No. Analisis akar penyebab masalah masalah masalah 1 Penyebab rendahnya minat Kurangnya Guru kurang menggunakan model belajar siswa adalah penggunaan model dan media pembelajaran yang sebagai berikut. dan media bervariasi menyebabkan minat pembelajaran yang belajar siswa rendah. Guru sering 1) Kurangnya bervariasi oleh menggunakan model penggunaan model dan guru. pembelajaran konvensional yang media pembelajaran didominasi ceramah. Siswa yang bervariasi oleh mendengarkan penjelasan dari guru. guru tanpa adanya interaksi 2) Pembelajaran antara sesama siswa, maupun didominasi metode siswa dengan guru. Kegiatan ceramah. pembelajaran dilanjutkan dengan 3) Siswa hanya ditugaskan menjawab soal-soal yang termuat mengerjakan LKS. pada buku teks atau LKS secara 4) Konsep dasar belum individu. Media pembelajaran dikuasai oleh siswa. yang bervariasi juga jarang 5) Pembelajaran belum digunakan. Guru selalu mengakomodasi minat menggunakan media gambar. belajar siswa. Pembelajaran yang kurang menarik tersebut, tentu tidak dapat menciptakan suasana belajar yang menggairahkan siswa. Rasa tertarik, perasaan senang, perhatian, partisipasi, dan keinginan siswa tidak akan muncul selama pembelajaran berlangsung. Siswa menjadi sibuk sendiri dan bahkan ada yang mengobrol bersama teman sebangku mereka. Jika guru menerapkan model pembelajaran yang menarik, maka sebaiknya disertai penggunaan media pembelajaran yang bervariasi agar mempermudah menstimulus minat belajar siswa. 2 Penyebab siswa mengalami Stagnasi pada Guru kurang menggunakan kejenuhan (burnout) adalah variasi strategi strategi pembelajaran yang sebagai berikut. pembelajaran oleh bervariasi menyebabkan siswa guru. mengalami kejenuhan. Strategi 1) Situasi pembelajaran ekspositori digunakan oleh guru yang monoton. secara terus-menerus selama 2) Kebisingan pada saat pembelajaran. Materi ajar siswa belajar. disampaikan secara verbal oleh 3) Terlalu banyak tugas guru kepada siswa, dengan yang harus dikerjakan maksud agar siswa dapat siswa. menguasa materi pelajaran secara 4) Stagnasi pada variasi optimal. Namun kenyataannya strategi pembelajaran siswa menjadi bosan, lelah, lesu, oleh guru. dan tidak bersemangat 5) Aturan dari guru yang melaksanakan kegiatan membingungkan siswa. pembelajaran. Siswa mengalami 6) Kurangnya interelasi kejenuhan belajar secara fisik siswa dengan guru. maupun emosional. Kondisi siswa 7) Media pembelajaran seperti itu tentu akan yang kurang menyebabkan penguasaan materi mendukung. siswa menjadi tidak optimal. 8) Tidak adanya feedback Terlebih siswa usia sekolah dasar positif dari aktivitas yang kecenderungannya masih belajar siswa. pada tahap belajar sambil 9) Guru tidak memberikan bermain. Siswa perlu ruang untuk kesempatan bagi siswa mengekpresikan diri sesuai untuk relaksasi ketika dengan karakteristik anak belajar. seusianya. Siswa memerlukan berbagai macam variasi kegiatan pembelajaran. Fokus siswa juga tidak bertahan lama, sehingga guru harus mensiasati situasi tersebut dengan memberikan kegiatan belajar yang beragam. 3 Penyebab rendahnya minat Guru kurang Guru kurang menanamkan baca siswa adalah sebagai menanamkan budaya membaca kepada siswa berikut. budaya membaca menyebabkan rendahnya minat kepada siswa. baca siswa. Kegiatan membaca di 1) Kemampuan siswa sekolah hanya sebatas saat membaca rendah. pembelajaran berlangsung. Siswa 2) Siswa tidak memahami membaca buku hanya jika makna yang diminta oleh guru. Pemahaman terkandung dalam siswa terkait isi bacaan pun bacaan. masih tergolong kurang, karena 3) Guru kurang belum terbiasa mengasah menanamkan budaya kemampuan membaca membaca kepada siswa. pemahaman. Siswa lebih suka 4) Mading sekolah tidak menghabiskan waktu luang atau pernah diperbaharui. istirahat untuk bermain 5) Sekolah tidak memiliki dibandingkan membaca. Siswa tempat khusus untuk juga jarang mengunjungi membaca selain perpustakaan untuk membaca perpustakaan. buku. Budaya membaca belum 6) Program literasi belum ditanamkan kepada siswa melalui berjalan maksimal. kegiatan-kegiatan pembiasaan. 7) Tidak tersedianya pojok Siswa belum terbiasa membaca baca di kelas. buku beberapa menit sebelum 8) Siswa kurang kegiatan pembelajaran dimulai, menyadari pentingnya membaca di pojok baca, dan membaca. mengisi pohon literasi dengan kertas yang memuat kalimat efektif. 4 Penyebab kemampuan Guru Guru mengajarkan perkalian siswa dalam mengajarkan masih menggunakan metode menyelesaikan operasi perkalian masih menghafal menyebabkan hitung perkalian masih menggunakan kemampuan siswa menyelesaikan rendah adalah sebagai metode menghafal. operasi hitung perkalian rendah. berikut. Siswa ditugaskan menghafalkan perkalian 1 sampai 100 oleh guru. 1) Minat belajar Hasil perkalian bisa dilihat siswa matematika siswa pada tabel perkalian. Belajar rendah. dengan cara menghafal 2) Kurangnya interelasi menjadikan siswa mudah lupa. siswa dengan guru. Siswa tidak memaknai materi ajar 3) Guru mengajarkan yang sudah dipelajari. Bahkan, perkalian masih tidak mengkaitkan materi ajar menggunakan metode tersebut dengan keadaan nyata di menghafal. kehidupan sehari-hari. Konsep 4) Siswa belum perkalian sebagai penjumlahan memahami konsep yang berulang belum dipahami dasar perkalian. oleh siswa. Ketika siswa 5) Kurangnya variasi guru menjawab soal matematika yang dalam mengajar. memerlukan penyelesaian operasi 6) Kurangnya perhatian hitung perkalian, mereka orang tua saat siswa mengeluh. Siswa yang tidak hafal belajar perkalian. perkalian cenderung bingung dan 7) Tidak adanya diam. Padahal, siswa dapat kesadaran dalam diri melakukan penjumlahan berulang siswa untuk belajar sesuai dengan angka-angka yang matematika. akan dicari hasil perkaliannya. 8) Metode drill jarang Misalnya, 4 x 9 maka siswa bisa diterapkan oleh guru. menuliskan 9 + 9 + 9 + 9 untuk memperoleh jawabannya. 5 Penyebab terdapat siswa Ketidaksesuaian Ketidaksesuaian karakteristik slow learner adalah karakteristik sekolah dengan siswa sebagai berikut. sekolah dengan menyebabkan terdapat siswa slow siswa. learner. Semua siswa di sekolah 1) Masalah konsentrasi diberikan tuntutan belajar yang siswa. sama. Mereka harus pandai 2) Daya ingat siswa yang dalam semua mata pelajaran yang lemah. tercantum pada kurikulum. 3) Faktor kelahiran siswa Kenyataannya, setiap siswa yang prematur. memiliki karakteristik yang 4) Ketidaksesuaian berbeda-beda. Ada siswa yang karakteristik sekolah hanya pandai di bidang seni. dengan siswa. Adapula siswa yang pandai hanya 5) Masalah sosial dan pada pelajaran matematika. Siswa emosional siswa. yang hanya pandai pada seni 6) Gizi siswa yang tidak terkadang kesulitan menerima memadai. materi matematika. Siswa 7) Kurang tepatnya tersebut mengalami slow learner. strategi pembelajaran Guru hanya berfokus pada oleh guru. pencapaian akademik (ranah 8) Kegiatan pembelajaran kognitif) siswa. Bahkan, tidak ada yang tidak mampu program khusus di sekolah terkait membangkitkan pemberian pendampingan bagi motivasi siswa. anak slow learner. Pihak sekolah seharusnya mengakomodasi pengembangan potensi setiap siswa sesuai minat dan bakatnya. 6 Penyebab jarang Guru terbiasa Guru terbiasa melakukan diterapkannya melakukan pembelajaran satu arah pembelajaran pembelajaran satu menyebabkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas arah dan berpusat berdiferensiasi jarang diterapkan. adalah sebagai berikut. hanya pada guru Pembelajaran di kelas selama ini (teacher center). sering berpusat pada guru 1) Guru belum memiliki (teacher center). Siswa dianggap pengetahuan pedagogik sebagai pembelajar yang pasif. terkait pemilihan media Guru menjelaskan materi ajar sesuai gaya belajar tanpa memperdulikan respon siswa. siswa yang nampak selama 2) Guru terbiasa pembelajaran. Padahal, siswa melakukan sudah menunjukkan tanda-tanda pembelajaran satu arah kebosanan dan dan berpusat hanya ketidakmengertiannya terhadap pada guru (teacher materi yang disampaikan guru. center). Guru seharusnya menyadari 3) Perbedaan siswa perbedaan gaya belajar masing- dianggap sebagai masing siswa. Ada siswa yang masalah oleh guru. gaya belajarnya auditori, visual, 4) Guru jarang atau kinestetik. Siswa yang gaya memperhatikan profil belajarnya visual jika dibelajarkan belajar siswa. dengan menggunakan metode 5) Guru hanya berfokus ceramah, maka dia tidak akan pada kecerdasan menaruh minat pada intelektual siswa. pembelajaran. Kondisi tersebut akan mempengaruhi hasil belajarnya. Jadi, guru harus melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi sesuai dengan gaya belajar siswa. 7 Penyebab belum Guru jarang Guru jarang melibatkan orang tua optimalnya kerja sama melibatkan orang siswa dalam kegiatan terstruktur antara guru dan orang tua tua siswa dalam di sekolah menyebabkan kurang siswa adalah sebagai kegiatan optimalnya kerja sama antara berikut. terstruktur di guru dan orang tua siswa. Orang sekolah. tua siswa selama ini hanya 1) Orang tua sibuk mengetahui perkembangan bekerja. belajar anaknya melalui nilai 2) Persepektif orang tua rapot yang diterima setiap yang tidak tepat terkait semesternya. Padahal, nilai-nilai pembelajaran anaknya. tersebut tidak mampu 3) Orang tua melepas menginterpretasikan potensi dan tanggung jawab hambatan-hambatan belajar anak mendidik. secara utuh. Proses pengambilan 4) Orang tua rapot pun hanya dilakukan siswa, mempercayakan sehingga orang tua belum pendidikan anaknya berkesempatan bertemu dengan kepada guru di sekolah. guru. Guru seharusnya 5) Guru jarang melibatkan mengadakan program yang orang tua siswa dalam memungkinkan adanya kegiatan terstruktur di keterlibatan orang tua. Program sekolah. tersebut diharapkan 6) Respon atau tanggapan mengakomodasi diskusi antara dari orang tua siswa guru dan orang tua terkait lambat, sehingga perkembangan belajar siswa. menghambat Apabila anak mengalami komunikasi guru hambatan belajar, maka guru dan dengan orang tua. orang tua bekerja sama mencari solusi terbaik untuk mengatasi hambatan tersebut. 8 Penyebab rendahnya Guru jarang Guru jarang menerapkan kerja keterampilan kalaborasi menerapkan kerja kelompok dalam pembelajaran siswa adalah sebagai kelompok dalam menyebabkan rendahnya berikut. pembelajaran. keterampilan kalaborasi siswa. Siswa sering diberi intruksi untuk 1) Guru jarang mengerjakan tugas secara menerapkan kerja individu. Jawaban siswa hanya kelompok dalam memuat pemahamannya terhadap pembelajaran. penjelasan guru dan materi pada 2) Metode pembelajaran buku ajar. Pembelajaran tersebut yang monoton. menyebabkan sifat individualisme 3) Media pembelajaran siswa lebih menonjol. Siswa yang tidak bersifat kurang menyadari perannya interaktif. sebagai makhluk sosial yang 4) Guru terlalu fokus pada saling membutuhkan satu sama pemberian tugas secara lainnya. Kesempatan untuk individu, tidak melalui belajar dari pengalaman siswa diskusi. lainnya juga jarang diperoleh. 5) Guru masih Padahal, tujuan kegiatan mengganggap dirinya pembelajaran akan lebih mudah sebagai pusat tercapai jika siswa saling pembelajaran atau berinteraksi dalam konteks teacher center. memperoleh pemahaman. Salah satu keterampilan abad ke 21 yang harus dimiliki siswa adalah collaboration. Keterampilan ini tidak akan tumbuh pada diri siswa apabila guru jarang membiasakan siswa bekerja kelompok. 9 Penyebab kurang Guru kurang Guru kurang mampu pengelolaan optimalnya penerapan mampu dan pengawasan kelas model pembelajaran pengelolaan dan menyebabkan kurang optimalnya inovatif adalah sebagai pengawasan kelas. penerapan model pembelajaran berikut. inovatif. Guru sesekali sudah mencoba menggunakan model 1) Guru kurang pembelajaran inovatif seperti memahami sintaks talking stick dan siklus belajar 5E, model pembelajaran. namun belum berjalan optimal. 2) Guru kurang mampu Selama kegiatan berlangsung, pengelolaan dan guru kesulitan dalam mengelola pengawasan kelas. dan pengawasan kelas. Pada 3) Guru kesulitan sintaks model pembelajaran mengalokasikan waktu. siklus belajar 5 E tahap 4) Kurangnya pelatihan eksplorasi, siswa ditugaskan guru terkait model untuk mencari alternatif pembelajaran inovatif. pemecahan masalah dengan 5) Guru hanya sekedar teman sekelompok. Namun hanya menerapkan model beberapa siswa yang terlihat pembelajaran tanpa bekerja dalam kelompoknya, memfokuskan pada sedangkan siswa lainnya interaksi siswa. berpergian ke kelompok lain. 6) Kurangnya keinginan Pentingnya peran guru dalam guru untuk pengelolaan kelas agar mengeksplorasi model- keseluruhan siswa terlibat aktif model pembelajaran dalam setiap sintaks atau inovatif. langkah-langkah model pembelajaran inovatif. Selain itu, guru juga harus benar-benar memahami model pembelajaran inovatif yang digunakan. Kegiatan guru dan kegiatan siswa saat penerapan model pembelajaran dapat berjalan sesuai RPP. 10 Penyebab rendahnya Guru membuat Guru membuat soal rutin dan kemampuan literasi soal rutin dan tertutup menyebabkan numerasi siswa adalah tertutup. kemampuan literasi numerasi sebagai berikut. siswa rendah. Soal rutin dan tertutup tidak mengasah 1) Kurangnya penggunaan kemampuan nalar dan kreativitas kemampuan literasi siswa dalam berpikir. Padahal, numerasi dalam siswa belajar materi di sekolah keseharian. agar dapat menerapkan materi 2) Kecakapan konsep tersebut dalam kehidupan sehari- dasar matematika siswa hari. Siswa sudah nyaman dengan pada kondisi nyata soal-soal numerik yang biasa diabaikan. dilihat pada buku ajar atau LKS. 3) Guru membuat soal Pada saat mengerjakan soal rutin dan tertutup. numerasi AKM, siswa mengeluh 4) Kurangnya sosialisasi dan tidak percaya diri dan pelatihan kepada menyelesaikannya. Soal numerasi guru tentang literasi dapat diselesaikan dengan numerasi. perhitungan matematika dasar 5) Belum terprogramnya seperti penjumlahan, penguatan literasi pengurangan, perkalian dan numerasi di sekolah. pembagian. Siswa kesulitan mengubah kalimat soal menjadi kalimat matematika. Selama ini, siswa hanya terbiasa mengerjakan soal yang bisa diselesaikan dengan memasukkan angka ke dalam rumus. Situasi ini jelas mencerminkan bahwa siswa belum benar-benar memahami permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan numerik. 11 Penyebab siswa mengalami Metode mengajar Metode mengajar yang dipakai miskonsepsi adalah yang dipakai guru guru kurang tepat menyebabkan sebagai berikut. kurang tepat. siswa mengalami miskonsepsi. Pemilihan metode mengajar oleh 1) Konsep awal siswa guru, jarang menyesuaikan keliru. dengan karakteristik materi. 2) Reasoning siswa yang Fokus guru hanya pada keliru. ketuntasan materi ajar. Metode 3) Metode mengajar yang ceramah dianggap metode yang dipakai guru kurang paling baik untuk menyampaikan tepat. materi dengan waktu yang relatif 4) Konsep yang dipelajari singkat. Misalnya, guru tidak sesuai dengan menggunakan metode ceramah perkembangan kognitif untuk menjelaskan berbagai jenis siswa. kerajinan yang dibuat dengan 5) Kurangnya penanaman teknik menempel. Kerajinan yang konsep mendasar dari dimaksud adalah kolase, jenjang kelas montase, dan mozaik. Siswa sebelumnya. menjadi bingung dengan penjelasan guru, sehingga muncul miskonsepsi pada siswa. Siswa salah membedakan karya seni yang termasuk kolase, montase, maupun mozaik. Guru seharusnya menggunakan metode lain yang memungkinkan siswa belajar bermakna (meaningful learning). Siswa ikut terlibat dalam proses pemerolehan pengetahuan seperti membuat berbagai kerajinan dengan teknik menempel. Jadi, siswa tidak hanya sekedar menghafal tetapi memahami materi ajar. 12 Penyebab siswa kurang Guru jarang Guru jarang menerapkan mampu menyelesaikan menerapkan pembelajaran berbasis HOTS soal HOTS adalah sebagai pembelajaran menyebabkan siswa kurang berikut. berbasis HOTS. mampu menyelesaikan soal HOTS. Pada kegiatan 1) Kurangnya pemahaman pembelajaran, siswa sering siswa terhadap materi dituntun untuk memperoleh ajar. hafalan dan pemahaman. 2) Siswa kurang Pemahaman yang dimiliki siswa memahami kalimat kemudian diterapkan untuk soal. menyelesaikan masalah atau soal. 3) Siswa tidak terbiasa Pada taksonomi bloom ranah mengerjakan soal kognitif, kegiatan tersebut sebatas konstekstual atau tidak pada C1 sampai C3. rutin. Perkembangan zaman dan 4) Siswa tidak teliti dalam teknologi yang semakin masif, mengerjakan soal. menuntut siswa memiliki 5) Siswa kesulitan keterampilan abad ke 21 yang membangun ide dalam diperlukan dalam menghadapi mengerjakan soal. tantangan global. Salah satu 6) Guru jarang keterampilan yang dimaksud menerapkan adalah keterampilan berpikir lebih pembelajaran berbasis tinggi (Higher Order Thingking HOTS. Skill/HOTS). Berpikir tingkat 7) Guru memberikan soal tinggi dapat mendorong siswa latihan sebatas pada untuk berpikir secara luas dan tingkat kognitif yang mendalam tentang materi rendah (LOTS). pelajaran. Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dapat dilatih melalui kegiatan menalar atau aktivitas lain yang tingkatan kognitifnya dari C4 sampai C6. Kemampuan analisis, evaluasi, dan mencipta siswa diharapkan akan berkembang. Pembelajaran HOTS mencangkup dimensi pengetahuan konseptual, prosedural, dan metakognitif. Guru sudah memiliki pemahaman terkait pembelajaran HOTS dan alur pembuatan soal HOTS, tetapi jarang menerapkannya. Guru sudah nyaman dengan pembelajaran non HOTS dan penggunaan soal-soal pada buku teks maupun LKS. Terlebih soal penilaian tengah semester (PTS) dan penilaian akhir semester (PAS) sudah disediakan dinas pendidikan. Guru tidak dituntut untuk membuat soal dengan ranah kognitif tertentu. 13 Penyebab kurang Kurangnya Kurangnya keinginan guru untuk optimalnya pemanfaatan keinginan guru memanfaatkan TIK menyebabkan TIK dalam pembelajaran untuk kurang optimalnya pemanfaatan adalah sebagai berikut. memanfaatkan TIK TIK dalam pembelajaran. Guru dalam sudah mampu mengoperasikan 1) Kompetensi guru dalam pembelajaran. perangkat TIK, namun belum memanfaatkan konsisten menerapkannya dalam teknologi masih kurang. pembelajaran di kelas. Waktu 2) Beban kerja guru yang yang diperlukan untuk banyak. mempersiapkan peralatan TIK 3) Pengalaman guru dalam seperti proyektor, kabel listrik, membuat media speaker, dan adapter hdmi to vga berbasis teknologi relatif lama. Alasan tersebut masih kurang. menjadi penyebab kurangnya 4) Guru kesulitan keinginan guru memanfaatkan menemukan sumber TIK. Selain itu, beban atau media administrasi kelas dan tugas pembelajaran. tambahan yang banyak menyita 5) Kurangnya sarana dan waktu guru dalam prasarana TIK di menyelenggarakan pembelajaran sekolah. berbasis TIK. Perlu adanya 6) Kurangnya keinginan komitmen dari guru untuk guru untuk senantiasa berusaha secara memanfaatkan TIK konsisten menggunakan dalam pembelajaran. perangkat TIK, terlepas dari beberapa kendala yang dihadapi. Guru juga harus mengatur waktu agar semua kegiatan dapat berlangsung dengan baik dan sesuai dengan tujuan. Keinginan guru dalam menggunakan media pembelajaran interaktif berbasis TIK juga masih kurang, karena guru jarang membuat media pembelajaran. Guru hanya memanfaatkan video pembelajaran yang tersedia di youtube tanpa diadaptasi.