Anda di halaman 1dari 7

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang telah Hasil eksplorasi penyebab Analisis eksplorasi penyebab


No.
diidentifikasi masalah masalah
1 Masih rendahnya Sumber Kajian Literature Berdasarkan hasil eksplorasi
motifasi belajar siswa Jurnal/Artikel : penyebab masalah dari
pada pembelajaran Menurut setiawan A. (2016) rendahnya motivasi belajar
Bahasa Indonesia Beberapa faktor yang siswa dikarenakan kurang
materi menyunting menyebabkan motifasi belajar dukungan dari orang tua, guru
surat resmi. siswa rendah adalah kurang dan lingkungan sekitar,
dukungan dari orang tua, guru atau misalnya ;
lingkungan sekitar. - Guru kurang optimal dalam
meberikan metode yang
Menurut Robert (2014) belajar menarik dalam pembelajaran
merupakan perubahan tingkah laku - Orang tua dan lingkungan
sebagai akibat adanya interaksi keluarga membiarkan saja
antara stimulus dan respon. putra putrinya ketika tidak
( modul 1 konsep dasar ilmu mengerjakan tugas dirumah.
pendidikan hal.86)

Hasil Wawancara :
1. Karena tidak ada kemauan atau
aspirasi siswa sejak awal
pembelajaran.
2. Karena pengaruh lingkungan
yang kurang sehat. Misalnya
siswa tinggal di dalam
lingkungan yang
kriminalitasnya tinggi, keluarga
yang broken home.
3. Karena pengaruh kondisi
jasmani dan rohani (siswa
sering sakit)
2 Masih rendahnya Sumber Kajian Literature Berdasarkan hasil eksplorasi
minat baca siswa pada Jurnal/Artikel : penyebab masalah dari
pembelajaran Menurut citra (2018) rendahnya minat baca siswa
BAHASA -Faktor internal penyebab pada pelajaran BAHASA
INDONESIA materi rendahnya minat baca adalah INDONESIA dikarenakan:
menyunting surat kemampuan menyunting surat - Kemampuan menyunting
resmi resmi dan kurangnya kebiasaan surat resmi siswa yang
menyunting surat resmi. kurang
-Faktor eksternal penyebab - Kebiasaan menyunting surat
rendahnya minat menyunting surat resmi yang belum berjalan
resmi siswa adalah lingkungan - Peran perpustakan belum
sekolah kurang mendukung, peran maksimal
perpustakaan belum maksimal, - Keterbatasaan bhan bacaan
keterbatasan buku/bahan bacaan, - Kurang dukungan dari orang
keluarga kurang mendukung, dan tua
pengaruh menonton televisi serta
penggunaan handphone.

Citra P.S (2018) Faktor faktor


penyebab rendahnya minat baca
siswa kelas IV.
http://Jurnal .student.uny.ac.id

Hasil Wawancara :
1. Karena kurangnya praktek
literasi di sekolah.
2. Karena orangtua tidak mau
membeli buku pelajaran/LKS.
3. Siswa malas menyunting surat
resmi buku di perpustakaan.

3 Beberapa peserta Sumber Kajian Literature Berdasarkan hasil eksplorasi


didik kesulitan/ lama Jurnal/Artikel : penyebab masalah Beberapa
dalam memahami teks Rubin (Samsu Somadayo, 2011: 7) peserta didik kesulitan / lama
bacaan dalam pelajran mengungkapkan bahwa dalam memahami teks bacaan
BAHASA menyunting surat resmi dikarenakan:
INDONESIA materi pemahaman adalah proses
menyunting surat intelektual yang kompleks yang
resmi mencakup dua kemampuan utama,
yaitu penguasaan makna kata dan
kemampuan berpikir tentang
konsep verbal.
Ebel (Samsu Somadayo, 2011: 28)
mengungkapkan bahwa faktor
yang mempengaruhi tinggi
rendahnya kemampuan
pemahaman bacaan yang dapat
dicapai oleh siswa dan
perkembangan minat bacanya
tergantung pada faktor siswa yang
bersangkutan, keluarganya,
kebudayaannya, dan situasi
sekolah.
Samsu Somadyo. (2011). Strategi
dan Teknik pembelajaran
Menyunting surat resmi.
Yogyakarta: Graha Ilmu

Hasil Wawancara:
1. Kurangnya minat baca pada
siswa
2. Belum adanya program dari
sekolah yang mengkondisikan
siswa untuk memiliki kebiasaan
menyunting surat resmi.
3. Kurangnya dorongan dari orang
tua untuk siswa terbiasa
menyunting surat resmi
4 Masih kurangnya Sumber Kajian Literature Berdasarkan hasil eksplorasi
partisBahasa Jurnal/Artikel : masalah kurangnya
Indonesiasi orang tua Abu Ahmadi (2004 : 83) partisBahasa Indonesiasi orang
dalam pembelajaran mengemukakan bahwa kasih tua dalam pembelajaran
BAHASA sayang, dorongan dan penghargaan BAHASA INDONESIA
INDONESIA materi orang tua kepada anaknya dikarenakan :
menyunting surat menumbuhkan mental yang sehat - Kurangnya dorongan dari
resmi dan kegunaanya bagi belajar anak. orang tua kepada anak.
di sekolah Abu ahmadi & widodi - Orang tua belum
supriyono. (2004) Psikologi melaksanakan tanggung
Belajar. Jakarta : PT rineka jawabnya dalam
Cipta. pembelajaran contohnya
pengambilan raport anak.
Menurut winardi dalam Purnawanti
(2005) mengemukakan bahwa
PartisBahasa Indonesiasi secara
formal didefinisikan sebagai
wewenang baik secara mental dan
emosional memberikan
sumbangsih kepada proses
keterlibatan secara pribadi orang
yang bersangkutan untuk
melaksanakan tanggung jawabnya.
Purnawanti (skripsi). (2005).
Aspirasi dan PartisBahasa
Indonesiasi Orang Tua Terhadap
Pendidikan Anak (Kasus pada
Pedagang Kaki Lima di
Kecamatan Wonopringgo
Kabupaten Pekalongan). FIP:
UNNES

Hasil Wawancara:
1.Kurangnya dorongan orang tua
dalam proses pembelajaran.
2.Karena kurang aktifnya orangtua
di dalam kegiatan sekolah.
3.Orang tua masih beranggapan
melimpahakan pembelajaran
hanya pada pihak sekolah

5 Guru belum maksimal Sumber Kajian Literature Berdasarkan hasil eksplorasi


dalam memanfaatkan Jurnal/Artikel : penyebab masalah belum
model-model maksimalnya dalam
pembelajaran inovatif Pujirianto menjelaskan berkenaan
memanfaatkan model- model
dalam kelas pada dengan model- model
pelajaran BAHASA pembelajaran abad 21 yang pembelajaran inovatif dalam
INDONESIA materi dBahasa Indonesiandang potensial kelas dikerenakan :
menyunting surat untuk mengintegrasikan teknologi - Media pembelajaran yang
resmi dan kegunanya. dan luwes diterapkan pada kurang memadai (buku
berbagai tingkat usia, jenjang pegangan/LKS siswa yang
pendidikan dan bidang studi, jumlahmya terbatas)
saudara dapat menyesuaikan
- Minimnya pelatihan guru
dengan kondisi sekolah. Model –
model pembelajaran dimaksud tentang model model
antara lain : pembelajaran
1. Discovey learning - Guru masih lebih fokus
2. Pembelajarn Berbasis proyek pada mengejar materi
3. Pembelajaran berbasis masalah karena kelas tinggi
dan penyelidikan materinya banyak.
4. Belajar berdasarkan
pengalaman sendiri (Self
Dircted Lerning)
5. Pembelajaran Konstektual
(Melakukan)
6. Bermain peran dan simulasi
7. Pembelajaran Kooperatif
8. Pembelajaran Kolaboratif
9. Diskusi kelompok kecil
( Modul 1 Konsep dasar ilmu
pendidikan Hal. 23-24)
Abstract
Khodijah, N. (2022).
PROFESIONALISME GURU
DALAM PENERAPAN MODEL-
MODEL PEMBELAJARAN
INOVATIF PADA RINTISAN
SEKOLAH BERTARAF
INTERNASIONAL. Jurnal
Teknodik, Hal. 255 – 264.
https://doi.org/10.32550/teknodik
.v0i0.27
Faktor penyebab :
1.Profesionalisme guru dalam
penerapan model-model
pembelajaran inovatif masih
belum sesuai harapan. Hal ini
terlihat baik dari aspek
pengetahuan maupun
keterampilan sebagian guru yang
masih rendah dalam menerapkan
model-model pembelajaran
inovatif.
2.Ada dua faktor yang
mempengaruhi penerapan model-
model pembelajaran inovatif,
yaitu rendahnya kualitas
pelatihan/workshop yang diikuti
dan rendahnya komitmen dan
motivasi guru untuk menerapkan
model-model pembelajaran
inovatif. 

Hasil wawancara :
1. Guru kurang refleksi. Guru
memaksakan siswa memahami
materi dengan metode yang
sama.
2. Guru berhenti belajar. Guru
tidak mau menyunting surat
resmi buku, saling berbagi
praktik baik dengan guru-guru
lain, bergabung dengan
komunitas guru-guru.
3. Guru tidak mengikuti pelatihan
(minimnya pelatihan ) .
4. Guru tidak memahami karakter
siswa. Guru jarang melakukan
asesmen diagnostik di awal
pembelajaran baik secara non
konigtif atau secara kognitif.
6 Rendahnya Sumber Kajian Literature Berdasarkan hasil eksplorasi
kemampuan siswa Jurnal/Artikel : penyebab masalah rendahnya
dalam memahami Menurut Resnick (1987) berpikir kemampuan siswa adalam
pertanyaan pertanyaan tingkat tinggi adalah proses memahami soal HOTS
berupa uraian dan soal berpikir kompleks dalam dikarenakan :
soal yang berbentuk menguraikan materi, membuat - Siswa kurang mapu
HOTS pada pelajaran kesimpulan,membangun memahami soal berupa
BAHASA representasi, mengsnslisis dan narasi
INDONESIA materi membangun hubungan dengan - Siswa salah dalam
menyunting surat melibatkan aktivitas mental yang mendeskripsikan
resmi dan paling dasar. (Ariana, Yoki, MT. pertanyaan dari soal
kegunannya. dkk. (2018)Buku Pegangan
Pembelajaran Berorientasi pada
Keterampilan Berpikir tingkat
Tinggi. Jakarta : Direktoral
jenderal guru dan Tenaga
Kependidikan Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.

Arie Purwa Kusuma1)*, Syita


faith ‘Adna2) 1) STIKP Kusuma
Negara, Jl. Raya Bogor Km. 24
Cijantung, Jakarta *
arie_pk@stkipkusumanegara.ac.i
d 2) Universitas Pekalongan, Jl.
Sriwijaya No. 3, Pekalongan .
JURNAL SAINTIKA UNPAM
( 2021)
Faktor-faktor penyebab kesulitan
siswa dalam pemahaman belajar
serta penyelesaian soal HOTS
adalah :
1) Kurangnya pemahaman konsep
yang digunakan dalam
perhitungan,
2) tidak mampu memahami soal
berupa narasi,
3) salah mendeskripsikan
pertanyaan dari soal,
4) kurangnya berlatih dalam
menyelesaikan soal sistem
persamaan linier dua variable.

Hasil Wawancara:
1. Karena siswa belum terbiasa
dalam menyelesaikan soal
HOTS.
2. Karena siswa masih
memerlukan bantuan orang lain
dalam menyelesaikan soal
HOTS
3. Karena siswa kesulitan
memahami kalimat atau
maksud dari soal HOTS.
4. Karena siswa kurang teliti
dalam menyunting surat resmi
dan memahami soal serta siswa
kurang memahami materi.
7 Guru jarang Sumber Kajian Literature Berdasarkan hasil eksplorasi
menggunakan aplikasi Jurnal/Artikel : penyebab masalah Guru jarang
TIK untuk PEMENDIKBUD nomor 24 tahun menggunakan aplikasi TIK
mendukung 2016 tentang kompetensi inti dan dikarenakan :
pembelajaran kompetensi dasar pelajaran pada
BAHASA kurikulum 2013 pada pendidikan - Minimnya pelatihan untuk
INDONESIA materi dasar dan menengah pasal 2A ayat guru tentang penggunaan
menyunting surat 1 dinyatakan bahwa muatan teknologi IT pada
resmi dan kegunanya. informatika pada jenjang SD dapat pembelajarna
digunakan sebagai alat - Fasilitas internet di sekolah
pembelajaran .( Dalam Modul 6 yang kurang memadai.
halaman 11) - Guru malas untuk
Ertmer (2014) menyebut hambatan menerapkan hal baru dalam
ekstrinsik sebagai urutan pertama pembelajaran yang rumit
yang berkaitan dengan waktu,
dukungan, sumber daya dan
pelatihan. Sementara hambatan
intrinsik dinilai sebagai sikap,
kepercayaan, praktik, dan resistensi
tingkat kedua. (Jurnal Diklat
Keagamaan Padang Vol. 4, No. 2,
Juni 2020 )
https://lentera.kemenag.go.id
Perspektif lain menyajikan
hambatan yang berkaitan dengan
dua jenis kondisi: material dan non
material (Pelgrum, 2001). Kondisi
material mungkin adalah jumlah
komputer atau perangkat lunak
yang tidak mencukupi. Hambatan
non-materi termasuk kurangnya
pengetahuan dan keterampilan TIK
pada guru, sulitnya
mengintegrasikan TIK dalam
pengajaran, dan waktu guru yang
tidak mencukupi. (Jurnal Diklat
Keagamaan Padang Vol. 4, No. 2,
Juni 2020)
https://lentera.kemenag.go.id.

Hasil Wawancara :
1. Minimnya pelatihan untuk
guru.
2. Fasilitas internet kurang
memadai

Anda mungkin juga menyukai