r a n g k a t
n g a n P e
n g e m b a
P e
e l a j a r a n )
P e m b r a n I n o v a t i f
emb e l a j a 2023
a i n P
(Des Muh. Faisal
ALUR PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN PPG
DALJAB 2023
SIKLUS 1
SIKLUS 2
Alur Pelaksanaan Pembelajaran PPG Dalam Jabatan Tahun 2023
Pendalaman Materi Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Siklus 1
Praktik Pembelajaran Inovatif Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Siklus 2
Identifikasi Eksplorasi Penentuan Eksplorasi
Penentuan Solusi
Masalah Penyebab Masalah Penyebab Masalah Alternatif Solusi
Langkah 4
Eksplorasi Alternatif Solusi
Aktivitas Pengembangan Perangkat Pembelajaran
(Langkah 4: Eksplorasi Alternatif Solusi)
Hari ke… Aktivitas Mahasiswa Peran Dosen, Instruktur, dan Guru Pamong
Hari ke… Aktivitas Mahasiswa Peran Dosen, Instruktur, dan Guru Pamong
2.
3.
4.
5.
6.
Catatan:
• Menentukan 1 (satu) dari 2 masalah serta akar penyebabnya yang
paling sesuai dengan tugas keseharian guru.
2.
Buku Teks
Artikel yang
dipublikasikan
dalam jurnal ilmiah
1.Guru
2.Kepala Sekolah
3.Teman sejawat
4.Pengawas Sekolah
5.Pakar
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi
No. Masalah Terpilih Analisis
Akar Penyebab
yang Akan
Diselesaikan Masalah Eksplorasi Alternatif Solusi Alternatif
Solusi
Kemandirian belajar Model Kajian Litaratur
1.
siswa rendah pembelajaran 1. Yunaz (Duishenova, 2016: 13) Problem Centered Learning (PCL) merupakan model
pembelajaran yang dapat meningkatkan partisipasi dan kemandirian dalam belajar dengan
cara memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar secara maksimal.
2. Novitasari, Amran dan Syahrani (2021) menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan model
Problem Based Learning yang dapat meningkatkan kemandirian belajar peserta didik di
Kelas V SDN Panyikkokang II Kota Makassar
(https://ojs.unm.ac.id/TPJ/article/view/26018/13848)
3. Munfaridah, Luluk (2017). Kemandirian belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran
flipped classroom mendapat nilai rata-rata 40,77% pada pertemuan pertama dan 42,52%
pada pertemuan kedua yang berarti kemandirian belajar siswa berada pada kategori cukup.
(https://digilib.uinsby.ac.id/21340/)
4. Monika, Vera Risti (2018), menyimpulkan bahwa penerapan model Active Learning tipe Card
Sort di kelas 5 SD Negeri Lopait 01 dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa kelas 5 SD
Negeri Lopait 01.
(https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/18441/7/T1_292013144_Judul.pdf)
5. Puspitasari, Melania Riska (2016) menyimpulkan bahwa dengan diterapkannya model
pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) dapat meningkatkan kemandirian
belajar siswa.
Wawancara:
1. Guru:
2. Kepala Sekolah:
3. Dst.
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi
Hari ke… Aktivitas Mahasiswa Peran Dosen, Instruktur, dan Guru Pamong
Melakukan presentasi
hasil alternatif solusi Mendampingi Mahasiswa dalam melakukan presentasi
berdasarkan indikator hasil alternatif solusi berdasarkan indikator pada LK
pada LK hasil riset hasil riset sederhana.
sederhana.
ke 35
Mereviu dan membimbing Mahasiswa dalam diskusi
Presentasi LK Hasil Riset presentasi beberapa alternatif solusi (LK Hasil Riset
Sederhana Sederhana) untuk mengarahkan Mahasiswa pada solusi
yang efektif untuk masalah yang telah ditentukan.
20
Pengembangan Perangkat Pembelajaran
(Desain Pembelajaran Inovatif)
Langkah 5
Penentuan Solusi
Aktivitas Pengembangan Perangkat Pembelajaran
(Langkah 5: Penentuan Solusi)
Hari ke… Aktivitas Mahasiswa Peran Dosen, Instruktur, dan Guru Pamong
Melakukan kajian literatur untuk penentuan Memberikan pendampingan untuk melakukan kajian
solusi sebagai bahan untuk menyusun dan literatur untuk penentuan solusi sebagai bahan untuk
mempersiapkan bahan presentasi penentuan menyusun dan mempersiapkan bahan presentasi
solusi. penentuan solusi.
ke-36 Melakukan wawancara terkait penentuan Membimbing mahasiswa untuk melakukan wawancara
solusi dengan guru/kepala sekolah/pengawas terkait penentuan solusi dengan guru/kepala
sekolah/rekan sejawat di sekolah, pakar yang sekolah/pengawas sekolah/rekan sejawat di sekolah,
ditentukan secara mandiri sebagai bahan pakar yang ditentukan secara mandiri sebagai bahan
untuk menyusun dan mempersiapkan bahan untuk menyusun dan mempersiapkan bahan presentasi
presentasi penentuan solusi. penentuan solusi.
23
Format LK 2.2 Penentuan Solusi
Wawancara
Buat/siapkan pertanyaan yang berfokus pada penentuan solusi dari alternatif solusi
untuk menyelesaikan masalah.
Solusi yang
si Analisis Alternatif Solusi
Relevan Analisis Penentuan Solusi
Berdasarkan hasil eksplorasi, alternatif
em Centered
solusi yang sesuai atau memungkinkan
embelajaran
untuk diterapkan di kelas saya adalah
dan
ra memberi sebagai berikut:
akukan 1. Penerapan model Problem Centered
Learning (PCL) Berisi uraian mengenai:
1) 2. Penerapan model Problem Based
• Alasan memilih solusi
dengan Learning Penerapan model tersebut.
ng dapat 3. Penerpan model pembelajaran flipped
Problem • Kelebihan solusi yang
serta didik di classroom
akassar 4. Penerapan model Active Learning tipe Centered dipilih.
/26018/1384 Card Sort Learning (PCL) Catatan:
5. Penerapan model pembelajaran Missouri
Mathematics Project (MMP) Butir 1 dan 2 sebaiknya
6. Penerapan model pembelajaran berbasis disertai hasil kajian literatur
projek. dan wawancara.
Catatan: Setiap alternatif solusi disertai
dengan analisis pros dan cons.
Contoh Hasil Analisis LK 2.2 Menentukan Solusi
if Solusi Analisis Solusi yang
Alternatif Solusi Relevan Analisis Penentuan Solusi
Berdasarkan hasil identifikasi masalah pembelajaran di kelas V SDN 10 Watampone ditemukan bahwa
Berdasarkan hasil siswa cenderung kemandirian belajarnya rendah. Siswa pada umumnya tidak memiliki rasa percaya diri
eksplorasi, alternatif pada kemampuannya sendiri, selalu mengandalkan orang lain, belum mampu menyelesaikan tugasnya,
solusi yang sesuai
atau memungkinkan tidak memiliki hasrat untuk memperoleh prestasi yang tinggi, tidak memiliki keinginan untuk bersaing dan
untuk diterapkan di berkompetisi, belum mampu mengevaluasi dan mengatur belajarnya secara efektif serta belum dapat
kelas saya adalah
sebagai berikut: mengambil inisiatif dalam keputusan pada masalah yang dihadapi. Setelah dieksplorasi dan dianalisis
1. Penerapan model (kajian literatur dan wawancara) ditemukan bahwa yang menjadi akar penyebab masalah adalah model
Problem
Problem Centered pembelajaran yang digunakan guru selama ini adalah kurang mendukung perkembangan kemandirian
upakan
at Learning (PCL) belajar siswa.
emandirian 2. Penerapan model
mberi
Problem Based
uk melakukan
mal. Learning Penerapan
Melalui berbagai kajian literatur dan wawancara, ditemukan bahwa salah satu model pembelajaran yang
ni (2021)
ajaran
3. Penerpan model
model dapat dijadikan sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan
pembelajaran
d Learning Problem model model Problem Centered Learning (PCL). Mengapa? Model PCL ini melibatkan siswa dalam
andirian flipped classroom
SDN Centered
r 4. Penerapan model
Learning aktivitas-aktivitas yang memiliki potensi untuk menstimulasi mereka berpikir dan membuat logis konsep-
e/view/26018 Active Learning
tipe Card Sort (PCL) konsep materi dengan cara mereka sendiri. Dengan demikian, model pembelajaran ini memberikan
5. Penerapan model kesempatan kepada siswa agar melakukan aktivitas belajar yang berpotensi sehingga membuatnya
pembelajaran
Missouri berpartisipasi aktif dan kreatif dalam belajar. Berkaitan dengan hal itu, menurut Wood (Hafriani, 2004),
Mathematics PCL adalah model yang berorientasi agar siswa memiliki gagasan untuk mengkonstruksi subjek yang
Project (MMP)
6. Penerapan model penting, dan juga untuk merefleksi jalan pengertian yang dibangun melalui aktivitas partisipasi. Aktivitas
pembelajaran partisipasi ini menjadi membudaya dalam diri siswa untuk setiap pemecahan masalah fisika. Sehingga
berbasis projek.
aktivitas-aktivitas yang berpusat pada masalah ini adalah aktivitas yang membangun suatu peran
Catatan: Setiap individu dan proses sosial kelas berupa interaksi dan transformasi dari satu siswa ke siswa lainnya.
alternatif solusi disertai
dengan analisis pros Selain pendapat tersebut, ada beberapa hasil penelitian yang menunjukkan bahwa model PCL memiliki
dan cons. pengaruh yang signifikan terhadap kemandirin belajar siswa (Nurhayati, 2019; Aulia dkk, 2019; Andriani,
2021).
Lanjutan Contoh Hasil Analisis LK 2.2 Menentukan Solusi
if Solusi Analisis Alternatif Solusi yang
Analisis Penentuan Solusi
Solusi Relevan
Model Problem Centered Learning (PCL) ini memiliki beberapa kelebihan atau keunggulan.
Berdasarkan hasil
eksplorasi, alternatif Menurut Wood (Hafriani, 2004), model ini berorientasi agar siswa memiliki gagasan untuk
solusi yang sesuai
atau memungkinkan
mengkonstruksi subjek yang penting, dan juga untuk merefleksi jalan pengertian yang dibangun
untuk diterapkan di melalui aktivitas partisipasi. Aktivitas partisipasi ini menjadi membudaya dalam diri siswa untuk
kelas saya adalah
sebagai berikut:
setiap pemecahan masalah fisika. Sehingga aktivitas-aktivitas yang berpusat pada masalah ini
1. Penerapan adalah aktivitas yang membangun suatu peran individu dan proses sosial kelas berupa interaksi
model Problem
Problem
Centered dan transformasi dari satu siswa ke siswa lainnya. Selain itu, menurut Endedijk dkk. (2016),
at
upakan Learning (PCL)
2. Penerapan model
kemandirian belajar memiliki manfaat bagi siswa tidak hanya untuk menunjang kegiatannya di
emandirian
mberi Problem Based sekolah namun juga untuk mengembangkan keahlian saat memasuki dunia kerja.
uk melakukan Learning
mal.
ni (2021) 3. Penerpan model Penerapan
ajaran pembelajaran model Dengan demikian, sudah jelas bahwa penerapan model Problem Centered Learning (PCL) ini
d Learning
flipped classroom Problem
andirian
SDN 4. Penerapan model Centered dapat dijadikan solusi untuk mengatasi permasalahan rendahnya kemandirian belajar siswa.
r
e/view/26018
Active Learning
tipe Card Sort
Learning Permasalahan kemandirian belajar siswa perlu ditangani dengan baik karena kemandirian
(PCL)
5. Penerapan model belajar ini penting dimiliki oleh siswa bukan hanya agar mereka memahami hubungan antara
pembelajaran
Missouri
apa yang dipelajari dengan kenyataan dalam kehidupannya dan supaya siswa lebih bertanggung
Mathematics jawab dalam belajarnya, tetapi kemandirian belajar juga memiliki pengaruh terhadap hasil belajar
Project (MMP)
6. Penerapan model siswa. Hal ini dibuktikan oleh Sobri dan Moerdiyanto (2014) melalui penelitian yang
pembelajaran
berbasis projek.
menyimpulkan bahwa “kemandirian belajar siswa berpengaruh positif terhadap hasil belajar,
individu yang memiliki kemandirian belajar yang tinggi cenderung lebih aktif belajar, memantau
Catatan: Setiap
alternatif solusi
kegiatan belajanya serta dapat mengetahui strategi belajar yang cocok untuk diterapkan.”
disertai dengan
analisis pros dan
cons. Daftar Pustaka:
.........
Aktivitas Pengembangan Perangkat Pembelajaran
(Langkah 5: Penentuan Solusi)
33
Pengembangan Perangkat Pembelajaran
(Desain Pembelajaran Inovatif)
Langkah 6
Pembuatan Rencana Aksi
Aktivitas Pengembangan Perangkat Pembelajaran
(Langkah 6: Pembuatan Rencana Aksi)
Siklus 1 Vicon sekurang-kurangnya 3 JP/hari
Hari ke… Aktivitas Mahasiswa Peran Dosen, Instruktur, dan Guru Pamong
Mendesain pembelajaran inovatif berdasarkan Memberikan penjelasan dan saran dalam mendesain
akar masalah dan solusi yang telah dirumuskan pembelajaran inovatif berdasarkan akar masalah dan solusi
pada langkah 5 mengacu pada model yang telah dirumuskan pada langkah 5 mengacu pada model
pembelajaran yang dipilih (PBL, PjBL dan lainnya). pembelajaran yang dipilih (PBL, PjBL dan lainnya)
ke-37 Memberikan penjelasan dan saran dalam menyusun
Menyusun perangkat pembelajaran, meliputi:
s.d a. RPP
perangkat pembelajaran meliputi:
ke-39 a. RPP
b. Bahan ajar
b. bahan ajar
c. Media Pembelajaran (menekankan pada
c. Media Pembelajaran (menekankan pada pemanfaatan
pemanfaatan media berbasis AI, AR, dan VR)
media berbasis AI, AR, dan VR)
d. LKPD
d. LKPD
e. Kisi-kisi, Instrumen dan rubrik penilaian atau
e. Kisi-kisi, Instrumen dan rubrik penilaian atau modul ajar
modul ajar (Kurikulum Merdeka)
(Kurikulum Merdeka)
35
Catatan:
Langkah pembuatan rencana aksi dilakukan dengan membuat
strategi implementasi berdasarkan penentuan solusi pada
Langkah 5. Strategi implementasi ini meliputi pembuatan
perangkat ajar dan dapat dilengkapi dengan bentuk lainnya
yang relevan terhadap pemecahan masalah yang telah
diidentifikasi serta relevan terhadap pilihan solusi.
Mahasiswa berkonsultasi dengan Dosen, Instruktur, dan Guru
Pamong serta melakukan kajian literatur, wawancara
guru/kepala sekolah/pengawas sekolah/rekan sejawat di
sekolah, wawancara pakar, dan lainnya yang relevan.
LK 2.3
Kolom (1) diisi dengan tujuan pembelajaran yang diturunkan dari CP atau KD (sesuai
dengan kurikulum yang digunakan di sekolah untuk jenjang tertentu). Perumusan tujuan
sebaiknya mencakup dua komponen yaitu kompetensi dan lingkup materi. Perumusannya
dapat dilakukan dengan tiga cara. Pertama, merumuskan langsung berdasar CP. Kedua,
merumuskan dengan menganalisis kompetensi dan lingkup materi. Ketiga, merumuskan
lintas CP. Contoh alternatif perumusan dapat dilihat pada lampiran Panduan Pembelajaran
dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah yang dapat
diakses di tautan berikut https://kurikulum.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/ 2022/
06/Panduan-Pembelajarn-dan-Asesmen.pdf .
Untuk perumusan tujuan, mahasiswa dapat menggunakan: (1) taksonomi Bloom yang telah
diperbaharui oleh Anderson dan Krathwohl (2001), (2) teori tentang 6 bentuk pemahaman/
understanding oleh McTighe dan Wiggins (2005), dan (3) taksonomi Marzano (2000).
Mahasiswa juga dapat mengkombinasikan atau menggunakan taksonomi lain, selama
sesuai dengan kondisi/ karakteristik mata pelajaran, materi ajar, siswa dan lingkungan
belajar.
Kolom 2. Bukti Pemahaman/Penilaian
Kolom (2) diisi dengan bukti penilaian yang dapat digunakan untuk menakar, mengevaluasi
atau memvalidasi apakah siswa telah mencapai tujuan/hasil yang diharapkan yaitu
pemahaman. Kolom ini berisi bentuk penilaian kinerja dan bentuk penilaian lain. Draft kisi-kisi
dan rubrik penilaian dapat disertakan di lembar terpisah.
Terkait bukti penilaian, menurut McTighe dan Wiggins (2012), jika seorang siswa mencapai
pemahaman, ia akan dapat menunjukkannya dalam satu atau beberapa jenis pemahaman.
Dalam tahap ini, pertanyaan yang perlu dijawab adalah: Melalui tugas/kinerja otentik dan
bukti lain apa peserta didik akan mendemonstrasikan pemahaman/pencapaian hasil (tujuan)
yang diinginkan? dan Dengan kriteria apa kinerja dan bukti lain tersebut akan dinilai?
Yang dimaksud dengan kinerja di sini adalah kinerja otentik yang menunjukkan keterampilan
atau kemampuan yang diharapkan. Misalnya, membuat lemparan bernilai 3 angka pada
permainan basket, menulis sebuah cerita/naratif yang realistik. Bukti lain dapat berupa tes,
kuis, portfolio dan semacamnya.
Kolom 3. Langkah/Aktivitas Pembelajaran
Kolom (3) berisi kegiatan atau aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru
dan siswa untuk mencapai tujuan/ pemahaman/ hasil yang diinginkan. Kegiatan dan
aktivitas ini bisa juga sekaligus berfungsi digunakan guru untuk memantau proses
belajar siswa, mengetahui hambatan, dan tingkat penguasaan materi oleh siswa.
Dengan kata lain, kolom ini tidak hanya berisi aktivitas untuk mencapai bukti penilaian
dan tujuan tetapi juga aktivitas yang berfungsi sebagai formative assessment.
Asesmen formatif dilakukan di dalam proses pembelajaran untuk mengetahui
perkembangan peserta didik dan sekaligus pemberian umpan balik yang cepat.
Biasanya asesmen ini dilakukan sepanjang atau di tengah kegiatan/langkah
pembelajaran, dan dapat juga dilakukan di akhir langkah pembelajaran. Asemen
formatif merupakan satu kesatuan dengan kegiatan pembelajaran. Asesmen jenis
lain, yaitu sumatif, tidak harus muncul pada modul ajar sebuah sesi pembelajaran,
tergantung pada cakupan dan tujuan pembelajaran pada sesi tersebut.
Kolom 3. Langkah/Aktivitas Pembelajaran (Lanjutan)
Aktivitas atau langkah pembelajaran di kolom ini dapat mengikuti sintaks metode
yang dirasa perlu baik secara keseluruhan maupun sebagian. Bisa juga merupakan
penggabungan atau modifikasi langkah satu atau beberapa metode. Ketika
memilih dan mengorganisasikan metode/aktivitas belajar, perlu diperhatikan
kembali persoalan-persoalan yang telah diidentifikasi di tahap 1 sebelumnya serta
evaluasi dari alternatif solusi. Tidak ada pembatasan dan/atau keharusan untuk
memilih sebuah metode atau aktivitas tertentu karena pilihan aktivitas tentunya
sangat tergantung pada tujuan, karakteristik mata pelajaran, materi, dan
karakteristik peserta didik yang beragam. Namun demikian, khusus untuk
pembelajaran di SMK, penyusunan desain dan pengembangan perangkat ajar
disarankan menggunakan antara lain PjBL, Teaching Factory (Tefa), Kelas Industri,
dan Kelas Kewirausahaan. Materi terkait dapat diakses di materi PPA II SMK Topik
2 dan Topik 3.
Setelah menyusun dan mendiskusikan/
mempresentasikan rancangan awal perangkat
pembelajaran dengan tiga komponen utama
tersebut, mahasiswa melengkapi komponen
menjadi modul/RPP lengkap yang siap
digunakan untuk pembelajaran di sekolah. Jika
sekolah telah menggunakan kurikulum
merdeka, komponen modul ajar lengkap yang
diharapkan sebagai produk mata kuliah ini
terdiri atas 3 komponen sebagai berikut.
Format/Komponen Modul Ajar (Kurikulum Merdeka)
Sekolah : ..................................
Kelas/Semester : ..................................
Mata Pelajaran/Tema/Subtema : ..................................
Pertemuan ke... : ..................................
Alokasi Waktu : ..................................
A. KOMPETENSI INTI (KI)
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1.1................................................................... -
2.1................................................................... -
3.1................................................................... 3.1.1..................................................................
4.1................................................................... 4.1.1..................................................................
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
D. MATERI PEMBELAJARAN
E. PENDEKATAN, MODEL, DAN METODE PEMBELAJARAN
1. PENDEKATAN :.........................................
2. MODEL :.........................................
3. METODE :.........................................
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
H. Penilaian
1. Jenis dan Teknik Penilaian
a. Jenis
• Sikap :..................................... (Sebutkan)
• Pengetahuan :..................................... (Sebutkan)
• Keterampilan :..................................... (Sebutkan)
b. Teknik
• Sikap :..................................... (Sebutkan)
• Pengetahuan :..................................... (Sebutkan)
• Keterampilan :..................................... (Sebutkan)
2. Instrumen Penilaian
• Sikap : (Lampirkan)
• Pengetahuan : (Lampirkan)
• Keterampilan : (Lampirkan)
Kompetensi
Indikator Teknik Instrumen Rubrik
Dasar
Lampiran Penilaian (3)
Langkah 7
Pembuatan Rencana Evaluasi
Aktivitas Pengembangan Perangkat Pembelajaran
(Langkah 7: Pembuatan Rencana Evaluasi)
Siklus 1 Vicon sekurang-kurangnya 3 JP/hari
Hari ke… Aktivitas Mahasiswa Peran Dosen, Instruktur, dan Guru Pamong
5
pertanyaan
reflektif
LK
Bimbingan Konseling
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi (Layanan Dasar dan Responsif)
64
LK 2.2 Menentukan Solusi
Layanan Dasar
Layanan
Responsif
LK. 2.3 Perancangan Pembelajaran (rancangan layanan bimbingan klasikal dan rancangan konseling individual)
2. Tahap Inti
3. Tahap Penutup
2. EVALUASI
Evaluasi proses
Evaluasi hasil
LK. 2.3 Perancangan Pembelajaran (rancangan layanan bimbingan klasikal dan rancangan konseling individual)
Tempat, tanggal……………,………………
TTD
Nama Mahasiswa PPG
Mengetahui
Dosen Pembimbing Guru Pamong
TTD TTD
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Lampiran Materi, Media dan LKPD
2. Lampiran Evaluasi Proses dan Hasil
3. Lembar Refleksi Kegiatan Bimbingan Klasikal
LK 2.4 Instrumen Evaluasi (BK)
Instrumen evalusi proses dan hasil merujuk pada tujuan dan proses layanan, baik
hasil yang melekat pada perangkat layanan (di ambil dijadikan LK 2.4). Evaluasi
proses mengarah pada proses evaluasi daya dukung dan kendala-kendala yang
evaluasi hasil mengarah pada sejauh mana layanan diberikan membawa dampak