NIM : 223131716071
Kelas : 001
1. Guru-guru menuntut
standart nilai diatas
kemampuan anak, oleh
karena itu hanya
sebagian kecil siswa
yang berhasil dengan
baik dalam belajar.
2. Siswa tidak percaya diri
saat ingin bertanya
tentang materi yang
kurang dipahami.
3. Motivasi belajar siswa
mata pelajaran Bahasa
Indonesia masih kurang.
4 Guru belum Kajian literaturnya : Setelah dianalisis adanya
maksimal dalam 1. Menurut Wahyuari pemanfaatan pembelajaran
memanfaatkan (2012), bahwa ciri-ciri inovatif yang belum
model-model pembelajaran inovatif maksimal disebabkan
pembelajaran antara lain : beberapa faktor :
inovatif (PBL, a. Memiliki prosedur 1. Guru merasa nyaman
PJBL) yang sistematik dengan pembelajaran
untuk memodifikasi ceramah.
perilaku siswa. 2. Pembelajaran hanya satu
b. Hasil belajar yang arah sehingga membuat
ditetapkan secara siswa bosan.
khusus yaitu 3. Guru kurang
perubahan perilaku mendapatkan pelatihan
positif siswa. mengenai pemanfaatan
c. Penetapan mode-model
lingkungan belajar pembelajaran inovatif
secara khusus dan berdasarkan
kondusif. karakteristiknya.
d. Ukuran keberhasilan 4. Siswa tidak mempunyai
siswa setelah keberanian untuk
mengikuti bertanya atau
pembelajaran melaksanakan presentasi.
sehingga bisa
menetapkan kriteria
keberhasilan dalam
proses belajar
mengajar.
e. Interaksi dengan
lingkungan agar
mendorong siswa
aktif dalam
lingkungannya.
2. Melansir akun Instagram
Platform Rumah Belajar
Kemendikbud RI, Kamis
(27/8/2020), seperti
dikutip Kompas.com
Jumat (28/8/2020)
berikut ini 6 model
pembelajaran inovatif :
a. Discovery-Inquiry
Rangkaian kegiatan
belajar yang
menekankan pada
proses berpikir
kritis dan analitis
untuk mencari dan
menemukan
jawaban dari suatu
masalah yang
dipertanyakan.
b. Flipped
Classroom
Pembelajaran yang
membalik metode
tradisional di mana
materi biasanya
diberikan pada
proses
pembelajaran tetapi
materi diberikan
sebelum proses
pembelajaran.
c. Project Based
Learning
Pembelajaran yang
memberikan
kesempatan kepada
pendidik untuk
mengelola
pembelajaran di
kelas dengan
melibatkan kerja
proyek.
d. Blended Learning
dengan Blog
Pembelajaran yang
menggunakan blog
untuk mencapai
tujuan pendidikan.
e. Berbasis Gim
Pembelajaran yang
menggunakan
permainan atau gim
digital untuk tujuan
pembelajaran.
f. Self Organized
Learning
Environments
(sole)
Pembelajaran yang
menitikberatkan
proses
pembelajaran
mandiri dengan
memanfaatkan
internet dan
perangkat pintar
yang dimilikinya.
Wawancara dengan
Samiaji Ahmad, M.Pd.
(Kepala SMKN
Kasiman) :
1. Guru masih nyaman
dengan metode ceramah.
2. Guru masih memakai
model pembelajaran
yang berpusat pada guru.
3. Guru masih kurang
paham dengan model-
model pembelajaran.
4. Siswa masih sulit diajak
berpikir kritis.
5. Siswa merasa tidak
percaya diri untuk
bertanya atau
melaksanakan presentasi
ketika diterapkan
pembelajaran inovatif.
5 Pembelajaran di kelas Kajian literaturnya : Setelah dianalisis adanya
masih belum berbasis Menurut Ernawati (2017: pembelajaran masih belum
HOTS. 196-197) Pembelajaran HOTS, disebabkan beberapa
HOTS merupakan cara faktor yaitu :
berpikir yang tidak lagi 1. Ada beberapa guru belum
hanya menghafal secara memahami bagaimana
verbalistik saja namun juga berpikir tingkat tinggi.
memaknai makna 2. Adanya beberapa guru
dibutuhkan cara berpikir hanya sekedar
yang integralistik dengan menjelaskan tetapi tidak
analisis, sintetis, menerapkan
mengakomunikasi, hingga pembelajaran HOTS.
menarik kesimpulan menuju 3. Guru merasa lebih
penciptaan ide-ide kreatif mudah mengemas
dan produktif. pembelajaran berbasis
LOTS.
Hasil wawancara dengan
Muhtadi, S.T. (Waka
Kurikulum SMKN
Kasiman) :
1. Guru masih belum
optimal dalam
memberikan materi dan
soal HOTS pada
pembelajaran Bahasa
Indonesia.
2. Siswa masih belum
mampu untuk
mengerjakan soal HOTS
karena belum terbiasa
dengan soal HOTS.