Pada tugas ini Anda diminta untuk menuliskan jurnal refleksi terhadap pembelajaran
sebelum mengikuti PPG Dalam Jabatan dan setelah mengikuti Pendalaman Materi dan
Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Sila ikuti langkah berikut ini untuk membantu
Anda dalam menuliskan jurnal refleksi (LK-1).
1. Pilihlah salah satu pembelajaran yang merupakan rencana aksi yang telah dirancang
pada langkah 6 pada MK Pengembangan Perangkat Pembelajaran.
2. Deskripsikan setiap kolom dari jurnal refleksi.
3. Lakukan analisis terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Untuk analisis
kegiatan, kaitkan hal-hal yang berjalan dengan baik dan hal-hal yang masih menjadi
tantangan saat pembelajaran berlangsung dengan teori yang dipelajari saat
pendalaman materi.
Produk refleksi pada PPL PPG Daljab diserahkan sebanyak 1x untuk siklus 1, 1x untuk
siklus 2, dan 1x untuk keseluruhan siklus. Jadi total produk refleksi adalah 3 dokumen.
Nama Dosen
Prof. Dra .Yetti Zainil, M.A, Ph
Topik yang diajarkan pada praktik pengalaman lapangan siklus 1 adalah Bahasa Inggris
dengan materi Descriptive text ( Tourism Spot and Historical Building) dengan Elemen
Membaca-Memirsa. Adapun tujuan pembelajaran ini adalah Peserta didik dapat
mengidentifikasi fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan didalam text sesuai
dengan text penggunaanya. Peserta didik dapat membedakan fungsi sosial, struktur teks,
dan unsur kebahasaan didalam text sesuai dengan text penggunaanya.Peserta didik mampu
menganalisa informasi tersirat mengenai terkait fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan didalam text sesuai dengan text penggunaanya.Peserta didik mampu
Mengkomunikasikan hasil analisa informasi terkait fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
didalam text sesuai dengan text penggunaanya.
Pada praktik pengalaman lapangan siklus 1 kali ini setelah melakukan tahapan-tahapan
identifikasi masalah, ekplorasi penyebab masalah. Sehingga menetapkan solusi dari
permasalahan yang dipilih dengan melakukan inovasi menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning ( PBL) Model Problem Based Learning dipilih menjadi inovasi
dalam pembelajaran karena selama ini model yang digunakan saat pembelajaran masih
monoton dan tidak membuat peserta didik aktif dalam pembelajaran. Model ini memiliki
kelebihan membantu pendidik memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada peserta
didik , dapat membantu peserta didik berfikir kritis dalam memecahkan masalah yang
diberikan, dan keterampilan intelektual, melibatkan mereka dalam pengalaman nyata atau
simulasi. Dan menjadi pembelajar yang otonom dan mandiri. Problem Based Learning
tentunya dapat membiasakan peserta didik untuk mengembngkan keterampilan berfikir
kritis siswa. Keterampilan berpikir kritis peserta didik sangat berguna bagi kehidupan nyata
dimana kehidupan penuh tantangan yang datang baik kehidupan sehari-hari maupun
tantangan dalam dunia kerja karena siswa memiliki pola piker yang terbuka, reflektif, kritis,
belajar aktif memecahkan masalah, komunikasi, kerja kelompok dan keterampilan
interpersonal dengan lebih baik.
Terdapat beberapa hal-hal baik yang dirasakan dalam pembelajaran berlangsung setelah
penerapan inovasi seperti: mendorong siswa untuk mendalami materi Pelajaran dengan cara
yang lebih mendalam. Mereka harus mencari solusi untuk masalah yang kompleks, yang
memungkinkan mereka untuk memahami konsep dengan lebih baik. Siswa belajar untuk
mengevaluasi informasi, mengidentifikasi masalah, dan merumuskan solusi yang masuk
akal, siswa berkolaborasi, berbagi ide dan membangun keterampilan sosial. Mereka belajar
cara bekerja sama sebagai tim/ kelompok untuk mencapai tujuan Bersama. Siswa
mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah yang tranferable, yang dapat
diterapkan dalamberbagai konteks di mata Pelajaran.
Hal ini terjadi karena inovasi dalam pembelajaran memiliki potensi untuk menciptakan
pengalaman pembelajaran yang lebih bermakna, mendalam dan relevan bagi siswa. Hal-hal
baik ini berkontribusi pada perkembangan siswa sebagai pembelajar yang komprehensif dan
mempersiapkan mereka untuk tantangan dalam kehidupan nyata.
Guru dan siswa mungkin memiliki resistensi terhadap perubahan dalam metode
pembelajaran yang mereka kenal. Mereka dapat merasa nyaman dengan cara
tradisional pembelajaran dan merasa takut atau enggan untuk mencoba inovasi.
Mengukur efektifitas inovasi dan memberikan umpan balik yang sesuai kepada guru
dan siswa adalah tantangan yang signifikan. Evaluasi harus mencakup pengukuran
hasil pembelajaran dan dampak inovasi
Pengelolaan waktu yang belum konsisten didalam pembelajaran karena 1 x
pertemuan cuma 2x 45 menit
Karena guru memakai PPT saat pembelajaran, dikhawatirkan mati listrik sehingga
proses pembelajaran jadi terganggu.
Saat diskusi masih ditemukan siswa yang menurut guru mereka mengerjakan tugas,
tetapi kenyataannya siswa tersebut malah ngobrol hal lain dengan kelompok
diskusinya.
Memastikan bahwa inovasi terintegrasi dengan baik dalam kurikulum dan materi
yang diajarkan. Perencanaan yang matang dan koordinasi siswa guru dan staff
pendidikan dapat membantu mencapai ini. Perencanaan yang matang memastikan
bahwa inovasi tidak mengganggu alur pembelajaran materi, sebaliknya inovasi
dapat mendukung pemahaman materi yang diajarkan dengan lebih baik.
Membuat rencana ajar yang sesuai dengan materi dan karakteristik siswa
Menggunakan model pembelajaran inovatif yang sesuai dengan sintax-sintaxnya
Membuat LKPD yang menarik dan efektif sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
ingin di capai
Membiasakan membuat soal-soal Hots
Mengikuti kegiatan-kegiatan yang bisa meningkatkan kemampuan diri seperti
pelatihan MGMP, PMM atau pun Webinar.
Daftar Pustaka
Sudarmika, Putu. "Model problem based learning meningkatkan kemampuan reading
comprehension siswa: Meta-analisis." Indonesian Journal of Educational Development (IJED) 2.3
(2021): 512-523.
Rosyidi, Ahmad Zuhri. "EFEKTIFITAS METODE PBL DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN
DESCRIPTIVE TEXT PADA SISWA SMA KELAS X." ALINEA: Jurnal Bahasa, Sastra dan
Pengajarannya 1.1 (2021): 1-9.