Anda di halaman 1dari 4

Apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi dan bagaimana

hal ini dapat dilakukan di kelas.

 Menurut Tomlinson ( 2001: 45) , Pembelajaran berdifferensiasi adalah usaha


untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi
kebutuhan belajar individu setiap murid.
 Pembelajaran berdifferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal
(common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi pada kebutuhan
murid.

Penerapan pembelajaran berdifferensiasi di kelas dapat dilakukan dengan cara:


 Menentukan tujuan pembelajaran
 Menganalisis kebutuhan belajar dengan melakukan assesmet diagnostik
(kogntif& non kognitif) berdasarkan 3 aspek (kesiapan, minat , dan profil
belajar murid).
 Menganalisis 3 penerapan strategi differensiasi ( konten, proses, produk).
 Mengimplementasikan rencana pembelajaran berdifferensiasi dalam konteks
pembelajaran di kelas.
 Melakukan assesment pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran dan kebutuhan murid.

Bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan


belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal,

Pembelajaran berdifferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dengan


cara berikut:
1. Guru dapat melakukan pemetaan kebutuhan berdasarkan 3 aspek yaitu
a. Kesiapan belajar
Guru dapat melihat kesiapan belajar untuk mengetahui kapasitas murid
mempelajari materi, konsep, atau keterampilan baru
b. Minat belajar
Guru memberikan kepada muridnya untuk belajar sesuai dengan minatnya.
Belajar sesuai minat dapat meningkatkan motivasi murid untuk belaajr
c. Profil belajar
Guru memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara alami&
efisien bergantung dari gaya belajarnya, kecerdasan majemuknya,
pengaruh budaya, dan lingkungan
2. Guru dapat menerapkan 3 strategi differensiasi dengan tepat.
a. Differensiasi konten
Guru perlu menyesuaikan materi/konten pembelajaran dengan kebutuhan

murid yang beragam mempertimbangkan dari pemetaan kebutuhan


kesiapan, minat, dan profil belaajr murid. Guru perlu menyediakan bahan
dan alat (memvariasikan bahan ajar ) sesuai dengan kebutuhan belajar
murid misalnya: Text, video, poster/ gambar, rekaman, presentasi PPT dll

b. Differensiasi proses
Proses mengacu pada bagaimana murid akan memahami atau memaknai
apa yang dipelajari.
Diferensiasi proses dapat dilakukan dengan cara:
 Menggunakan kegiatan berjenjang
 Menyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan yang perlu
diselesaikan di sudut-sudut minat,
 Membuat agenda individual untuk murid (daftar tugas, memvariasikan
lama waktu yang murid dapat ambil untuk menyelesaikan tugas,
 Mengembangkan kegiatan bervariasi 
dalam hal ini guru dapat memvariasikan metode pembelajaran (Flipped
Clasroom, Discovery Learning, Project Based Learning, Problem Based

Learning, Hybrid Learning ) dan model pembelajaran ( diskusi, ceramah,


role playing)

c. Differensiasi produk
Mengacu pada hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan
murid kepada kita, bersifat tangible atau ada wujudnya , misalnya dalam
bentuk karangan, presentasi, pidato, rekaman, diagram , infografis, vlog,
video dan sebagainya.
DIfferensiasi Produk meliputi 2 hal:
 Memberikan tantangan dan keragaman atau variasi,
 Memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat
mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan.
Bagaimana koneksi antar materi pembelajaran berdifferensiasi dengan
modul lain di Program Pendidikan Guru Penggerak yang pernah dipelajari?

 Kaitan antara pembelajaran berdifferensiasi dengan filosofi KHD (modul 1.1)

Ki Hajar Dewantara telah menyampaikan bahwa maksud dari pendidikan adalah menuntun
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia maupaun
anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya.

Setiap murid yang duduk di kelas dalah individu yang unik dan ini seharusnya menjadi dasar
dari praktik-praktik pembelajaran yang kita lakukan di kelas dan di sekolah, serta menjadi
kerangka acuan saat mengevaluasi praktik-praktik pembelajaran kita.

Dengan meyakini bahwa setiap anak-anak adalah unik, maka sebagai pendidik tugas kita
adalah melayani murid-murid dengan segala keragaman tersebut serrta menyediakan
lingkungan dan pengalaman belajar terbaik bagi mereka. Salah satunya adalah dengan
menyelenggarakan pembelajaran yang berdiferensiasi yang dapat mengakomodir
keberagaman siswa melalui pemetaan kesiapan, minat , dan profil belajar sehingga dapat
mewujudkan pembelajaran yang berpihak kepada murid.

 Kaitan antara pembelajaran berdifferensiasi dengan Nilai dan Peran Guru Penggerak
(modul 1.2)

Seorang guru penggerak yang telah memiliki nilai guru penggerak ( berpihak kepada murid,
mandiri, reflektif, kolaboratif, dan inovatif) dan peran guru penggerak ( menjadi pemimpin
pembelajara, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi, mewujudkan
kepemimpinan murid, serta menggerakkan komunitas praktisi) pastilah mampu merancang
pembelajaran yang berdifferensiasi yang dapat menjawab semua kebutuhan belaja rmurid.
Merancang pembelajaran berdifferensiasi tidak lantas merancang 20 design pembelajaran
untuk 20 siswa, tetapi pembelajaran berdifferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan
kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut.

 Kaitan antara pembelajaran berdifferensiasi dengan Visi Guru Penggerak (modul 1.3)

Dalam menyusun visi Guru Penggerak, guru dapat menggunakan pendekatan Inkuiri
Apresiatif dengan tahapan BAGJA untuk mewujudkan visi yang berpihak kepada murid.

Dengan visi yang berpihak kepada murid, pastilah akan terwujud pembelajaran yang
berpihak pada murid, yaitu sebuah pembelajaran yang mampu menjawab kebutuhan yang
berbeda-beda pada murid yaitu PEMBELAJARAN BERDIFFERENSIASI.

 Kaitan antara pembelajaran berdifferensiasi dengan Budaya Positif (modul 1.4)

Penerapan pembelajaran berdifferensiasi di sekolah dan di kelas akan membantu


terwujudnya budaya positif dengan posisi kontrol guru sebagai seorang Manajer.

Suasana di sekolah dan kelas akan membantu murid untuk merasa dihargai dan memiliki
keterkaitan antara dirimya dengan guru, dan teman kelasnya, sehingga murid merasa
dirinya menjadi bagian dari sekolah dan kelasnya.

Anda mungkin juga menyukai