Anda di halaman 1dari 9

NOVITA LIANI DEWI- KELAS 001- UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA-PPG DALAM JABATAN 2023

NO Masalah Terpilih Akar penyebab Explorasi Alternatif solusi Analisis Alternat


yang akan Masalah Solusi
diselesaikan
1. Guru kesulitan Guru sebenarnya Modul ajar merupakan implementasi dari Alur 1. Guru mampu
dalam belum paham Tujuan Pembelajaran yang dikembangkan dari membuat mo
menyusun komponen dari Capaian Pembelajaran dengan Profil Pelajar ajar yang terd
modul ajar. modul ajar mata Pancasila sebagai sasaran. dari 3
Guru masih pelajaran Informatika Komponen modul ajar terdiri dari :
komponen
belum mampu yang terdiri dari 1. Informasi Umum (Identitas Sekolah,
memahami isi keterkaiatan antara Kompetensi awal,Profil PelajarPancasila,
modul ajar,
dari modul ajar TP ( tujuan Sarana Prasarana,Target Peserta didik, yaitu Inform
dan pembelajaran ) dari Model Pembelajaran yang akan umum,
penyusunan CP (capaian digunakan ) Komponen
LKPD kurang pembelajaran ) yang 2. Komponen Inti (Tujuan Inti, dan
baik, kreatif dan ada, dan belum Pembelajaran,Pertanyaan Bermaksna, Lampiran.
inovatif. dalam mampu menyusun Pertanyaan Pemantik, Kegiatan
mata pelajaran ATP (alur tujuan Pembelajaran, Assesmen,Pengayaan dan 2. Guru mamp
Informatika pada pembelajaran) dari TP Remedial,Refleksi Peserta didik dan membuat
fase E. sehingga guru belum guru ) LKPD yang
mampu menerapkan 3. Lampiran ( Lembar kerja peserta terdiri dari 3
modul ajar dengan didik,Bahan Bacaan Guru dan Peserta unsur , yaitu
optimal. didik, Glosarium, Daftar Pustaka )
LKPD Harus
Kurangnya motivasi
sesuai dengan
guru dalam Sumber dari:
indikator
mempelajari modul https://pelatihan.uny.ac.id/materi/modul-ajar
pembelajaran.
ajar adalah penyebab
LKPD harus
utama guru kesulitan Laila Kartiani, M.Si (2014) Penyusunan LKPD
menggunakan
dalam menyusun yang dapat dikembangkan oleh guru secara
bahasa yang
modul ajar. mandiri di sekolah disesuaikan dengan tujuan
sederhana dan
penyusunan LKPD, bahan yang
jelas untuk
Pembuatan LKPD akan difokuskan untuk dikaji, metode yang akan
peserta didik.
kurang maksimal digunakan untuk mencapai
komponen
karena guru belum tujuan tersebut, dan juga pertimbangan dari sudut
LKPD terdiri d
sepenuhnya kepentingan peserta didik, serta prinsip
judul, petunjuk
memahami penggunaan LKPD
guru
penyesuaian indikator
dan peserta did
pembelajaran ke Sumber dari :
kompetensi ya
dalam. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/
akan dicapai,
LKPD(Lembar Kerja pengabdian/laila-katriani-ssi-msi/pengembangan-
informasi
Peserta Didik). lembar-kerja-peserta-didik-lkpd-ppm-dipa-
pendukung, tu
Guru kurang fakultas-20141.pdf
dan langkah-
memanfaatkan
langkah kerja,
media(aplikasi) Dalam membuat penulisan LKPD, terdapat
dan penilaian
untuk membuat langkah langkah yang perlu diperhatikan:
desain LKPD (1) Memetakan KD dan Indikator mata 3. LKPD dapat
sehingga LKPD pelajaran yang telah ditentukan
hanya berupa Tulisan dibuat dengan
(2) Menentukan alat penilaian yang desain yang
tanpa adanya dilakukan terhadap proses belajar
gambar / desain yang kreatif denga
peserta didik serta menggunakan
dapat menarik minat
hasil belajar yang peserta didik capai.
NOVITA LIANI DEWI- KELAS 001- UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA-PPG DALAM JABATAN 2023

peserta didik. (3) Menyusun materi. aplikasi canv


(4) Memperhatikan struktur LKPD.
Penulis harus memahami bahwa
struktur LKPD terdiri dari enam
komponen, yaitu judul, petunjuk guru
dan peserta didik, kompetensi yang
akan dicapai, informasi
pendukung, tugas dan langkah-
langkah kerja, dan penilaian

Sumber dari :
http://repository.unj.ac.id/2537/6/BAB%202.pdf

2. Guru kurang Guru terbiasa (Abidin 2013) Peserta Didik Guru mampu
memahami menggunakan model diharapkan lebih aktif, semangat, dan menerapkan mode
model pembelajaran yang memiliki antusias yang tinggi selama pembelajaran yan
pembelajaran menjadikan proses pembelajaran menggunakan kreatif seperti mod
yang kreatif dan siswanya hanya model Problem Based Learning. Model pembelajaran
inovatif sebagai pendengar. pembelajaran Problem Based Learning adalah Problem Based
sehingga siswa Kurangnya penggunaan masalah nyata sebagai Learning (PBL).
kurang terlibat kemauan guru sarana bagi peserta didik untuk
dalam proses untuk memodifikasi mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
pembelajaran model pembelajaran menyelesaikan masalah dan berfikir kritis
mata pelajaran agar lebih sekaligus membangun pengetahuan baru.
Informatika pada menarik,memotivasi
fase E. dan menantang (Fathurrahman, 2015). Langkah-langkah
peserta didik. Guru pembelajaran PBL yaitu:
berpikir bahwa 1. Mengorientasikan peserta didik terhadap
keberhasilan masalah,
pembelajaran adalah 2. Mengorganisasikan pesertadidik untuk
dengan belajar,
terselesaikanya proses 3. Membimbing penyelidikan individu maupun
pembelajaran dan kelompok,
materi pembelajaran, 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil
tanpa memperhatikan karya,
kualitas pembelajaran 5. Menganalisis dan mengevaluasi
. Kelebihanan dan Kelemahan Model Problem
Based Learning
Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan
dan kekurangan, sebagaimana model Problem
Based Learning (PBL) juga memiliki kelebihan
dan kelemahan yang perlu di cermati untuk
keberhasilan penggunaanya.
a. Kelebihan :
1. Menantang kemampuan siswa serta
memberikan kepuasan untuk
menemukan pengetahuan baru bagi
siswa.
2. Meningkatkan motivasi dan aktivitas
NOVITA LIANI DEWI- KELAS 001- UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA-PPG DALAM JABATAN 2023

pembelajaran siswa.
3. Membantu siswa dalam mentransfer
pengetahuan siswa untuk memahami
masalah dunia nyata.
4. Membantu siswa untuk
mengembangkan pengetahuan
barunya dan bertanggung jawab
dalam pembelajaran yang mereka
lakukan.
5. Mengembangkan kemampuan siswa
untuk berpikir kritis dan
mengembangkan kemampuan
mereka untuk menyesuaikan dengan
pengetahuan baru.
6. Memberikan kesempatan bagi siswa
untuk mengaplikasikan pengetahuan
yang mereka miliki dalam dunia
nyata.
7. Mengembangkan minat siswa untuk
secara terus menerus belajar
sekalipun belajar pada pendidikan
formal telah berakhir.
8. Memudahkan siswa dalam
menguasai konsep-konsep yang
dipelajari guna memecahkan
masalah dunia nyata(Sanjaya, 2007).
b. Kelemahan
Disamping kelebihan diatas, PBL juga memiliki
kelemahan, diantaranya :
1. Manakala siswa tidak memiliki niat
atau tidak mempunyai kepercayaan
bahwa masalah yang dipelajari sulit
untuk dipecahkan, maka mereka
akan merasa enggan untuk
mencobanya.
2. Untuk sebagian siswa beranggapan
bahwa tanpa pemahaman mengenai
materi yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah mengapa
mereka harus berusaha untuk
memecahkan masalah yang sedang
dipelajari, maka mereka akan belajar
apa yang mereka ingin pelajari
(Sanjaya, 2007).

(Abidin, Zainal,2007) Model pembelajaran


NOVITA LIANI DEWI- KELAS 001- UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA-PPG DALAM JABATAN 2023

Project Based learning (PJBL) Model Project-


based Learning (PJBL)adalah model
pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta
didik dalam memecahkan masalah.
Langkah-langkah pembelajaran Project Based
Learning (PJBL) :
1. Pertanyaan mendasar.
2. Mendesain Perencanaan Produk.
3. Menyusun penjadwal
Berikut adalah langkah kerja atau sintaksis dari
PJBL yaitu :
1. Penentuan pertanyaan mendasar
(start with essential question)
2. Menyusun perencanaan proyek
(design project)
3. Menyusun jadwal (create
schedule)
4. Memantau siswa dan kemajuan
proyek (monitoring the students
and progress of project)
5. Penilaian hasil (assess the
outcome)
6. Evaluasi Pengalaman (evaluation
the experience)

https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/
project-based-learning/

Kelebihan PjBL menurut Daryanto dan
Raharjo

Daryanto dan Rahardjo (2012, hlm. 162)


berpendapat model pembelajaran project based
learning mempunyai kelebihan sebagai berikut.

 Meningkatkan motivasi belajar peserta


didik.
 Meningkatkan kemampuan memecahkan
masalah.
 Mendorong peserta didik lebih aktif dan
berhasil memecahkan masalah kompleks.
 Meningkatkan daya kolaborasi.
 Mendorong peserta didik
mengembangkan dan mempraktikkan
keterampilan komunikasi.
 Meningkatkan keterampilan peserta didik
dalam mengelola sumber.
 Memberikan pengalaman pada peserta
didik tentang pembelajaran dan praktik
NOVITA LIANI DEWI- KELAS 001- UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA-PPG DALAM JABATAN 2023

dalam mengorganisasi proyek untuk


menyelesaikan tugas.
 Menyediakan pengalaman belajar yang
melibatkan peserta didik dengan
kompleks dan dirancang berkembang
sesuai keadaan dunia nyata.

Kelemahan Project Based Learning

PJBL membutuhkan waktu persiapan dan biaya


yang tidak sedikit dan pelajar membutuhkan
waktu yang cukup lama pula untuk
mengerjakannya.

Menurut Widiasworo (2016, hlm.


189) PJBL memiliki kelemahan sebagai berikut.

 PjBL memerlukan banyak waktu yang


mesti disediakan untuk menyelesaikan
permasalahan yang kompleks
 Banyak orang tua peserta didik yang
merasa dirugikan sebab menambah biaya
untuk memasuki sistem baru.
 Banyak instruktur merasa nyaman
dengan kelas tradisional sebab instruktur
memegang peran utama di kelas. Tradisi
ini sulit bagi instruktur yang kurang atau
tidak menguasai teknologi.
 Banyaknya peralatan yang mestu
disediakan. Sebab itu, disarankan
memakai team teaching dalam
pembelajaran.
 Peserta didik yang memiliki kelemahan
di dalam percobaan dan pengumpulan
informasi akan mengalami kesulitan.
 Ada beberapa peserta didik yang kurang
aktif dalam kerja kelompok.
 Jika topik yang diberikan pada masing-
masing kelompok berbeda,
dikhawatirkan peserta didik tidak
memahami topik secara keseluruhan.

https://temanggung.pikiran-rakyat.com/
pendidikan/pr-2616175290/kelebihan-dan-
kekurangan-pjbl-menurut-para-ahli-mencakup-
sikap-pengetahuan-dan-keterampilan?page=3
NOVITA LIANI DEWI- KELAS 001- UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA-PPG DALAM JABATAN 2023

Hanafiah (2012, hlm.77) menyatakan bahwa


model pembelajaran discovery learning adalah
rangkaian kegiatan pembelajaran yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan
peserta didik untuk mencari dan menyelidiki
secara sistematis, kritis, dan logis sehingga
mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan,
sikap, dan keterampilan sebagai wujud adanya
perubahan perilaku.

Syah (2017, hlm. 243) langkah kerja atau


sintaksis pelaksanaan Discovery learning adalah
sebagai berikut:

1. Stimulation (stimulus),
memulai kegiatan proses mengajar
belajar dengan mengajukan pertanyaan,
anjuran membaca buku, dan aktivitas
belajar lainnya yang mengarah pada
persiapan pemecahan masalah;
2. Problem
statement (pernyataan/identifikasi
masalah),
yakni memberi kesempatan kepada siswa
untuk mengidentifikasi sebanyak
mungkin agenda-agenda masalah yang
relevan dengan bahan pelajaran,
kemudian salah satunya dipilih dan
dirumuskan dalam bentuk hipotesis
(jawaban sementara atas pertanyaan
masalah);
3. Data collection (pengumpulan data),
memberi kesempatan kepada para siswa
untuk mengumpulkan informasi
sebanyak-banyaknya yang relevan untuk
membuktikan benar atau tidaaknya
hipotesis;
4. Data processing (pengolahan data),
mengolah data dan informasi yang telah
diperoleh para siswa melalui wawancara,
observasi, dan sebagainya, lalu
ditafsirkan;
5. Verification (pembuktian),
yakni melakukan pemeriksaan secara
cermat untuk membuktikan benar atau
tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi,
dihubungkan dengan hasil data
processing;
6. Generalization (generalisasi),
NOVITA LIANI DEWI- KELAS 001- UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA-PPG DALAM JABATAN 2023

menarik sebuah simpulan yang dapat


dijadikan prinsip umum dan berlaku
untuk semua kejadian atau masalah yang
sama, dengan memperhatikan hasil
verifikasi.

https://serupa.id/discovery-learning/

Kelebihan Discovery Learning (Suherman dkk,


2001:179),diantaranya:

 Peserta didik aktif dalam kbm (kegiatan


belajar mengajar), karena mereka
berpikir dan memakai kemampuan untuk
bisa menemukan hasil akhirnya.
 Peserta didik memahami materi
pembelajaran dengan baik, karena
mereka menjalani proses penemuan hasil
sehingga mereka bisa mengingatnya
terus.
 Akan muncul rasa puas karena sudah
menemukan hasil sendiri dan nantinya
akan memotivasi penemuan lainnya
sehingga siswa akan lebih giat belajar.
 Peserta didik mendapatkan pengetahuan
dengan discovery learning yang lebih
bisa menyampaikan penbgetahuan
dengan berbagai konteks.
 Pembelajaran penemuan ini mendidik
peserta didik untuk banyak belajar secara
mandiri.

Kekurangan Discovery learning (Kurniasih dkk,


2014:64-65), antara lain:

 Teknik pembelajaran ini akan


memunculkan anggapan bahwa terdapat
kesipana mental untuk belajar. Peserta
didik yang kurang pintar akan merasa
sulit berfikir dan melakukan hal lain
yang berkaitan dengan pembelajaran
yang dilakukan dan membuat mereka
frustasi.
 Tidak efektif apabila diterapkan dalam
pembelajaran ke banyak siswa, karena
dibutuhkan waktu yang tak singkat untuk
membuat mereka menemukan
pemecahan masalah yang disajikan.
 Ambisi dengan adanya penerapan
metode ini bisa rusak apabila diterapkan
NOVITA LIANI DEWI- KELAS 001- UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA-PPG DALAM JABATAN 2023

pada guru dan peserta didik yang sudah


terbiasa dengan metode pembelajaran
yang lama.
 Metode pembelajaran ini lebih tepat
untuk pengembangan interpretasi namun
pengembangan konsep, skill dan emosi
yang menyeluruh kurang diperhatikan.
 Metode ini kurang memfasilitasi untuk
mengukur ide siswa di sejumlah disiplin
ilmu.
 Metode ini tak memiliki peluang berfikir
bagi peserta didik karena guru sudah
menentukan diawal.

https://www.pelajaran.co.id/discovery-learning/

3 Guru kurang Guru kurang Guru mampu


optimal dalam menyadari bahwa Macam-macam Media pembelajaran yang kreatif memanfaatkan me
menerapkan media pembelajaran dan inovatif sebagai inspirasi adalah pembelajaran yang
Literasi dan berfungsi sebagai 1. Desain bahan ajar yang menarik seperti kreatif dalam prose
numerasi untuk salah satu sumber desain komik, sehingga peserta didik pembelajaran.
mengembangkan belajar yang kreatif merasa sedang membaca buku komik. Penggunaan video
potensi peserta 2. Video , audiovisual membantu guru dapat membantu
dan inovatif sehingga
didik melalui dalam menyampaikan materi. menerapkan literas
materi pembelajaran
media 3. Poster, Poster bisa digunakan untuk dan numerasi pese
pembelajaran dapat lebih manarik memantik diskusi/pertanyaan murid, didik.
berbasis dan membentuk poster juga bisa digunakan untuk
teknologi yang pengetahuan peserta merekam proses/hasil belajar murid.
kreatif dan didik secara optimal. 4. LMS, LMS dapat digunakan untuk
inovatif. Guru masih kurang menunjang kegiatan pembelajaraan yang
memanfaatkan media interaktif dan menarik contohnya Google
pembelajaran yang Classroom.
interaktif, dan Guru
kurang optimal
memberikan stimulus
yang dapat
meningkatkan rasa
penasaran peserta
didik terhadap materi
yang akan dipelajari
hal ini mengakibatkan
lemahnya minat dan
motivasi peserta didik
.

4 Guru belum Guru masih belum Guru mampu


memahami memahami metode membuat LKPD y
konsep teknik dalam penilaian baik yang terdiri d
dan strategi sehingga guru hanya 3 syarat, yang terd
NOVITA LIANI DEWI- KELAS 001- UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA-PPG DALAM JABATAN 2023

assesmen melakukan penilaian dari


sehingga dari hasil akhir LKPD yang dapat
penyusunan pembelajaran digunakan oleh
LKPD kurang (Sumatif ) tanpa seluruh peserta did
baik, kreatif dan menggunakan metode LKPD harus
inovatif. penilaian yang sesuai. menggunakan

Anda mungkin juga menyukai