Anda di halaman 1dari 4

Nama : Eka Nurul C.

NIM : 2005722215
Program : PGSD
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi
1 Masih rendahnya Sumber Kajian Literature Berdasarkan hasil eksplorasi penyebab
motifasi belajar Jurnal/Artikel : masalah dari rendahnya motivasi belajar
siswa pada Menurut setiawan A. (2016) Beberapa faktor siswa dikarenakan kurang dukungan dari
pembelajaran IPA yang menyebabkan motifasi belajar siswa orang tua , guru dan lingkungan sekitar,
materi macam – rendah adalah kurang dukungan dari orang misalnya ;
macam jenis tua, guru atau lingkungan sekitar. - Guru kurang optimal dalam meberikan
magnet dan metode yang menarik dalam
kegunaannya. Menurut Robert (2014) belajar merupakan pembelajaran
perubahan tingkah laku sebagai akibat - Orang tua dan lingkungan keluarga
adanya interaksi antara stimulus dan respon. membiarkan saja putra putrinya ketika
( modul 1 konsep dasar ilmu pendidikan tidak mengerjakan tugas dirumah.
hal.86)

Hasil Wawancara :
1. Karena tidak ada kemauan atau
aspirasi siswa sejak awal
pembelajaran.
2. Karena pengaruh lingkungan yang
kurang sehat. Misalnya siswa tinggal
di dalam lingkungan yang
kriminalitasnya tinggi, keluarga yang
broken home.
3. Karena pengaruh kondisi jasmani dan
rohani ( siswa sering sakit )

2 Masih rendahnya Sumber Kajian Literature Berdasarkan hasil eksplorasi penyebab


minat baca siswa Jurnal/Artikel : masalah dari rendahnya minat baca siswa
pada pembelajaran Menurut citra (2018) pada pelajaran IPA dikarenakan:
IPA materi macam -Faktor internal penyebab rendahnya minat - Kemampuan membaca siswa
– macam jenis baca adalah kemampuan membaca dan yang kurang
magnet dan kurangnya kebiasaan membaca. - Kebiasaan membaca yang belum
kegunaanya -Faktor eksternal penyebab rendahnya minat berjalan
membaca siswa adalah lingkungan sekolah - Peran perpustakan belum
kurang mendukung, peran perpustakaan maksimal
belum maksimal, keterbatasan buku/bahan - Keterbatasaan bhan bacaan
bacaan, keluarga kurang mendukung, dan - Kurang dukungan dari orang tua
pengaruh menonton televisi serta
penggunaan handphone.

Citra P.S (2018) Faktor faktor penyebab


rendahnya minat baca siswa kelas IV.
http://Jurnal .student.uny.ac.id

Hasil Wawancara :
1. Karena kurangnya praktek literasi di
sekolah.
2. Karena orangtua tidak mau membeli
buku pelajaran/LKS.
3. Siswa malas membaca buku di
perpustakaan.

3 Beberapa peserta Sumber Kajian Literature Berdasarkan hasil eksplorasi penyebab


didik kesulitan / Jurnal/Artikel : masalah Beberapa peserta didik kesulitan
lama dalam Rubin (Samsu Somadayo, 2011: 7) / lama dalam memahami teks bacaan
memahami teks mengungkapkan bahwa membaca dikarenakan:
bacaan dalam pemahaman adalah proses intelektual
pelajran IPA
yang kompleks yang mencakup dua
materi macam –
macam jenis kemampuan utama, yaitu penguasaan
magnet dan makna kata dan kemampuan berpikir
keguaannya. tentang konsep verbal.
Ebel (Samsu Somadayo, 2011: 28)
mengungkapkan bahwa faktor yang
mempengaruhi tinggi rendahnya
kemampuan pemahaman bacaan yang
dapat dicapai oleh siswa dan
perkembangan minat bacanya tergantung
pada faktor siswa yang bersangkutan,
keluarganya, kebudayaannya, dan situasi
sekolah.
Samsu Somadyo. (2011). Strategi dan
Teknik pembelajaran Membaca.
Yogyakarta: Graha Ilmu

Hasil Wawancara:
1. Kurangnya minat baca pada siswa
2. Belum adanya program dari sekolah
yang mengkondisikan siswa untuk
memiliki kebiasaan membaca.
3. Kurangnya dorongan dari orang tua
untuk siswa terbiasa membaca

4 Masih kurangnya Sumber Kajian Literature Berdasarkan hasil eksplorasi masalah


partisipasi orang Jurnal/Artikel : kurangnya partisipasi orang tua dalam
tua dalam Abu Ahmadi (2004 : 83) mengemukakan pembelajaran IPA dikarenakan :
pembelajaran IPA bahwa kasih sayang, dorongan dan - Kurangnya dorongan dari orang
materi macam- penghargaan orang tua kepada anaknya tua kepada anak.
macam jenis menumbuhkan mental yang sehat bagi - Orang tua belum melaksanakan
magnet dan belajar anak. tanggung jawabnya dalam
kegunaanya di Abu ahmadi & widodi supriyono. (2004) pembelajaran contohnya
sekolah Psikologi Belajar. Jakarta : PT rineka pengambilan raport anak.
Cipta.

Menurut winardi dalam Purnawanti (2005)


mengemukakan bahwa Partisipasi secara
formal didefinisikan sebagai wewenang baik
secara mental dan emosional memberikan
sumbangsih kepada proses keterlibatan
secara pribadi orang yang bersangkutan
untuk melaksanakan tanggung jawabnya.
Purnawanti (skripsi). (2005). Aspirasi dan
Partisipasi Orang Tua Terhadap
Pendidikan Anak (Kasus pada Pedagang
Kaki Lima di Kecamatan Wonopringgo
Kabupaten Pekalongan). FIP: UNNES

Hasil Wawancara:
1.Kurangbya dorongan orang tua dalam
proses pembelajaran.
2.Karena kurang aktifnya orangtua di
dalam kegiatan sekolah.
3.Orang tua masih beranggapan
melimpahakan pembelajaran hanya
pada pihak sekolah

5 Guru belum Sumber Kajian Literature Berdasarkan hasil eksplorasi penyebab


maksimal dalam Jurnal/Artikel : masalah belum maksimalnya dalam
memanfaatkan memanfaatkan model- model
model- model Pujirianto menjelaskan berkenaan dengan pembelajaran inovatif dalam kelas
pembelajaran model- model pembelajaran abad 21 yang
inovatif dalam dikerenakan :
dipandang potensial untuk mengintegrasikan
kelas pada - Media pembelajaran yang kurang
teknologi dan luwes diterapkan pada
pelajaran IPA berbagai tingkat usia, jenjang pendidikan memadai (buku pegangan/LKS siswa
materi macam – dan bidang studi, saudara dapat yang jumlahmya terbatas)
macam jenis menyesuaikan dengan kondisi sekolah. - Minimnya pelatihan guru tentang
magnet dan Model – model pembelajaran dimaksud model model pembelajaran
kegunanya. antara lain : - Guru masih lebih fokus pada
1.Discovey learning mengejar materi karena kelas tinggi
2.Pembelajarn Berbasis proyek
3.Pembelajaran berbasis masalah dan materinya banyak.
penyelidikan
4.Belajar berdasarkan pengalaman sendiri
( Self Dircted Lerning)
5.Pembelajaran Konstektual (Melakukan)
6.Bermain peran dan simulasi
7.Pembelajaran Kooperatif
8.Pembelajaran Kolaboratif
9.Diskusi kelompok kecil
( Modul 1 Konsep dasar ilmu pendidikan
Hal. 23-24)
Abstract
Khodijah, N. (2022). PROFESIONALISME
GURU DALAM PENERAPAN MODEL-
MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF
PADA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF
INTERNASIONAL. Jurnal Teknodik, Hal.
255 – 264.
https://doi.org/10.32550/teknodik.v0i0.27
Faktor penyebab :
1.Profesionalisme guru dalam penerapan
model-model pembelajaran inovatif masih
belum sesuai harapan. Hal ini terlihat baik
dari aspek pengetahuan maupun
keterampilan sebagian guru yang masih
rendah dalam menerapkan model-model
pembelajaran inovatif.
2.Ada dua faktor yang mempengaruhi
penerapan model-model pembelajaran
inovatif, yaitu rendahnya kualitas
pelatihan/workshop yang diikuti dan
rendahnya komitmen dan motivasi guru
untuk menerapkan model-model
pembelajaran inovatif. 

Hasil wawancara :
1. Guru kurang refleksi. Guru memaksakan
siswa memahami materi dengan metode
yang sama.
2. Guru berhenti belajar. Guru tidak mau
membaca buku, saling berbagi praktik
baik dengan guru-guru lain, bergabung
dengan komunitas guru-guru.
3. Guru tidak mengikuti pelatihan
( minimnya pelatihan ) .
4. Guru tidak memahami karakter siswa.
Guru jarang melakukan asesmen
diagnostik di awal pembelajaran baik
secara non konigtif atau secara kognitif.

6 Rendahnya Sumber Kajian Literature Berdasarkan hasil eksplorasi penyebab


kemampuan siswa Jurnal/Artikel : masalah rendahnya kemampuan siswa
dalam memahami Menurut Resnick (1987) berpikir tingkat adalam memahami soal HOTS
pertanyaan tinggi adalah proses berpikir kompleks dikarenakan :
pertanyaan berupa dalam menguraikan materi, membuat - Siswa kurang mapu memahami
uraian dan soal kesimpulan,membangun representasi, soal berupa narasi
soal yang mengsnslisis dan membangun hubungan - Siswa salah dalam
berbentuk HOTS dengan melibatkan aktivitas mental yang mendeskripsikan pertanyaan dari
pada pelajaran IPA paling dasar. (Ariana, Yoki, MT. dkk. soal
materi macam- (2018)Buku Pegangan Pembelajaran
macam jenis Berorientasi pada Keterampilan Berpikir
magnet dan tingkat Tinggi. Jakarta : Direktoral
kegunannya. jenderal guru dan Tenaga Kependidikan
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Arie Purwa Kusuma1)*, Syita faith


‘Adna2) 1) STIKP Kusuma Negara, Jl.
Raya Bogor Km. 24 Cijantung, Jakarta
* arie_pk@stkipkusumanegara.ac.id 2)
Universitas Pekalongan, Jl. Sriwijaya
No. 3, Pekalongan . JURNAL
SAINTIKA UNPAM ( 2021)
Faktor-faktor penyebab kesulitan siswa
dalam pemahaman belajar serta
penyelesaian soal HOTS adalah :
1) Kurangnya pemahaman konsep yang
digunakan dalam perhitungan,
2) tidak mampu memahami soal berupa
narasi,
3) salah mendeskripsikan pertanyaan
dari soal,
4) kurangnya berlatih dalam
menyelesaikan soal sistem persamaan
linier dua variable.

Hasil Wawancara:
1. Karena siswa belum terbiasa dalam
menyelesaikan soal HOTS.
2. Karena siswa masih memerlukan
bantuan orang lain dalam
menyelesaikan soal HOTS
3. Karena siswa kesulitan memahami
kalimat atau maksud dari soal HOTS.
4. Karena siswa kurang teliti dalam
membaca dan memahami soal serta
siswa kurang memahami materi.

7 Guru jarang Sumber Kajian Literature Berdasarkan hasil eksplorasi penyebab


menggunakan Jurnal/Artikel : masalah Guru jarang menggunakan
aplikasi TIK untuk PEMENDIKBUD nomor 24 tahun 2016 aplikasi TIK dikarenakan :
mendukung tentang kompetensi inti dan kompetensi
pembelajaran IPA dasar pelajaran pada kurikulum 2013 pada - Minimnya pelatihan untuk guru
materi macam- pendidikan dasar dan menengah pasal 2A tentang penggunaan teknologi IT
macam jenis ayat 1 dinyatakan bahwa muatan informatika pada pembelajarna
magnet dan pada jenjang SD dapat digunakan sebagai - Fasilitas internet di sekolah yang
kegunanya. alat pembelajaran .( Dalam Modul 6 kurang memadai.
halaman 11) - Guru malas untuk menerapkan hal
Ertmer (2014) menyebut hambatan baru dalam pembelajaran yang
ekstrinsik sebagai urutan pertama yang rumit
berkaitan dengan waktu, dukungan,
sumber daya dan pelatihan. Sementara
hambatan intrinsik dinilai sebagai sikap,
kepercayaan, praktik, dan resistensi
tingkat kedua. (Jurnal Diklat
Keagamaan Padang Vol. 4, No. 2, Juni
2020 ) https://lentera.kemenag.go.id
Perspektif lain menyajikan hambatan
yang berkaitan dengan dua jenis kondisi:
material dan non material (Pelgrum,
2001). Kondisi material mungkin adalah
jumlah komputer atau perangkat lunak
yang tidak mencukupi. Hambatan non-
materi termasuk kurangnya pengetahuan
dan keterampilan TIK pada guru,
sulitnya mengintegrasikan TIK dalam
pengajaran, dan waktu guru yang tidak
mencukupi. (Jurnal Diklat Keagamaan
Padang Vol. 4, No. 2, Juni 2020)
https://lentera.kemenag.go.id.

Hasil Wawancara :
1. Minimnya pelatihan untuk guru.
2. Fasilitas internet kurang memadai

Anda mungkin juga menyukai