No. Masalah yang telah Hasil eksplorasi Akar penyebab Analisis akar diidentifikasi penyebab masalah masalah penyebab masalah 1. Semangat belajar 1. Rendahnya semangat Guru kurang inovatif Berdasarkan hasil siswa masih rendah siswa dalam dalam penggunaan analisis pada pembelajaran pembelajaran Bahasa model dan teknologi ditentuikan bahwa bahasa Indonesia, Indonesia yang tidak pembelajaran. akar penyebab terutama materi teks menarik pada materi masalah yaitu cara Anekdot di kelas X. teks anekdot. mengajar guru 2. Guru kurang yang cenderung mendapatkan tidak variatif pelatihan tentang (monoton), cara menerapkan didukung lebih pembelajaran banyak ceramah inovatif, sehingga dan kurang mengajarnya menggunakan monoton. berbagai media 3. Tuntutan kurikulum inovatif tidak sejalan dengan menyebabkan kondisi di lapangan, siswa kurang sehingga seringnya termotivasi dalam guru hanya mengejar belajar. Jika materi selesai pembelajaran diajarkan meski bervariasi, siswa belum menggunakan menguasai materi. berbagai media 4. Siswa tidak maka mendapat perhatian pembelajaran akan dari kedua orangtua menyenangkan yang sibuk bekerja. bagi siswa 5. Siswa tidak terbiasa sehingga siswa membaca teks yang termotivasi untuk panjang. belajar. 2. Siswa masih sulit 1. Kegiatan literasi Siswa kurang Berdasarkan hasil memahami informasi masih belum konsentrasi dalam analisis ditentukan dalam bentuk teks menarik minat siswa. memahami arti dan bahwa akar biografi di kelas X. 2. Kurangnya pesan yang penyebab masalah dukungan orangtua terkandung dalam teks yaitu siswa kurang membudayakan anekdot. konsentrasi dalam membaca sejak dini. memahami arti 3. Banyaknya platform dan pesan yang audio visual yang terkandung dalam bermunculan teks anekdot. menyebabkan siswa Dengan siswa lebih suka menonton mampu daripada membaca. berkonsentrasi 4. Kurangnya akan merangsang konsentrasi siswa pikiran untuk dalam memahami menangkap pesan, arti dan pesan yang ide, gagasan, terkandung dalam minat, emosi dan teks anekdot. perhatian siswa, sehingga pendidik dan siswa dapat saling berinteraksi dalam pembelajaran. 3. Beberapa siswa 1. Faktor kondisi Siswa kurang percaya Berdasarkan hasil kesulitan meraih lingkungan diri saat ingin analisis ditentukan nilai yang baik dalam keluarga siswa bertanya tentang bahwa akar pembelajaran Bahasa yang tidak terlalu materi yang belum penyebab masalah Indonesia. mendukung proses dipahami. yaitu siswa kurang belajar siswa. percaya diri saat 2. Minat dan bakat ingin bertanya serta motivasi tentang materi belajar mata yang belum pelajaran Bahasa dipahami. Apabila Indonesia yang siswa punya rasa rendah, sehingga percaya diri untuk siswa kesulitan berani bertanya, dalam maka guru akan mendapatkan nilai menjelaskan yang baik. materi yang belum 3. Siswa kurang dipahami secara percaya diri saat detail/rinci ingin bertanya sehingga siswa tentang materi yang akan termotivasi belum dipahami. untuk lebih giat belajar dan dapat meraih nilai yang baik. 4. Guru belum 1. Guru merasa nyaman Guru kurang Berdasarkan hasil maksimal dalam dengan pembelajaran mendapatkan analisis ditentukan memanfaatkan model ceramah. pelatihan mengenai bahwa akar - model 2. Pembelajaran hanya pemanfaatan model - penyebab masalah pembelajaran satu arah sehingga model pembelajaran yaitu guru kurang inovatif (PBL, PJBL) membuat siswa inovatif. mendapatkan bosan. pelatihan 3. Guru kurang mengenai mendapatkan pemanfaatan pelatihan mengenai model - model pemanfaatan model - pembelajaran model pembelajaran inovatif. Agar inovatif berdasarkan guru dapat karakteristiknya. memanfaatkan 4. Siswa tidak model – model mempunyai pembelajaran keberanian untuk inovatif, maka bertanya atau guru harus banyak melaksanakan membaca dan presentasi. banyak mencoba untuk dapat diimplemantasikan di dalam kelas. 5. Pembelajaran di 1. Ada beberapa guru Guru merasa lebih Berdasarkan hasil kelas masih belum belum memahami mudah mengemas analisis ditentukan berbasis HOTS. bagaimana berpikir pembelajaran berbasis bahwa akar tingkat tinggi. LOTS sehingga anak penyebab masalah 2. Adanya beberapa cenderung menghafal. yaitu guru merasa guru hanya sekedar lebih mudah menjelaskan tetapi mengemas tidak menerapkan pembelajaran pembelajaran HOTS. berbasis LOTS 3. Guru merasa lebih sehingga anak mudah mengemas cenderung pembelajaran menghafal dan berbasis LOTS. tidak memahami materi yang diberikan oleh guru dengan maksimal. Selain itu, guru masih belum mengoptimalkan dalam memberikan materi dan soal HOTS dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.