Anda di halaman 1dari 12

NAMA MAHASISWA : ICA PRAYUSEPA, S.Pd.

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang telah


No. Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi
1 Penguasaan guru masih Hasil kajian literatur: Berdasarkan hasil penyebab masalah dari
rendah terhadap model, - Menurut artikel kompas (2009), kajian literatur dan wawancara, maka dapat
pendekatan berbasis penyebabnya adalah (1) tidak adanya dianalisis:
pelatihan dan pendidikan yang meng- - Pembelajaran
STEAM, strategi, metode, masih menggunakan
& teknik pembelajaran metode konvensional
inovatif update pengetahuan para guru secara
keilmuan maupun metode pembelajaran - Guru belum memahami model,
dari sekolah dan pemerintah, dan (2) pendekatan berbasis STEAM, strategi,
guru banyak yang terjebak pada metode metode, & teknik pembelajaran inovatif
pembelajaran konvensional. - Kurangnya pelatihan tentang model,
- Menurut Nuragnia B., Nadiroh & Usman pendekatan berbasis STEAM, strategi,
(2021), dalam pelaksanaan metode, & teknik pembelajaran inovatif
pembelajaran STEAM, ada beberapa
tantangan yang dihadapi seperti
kurangnya dukungan dan pengetahuan
pedagogik, tantangan teknis, waktu,
akses terhadap konten STEAM, dan
fasilitas terutama fasilitas berbasis
teknologi

Hasil wawancara dengan kepala sekolah:


- Kurangnya motivasi guru untuk
mengembangkan diri dalam
memperbaharui pembelajarannya
- Sarana dan faktor pendukung
dilingkungan belajar yang masih belum
memadai
- Guru sudah merasa nyaman dengan
sistem pembelajaran konvensional.

Hasil wawancara dengan guru:


- Guru kurang terbiasa menggunakan
model-model pembelajaran inovatif
- Kurangnya kegiatan workshop yang
dilakukan di sekolah yang bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan guru
dalam menerapkan pendekatan
pembelajaran berbasis STEAM
- Guru mengajar jarang menggunakan TIK

Hasil wawancara dengan Instruktur/Guru


Penggerak/DRB Kalteng 2021
- Guru enggan mengubah cara
mengajarnya dan memilih untuk tetap
menggunakan cara-cara tradisional
(ceramah,mencatat materi, mengisi LKS)
sebagai cara yang ideal.
- Masih banyak guru yang enggan
meningkatkan kompetensinya baik
secara pedagogik maupun profesional.
Workshop dan Webinar dengan materi
kekinian hanya diikuti hanya untuk
memperoleh sertifikat tanpa benar-benar
mengimplementasikannya di dalam
pembelajaran.

Hasil wawancara dengan pengawas


sekolah:
- Guru belum memahami pendekatan
berbasis STEAM
- Guru kurang mengikuti pelatihan terkait
pembelajaran inovatif

2 Guru kurang memahami Hasil kajian literatur: Berdasarkan hasil penyebab masalah dari
karakteristik peserta didik - Menurut Rahmawati (2022), pendidik kajian literatur dan wawancara, maka dapat
seperti kemampuan, kurang memperhatikan kemampuan dianalisis:
minat, gaya belajar, &
berpikir kreatif peserta didik. - Guru terbiasa menyamaratakan
perkembangan kognitif pembelajaran terhadap seluruh peserta
- Nevi Septianti & Rara Afiani(2020)
didik
menyatakan bahwa penyebabnya adalah
(1) kegiatan pembelajaran yang kurang - Guru hanya berfokus pada hasil belajar
tanggap terhadap kemajemukan peserta didik tanpa memperhatikan
individu dan lingkungan tempat siswa karakteristik mereka dalam proses
berada, dan (2) masih banyak pendidik pembelajaran
yang masih belum dapat - Guru tidak pernah memberikan
membedakan antara strategi instrumen/angket untuk mengetahui
pembelajaran dengan metode karakteristik peserta didik
pembelajaran
Hasil wawancara dengan kepala sekolah:
Banyaknya tuntutan terhadap guru dalam
bidang administrasi dan manajemen sekolah
sehingga fokus mengajar menjadi
terganggu, ditambah dengan kurang
seimbangnya jumlah siswa dengan tenaga
pengajar

Hasil wawancara dengan guru:


- Jumlah siswa yang terlalu banyak
didalam kelas sehingga guru
menyamaratakan pembelajaran dan
kesulitan memperhatikan siswa satu per
satu
- Rendahnya kepedulian guru dalam
memantau kebutuhan anak
- Inovasi pembelajaran guru masih
terbatas

Hasil wawancara dengan Instruktur/Guru


Penggerak/DRB Kalteng 2021:
- Guru hanya berfokus pada ketuntasan
kurikulum, ketercapaian kompetensi
dasar dan mengesampingkan kondisi
murid. Murid "dipaksa" untuk tuntas pada
setiap mata pelajaran dengan standar
yang sudah ditetapkan oleh sekolah
(KKM) sementara proses pembelajaran
di kelas kurang memfasilitasi gaya
belajar dan karakteristik murid.
Hasil wawancara dengan pengawas
sekolah:
- Guru tidak pernah melaksanakan tes
saat penerimaan siswa baru atau
sebelum pembelajaran dilaksanakan
untuk mengetahui karakteristik peserta
didik
- Guru tidak memahami kebutuhan
masing-masih peserta didik
3 Guru masih belum bisa Hasil kajian literatur: Berdasarkan hasil penyebab masalah dari
menerapkan assessment - Badrun Kartowagiran & Amat Jaedun kajian literatur dan wawancara, maka dapat
dengan baik (2016) menyatakan bahwa (1) belum dianalisis:
baiknya rancangan penilaian yang tertulis - Pengetahuan guru tentang assessment
pada Rencana Pelaksanaan of learning, assessment for learning dan
Pembelajaran (RPP), (2) baru sebagian assessment as learning masih rendah.
kecil guru yang melakukan penilaian - Guru belum membuat rancangan
kompetensi sikap dalam pembelajaran, penilaian dengan baik pada RPP
(3) baru sebagian kecil guru yang - Guru belum maksimal mempersiapkan
disiplin melakukan penilaian, dan (4) perangkat penilaian
masih sedikit guru yang mempersiapkan
perangkat penilaian

Hasil wawancara dengan kepala sekolah:


- Masih mendominasinya rasa kasih
sayang terhadap siswa sehingga
obyektifitas dalam penilaian sangat sulit
diterapkan, sehingga yg sering terjadi
nilai sikap menjadi domain yg lebih
dominan dibanding nilai pengetahuan
dan nilai kerampilan.
- Penguasaan guru dalam mengolah
pensekoran masih rendah

Hasil wawancara dengan guru:


- Banyaknya aspek yang perlu dinilai oleh
seorang guru
- Guru tidak pernah mengikuti pelatihan
terkait assessment
- Kurangnya pengetahuan guru tentang
Teknik penilaian

Hasil wawancara dengan Instruktur/Guru


Penggerak/DRB Kalteng 2021:
- Asesmen yang diberikan selama ini
adalah asesmen akhir berupa soal-soal
ulangan yang saat pembuatannya tidak
memperhatikan variasi tingkat kesulitan
soal dan tidak mengakomodir gaya
belajar serta potensi murid.Hasil
ulangan dianggap sebagai satu-satunya
cara untuk memberikan nilai kepada
murid. Padahal asesmen seharusnya
juga dilakukan dalam proses
pembelajaran.
Hasil wawancara dengan pengawas
sekolah:
- Guru kurang memahami dan
menerapkanjenis-jenis assessment :
assessment of learning, assessment for
learning dan assessment as learning
4 Pemahaman guru tentang Hasil kajian literatur: Berdasarkan hasil penyebab masalah dari
materi-materi - Entika Fani Prastikawati, Wiyaka, kajian literatur dan wawancara, maka dapat
pembelajaran HOTS Theresia Cicik Sophia Budiman (2021) dianalisis:
(1) Penggunaan - Guru belum mampu mengembangkan
masih kurang sehingga
menyatakan bahwa
tidak mampu merancang, materi pembelajaran secara kreatif
melaksanakan soal-soal untuk mengetahui kemampuan
pembelajaran HOTS dan berpikir tingkat rendah (Lower Order - Guru terbiasa memberikan materi
membuat soal-soal level Thinking Skill/LOTS) cenderung lebih pembelajaran dan soal-soal LOTS
HOTS dominan dibandingkan soal-soal yang - Guru beranggapan kemampuan siswa
berbasis HOTS, (2) masih banyak guru masih terbatas jika diberikan materi
belum mampu menyusun dan pembelajaran dan soal-soal HOTS
mengembangkan soal-soal berbasis
HOTS dalam proses pembelajaran
yang dilakukan, dan (3) Soal-soal
berbentuk pilihan ganda masih sering
digunakan untuk mempermudah
proses penilaian pembelajaran
siswameskipun soal pilihan ganda
cenderung tidak mampu mengasah
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa
Hasil wawancara dengan kepala sekolah:
- Banyak guru yang beranggapan bahwa
siswa akan mengalami kendala apabila
guru menerapkan pembelajaran HOTS
- Guru tidak mencoba untuk berinovasi
agar terciptanya susana belajar dua
arah, guru masih menjadi yang paling
dominan. Sehingga sulit untuk
merangsang peserta didik untuk menjadi
aktif dan menemukan serta memecahkan
masalah yang dihadapinya.

Hasil wawancara dengan guru:


- Kemampuan siswa yang sulit menerima
pembelajaran dan soal-soal HOTS
- Kurangnya pelatihan terhadap guru
terkait dengan pembelajaran dan
pembuatan soal HOTS
- Sulit membuat stimulus dan kalimat soal
dengan baik
- Kurang menguasai penerapan taksonomi
bloom
- Waktu yang di kelas tidak cukup

Hasil wawancara dengan Instruktur/Guru


Penggerak/DRB Kalteng 2021:
- Rendahnya literasi dan rasa malas untuk
membuat instrumen penilaian yang
variatif. Soal HOTS masih saja dianggap
sebagai soal yang sulit yang harus
dihindari.
- Soal-soal yang tersedia pada buku paket
ataupun LKS dijadikan bank soal tanpa
melakukan analisa terhadap kesesuaian
konten soal dengan keadaan siswa yang
sebenarnya. Intinya para guru tidak mau
repot.

Hasil wawancara dengan pengawas


sekolah:
- Guru melihat kemampuan siswa rendah
sehingga hanya menerapkan
pembelajaran LOTS dan memberikan
soal-soal LOTS
5 Guru belum dapat Hasil kajian literatur: Berdasarkan hasil penyebab masalah dari
mengintegrasikan literasi - Azmi Rizky Anisa, Ala Aprila Ipungkarti, kajian literatur dan wawancara, maka dapat
numeral, literasi dan Kayla Nur Saffanah (2021) dianalisis:
membaca, dan literasi
menyatakan bahwa penyebabnya - Terbatasnya sarana dan prasarana
sains sekolah yang mendukung penerapan
(1)terbatasnya sarana dan prasarana
membaca seperti ketersediaan literasi
perpustakaan juga buku-buku bacaan - Pembelajaran yang bersifat
yang bervariasi, (2) situasi belajar yang terpusat pada guru (teacher centered)
kurang memotivasi para siswa untuk sehingga kurang maksimalnya penerapan
mempelajari buku-buku tertentu di luar literasi dalam pembelajaran
buku-buku paket, (3) pembelajaran di - Kurangnya pemahaman guru tentang
kelas juga lebih sering berpusat pada jenis-jenis literasi
guru (teacher-centered) atau bahkan
hanya sekedar kegiatan untuk
mentransfer ilmu saja di mana para
siswa hanya dijejali oleh
informasi/pengetahuan yang dimiliki oleh
guru, (4) Tidak banyak guru yang
mengisi waktu luang untuk membaca.
Kebanyakan kalangan guru mengisi
waktu luangnya dengan mengobrol,
bersenda gurau, atau kegiatan lainnya
yang tidak berhubungan dengan aktivitas
membaca sehingga siswa pun tidak
memiliki teladan dari kalangan guru
dalam hal gemar membaca.

Hasil wawancara dengan kepala sekolah:


- Kurangnya daya dukung, baik sarana
maupun prasarana

Hasil wawancara dengan guru:


- Kurangnya pemahaman guru tentang
jenis-jenis literasi
- Masih rendahnya minat siswa dan guru
untuk mengasah kemampuan berpikirnya
serta mencerna informasi lebih baik lagi
- Pembelajaran yang bersifat
terpusat pada guru (teacher centered)
Hasil wawancara dengan Instruktur/Guru
Penggerak/DRB Kalteng 2021:
- Pengintegrasian numerasi dan literasi
dalam kegiatan pembelajaran pada
asesmen merupakan hal yang baru
dalam dunia pendidikan. Istilah numerasi
dan literasi belum terlalu familiar
khususnya bagi guru-guru yang berada
di "zona nyaman".

Hasil wawancara dengan pengawas


sekolah:
- Kurangnya bahan literasi
- Guru belum maksimal menerapkan
literasi dalam pembelajaran

Sumber kajian literature:


1. https://edukasi.kompas.com/read/2009/10/26/20170539/~Edukasi~News
2. Nuragnia B., Nadiroh & Usman (2021).. Jakarta: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 6, 193.
3. Rahmawati. (2022). Pengaruh Model Pembelajaran Blended Learning Menggunakan Pendekatan Science, Technology,
Engineering, Art, And Mathematics (STEAM) Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik. Skripsi. Tidak diterbitkan.
4. Septianti, N. & Afiani, R. (2020 Pembelajaran Steam Di Sekolah Dasar: Implementasi Dan Tantangan). Pentingnya
Memahami Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Di SDN Cikokol 2. Universitas MuhammadiyahTangerang : Jurnal Pendidikan
Islam Anak Usia Dini.
5. Kartowagiran B. & Jaedun A. (2016). Model Asesmen Autentik Untuk Menilai Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah
Pertama (Smp): Implementasi Asesmenautentik Di Smp. Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta: Jurnal Penelitian
dan Evaluasi Pendidikan.
6. Prastikawati, E.F., Wiyaka, Budiman, T.C.S. (2021). Pelatihan Penyusunan Soal Bahasa Inggris Berbasis HOTS bagi Guru
Bahasa Inggris SMP. Universitas PGRI Semarang: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
7. Rizky, A., Anisa, Ipungkarti, A.A., & Saffanah, K.N. (2021) Pengaruh Kurangnya Literasi serta Kemampuan dalam Berpikir
Kritis yang Masih Rendah dalam Pendidikan di Indonesia. Universitas Pendidikan Indonesia, Purwakarta: Current Research
in Education: Conference Series Journal.

Anda mungkin juga menyukai