Anda di halaman 1dari 3

SUDIRMAN, S.Pd.,Gr.

CGP ANGKATAN 4
SDN 93 LAKOMEA
KABUPATEN BOMBANA

PENDAMPING
ANDI AGUS NURIADIN, S.Pd.

FASILITATOR
HJ. DEDE DARYATI, M.M.Pd.

1. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep inti yang telah Anda
pelajari di modul ini, yaitu: disiplin positif, posisi kontrol guru, kebutuhan
dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Adakah hal-hal yang
menarik untuk Anda dan di luar dugaan?

Dalam membangun budaya yang positif di sekolah perlu menyediakan


lingkungan yang positif, aman, dan nyaman agar murid-murid mampu
berpikir, bertindak, dan mencipta dengan merdeka, mandiri, dan
bertanggung jawab.

Ada 5 posisi kontrol yang diterapkan seorang guru, orang tua ataupun
atasan dalam melakukan kontrol. Kelima posisi kontrol tersebut adalah
Penghukum, Pembuat Orang Merasa Bersalah, Teman, Monitor (Pemantau)
dan Manajer.

Ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan, sebetulnya saat itu kita
sedang memenuhi satu atau lebih dari satu kebutuhan dasar kita, yaitu
kebutuhan untuk bertahan hidup (survival), cinta dan kasih sayang (love
and belonging), kebebasan (freedom), kesenangan (fun), dan kekuasaan
(power).

Keyakinan yaitu nilai-nilai kebajikan atau prinsip-prinsip universal yang


disepakati bersama secara universal, lepas dari latar belakang suku,
negara, bahasa maupun agama. Menurut Gossen (1998), suatu keyakinan
akan lebih memotivasi seseorang dari dalam, atau memotivasi secara
intrinsik.

Pembentukan Keyakinan Kelas:

• Keyakinan kelas bersifat lebih ‘abstrak’ daripada peraturan, yang


lebih rinci dan konkrit.
• Keyakinan kelas berupa pernyataan-pernyataan universal.
• Pernyataan keyakinan kelas senantiasa dibuat dalam bentuk positif.
• Keyakinan kelas hendaknya tidak terlalu banyak, sehingga mudah
diingat dan dipahami oleh semua warga kelas.
• Keyakinan kelas sebaiknya sesuatu yang dapat diterapkan di
lingkungan tersebut.
• Semua warga kelas hendaknya ikut berkontribusi dalam pembuatan
keyakinan kelas lewat kegiatan curah pendapat.
• Bersedia meninjau kembali keyakinan kelas dari waktu ke waktu.
2. Tuliskan pengalaman Anda dalam menggunakan konsep-konsep
inti tersebut dalam menciptakan budaya positif baik di lingkup kelas
maupun sekolah Anda.

• Membuat kesepakatan kelas di awal tahun ajaran baru


• Melakukan refleksi terhadap efektifitas pelaksanaa kesepakatan kelas
• Melakukan evaluasi untuk Langkah perbaikan berikutnya
• Terus melakukan perbaikan kearah peningkatan kualitas kesepakatan
kelas

3. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan segitiga


restitusi ketika menghadapi permasalahan murid Anda? Jika iya, ada di
posisi manakah Anda? Anda boleh menceritakan situasinya dan posisi Anda
saat itu.

• Pada posisi: validasi Tindakan yang salah


• Contohnya: Ketika ada siswa yang dating terlambat
• Pertanyaan saya biasanya adalah:
Mengapa kamu terlambat?
Jam Berapa kamu tidur tadi malam?
• Padahal saya bisa bertanya: Kamu pasti punya alas an kenapa kamu
terlambat?

4. Perubahan apa yang terjadi pada cara berpikir Anda dalam menciptakan
budaya positif di kelas maupun sekolah Anda setelah mempelajari modul ini?

Perubahan yang terjadi pada cara berpikir saya adalah cara memandang
siswa yang bermasalah. Sebelumnya, saya lebih memandang siswa
bermasalah sebagai sumber masalah, sehingga perlu diberikan konsekuensi.
Setelah mempelajari modul ini, saya lebih memandang siswa bermasalah
karena memiliki kebutuhan yang ingin dipenuhi. Siswa tidak perlu diberi
hukuman, tetapi dikuatkan keyakinannya untuk perbaikan diri ke depan.

5. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang
individu dan Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran?

Modul ini sangat penting bagi saya sebagai individu dan sebagai pemimpin
pembelajaran. Sebagai individu, mengetahui budaya positif sangat penting
untuk diterapkan dalam kehidupan, seperti teori kontrol dan pemenuhan
kebutuhan. Sebagai pemimpin pembelajaran, memahami budaya positif
sangat penting untuk dterapkan di kelas, yaitu keyakinan kelas. Dalam
menyelesaikan masalah siswa, teori kebutuhan manusia, posisi kontrol dan
segitiga restitusi sangat penting diterapkan.

6. Apa yang Anda bisa lakukan untuk membuat dampak/perbedaan di


lingkungan Anda setelah Anda mempelajari modul ini?

Yang bisa dilakukan untuk membuat dampak di lingkungan kelas dan sekolah
adalah menyepakati keyakinan kelas dengan siswa dan mengajak siswa
menerapkan keyakinan kelas dalam kegiatan pembelajaran. Dalam
menyelesaikan masalah siswa, saya bisa menerakan posisi manajer, yaitu
melihat kebutuhan yang diperlukan siswa, menanyakan keyakinan, dan
mengajak siswa mencari solusi untuk perbaikan diri. Prinsip segitiga
restitusi juga bisa diterapkan dalam menangani siswa bermasalah.

7. Selain konsep-konsep tersebut, adakah hal-hal lain yang menurut Anda


penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif baik di
lingkungan kelas maupun sekolah?
➢ Menjadi teladan
• Saya harus seslalu mengasah kemampuan saya agar bisa menjadi
guru yang bisa diteladani baik secara teknis maupun non teknis.

➢ Memberi tuntunan
• Saya harus lebih bijaksana dalam menghadapi murid, terus
memberikan tuntunan bukan tuntutan.

➢ Melakukan pembiasaan
• Saya harus melakukan pembiasaan-pembiasaan atas semua
hal/budaya baik yang sudah berjalan agar menjadi kebiasaan
sehingga terwujud budaya positif.

➢ Terbentuk keyakinan
• Saya harus terus menyakinkan diri saya bahwa yang saya lakukan
adalah untuk membentuk keyakinan siswa, bukan semata untuk
lepas dari hukuman atau sekedar mendapat penghargaan.

8. Langkah-langkah awal apa yang akan Anda lakukan jika kembali ke


sekolah/kelas Anda setelah mengikuti sesi ini?

Langkah awal yang diambil setelah mengikuti pembelajaran modul Budaya


Positif adalah mengajak siswa menyepakati keyakinan kelas dengan cara
menggali budaya-budaya positif yang telah diterapkan. Setelah terciptanya
Keyakinan Kelas, saya mengajak siswa untuk mengamalkannya dalam
kegiatan di kelas dan sekolah.

Anda mungkin juga menyukai