Anda di halaman 1dari 6

Nama : Retno Asih

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang telah


No Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah
Diidentifikasi
Motivasi
1 1. Semangat belajar peserta 1. Siswa kurang bersemangat/tidak kosentrasi dalam pembelajaran
didik yang kurang dalam sains di jam siang ?
2. Guru kurang memberikan motivasi belajar siswa dalam
mengikuti pembelajaran
pembelajaran biologi pada materi sel ?
biologi pada materi
Pertumbuhan dan
Perkembangan di kelas Sumber Kajian Literatur Jurnal/Artikel:
sehingga banyak
ditemukan peserta didik 1. Menurut Lester D.Crow dan Alice Crow (1958) menyatakan Belajar
yang hanya diam dan adalah perolehan kebiasaan, pengetahuan, dan sikap termasuk cara
baru untuk melakukan sesuatu dan upaya-upaya seseorang dalam
tidur dalam kelas.
mengatasi kendala atau menyesuaikan situasi yang baru (Khodijah,
2014, h. 48). Belajar yang merupakan proses kegiatan untuk
mengubah tingkah laku si subjek belajar, ternyata terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhinya. Faktor tersebut dibagi menjadi 2,
yaitu :
a. Faktor ekstern (dari luar).
b. Faktor intern (dari dalam) di antarnya adalah motivasi dan
minat. Amni Fauziah (2017)

2. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku melalui


pendidikan atau lebih khusus melalui prosedur latihan. Menurut
pandangan tradisional belajar adalah usaha memperoleh sejumlah
ilmu pengetahuan. Sedangkan menurut pandangan modern belajar
adalah proses perubahan tingkah laku berkat interaksi dengan
lingkungan. Musaqim (2004)
3. Motivasi belajar siswa bisa dibagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai
berikut :
a. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari diri siswa
sendiri untuk belajar. Motivasi ini bisa dipengaruhi oleh
keinginan siswa untuk mencapai suatu tujuan tertentu, misalnya
berprestasi, masuk sekolah favorit, masuk perguruan tinggi
favorit, membanggakan orang tua, dan sebagainya.
b. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar,
misalnya lingkungan. Contoh motivasi ekstrinsik adalah iming-
iming hadiah dari orang tua jika berprestasi, mengikuti saran
atau nasihat dari guru, dan sebagainya. Moslem (2019)

4. Guru sebagai orang yang membelajarkan siswa sangat


berkepentingan meningkatkan motivasi belajar terutama bagi siswa
yang mengalami kesulitan dalam belajar dengan menggunakan
berbagai upaya yang dapat dilakukan yaitu :
a. Memperjelas tujuan yang ingin dicapai
b. Membangkitkan motivasi siswa.
c. Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar.
d. Menggunakan variasi metode penyajian yang menarik.
e. Berilah pujian yang wajar setiap keberhasilan siswa.
f. Berikan penilaian.
g. Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa.
h. Ciptakan persaingan dan kerjasama.

Menurut Suprihatin (2015), Siswa akan terdorong untuk belajar


manakala mereka memiliki motivasi untuk belajar :
a. Kuatnya kemauan untuk berbuat.
b. Jumlah waktu yang disediakan untuk belajar.
c. Kerelaan meninggalkan kewajiban atau tugas yang lain.
d. Ketekunan dalam mengerjakan tugas.

Daftar Pustaka

Musaqim, 2004. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.


Hal. 33-34.

Amni Fauziah, 2017. Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan


Minat Belajar Siswa. JURNAL JPSD.4.2017

Suprihatin, Siti. 2015. Upaya Guru Dalam Upaya Meningkatkan


Motivasi Belajar. Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi. 3 (1),
2015.

Moslem, M.C. Komaro, Muumu. Yayat. 2019. Faktor-Faktor Yang


Menyebabkan Rendahnya Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata
Pelajaran Aircraft Drawing Di SMK. Journal of Mechanical
Eingineering Education. 6 (2), 2019.
2 2. Numerasi
1. Peserta didik belum 1. Penyusunan Lembar Kerja peserta Didik (LKPD) yang digunakan
terampil guru belum terstruktur.
2. Siswa kurang terampil dalam menggunakan alat ukur dan membaca
menggunakan alat
hasil data dari alat ukur ?
ukur dan membaca
hasil dari alat ukur
(penggaris dan jangka
sorong) untuk
mengerjakan Lembar Sumber Kajian Literatur
Kerja peserta Didik
1. Langkah-langkah teknis penyusunan LKPD secara umum adalah:
(LKPD) pada Materi
a. menganalisis kurikulum,
pertumbuhan b. menyusun peta kebutuhan Lembar Kerja peserta Didik (LKPD),
tumbuhan. c. menentukan judul Lembar Kerja peserta Didik (LKPD), (4)
menentukan KD dan indikator,
d. menentukan tema sentral dan pokok bahasan,
e. menentukan alat penilaian,
f. menyusun materi,
g. memerhatikan struktur bahan ajar menurut Prastowo (2014).

2. Syarat-syarat dalam penyusunan Lembar Kerja peserta Didik


(LKPD) harus mengikuti asas pembelajaran yang efektif dan
evaluasi. Evaluasi ini untuk terlibat aktif dalam penyususn
dimaksudkan untuk mengetahui apakah LKPD telah baik ataukah
masih ada hal yang perlu diperbaiki. Teknik evaluasi bisa dilakukan
dengan beberapa cara, misalnya evaluasi teman sejawat ataupun uji
coba kepada siswa secara terbatas. Respondenpun bisa anda
tentukan apakah secara bertahap mulai dari one to one, group,
ataupun class menurut Rahmadina, S (2017).

3. Dalam melakukan pengukuran ada dua hal yang perlu diperhatikan


pertama masalah ketelitian (presisi) dan kedua masalah ketepatan
(akurasi). Presisi menyatakan derajat kepastian hasil suatu
pengukuran, sedangkan akurasi menunjukkan seberapa tepat hasil
pengukuran mendekati nilai yang sebenarnya. Presisi bergantung
pada alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran. Umumnya,
semakin kecil pembagian skala suatu alat semakin presisi hasil
pengukuran alat tersebut. Menurut Sri Waluyati (2008), Faktor yang
paling menentukan dalam pembacaan alat ukur adalah faktor
keterampilan. Keterampilan yang dimiliki siswa diperoleh melalui
latihan. Semakin sering siswa melatih keterampilannya maka
semakin baik keterampilan yang dimilikinya. Dalam menggunakan
peralatan alat ukur memang diperlukan keterampilan baik secara
fungsional maupun secara prosedural

Daftar Pustaka

Andi Praswoto. 2014. Panduan Penyusunan LKPD. Yogyakarta:


Diva Press.
Siti Rahmadina. 2017. Persepsi guru terhadap penggunaan lembar
kegiatan peserta didik. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah
Dasar FKIP Unsyiah, 88-97

Siddiq. 2019. Pelatihan Pengembangan LKPD Berbasis


Keterampilan Proses Sains dan Instrumen Assesmen KPS Bagi
Guru IPA.Publikasi Pendidikan, 9(1), 7-11.

Ratnawati, Dianna, dkk. 2013. Peningkatan pemahaman


menggunakan alat ukur dengan penerapan strategi belajar Murder
pada siswa SMK keahlian otomotif. Jurnal alat ukur vol. 36 no. 2,
September 2013. Halaman 3 (Online) diakses 7 November 2022

3 3. Literasi
1. Peserta didik belum 1. Kebiasaan membaca peserta didik di era abad 21 jarang dilakukan
2. Pemanfaatan media literasi oleh peserta didik masih kurang baik
terampil membaca
Perpustakaan sekolah maupun gawainya
cepat saat diberikan
waktu 5 menit awal Sumber Kajian Literatur jurnal/artikel:
pembelajaran untuk
membaca materi 1. Beers, dkk. (2010) Strategi untuk mencipatkaan budaya literasi
pertumbuhan dan disekolah dengan Mengkondisikan lingkungan fisik ramah literasi,
perkembangan Mengupayakan lingkungan sosial dan afektif sebagai model
komunikasi dan interaksi yang literat, Mengupayakan sekolah
makhluk hidup.
sebagai lingkungan akademik yang literat.
2. Peserta didik belum 2. PISA, (2000) menetapkan lima komponen proses sains dalam
memanfaatkan media penilaian literasi sains, yaitu :
literasi di sekolah dan a. Mengenal pertanyaan ilmiah, yaitu pertanyaan yang dapat
gawainya diselidiki secara ilmiah, seperti mengidentifikasi pertanyaan
3. Peserta didik kesulitan yang dapat dijawab oleh sains.
dalam memahami isi b. Mengidentifikasi bukti yang diperlukan dalam penyelidikan
ilmiah. Proses ini melibatkan identifikasi atau pengajuan bukti
pelajaran biologi pada
yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan dalam suatu
materi pertumbuhan penyelidikan sains, atau prosedur yang diperlukan untuk
dan perkembangan memperoleh bukti itu.
c. Menarik dan mengevaluasi kesimpulan. Proses ini melibatkan
kemampuan menghubungkan kesimpulan dengan bukti yang
mendasari atau seharusnya mendasari kesimpulan itu.
d. Mengkomunikasikan kesimpulan yang valid, yakni
mengungkapkan secara tepat kesimpulan yang dapat ditarik
dari bukti yang tersedia.
e. Mendemonstrasikan pemahaman terhadap konsep-konsep
sains.
3. Menurut Sujarwanta (2012) pembelajaran sains yang dilakukan oleh
para guru seharusnya seperti layaknya ilmuwan. Para ilmuwan
bekerja secara sistematis, tekun, teliti, dan disiplin dengan metode
ilmiah seperti dikembangkan Bacon. Cara mempelajari ilmu
pengetahuan dengan menggunakan keterampilan proses akan
mendekatkan siswa memiliki pengalaman belajar yang lebih
lengkap dan tidak terjebak dalam belajar hafalan.
4. Media literasi siswa yang dapat diterapkan :
a. media storytelling yakni kemampuan mendengarkan, berbicara,
serta komunikasi.
b. media infografis berisi visualisasi atau gambar ilustrasi dari
suatu hal atau peristiwa.
c. media digital, Guru dapat memanfaatkan media digital seperti
buku digital, perpustakaan digital, hingga modul digital.
Beberapa media digital bahkan biasanya menyertakan animasi,
gambar ilustrasi yang menarik, serta  video pembelajaran yang
interaktif. Selain media digital yang berbasis visual dan gambar,
ada juga media digital berupa audio yang dapat membantu
peningkatan literasi siswa yaitu audiobook. Media ini dapat
digunakan untuk membantu siswa yang belum lancar membaca
atau untuk meningkatkan minat baca.
d. media permainan. Menggunakan media permainan dalam
meningkatkan literasi siswa merupakan bentuk dari belajar
sambil bermain. https://gurubelajar.id/rekomendasi-media-
untuk-membantu-meningkatkan-literasi-siswa/

Daftar Pustaka

Carol Beers, James W Beers, Jeffrey O Smith. 2010. A Principals


Giude to Literacy Intruction. International kindle paparwhite.

PISA (2000). The PISA 2000 Assesment of Reading, Mathematical


and Scientific Literacy. [Online].
(http://www.pisa.oecd.org/dataoecd/44/63/33692793.pdf., Diakses 25
Juli 2022).

Sujarwanta. 2012. Mengkondisikan Pembelajaran IPA dengan


Pendekatan Saintifik. Jurnal Nuansa Kependidikan, 16 (1): 75-83

https://gurubelajar.id/rekomendasi-media-untuk-membantu-
meningkatkan-literasi-siswa/ di akses 7 Nov 2022 : 19:17

4 Karakteristik
1) Peserta didik yang pintar 1) Guru kesulitan membangun pembelajaran interaktif dalam
cenderung tidak mau berdiskusi.
berbagi pengetahuan 2) Guru kurang memberikan arahan / bimbingan saat berdiskusi.
dengan teman dalam
kelompok diskusi materi Sumber Kajian Literatur jurnal/artikel:
pertumbuhan dan 1. Ahmadi. (2003), Mengemukakan kemampuan peserta didik untuk
perkembangan makhluk berinteraksi degan lingkungannya dan mempengaruhinya dalam
hidup. berperilaku untuk dirinya sendiri maupun kepada orang lain
dipengaruhi oleh perkembangan sosialnya.
2. Masganti (2012), Upaya yang dapat dilakukan pendidik untuk
mengembangkan sikap sosial dengan melaksanakan pembelajaran
kooperatif.
3. Hamalik, Oemar. (2011), Penanganan terhadap perbedaan
kemampuan siswa ini dapat dilakukan dengan menggunakan
pembelajaran yang berbasis perbedaan individual yang lebih
menekankan pengakuan terhadap keunikan setiap siswa sehingga
memungkinkan pencapaian hasil belajar yang optimal,
meningkatkan efisiensi belajar, dan minat belajar siswa terhadap
mata pelajaran.

Daftar Pustaka

Ahmadi. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi


Aksara.

Anda mungkin juga menyukai