Bagaimana budaya interaksi Anda sebagai murid dengan guru ketika sekolah dulu?
Semasa sekolah saya mengalami tingkat interaksi yang berbeda-beda sesuai jenjang pendidikan. Semasa
SD interaksi saya cukup baik terutama guru kelas. Dalam keseharian guru kelas percaya dengan
kemampuan saya. Kepercayaan itu dilakukannya dengan mengikutkan saya dalam berbagai lomba
Interaksi dengan guru mengalami penurunan ketika saya SMP. Hanya guru tertentu saja saya berinteraksi
terutama guru mata pelajaran yang memang saya senangi. Di luar pelajaran saya sering menanyakan
kesulitan pelajaran kepada beliau. Minumnya interaksi membuat prestasi saya menurun saat SMP.
Keadaan berubah ketika menginjak SMA. Saat SMA saya mulai aktif berinteraksi dengan guru, baik wali
kelas maupun guru lain. Interaksi yang terbangun dalam bentuk obrolan di luar kelas. Interaksi ini sedikit
Pertanyaan 2
Budaya sekolah semasa SD kental dengan gotong royong. Mulai kelas 5 dan 6, mulai diterapkan piket
sekolah. Bukan lagi piket sebatas kelas. Saat piket sekolah, saya memilih membersihkan ruang guru
sekaligus perpustakaan. Di sana sambil membersihkan saya mencuri waktu untuk membaca buku. Kadang
saya membawanya pulang tanpa sepengetahuan dan mengembalikan setelah selesai membacanya.
Semasa SMP, yang terlihat budaya pembelajaran berbasis kecakapan hidup. Banyak tugas diberikan terkait
Saat SMA mulai mengenal budaya kompetisi yang sehat. Saat SMA sudah mulai ada seleksi kemampuan
murid untuk mengikuti lomba sesuai minat dan bakat. Budaya-budaya di sekolah saya sejak SD sampai
SMA tersebut membentuk karakter saya menjadi seseorang yang gemar membaca, membuka diri
Pertanyaan 3
Dari hasil refleksi pengalaman masa lalu yang dikaitkan dengan filosofi pendidikan Ki Hadjar
Dewantara dan nilai guru penggerak, seperti apakah konsep budaya positif menurut Anda?
Konsep budaya positif ditumbuhkan melalui proses pembiasaan menumbuhkan kesadaran diri murid sesuai
kondisi dan potensinya untuk menjadikan hal tersebut sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupannya.
Budaya Positif
Apakah kita sudah menggunakan momen berkomunikasi tersebut untuk menciptakan peluang
membangun hubungan yang positif dan lebih dekat dengan murid kita?
Secara umum sejauh ini komunikasi dengan murid sudah berjalan dengan baik. Hanya saja belum bisa
dilakukan dengan semua murid. Belum seluruhnya masih sebatas kelas yang diajar dan anggota
ekstrakurikuler yang dibimbing. Ke depannya memerlukan forum komunikasi murid dengan agenda
Harapan 1
Apa saja harapan yang ingin Anda tumbuhkan pada diri Anda sebagai seorang pendidik dalam
Harapan yang ingin ditumbuhkan adalah saya memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam membangun
budaya belajar di sekolah. Ke depannya saya juga memiliki harapan tetap memperoleh dukungan dari
Harapan 2
Apa saja kegiatan, materi, dan manfaat yang Anda harapkan dalam modul ini?
Kegiatan yang diharapkan adalah adanya bimbingan mandiri dalam mengembangkan budaya positif di
sekolah. Materi yang saya harapkan tentu yang terkait dengan apa itu budaya positif, apa saja contohnya,
bagaimana penerapan di sekolah, dan upaya apa yang bisa dilakukan oleh seorang guru penggerak untuk
Dari jawaban atas pertanyaan dan harapan, CGP akhirnya tersadar bahwa masih membutuhkan belajar
banyak hal untuk bisa menciptakan budaya positif. Salah satunya adalah belajar dari interaksi dengan guru
di masa lalu. Terutama interaksi yang memberikan pengaruh terhadap karakter CGP saat ini.