Anda di halaman 1dari 7

NAMA : RIFKIAN KURNIAWAN, S.

T
NIM : 22103660021

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Analisis
Masalah
eksplorasi
No. yang telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab
diidentifikasi
masalah
1 Rendahnya Literatur Setelah
minat, keaktifan, 1. Menurut Indra (2017:33) minat belajar peserta didik dalam dilakukan
semangat dan mengikuti pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dalam berbagai analisis
motivasi belajar kelancaran proses belajar mengajar. Peserta didik yang mempunyai dapat diketahui
siswa dalam minat belajar tinggi dalam proses pembelajaran dapat menunjang bahwa penyebab
pembelajaran hasil belajar semakin baik, begitupun sebaliknya minat belajar rendahnya
sistem peserta didik yang rendah maka kualitas pembelajaran akan semangat/motiva
penerangan dan menurun dan akan berpengaruh pada hasil belajar peserta didik. si siswa adalah
panel instrumen Jika minat belajar peserta didik kurang baik, maka peserta didik sebagai berikut ;
di kelas XI akan merasa malas belajar sehingga akan berdampak pada prestasi 1. Guru masih
karena masih di peserta didik yang menjadi kurang optimal. menggunakan
ditemukan siswa metode
50% tidak fokus Indra, I. (2017). Upaya Guru dalam Meningkatkan Minat Belajar Pai konvensional
saat pelajaran Siswa Smp Negeri 2 Banda Aceh. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan ceramah.
dan asyik ( Ftk ) Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam–Banda 2. Metode
bersenda gurau Aceh: Skripsi Online. pembelajaran
dengan teman https://jurnal.uns.ac.id/SHES/article/view/66056/37162 kurang
sebayanya. inovatif.
2. Larlent (2012:56) berpendapat bahwa peserta didik yang memiliki 3. Guru kurang
minat belajar yang rendah bisa dikenali dari tingkah laku adalah dapat
sebagai berikut: Tidak fokus dalam belajar dan tidak sungguh- mendesain
sungguh dalam belajar, cepat bosan dalam belajar, malas-malasan pembelajaran
dalam belajar, berusaha menghindar dari kegiatan-kegiatan belajar, yang dapat
sering ngobrol dengan temannya, tertidur dikelas, sibuk sendiri meningkatkan
dengan HP nya. semangat dan
motivasi
Larlen. (2012). Upaya Meningkatkan Minat Belajar Bahasa Indonesia siswa.
Melalui Pemanfaatan Teknologi pada Pembelajaran Kelas X Sma
Pelita Raya Jambi. Fkip Universitas Jambi: Jurnal Online Vol. 2
No. 2 Juli 2012, Issn 2089-3973.
https://jurnal.uns.ac.id/SHES/article/view/66056/37162

Hasil wawancara dengan siswa:


Sebagian siswa memiliki minat, keaktifan, semangat dan motivasi
belajar yang rendah. Hal ini disebabkan oleh:
1. Berangkat ke sekolah hanya untuk mendapat uang saku.
2. Siswa merasa bosan di dalam kelas.
3. Siswa kurang tidur/ masih mengantuk dikarenakan semalam
bergadang bermain game online.

Hasil wawancara dengan teman sejawat:


Sebagian siswa memiliki minat, keaktifan, semangat dan motivasi
belajar yang rendah. Hal ini disebabkan oleh:
1. Guru masih menggunakan metode ceramah.
2. Peserta didik merasa bosan di dalam kelas dikarenakan
pembelajaran kurang variatif.

Hasil wawancara dengan pakar (Dosen):


Sebagian siswa memiliki minat, keaktifan, semangat dan motivasi
belajar yang rendah. Hal ini disebabkan oleh:
1. Penggunaan metode teacher center.
2. Kurangnya pemanfaatan teknologi sebagai media ajar.
3. Latar belakang keluarga dan lingkungan

Observasi/pengamatan:
1. Siswa 50% tidak fokus saat pelajaran dan asyik bersenda gurau
dengan teman sebayanya.
2. Pada saat Praktek, 80% siswa kurang antusias untuk banyak
mencoba dan sering berlatih, baik mandiri atau berkelompok.

2 Rendahnya Literatur Setelah


minat literasi 1. Menurut Wahyuni (2012) penyebebab rendahnya minat dan dilakukan
siswa dalam kemampuan membaca siswa antara lain: berbagai analisis
membaca materi a. Lingkungan keluarga dan sekitar yang tidak mendukung dapat diketahui
atau bahan ajar, kebiasaaan membaca bahwa penyebab
dalam b. Daya beli buku masyarakat yang rendah Rendahnya
pembelajaran c. Minimnya jumlah perpustakaan yang mendukung kebiasaan minat literasi
Sistem EFI di membaca siswa dalam
kelas XI, karena d. Dampak negatif perkembangan media elektronik membaca materi
masih ditemukan e. Model pembelajaran yang secara umum belum membuat atau bahan ajar,
hampir 80% siswa harus membaca, dan adalah sebagai
siswa di kelas f. Sistem pembelajaran membaca yang belum tepat berikut:
ketika di minta 1. Guru belum
untuk membaca Wahyuni, Sri. (2012). Menumbuhkan Minat Baca Menuju Masyarakat sepenuhnya
materi ajar Literat. Malang: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. membiasakan
terutama pada FKIP Universitas Islam Malang peserta didik
saat https://journal.uny.ac.id/index.php/diksi/article/view/6617/5677 untuk
menggunakan membaca
Handphone 2. Menurut Anisa (2021) rendahnya minat baca peserta didik buku literatur.
(browsing) dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: 2. Peserta didik
mereka lebih asik a. Belum adanya pembiasaan dalam membaca yang ditanamkan tidak terbiasa
untuk bermain sejak dini melakukan
game / bermedia b. Akses dalam fasilitas pendidikan yang belum merata kegiatan
sosial yang lain. c. Minimnya kualitas sarana Pendidikan literasi
d. Kurangnya produksi buku di Indonesia karena penerbit (membaca).
di daerah yang belum berkembang 3. Model
pembelajaran
Anisa, Rizky Azmi. 2021. Pengaruh Kurangnya Literasi serta yang masih
Kemmapuan dalam Berfikir Kritis yang Masih Rendah dalam Teacher
Pendidikan di Indonesia. Pendidikan Sistem dan Teknologi Learning
Informasi Universitas Pendidikan Indonesia: Purwakarta Center pada
https://ejournal.upi.edu/index.php/crecs/article/view/32685/pdf seluruh
pembelajaran
Hasil wawancara dengan siswa: produktif.
Sebagian siswa memiliki minat literasi yang rendah dalam membaca
materi atau bahan ajar. Hal ini disebabkan oleh:
1. Kegiatan membaca sangat membosankan.
2. Buku kurang menarik.
Hasil wawancara dengan teman sejawat:
Sebagian siswa memiliki minat literasi yang rendah dalam membaca
materi atau bahan ajar. Hal ini disebabkan oleh:
1. Seringnya peserta didik bermain gadget.
2. Tidak terbiasa dengan membaca sejak dini.
3. Fasilitas perpustakaan sekolah yang tidak memadai untuk
mendukung kegiatan literasi.

Hasil wawancara dengan Pakar (Dosen):


Sebagian siswa memiliki minat literasi yang rendah dalam membaca
materi atau bahan ajar. Hal ini disebabkan oleh:
1. Tidak adanya pembiasaan membaca.
2. Buku yang kurang menarik (tidak ada gambar).
3. Siswa belum maksimal memanfaatkan perpustakaan sekolah.
4. Fasilitas yang kurang memadai di lingkungan sekitar untuk
mendukung kegiatan literasi..

Observasi/pengamatan:
1. Hampir seluruh siswa di kelas ketika di minta untuk membaca
materi ajar terutama pada saat menggunakan Handphone
(browsing) mereka lebih asik untuk bermain game / bermedia
sosial yang lain.
2. Seluruh siswa lebih senang browsing untuk mencari jawaban dari
pertanyaan yang diberikan guru pada saat pembelajaran daripada
membaca buku materi ajar/modul.

3 Rendahnya Literatur: Setelah


kepercayaan diri 1. Menurut Suciono (2020) faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat dilakukan
siswa dan berfikir kritis yaitu: berbagai analisis
rendahnya  Basic support dapat diketahui
tingkat berfikir Kemampuan mempertimbangkan apakah sumber dapat bahwa penyebab
kritis peserta dipercaya atau tidak dan mengamati serta mempertimbangkan rendahnya
didik pada suatu laporan hasil observasi. kepercayaan diri
pembelajaran  Elementary suppport siswa, adalah
komponen Kemampuan memfokuskan pertanyaan, menganalisis sebagai berikut:
utama motor pertanyaan dan bertanya, serta menjawab pertanyaan tentang 1. Guru belum
dan sistem katup suatu penjelasan atau pertanyaan. bisa
di kelas XI  Strategies and tactics merangsang
karena pada saat Kemampuan menentukan tindakan dan berinteraksi dengan untuk bisa
presentasi hasil orang lain. meningkatkan
kerja diskusi  Advanced clarifiction keberanian
kelompok, 80% Kemampuan pada aspek mengidentifikasi istilah-istilah dan siswa dalam
siswa pada saat definisi pertimbangan dan juga dimensi. bertanya
presentasi  Infering terutama bagi
kebingungan dan Kemampuan mendeduksi atau mempertimbangkan hasil siswa yang
penggunaan kata deduksi dan membuat serta menentukan nilai pertimbangan. pasif di kelas.
tidak tepat. 2. Guru tidak
Mungkin Suciono, Wira. (2020). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi mendorong
sebenarnya Keterampilan Berfikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran Era siswa dalam
mereka paham, Revolusi 4.0. Program Studi Pendidikan Eknomi, Sekolah membangun
namun Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia rasa percaya
cenderung agak https://journal.uny.ac.id/index.php/sosia/article/view/32254/pdf diri mereka.
kesulitan dan 3. Kemampuan
kurang yakin. 2. Menurut Anisa (2021) rendahnya kemampuan dalam berfikir kritis public
yang dimiliki siswa disebebkan karena proses pembelajaran yang speaking
kurang efektif dalam mengembangkan minat, bakat serta potensi peserta didik
yang ada di dalam diri sendiri setiap siswa. masih kurang
baik.
Anisa, Rizky Azmi. 2021. Pengaruh Kurangnya Literasi serta
Kemmapuan dalamBerfikir Kritis yang Masih Rendah dalam
Pendidikan di Indonesia. Purwakarta: Pendidikan Sistem dan
Teknologi Informasi Universitas Pendidikan Indonesia.
https://ejournal.upi.edu/index.php/crecs/article/view/32685/pdf

Hasil wawancara dengan siswa:


Sebagian siswa memiliki kepercayaan diri dan berfikir kritis yang
rendah. Hal ini disebabkan oleh:
1. Malu karena disoraki ataupun ditertawai oleh temannya.
2. Takut salah dalam menyampaikan pendapat atau menjawab
pertanyaan.

Hasil wawancara dengan teman sejawat:


Sebagian siswa memiliki kepercayaan diri dan berfikir kritis yang
rendah. Hal ini disebabkan oleh:
1. Dari kemampuan peserta didik dalam hal ini kepercayaan diri
kurang.
2. Dari guru yang selalu memberikan pertanyaan-pertanyaan yang
memicu peserta didik untuk berfikir.
3. Pemberian feedback kepada anak yang bertanya dan berpendapat.

Hasil wawancara dengan pakar (Dosen):


Sebagian siswa memiliki kepercayaan diri dan berfikir kritis yang
rendah. Hal ini disebabkan oleh:
1. Kurangnya pengetahuan yang dimiliki siswa, sehingga membuat
mereka kurang percaya diri.
2. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat pada saat
peroses pembelajaran, utamanya pada anak dengan jenis
personality tertentu.
3. Kurangnya apresiasi pada siswa yang mampu mengutarakan
pendapat mereka saat peroses pembelajaran.

Observasi/pengamatan:
1. Pada saat presentasi hasil kerja diskusi kelompok, 80% siswa pada
saat presentasi kebingungan dan penggunaan kata tidak tepat.
Mungkin sebenarnya mereka paham, namun cenderung agak
kesulitan dan kurang yakin.
2. Apabila diberikan pertanyaan atau kuesioner wawancara, siswa
kebanyakan diam dan tidak ada yang berani menjawab. Tetapi pada
saat diberikan soal latihan, hampir semua dari mereka dapat
mengerjakan.

4 Kurangnya Literatur: Setelah


komunikasi 1. Lingkungan yang pertama dan utama dalam pendidikan anak dilakukan
antara guru adalah keluarga. Dalam pendidikan keluarga, komunikasi orang tua berbagai analisis
dengan orang tua dengan anak sangatlah penting . Sholihat menyatakan dengan dapat diketahui
siswa kelas X adanya komunikasi dalam keluarga diharapkan terjadi interaksi, bahwa penyebab
terkait dengan saling tukar menukar pengetahuan, pendapat, pengalaman dan Kurangnya
masalah yang sebagainya. Melalui keluarga anak mengenal kasih sayang, komunikasi
dihadapi siswa berbagai kebiasaan, nilai -nilai hidup, mengadaptasi perilaku dari antara guru
dengan orang tua
selama proses orang tuanya, dan mengenal tanggung jawab sebagai konsekuensi siswa, adalah
pembelajaran. perilakunya. sebagai berikut:
1. Kecakapan
Solihat. “Komunikasi Orang Tua dan Pembentukan Kepribadian guru dalam
Anak” JurnalKomunikasi, Mediator Volume 6 Nomor 2( 2005), berkomunikasi
307. masih kurang
https://core.ac.uk/download/pdf/297216178.pdf baik.
2. Guru belum
2. Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam keluarga. pernah
Orang tua merupakan guru pertama dan utama bagi anak-anaknya mensosialisasi
karena dari orang tua lah anak mendapatkan bimbingan dan kasih kan tentang
sayang yang pertama kalinya. Purwanto berpendapat bahwa orang pemetaan keb
tua adalah pendidik sejati, pendidik karena kodratnya. Oleh karena utuhan murid
itu kasih sayang orang tua kepada anaknya adalah kasih sayang (latar
yang sejati pula, yang berarti orang tua mengutamakan kepentingan belakang)
dan kebutuhan anak-anak dengan mengesampingkan keinginan kepada orang
dan kesenangan sendiri. Orang tua hendaknya menyadari bahwa tua atau wali
anak adalah amanah yang dititipkan oleh Allah, yang harus dijaga murid.
dan senantiasa diarahkan menuju jalan kebaikan. 3. Orang Tua
belum
Ngalim Purwanto. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis (Bandung: PT memahami
Remaja Rosdakarya, 2000), 80. perannya di
https://core.ac.uk/download/pdf/297216178.pdf lingkungan
sekolah.
3. Symeou, Roussounidou and Michaelides mengutip tulisan Pang
and Watkins yang menyatakan bahwa komunikasi antara orang tua
dan guru biasanya berupa pertukaran informasi dan ide tentang
pengembangan dan perkembangan anak di sekolah dan di rumah.

LoizosSymeou; Eleni Roussounidou; and Michalis Michaelides. “”I


Feel Much More Confident Now to Talk With Parents”: An
Evaluation of In-Service Training on Teacher–Parent
Communication”School Community Journal, Vol. 22, No. 1
(2012), 65.
https://core.ac.uk/download/pdf/297216178.pdf

Hasil wawancara dengan siswa:


Kurangnya komunikasi antara guru dengan orang tua siswa. Hal ini
disebabkan oleh:
1. Sekolah jarang melakukan kunjungan ke rumah orang tua siswa.
2. Orang tua siswa bekerja jauh dari anaknya (bekerja keluar negeri).

Hasil wawancara dengan rekan sejawat:


Kurangnya komunikasi antara guru dengan orang tua siswa. Hal ini
disebabkan oleh:
1. Beberapa orang tua tidak hadir saat diundang oleh sekolah.
2. Miskomunikasi karena orang tua hanya menerima informasi dari
versi anaknya
3. Orang tua yang sibuk bekerja dan kurang memperhatikan pola
belajar anaknya.

Hasil wawancara dengan pakar (Dosen):


Kurangnya komunikasi antara guru dengan orang tua siswa. Hal ini
disebabkan oleh:
1. Kesadaran orangtua tentang pendidikan anak masih kurang, cara
pandangnya tentang peranan mereka untuk kemajuan pembelajaran
anak melalui kerjasama dengan sekolah.
2. Cara pandang orang tua tentang sekolah/guru, bahwa urusan
belajar memang kewajiban sekolah/guru saja bukan orang tua.
3. Latar belakang pendidikan orang tua siswa masih relatif rendah
sehingga kesadaran arti pendidikan bagi anaknya juga rendah.
4. Siswa dan orangtua siswa mungkin kurang dilibatkan untuk
kegiatan program sekolah.

Observasi/pengamatan:
1. Terdapat siswa yang masih membolos dan terlambat masuk ke
sekolah dan apabila dikomunikasikan kepada orang tua mereka
seolah-olah tidak perduli.
2. Orang tua hanya menganggap perkembangan siswa hanya menjadi
tanggung jawab pendidik disekolah, padahal siswa lebih banyak
menghabiskan waktu di rumah.

5 Pemanfaatan Literatur: Setelah


media 1. Penyampaian materi dari guru kepada siswa peran media sangat dilakukan
pembelajaran diperlukan guna untuk memaksimalkan materi. Media adalah berbagai analisis
interaktif oleh merupakan salah satu faktor dari luar yang dapat mempengaruhi dapat diketahui
guru yang belum keberhasilan dalam proses pembelajaran (Hanum, 2013). bahwa penyebab
optimal pada belum
pembelajaran Hanum, N. S. (2013). Keefektifan e-learning sebagai media optimalnya
Sistem AC di pembelajaran (Studi evaluasi model pembelajaran e-learning SMK pemanfaatan
kelas XII karena Telkom Sandhy Putra Purwokerto). Jurnal Pendidikan Vokasi. media
Pada saat proses https://journal.uny.ac.id/index.php/jpji/article/download/24051/pdf pembelajaran
pembelajaran, interaktif oleh
80% siswa 2. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang menyangkut guru, adalah
mengikuti software dan hardware yang dapat digunakan untuk sebagai berikut:
pembahasan menyampaikan isi materi ajar dari sumber pembelajaran ke peserta 1. Guru
materi dan 20% didik (individu atau kelompok), yang dapat merangsang pikiran, cenderung
siswa tidak perasaan, perhatian, dan minat pembelajar sedemikian rupa menyukai
mengikuti sehingga proses pembelajaran (di dalam/ di luar kelas) menjadi media
pembahasan lebih efektif (Jalinus, 2016). pembelajaran
materi, malah berbasis
terkadang Jalinus, N. dan A. (2016). Media dan Sumber Pembelajaran. Kencana. konseptual.
terdapat siswa https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JP2/article/download/3894 2. Guru masih
yang tertidur 1/19697/96589 jarang
dalam kelas saat menggunakan
guru 3. Media pembelajaran interaktif adalah suatu sistem media
menjelaskan penyampaian pengajaran yang menyajikan materi video pembelajaran
materi rekaman dengan pengendalian komputer kepada peserta interaktif,
pembelajaran didik yang tidak hanya mendengar dan melihat video dan misal video
suara, tetapi juga memberikan respon yang aktif sehingga pembelajaran,
menentukan kecepatan dan sekuensi penyajian (Seels & alat peraga, dll.
Glasgow dalam Azhar, 2002:36). 3. Belum
terpenuhinya
Azhar Arsyad. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja jumlah LCD
Grasindo Persada Proyektor
https://journal.uny.ac.id/index.php/jptk/article/download/8937/7312 sesuai dengan
jumlah rombel
Hasil wawancara dengan siswa: kelas.
Sebagian guru belum optimal memanfaatkan media pembelajaran
interaktif . Hal ini disebabkan oleh:
1. Guru pada saat mengajar tidak membawa laptop.
2. LCD proyektor belum tersedia di sejumlah kelas.

Hasil wawancara dengan teman sejawat:


Sebagian guru belum optimal memanfaatkan media pembelajaran
interaktif . Hal ini disebabkan oleh:
1. Kurangnya sarana dan prasarana di sekolah (Lcd setiap kelas,
jaringan internet).
2. Guru yang cenderung menyukai media pembelajaran berbasis
konseptual.
3. Kurangnya pelatihan media pembelajaran pada guru.

Hasil wawancara dengan pakar (Dosen):


Sebagian guru belum optimal memanfaatkan media pembelajaran
interaktif . Hal ini disebabkan oleh:
1. Guru masih kurang menguasai model2 pembelajaran interaktif.
2. Guru kurang mengikuti perkembangan teknologi.
3. Guru kurang menguasai media pembelajaran terbaru.

Observasi/pengamatan:
1. Pada saat proses pembelajaran, 80% siswa mengikuti pembahasan
materi dan 20% siswa tidak mengikuti pembahasan materi.
2. Adanya siswa yang tertidur dalam kelas saat guru menjelaskan
materi pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai