ditempel di
tempat-tempat berbeda untuk memberikan kesempatan murid bergerak saat
mengakses informasi.
1. Saat memberikan tugas, Pak Herman memperbolehkan murid-muridnya memilih cara
mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup. Murid boleh
menunjukkan pemahaman dalam bentuk gambar, rekaman wawancara maupun
performance atau role-play
Bagaimana Mengidentifikasi Kebutuhan Murid?
● mengamati perilaku murid-murid mereka;
● mengidentifikasi pengetahuan awal yang dimiliki oleh murid terkait dengan topik yang akan
dipelajari;
● melakukan penilaian untuk menentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka saat ini, dan
kemudian mencatat kebutuhan yang diungkapkan oleh informasi yang diperoleh dari proses
penilaian tersebut;
● mendiskusikan kebutuhan murid dengan orang tua atau wali murid;
● mengamati murid ketika mereka sedang menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas;
● bertanya atau mendiskusikan permasalahan dengan murid;
● membaca rapor murid dari kelas mereka sebelumnya untuk melihat komentar dari guru-guru
sebelumnya atau melihat pencapaian murid sebelumnya;
● berbicara dengan guru murid sebelumnya; dll
Strategi Mendiferensiasi Pembelajaran
1. Mendiferensiasi Konten: Diferensiasi konten merujuk pada strategi membedakan
pengorganisasian dan format penyampaian konten. Konten adalah materi pengetahuan,
konsep, dan keterampilan yang perlu dipelajari murid berdasarkan kurikulum.
Strategi Mendiferensiasi Pembelajaran

2. Mendiferensiasi Proses: Merujuk pada strategi membedakan proses yang harus dijalani
oleh murid yang dapat memungkinkan mereka untuk berlatih dan memahami isi (content).

Contoh
Strategi Mendiferensiasi Pembelajaran
3. Mendiferensiasi Produk: Merujuk pada strategi memodifikasi produk hasil belajar murid,
hasil latihan, penerapan, dan pengembangan apa yang telah dipelajari.

Contoh
Sekilas tentang RPP
Sekilas Tentang Penilaian
❏ Penilaian memegang peranan yang sangat penting dalam proses
pembelajaran berdiferensiasi.

❏ Penilaian, terutama penilaian formatif, akan menentukan sejauh mana


efektifitas pembelajaran berdiferensiasi.

I believe that if teachers leverage formative assessment best practices


more, differentiation will come naturally.(Andrew Miller- A teacher)
https://inservice.ascd.org/formative-assessment-is-the-cornerstone-of-differentiated-instruction/
Asesmen & Pembelajaran Berdiferensiasi

Praktik pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada asesmen.


Asesmen formatif memungkinkan guru untuk mengenal murid mereka
lebih baik dan, oleh karena itu, membuat keputusan terbaik untuk
menantang mereka dengan tepat dan melibatkan mereka dalam
pembelajaran.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:

1. Guru perlu menetapkan tujuan pembelajaran yang jelas dari awal


● Langkah pertama menuju diferensiasi adalah memiliki tujuan yang jelas.
● Guru perlu menanyakan pada diri sendiri pertanyaan ini setiap hari: “Apa yang akan
kita pelajari hari ini?”
● Guru perlu mengetahui pengetahuan, konsep, dan keterampilan yang esensial yang
perlu dikuasai oleh murid.
● Jika guru memiliki tujuan yang jelas, mereka tahu bagaimana mereka dapat
memeriksa pemahaman murid.
2. Memeriksa Pemahaman murid

● Ada banyak cara untuk memeriksa pemahaman murid. Bukan hanya melalui tes
tertulis.
● Lewat pertanyaan-pertanyaan yang mereka berikan, guru dapat mengecek apakah
murid-murid telah memahami apa yang yang telah dipelajari.
● Guru juga dapat menggunakan writing tools (misalnya tulisan atau karangan, poster
atau diagram yang mereka buat, dsb); performance tools, kuis, alat-alat teknologi, dan
sebagainya untuk mengetahui sejauh pemahaman murid.
● Jadi dengan kata lain, guru dapat menggunakan alat-alat penilaian formal (yang
mungkin membutuhkan waktu untuk memberikan umpan balik kepada murid) atau,
guru juga dapat menggunakan alat-alat penilaian informal yang cepat, misalnya melalui
respon murid, exit ticket (tiket keluar), dbs.
3. Keterlibatan siswa
Penilaian formatif dapat digunakan untuk meningkatkan keterlibatan murid dalam belajar.

Contoh:

Jika guru tahu bahwa setengah jumlah siswanya ternyata telah menguasai materi yang akan
ia berikan minggu depan, maka ia bisa mengubah rencana pembelajarannya agar lebih
sesuai dengan kebutuhan siswa.

Di sisi lain, jika guru menggunakan penilaian formatif secara efektif, mereka dapat
membedakan untuk memberikan instruksi “secara tepat waktu” yang benar-benar
dibutuhkan dan dianggap relevan oleh siswa. Instruksi yang tepat waktu dan relevan
menghasilkan keterlibatan siswa yang lebih tinggi.
4. Memberikan informasi bagi perencanaan yang akan dibuat guru

● Penilaian formatif memungkinkan guru untuk bergerak "maju" untuk merencanakan jenis
kegiatan pembelajaran yang tepat untuk digunakan di masa depan.
● Dari proses penilaian guru dapat menemukan kesalahan-kesalahan atau miskonsepsi yang
dibuat baik oleh individu maupun keseluruhan murid, sehingga guru dapat bekerja lebih
efektif untuk merencanakan strategi pengajaran yang tepat.
● Dengan demikian, mereka dapat membantu murid yang perlu di “ extend” atau di”tantang”
lebih jauh atau sebaliknya, memberikan dukungan bagi murid yang masih “berjuang”
untuk mendapatkan pemahaman.
● Guru dapat secara efektif merencanakan pengajaran individu, kelompok kecil, dan seluruh
kelas karena mereka tahu di mana murid mereka berada dan apa yang mereka butuhkan.
Ini adalah kunci untuk diferensiasi.
Mari kita lihat penilaian yang ada dalam contoh RPP kita.

● Strategi dan alat penilaian apa yang digunakan di dalam RPP Luring
tersebut?
● Apakah terdapat diferensiasi dalam penilaian yang dilakukan? Jelaskan
jawaban Anda.
Alasan Mengapa Pembelajaran Berdiferensiasi Dapat Berhasil

1. Pembelajaran Berdiferensiasi adalah bersifat proaktif.


2. Pembelajaran Berdiferensiasi lebih bersifat kualitatif daripada kuantitatif.
3. Pembelajaran Berdiferensiasi berakar pada penilaian
4. Pembelajaran Berdiferensiasi menggunakan beberapa pendekatan terhadap
konten, proses, dan produk.
5. Pembelajaran berdiferensiasi berpusat pada murid.
6. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan perpaduan dari pembelajaran
seluruh kelas, kelompok dan individual.
7. Pembelajaran berdiferensiasi bersifat "organik" dan dinamis.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai