Anda di halaman 1dari 14

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah pembelajaran peserta didik SMK

Nama Mahasiswa : Budi Permana, S.Pt.

Alas Sekolah : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Masalah pembelajaran adalah: Kesenjangan antara tujuan yang direncanakan dengan


realisasi pencapaian oleh siswa. Tujuan pembelajaran terbagi pada dua hal yaitu capaian
kompetensi (KD/TP) dan proses pencapaian kompetensi (proses belajar). Pada terminologi
ABCD (Audience, Behavoir, Condition and Degree), maka B dan D merupakan representasi
capaian kompetensi, sedangkan C adalah proses pencapaiannya.

Identifikasi masalah adalah: proses menemukan kesenjangan yang terjadi pada siswa
sebagaiaman definisi maslah pembelajaran.

Eksplorasi penyebab masalah adalah: Mengidentifikasi semua kemungkinan penyebab


terjadinya kesenjangan pencapaian tujuan pembelajaran oleh siswa. Penyebab tersebut
dapat bersumber dari metode yang diterapkan oleg guru, sarana prasarana pembelajaran,
lingkungan belajar, sikap dan perilaku guru, lingkungan sosial dan keluarga, dan diri siswa
yang bersangkutan.

Penentuan penyebab masalah adalah: proses memilah dan menentukan penyebab yang
paling dominan atas timbulnya kesenjangan pencapaian tujuan pembelajaran oleh siswa. Jika
penyebab ini diatasi, maka harapannya penyebab lain yang tereksplorasi akan selesai dengan
sendirinya.

Masalah yang
telah diidentifikasi (di Hasil eksplorasi penyebab Analisis eksplorasi
No.
salin dari masalah masalah penyebab masalah
yang berada di LK1.1)

1 Guru belum Sumber kajian literatur jurnal/artikel: Setelah dianalisis lagi


memberikan asesmen masalah guru belum bisa
atau penilaian yang 1. Menurut Terry Overton (2008): memberikan asesmen
maksimal. Assessment adalah suatu proses yang maksimal karena:
pengumpulan suatu informasi
Faktor Internal
untuk memonitor kemajuan dan
bila disebutkan dalam definisi saya 1. Guru tidak memahami
tentang tes, suatu penilaian ini bisa dengan baik model
saja terdiri dari tes, atau bisa juga asesmen atau penilaian
terdiri dari berbagai metode seperti siswa kurikulum
merdeka.
obsevasi, wawancara,monitoring
2. Guru tidak tuntas
tingkah laku, dan sebagainya
memberikan nilai pada
semua tugas siswa
2. Menurut Bob Kizlik (2009): 3. Guru tidak paham cara
Assessment adalah suatu proses menafsirkan hasil
dimana suatu informasi diperoleh asesmen
berkaitan dengan tujuan
pembelajaran. Penilaian ini adalah
istilah yang luas yang mencakup
tes (pengujian). Tes adalah suatu
Masalah yang
telah diidentifikasi (di Hasil eksplorasi penyebab Analisis eksplorasi
No.
salin dari masalah masalah penyebab masalah
yang berada di LK1.1)

bentuk khusus dari penilaian. Tes Faktor eksternal :


juga adalah salah satu bentuk 1. Sekolah tidak
penilaian. Dengan kata lain, memfasilitasi guru
semua tes ini merupakan
untuk mengikuti
penilaian, namun tidak semua
penilaian berupa tes. pelatihan cara asesmen
3. Menurut Eko Putro Widoyoko peserta didik
(2012): 2. Tidak ada buku literatur
Assessment adalah suatu atau penunjang tentang
kegiatan menafsirkan data hasil tes atau asesmen
pengukuran berdasarkan kriteria
maupun aturan-aturan tertentu.
4. Menurut Richard I. Arends (2008):
Assessment adalah suatu proses
pengumpulan informasi tentang
siswa dan kelas untuk maksud-
maksud pengambilan keputusan
instruksional
5. Menurut pendapat dari Chittenden
(1994):
menyatakan bahwa tujuan dari
penilaian “assessment purpose”
merupakan “keeping track”,
checking up, finding out and
summing up

2 Guru menerapkan model Sumber kajian literature jurnal/artikel: Setelah dianalisis lagi
pembelajaran yang masih 1. Menurut Ibadullah Malawi & Ani masalah guru belum bisa
monoton Kadarwati (2017), Model memberikan asesmen
pembelajaran merupakan suatu yang maksimal karena:
kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur secara
Faktor Internal :
sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan 1. Guru lebih banyak
belajar tertentu dan berfungsi menggunakan model
sebagai pedoman ceramah sebagai
bagi para perancang pembelajaran penyampaian materi
dan para pengajar dalam 2. Guru tidak
merencanakan dan mengembangkan model
melaksanakan aktivitas atau strategi
pembelajaran yang lain
pembelajaran
karena keterbatasan
Masalah yang
telah diidentifikasi (di Hasil eksplorasi penyebab Analisis eksplorasi
No.
salin dari masalah masalah penyebab masalah
yang berada di LK1.1)

2. Menurut Cucu Suhana (2014), waktu mendesain model


Model pembelajaran pembelajarannya
sangat erat kaitannya dengan gaya 3. Guru masih
belajar peserta didik (learning style) menggunakan media
dan gaya mengajar guru (teaching yang sama,pada setiap
style), yang keduanya disingkat topik misalnya hanya
menjadi SOLAT (Style of Learning menggunakan PPT
and Teaching) saja.
3. Menurut Trianto (2013), Model
pembelajaran adalah suatu Faktor eksternal
perencanaan atau suatu pola yang 1. Tidak ada pelatihan
digunakan sebagai pedoman dalam khusus untuk guru
merencanakan pembelajaran di tentang model
kelas atau pembelajaran dalam
pembelajaran yang
tutorial
4. Menurut Lefudin (2017, Model menyenangkan
pembelajaran memiliki sintaks (pola Sarana dan prasarana
2.
urutan tertentu) dari suatu model yang menunjang
pembelajaran adalah pola yang pembelajaran masih
menggambarkan urutan alur tahap- kurang
tahap keseluruhan yang pada
umumnya disertai dengan
serangkaian kegiatan
pembelajaran
5. Trianto (2013), Menurut Johnson,
untuk mengetahui kualitas model
pembelajaran harus
dilihat dari dua aspek, yaitu proses
dan produk.Aspek proses mengacu
apakah
pembelajaran mampu menciptakan
situasi belajar yang menyenangkan
(Joyful learning) serta mendorong
siswa untuk aktif belajar dan
berpikir kreatif. Aspek produk
mengacu apakah pembelajaran
mampu mencapaitujuan

3 Guru belum berinovasi Sumber kajian literature jurnal/artikel: Setelah dianalisis lagi
dalam membuat media 1. Menurut Wiarto (2016: 9) masalah guru belum bisa
pembelajaran mengemukakan bahwa proses memberikan asesmen
pembelajaran mengandung lima yang maksimal karena:
komponen yaitu komunikasi guru, 1. Guru tidak punya alat
bahan pembelajaran, media
dan bahan untuk
pembelajaran, siswa, dan tujuan
pembelajaran membuat media
2. Pengertian media pembelajaran pembelajaran
menurut Sukirman (2012: 29)
Masalah yang
telah diidentifikasi (di Hasil eksplorasi penyebab Analisis eksplorasi
No.
salin dari masalah masalah penyebab masalah
yang berada di LK1.1)

adalah segala sesuatu yang 2. Guru tidak memiliki


digunakan untuk menyalurkan keahlian untuk
pesan dari pengirim ke penerima membuat media
sehingga merangsang pikiran,
pembelajaran
perasaan, perhatian, dan minat
serta kemauan peserta didik 3. Tidak ada pelatihan
sedemikian rupa sehingga proses bagi guru untuk
belajar dapat berjalan efektif membuat media
sesuai tujuan pembelajaran yang pembelajaran
ingin dicapai
3. Sudjana & Rivai (2011: 2)
mengemukakan bahwa
keberadaan media pembelajaran
dapat meningkatkan hasil belajar
siswa
4. Hamalik (Arsyad, 2002: 15)
menambahkan bahwa pemakaian
media pembelajaran dalam proses
belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan
5. minat yang baru, membangkitkan
motivasi, dan merangsang
kegiatan belajar, serta mampu
membawa pengaruh-pengaruh
psikologis pada siswa
6. Uno & Mohamad (2015: 55)
menjelaskan bahwa pemahaman
menjadi salah satu tingkat
pengetahuan pada teori belajar
ranah kognitif yang diungkapkan
oleh Bloom. Adapun ranah kognitif
tingkat pengetahuan menurut
Bloom adalah sebagai berikut: (1)
tingkat pengetahuan atau C1
(knowledge), (2) tingkat
pemahaman atauC2
(comprehension), (3) tingkat
penerapan atau C3 (application),
(4) tingkat analisis atau C4
(analysis), (5) tingkat sintesis atau
C5 (synthesis), dan (6) tingkat
evaluasi atau C6 (evaluation).

Wawancara kepala
sekolah/guru/teman sejawat
a. Terbatasnya keanekaragaman
bahan media belajar
Masalah yang
telah diidentifikasi (di Hasil eksplorasi penyebab Analisis eksplorasi
No.
salin dari masalah masalah penyebab masalah
yang berada di LK1.1)

b. Fasilitas sekolah yang tidak


mendukung
c. Guru tidak memiliki kreativitas
untuk membuat media
pembelajaran
d. Guru masih bingung tidak ada ide
untuk berinovasi

4 Bidang literasi, siswa Hasil Kajian Literatur Analisis Penyebab


masih belum mempunyai 1. Menurut (Ismail, 2022) Program- Masalah:
motivasi yang muncul dari program yang sudah diterapkan 1. Sarana mendukung
dalam diri untuk oleh institusi sekolah formal, literasi membaca masih
memperoleh informasi seperti Klub Literasi Sekolah kurang seperti
dari membaca (KLS), pendirian pojok baca; terbatasnya buku teks,
kegiatan rutin membaca 15 menit buku pendamping dan
sebelum pembelajaran dimulai; buku literasi.
tugas membaca mandiri 2. Lingkungan keluarga
mingguan/bulanan dan kegiatan yang tidak
literasi lainnya harus terus membiasakan untuk
diaktifkan dan dilanjutkan, serta literasi sejak dini.
dikembangkan dengan inovasi- Orang tua jaman
inovasi kreatif lainnya agar tidak sekarang cenderung
monoton. abai terhadap literasi
anak-anaknya
2. Menurut (Sa’ud, 2021) 3. Kurangnya kesadaran
faktor penyebab rendahnya minat siswa untuk
membaca dan kemampuan membiasakan diri
membaca siswa sebagai berikut: dalam membaca.
a. keadaan sosial ekonomi 4. Kurangnya dorongan
keluarga. dari orang tua untuk
b. komunikasi dan bimbingan membiasakan anak
terhadap anak pada saat usia membaca sejak didi.
dini. 5. Buku bacaan yang
c. Komunikasi dan bimbingan tersedia
belajar pada masa sekolah. diperpustakaan kurang
d. Fasilitas/koleksi buku-buku menarik bagi siswa.
bacaan. 6. Belum adanya kegiatan
e. Fasilitas hp/gadget, komputer, literasi sebelum
dan televisi. kegiatan pembelajaran
f. Gender.
g. Hubungan antara sekolah,
keluarga, dan masyarakat, dan
h. Penggunaan strategi/model
dalam pembelajaran
membaca.
Masalah yang
telah diidentifikasi (di Hasil eksplorasi penyebab Analisis eksplorasi
No.
salin dari masalah masalah penyebab masalah
yang berada di LK1.1)

Hasil Kajian Jurnal


1. (Ningsih dkk, 2019) menunjukkan
dua faktor yang mempengaruhi
literasi siswa rendah yaitu faktor
internal seperti minat, bakat,
keturunan, IQ atau kecerdasan
siswa, kematangan usia dan
motivasi. Dan faktor eksternal
seperti keadaan keluarga, belajar
tambahan atau les.
2. Faktor penyebab rendahnya
kemampuan literasi sains siswa
diantaranya
a. Pemilihan buku ajar.
b. Miskonsepsi.
c. Pembelajaran tidak
kontekstual.
d. Rendahnya kemampuan
membaca.
e. Lingkungan dan iklim belajar
yang tidak kondusif (Fuadi,
2020).
3. Hasil penelitian (Suparya, 2022)
faktor penyebab rendahnya
literasi sains siswa adalah

a) Penggunaan buku ajar yang


belum tepat.
b) Miskonsepsi siswa.
c) Pembelajaran yang tidak
kontekstual.
d) Rendahnya kemampuan
membaca.
e) Lingkungan dan iklim
belajar.
f) Iinfrastruktur sekolah.
g) Sumber daya manusia.
h) Manajemen sekolah.

Wawancara kepala
sekolah/guru/teman sejawat
e. Terbatasnya keanekaragaman
bahan bacaan.
f. Faktor keluarga/masyarakat yang
tidak mendukung.
g. Kurangnya motivasi siswa secara
intrinsik untuk membaca.
Masalah yang
telah diidentifikasi (di Hasil eksplorasi penyebab Analisis eksplorasi
No.
salin dari masalah masalah penyebab masalah
yang berada di LK1.1)

h. Kurangnya minat baca siswa.

5 Siswa ABK yang Hasil Kajian Literatur Analisis Penyebab


memiliki tingkat 1. Menurut Stainback (dalam Ifa Masalah:
kecerdasan di bawah Arifah. 2014:3) Sekolah inklusi Faktor internal
rata-rata belum mampu adalah sekolah yang menampung (1) Tingkat kecerdasan
memahami materi yang semua murid di kelas yang sama siswa ABK berada di
disampaikan dengan layanan pendidikan yang bawah rata-rata (Hasil
disesuaikan dengan kemampuan tes IQ)
dan kebutuhan anak
(2) ABK mengalami
2. Menurut (PERMENDIKNAS
No.70, 2009) Anak berkebutuhan ganggguan dan
khusus adalah anak-anak yang hambatan dalam
dalam proses tumbuh perkembangannya
kembangnya mengalami
gangguan dan hambatan secara Faktor eksternal
bermakna (significantly) dari (1) Guru tidak paham
kriteria normal dalam karakteristik
model pembelajaran
: mental/intelektual (yang gifted
maupun yang retarded), sensorik, sekolah inklusi
neuromotor atau fisik, perilaku (3) Materi pembelajaran
sosial, kemampuan yang terlalu sulit
berkomunikasi/kesulitan belajar, (4) Metode pembelajaran
berpenyakit kronis, atau yang belum tepat
gabungan dari dua atau lebih (5) tersedia sumber-
karakteristik tersebut; dan karena
sumber dukungan di
gangguan dan hambatan tersebut
diperlukan modifikasi layanan sekitar sekolah
pendidikan yang disebut
pendidikan khusus (special
education)
3. Menurut Yunaeni, Norma.(2021).
Agar pendidikan inklusif terjadi
dalam proses pembelajaran di
kelas, perlu ada beberapa pra-
kondisi, sekurang-kurangnya
(1) ada pemahaman konsep
pendidikan inklusi yang benar,
(2) ada penerimaan tentang
pendidikan inklusi oleh warga
sebagai strategi untuk
memberikan akses pendidikan
yang lebih baik bagi ABK,
(3) guru memiliki kompetensi
menangani dan mengajar
ABK,
Masalah yang
telah diidentifikasi (di Hasil eksplorasi penyebab Analisis eksplorasi
No.
salin dari masalah masalah penyebab masalah
yang berada di LK1.1)

(4) tersedia sumber-sumber


dukungan di sekitar sekolah,
dan
(5) mendapat dukungan warga
sekolah dan masyarakat.

Wawancara kepala
sekolah/guru/teman sejawat
(1) model pembelajaran kontekstual
lebih relevan untuk pembelajaran
ABK di kelas inklusif
(2) Model pembelajaran ini
memberikan pengalaman nyata
pada siswa inklusi yang sulit untuk
berfikir abstrak
(3) Penerapan model pembelajaran
kontekstual terhadap siswa inklusi
secara praktek tidak sepenuhnya
memberikan dampak peningkatan
hasil belajar siswa,apabila tidak
dilakukan secara terus-menerus

6 Guru kurang menjalin Hasil Kajian Literatur Analisis Penyebab


komunikasi secara Menurut (Kailola, 2018) cara Masalah:
intensif dengan orang tua menjalin komunikasi dengan orang 1. Beberapa orang tua
tua adalah jujur, adil dan faktual, siswa tidak hadir saat
berpikir positif, menjadi pendengar diundang ke sekolah
aktif, luangkan waktu, dan posisikan karena sibuk bekerja
diri sebagai partner. 2. Komunikasi antara
orang tua dan
Hasil Kajian Jurnal guru/sekolah masih
Hasil penelitian (Hariesa, 2021) kurang
hubungan sekolah dengan orang tua 3. Tidak dibentuk forum
siswa adalah mendukung peningkatan komunikasi orang tua
kualitas belajar siswa, kualitas lulusan 4. Kurangnya kesadaran
sekolah, dan kualitas pertumbuhan dari orang tua bahwa
dan perkembangan peserta didik. selain guru, orang
tualah yang berperan
Wawancara kepala dan bertanggung jawab
sekolah/guru/teman sejawat atas pendidikan siswa
a. Orang tua sibuk bekerja
b. Siswa tinggal di pondok sekitar
sekolah
c. Orang tua cenderung
menyerahkan semua urusan
pendidikan anaknya kepada
sekolah.
d. Pembelajaran belum pernah
melibatkan orang tua.
Masalah yang
telah diidentifikasi (di Hasil eksplorasi penyebab Analisis eksplorasi
No.
salin dari masalah masalah penyebab masalah
yang berada di LK1.1)

e. Orang tua tidak perhatian dengan


anak karena kesibukan masing-
masing.
f. Kurang respon dari orang tua saat
berkomunikasi.

7 Guru belum maksimal Hasil Kajian Literatur Analisis Penyebab


mengimplementasikan (Fahmi, 2022) faktor yang relevan Masalah:
model-model mengharuskan guru menjadi semakin 1. Kurangnya sarana
pembelajaran inovatif. inovatif, yaitu prasarana yang
1) Perkembangan sistem memadai, tidak semua
pembelajaran pasca adanya kelas memiliki
pandemi mau tidak mau kemajuan proyektor/infocus
teknologi dan media pembelajaran sehingga sulit untuk
melonjak dratis pasca pandemi mengaplikasian inovasi
membuat pembelajaran harus dalam bidang teknologi
semakin interaktif, sehingga guru di kelas.
harus semakin aktif 2. Kurangnya
mengimplementasikan berbagai keterampilan guru
teknologi, mengimplementasikan
2) Karena semakin canggihnya pembelajaran inovatif
teknologi. seperti model PJBL
3) Regenerasi guru terus terjadi. atau PBL.
Upaya mengembangkan 3. Terbatasnya waktu
pembelajaran inovatif adalah guru dalam merancang
dengan membaca banyak refrensi pembelajaran inovatif.
model pembelajaran, berimajinasi 4. Pembelajaran dikelas
ketika kita menggunakan suatu kurang bervariasi dan
model yang baru, dengan jarang
memadukan beberapa model
mempergunakan
pembelajaran untuk menjadi suatu
model yang baru dan dengan media yang menarik
merubah atau menginovasi suatu sehingga cendrung
model pembelajaran dengan membosankan
kearifan lokal di lingkungan kita
mengajar.

Hasil Kajian Jurnal


Menurut (Friani dkk, 2017)
menyatakan kendala yang dihadapi
guru dalam menerapkan model
pembelajaran adalah guru kurang
menyiasati waktu yang tersedia, guru
kurang mampu dalam menguasai
teknologi, pengelolaan dan
pengawasan kelas yang tidak dapat
berjalan dengan maksimal dan
Masalah yang
telah diidentifikasi (di Hasil eksplorasi penyebab Analisis eksplorasi
No.
salin dari masalah masalah penyebab masalah
yang berada di LK1.1)

ketidakaktifannya siswa dalam proses


pembelajaran.

Wawancara kepala
sekolah/guru/teman sejawat
a. Kurangnya pengetahuan guru di
bidang pedagogik.
b. Jarang mengikuti pelatihan atau
workshop terkait model
pembelajaran.
c. Enggan memulai sesuatu yang
baru jadi masih menerapkan
model konvensional.
d. Pemahaman guru mengenai
pembelajaran inovatif yang masih
kurang.
e. Guru kurang memahami sintak-
sintak model pembelajaran.
f. Tuntutan materi yang banyak.

8 Pembelajaran yang Hasil Kajian Literatur Analisis Penyebab


dilakukan guru belum 1. Menurut (Sani, 2019) Masalah:
berbasis HOTS. keterampilan berpikir tingkat tinggi 1. Kurangnya guru
(higher order thinking skills) memberikan soal-soal
mencakup kemampuan berpikir HOTS yang melatih
kritis, logis, reflektif, metakognitif, keterampilan bepikir
dan kreatif. Keterampilan berpikir siswa.
kritis diperlukan dalam 2. Beberapa guru belum
menyelesaikan masalah dan mampu dalam
membuat keputusan. Higher order membuat soal-soal
thinking skills (HOTS) akan HOTS.
berkembang jika individu 3. Kurangnya pelatihan
menghadapi masalah yang tidak yang benar-benar
dikenal, pertanyaan yang mengedepankan
menantang, atau menghadapi pembelajaran berbasis
ketidakpastian/dilemma HOTS.
4. Pemahaman guru
2. Menurut (Safitri dkk, 2021) masih rendah terhadap
karakteristik pembelajaran pada pembelajaran HOTS.
HOTS (Higher Order Thingking
Skill) yaitu berfokus pada
pertanyaan, menganalisis atau
menilai argumen dan data,
mendefinisikan konsep,
menentukan kesimpulan,
menggunakan analisis logis,
memproses dan menerapkan
Masalah yang
telah diidentifikasi (di Hasil eksplorasi penyebab Analisis eksplorasi
No.
salin dari masalah masalah penyebab masalah
yang berada di LK1.1)

informasi, dan menggunakan


informasi untuk memecahkan
masalah.

3. (Ahyar dkk, 2021) kelebihan


pembelajaran berbasis HOTS
adalah
a) Peserta didik akan lebih
berpikir sistematis dan logis.
b) Memiliki kemampuan
menganalisa permasalahan
dengan lebih kritis.
c) Pembelajaran dengan konsep
HOTS bisa membiasakan
peserta didik berpikir lebih luas
dan mampu mengikuti jaman
yang berkembang.
d) Pembuat peserta didik menjadi
lebih kreatif, terasah serta
lebih banyak mempertanyakan
segala sesuatu dengan kritis.
e) Peserta didik akan lebih
mengenali konsep
pembelajaran karena mampu
mengkaji keterkaitan antara
materi. Kelemahan
pembelajaran berbasis HOTS
sebagai berikut:
a) Sulitnya membedakan jawaban
pada soal pilihan ganda,
karena jawaban yang
disediakan memiliki kemiripan
yang membuat siswa sulit
untuk menentukan jawaban
yang benar.
b) Siswa yang memiliki
kemampuan kognitif yang baik
lebih mudah untuk memahami
materi dan menjawab soal,
sedangkan bagi siswa yang
memiliki kemampuan kognitif
kurang bagus akan lebih
kesulitan.
c) Kurangnya referensi siswa
terhadap teori-teori yang
berkaitan dengan masalah
yang dipelajari.
Masalah yang
telah diidentifikasi (di Hasil eksplorasi penyebab Analisis eksplorasi
No.
salin dari masalah masalah penyebab masalah
yang berada di LK1.1)

Hasil Kajian Jurnal


1. Hasil penelitian (Nurhayani, 2017)
menyatakan kesulitan-kesulitan
yang dihadapi guru dalam
mengembangkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi diantaranya
adalah guru sulit mengatasi
kemampuan siswa yang berbeda-
beda, kurang memahami
mengenai cara-cara tertentu
dalam pembelajaran, kurang
mampu dalam menentukan
metode dan model pembelajaran
yang tepat, kurang memahami
mengenai pengembangan
keterampilan berpikir tingkat tinggi,
melakukan apersepsi untuk
merangsang siswa membuat
siswa merasa tertarik dalam
merespon apersepsi yang
diberikan, kurang mampu
menyesuaikan antara soal dengan
kata kerja operasional yang
terdapat dalam indikator
pembelajaran, dan belum mampu
mengatasi siswa yang mempunyai
perbedaan cara untuk
menunjukkan kemampuannya
dalam berpikir.

2. Menurut (Karami, 2021) faktor


penyebab kesalahan yang
dilakukan siswa pada penelitian ini
terdapat dua faktor yaitu faktor
internal dan eksternal. Faktor
internal berasal murni dari siswa
sendiri meliputi aspek sikap,
intelegensi, bakat, motivasi, dan
minat belajar siswa ketika
memahami materi
pelajaran.Sedangkan faktor
eksternal halhal yang datang dari
luar diri yang berasal dari
keluarga, atau lingkungan sekitar.

Wawancara kepala
sekolah/guru/teman sejawat
Masalah yang
telah diidentifikasi (di Hasil eksplorasi penyebab Analisis eksplorasi
No.
salin dari masalah masalah penyebab masalah
yang berada di LK1.1)

a. Guru masih sangat terbatas


membaca bacaan.
b. Guru mengalami kesulitan dalam
menjawab soal HOTS.
c. Beberapa siswa masih kesulitan
menjawab soal HOTS.
d. Keterbatasan waktu guru dalam
membuat soal HOTS.
e. Kesulitan guru dalam memilih
stimulus yang menarik dan
konstektual.

9 Guru kurang Hasil Kajian Literatur Analisis Penyebab


mengembangkan Menurut Nasution (1987 : 20) Masalah:
teknologi/inovasi dalam Teknologi pendidikan adalah alat 1. Guru hanya berkutat
pembelajaran bantu untuk pendidikan yang pada penggunaan
dilahirkan atas dasar perkembangan power point untuk
teknologi informasi. presentasi materi
2. Guru tidak pernah
Hasil Kajian Jurnal membuat Alat Peraga
Menurut (Winda dan Febrina, 2021) Edukatif (APE) untuk
Kesulitan yang dialami guru yaitu pembelajaran
1. Guru kesulitan merancang media 3. Terbatasnya prasarana
berbasis IT. yang mendukung
2. Guru kesulitan mengoperasikan pembelajaran berbasis
media berbasis IT. TIK seperti tidak semua
3. Sarana dan prasarana yang tidak kelas terdapat infocus
lengkap. 4. Beberapa guru kurang
5. Serta yang terakhir adalah mampu dalam
kreatifitas guru. memanfaatkan teknologi
TIK dalam
Wawancara kepala pembelajaran.
sekolah/guru/teman sejawat 5. Kurang mendapat
a. Penguasaan guru belum maksimal pelatihan-pelatihan bagi
dalam memanfaatkan teknologi guru dalam
TIK. mengimplementasikan
b. Kurangnya sarana yang ada di pembelajaran berbasis
sekolah. TIK.
c. Masih minimnya guru dalam 6. Minat dan motivasi guru
menggunakan teknologi dalam untuk belajar teknologi
pembelajaran. TIK masih kurang.
d. Kurang memiliki wawasan
mengimplementasikan teknologi
dalam pembelajaran.
e. Kurang pelatihan TIK
f. Kurang kesempatan
mengembangkan diri.
Daftar Pustaka

Ahmad, Rivai dan Sujana, Nana. 2011. Media Pembelajaran. Bandung: Sinar. Baru
Ahyar, D. B., dkk. 2021. Model-model Pembelajaran. Jawa Tengah: CV Pradina Pustaka
Grup.
Ainscow, M. 2005. Understanding the development of inclusive education system. Journal of
Research in Educational Psychology, 3, 5-20.
Arends, Richard I. 2008. Learning To Teach Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Arends, Richard I. 2008. Learning To Teach Belajar untuk Mengajar
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arsyad, A. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Chittenden, E. 1991. Authentic assessment, evaluation, and documentation of student
performance. Expanding Student Assessment, 22-31.
Cucu Suhana. 2014, “Konsep Strategi Pembelajaran (Edisi Revisi)” (Bandung: Refika
Aditama,2014), hal. 37
Eko Putro Widoyoko. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta:Pustaka
Pelajar.
Ibadullah Malawi & Ani Kadarwati. 2017, “Pembelajaran Tematik” (Konsep Dan Aplikasi)
(Magetan: CV. AE Grafika, 2017), hal. 96
Kizlik, Bob. 2009. Measurement, Assessment, and Evaluation in Education.
Lefudin. 2017, “Belajar Dan Pembelajaran Dilengkapi Dengan Model Pembelajaran, Strategi
Pembelajaran, Pendekatan Pembelajaran Dan Metode Pembelajaran” (Yogyakarta:
Deepublish, 2017)., hal. 174
Overton, Terry. 2008. Assessing Learners with Special Needs: An Applied Approach (7th
Edition). University of Texas – Brownsville
Permerintah Dirjen Dikdasmen Depdiknas No.380/C.C6/MN/2003 perihal pendidikan inklusi
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Surakarta: Pustaka Belajar
Sukirman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: PT. Pustaka.
Trianto. 2013, “Model Pembelajaran Terpadu : Konsep, Strategi Dan Implementasinya Dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)” (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hal. 51
Uno, H., & Mohamad, N. (2011). Belajar dengan Pendekatan Paikem: Pembelajaran. Aktif.
Bumi Aksara. Birgili, B. (2015)
Wiarto, Giri. 2016. Media Pembelajaran Dalam Pendidikan Jasmani. Yogyakarta: Claksitas.
Winda, Rose & Febrina Dafit. 2021. Analisis Kesulitan Guru dalam Penggunaan Media
Pembelajaran Online di Sekolah Dasar. Jurnal Pedagogik dan Pembelajaran. 24 (2):
1-20
Yunaeni, Norma. 2021. Model pembelajaran anak berkebutuhan khusus dalam setting
pendidikan inklusi. Journal of Elementary School Education, Volume 1 Nomor 1.

Anda mungkin juga menyukai