Anda di halaman 1dari 10

Nama : MENTARI APRILLIA

Kelas : 004 - Teknik Komputer dan Informatika


NIM : 223153913280
Asal Sekolah : SMK NEGERI 8 KABUPATEN TEBO (JAMBI)

LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi

No Masalah terpilih yang


Akar Penyebab masalah Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
. akan diselesaikan
1 Kurangnya motivasi 1. Metode yang digunakan Kajian Literatur Hasil dari eksplorasi alternatif solusi berdasarkan kajian
siswa kelas X OTKP masih berpusat pada guru literatur dan wawancara analisis alternatif solusi yang di
dalam proses di rasa kurang Elly Manizar (2015), Peran Guru peroleh yaitu, guru dalam memberikan motivasi
pembelajaran materi memuaskan serta kurang Sebagai Motivator Dalam Belajar. Guru terhadap siswa kekuatannya adalah siswa merasa
Teknologi Informasi dan kreativitas guru karena memegang peranan yang sangat penting mendapat dorongan dan sokongan moril untuk mencapai
Komunikasi. kurangnya penilaian atau dalam hal ini untuk memberikan motivasi prestasi belajar yang lebih baik. sedangkan,
supervisi dari kepala kepada siswa agar tercapainya kondisi Kelemahannya siswa tidak bertahan lama akan giat
sekolah ataupun pengawas yang efektif bagi siswa untuk belajar jika tidak ada motif dari pihak luar untuk belajar.
sekolah. menjalankan proses belajar mengajar.
2. Siswa kurang antusias Model pembelajaran TGT kekuatannya yaitu, dalam
belajar dan kurang Made Novta Kusumadiputra, Dkk kelas kooperatif siswa memiliki kebebasan untuk
memahami materi karena (2017), Study Komparatif Model berinteraksi dan menggunakan pendapatnya, rasa
metode yang digunakan Pembelajaran Team Games Tournament percaya diri siswa menjadi tinggi, perilaku mengganggu
kurang menarik maka (TGT) Dan Learning Tournament terhadap siswa lain menjadi lebih kecil, motivasi belajar
siswa tidak Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar siswa bertambah, pemahaman yang lebih mendalam
memperhatikan dengan Teknologi Informasi Dan Komunikasi terhadap materi pembelajaran, meningkatkan kebaikan
baik saat guru (TIK) Siswa Kelas XI SMA. Motivasi dan budi, kepekaan, toleransi antar siswa dengan siswa dan
menjelaskan. Respon siswa pada model pembelajaran antara siswa dengan guru, keja sama antar siswa akan
Team Games Tournament lebih tinggi membuat interaksi belajar dalam kelas menjadi hidup
daripada model pembelajaran Learning dan tidak membosankan. Sedangkan, Kelemahannya
Tournament. Ini berarti, model sering terjadi dalam kegiatan pembelajarn tidak semua
pembelajaran Team Games Tournament siswa ikut serta menyumbangkan pendapatnya,
lebih disenangi oleh siswa. kekurangan waktu untuk proses pembelajaran,
kemungkinan terjadinya kegaduhan kalau guru tidak
Mutia Rahma (2011) Meningkatkan dapat mengelola kelas.
Motivasi Belajar Siswa Melalui Model Model Coperative Learning Tipe Make a Match
Pembelajaran Cooperative Learning kekuatannya yaitu, dapat meningkatkan aktivitas
Tipe Make A Match. Model pembelajarn belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik, Karena
ini merupakan salah satu pendekatan ada unsur permainan maka metode ini cukup
konseptual yang mengajarkan siswa menyenangkan, dapat meningkatkan pemahaman siswa
memahami konsep-konsep secara aktif, terhadap materi yang dipelajari dan dapat meningkatkan
kreatif, interaktif, efektif dan motifasi belajar siswa, efektif sebagai sarana melatih
menyenangkan bagi siswa sehingga keberanian siswa untuk tampil presentasi, melatih
konsep mudah dipahami dan bertahan kedisiplinan siswa dan menghargai waktu untuk belajar.
lama dalam struktur kognitif siswa. Sedangkan, Kelamahannya jika strategi ini tidak
dipersiapkan dengan baik, akan banyak waktu yang
terbuang, pada awa-awal penerapan metode banyak
Wawancara dengan rekan guru siswa yang akan malu berpasangan dengan lawan
jenisnya, jika guru tidak mengarhkan siswa dengan baik,
1. Memberikan penekanan motivasi di akan banyak siswa yang kurang memperhatikan pada
awal pembelajaran saat presentasi pasangan, guru harus hati-hati pada saat
2. Menggunakan metode Team game memberi hukuman pada siswa yang tidak dapat
turnamen (TGT) karena siswa SMK pasangan, karena akan membuat mereka malu.
kebanyakan memiliki gaya belajar
yang kinestetik. Gaya belajar siswa kinestetik kekuatan yaitu siswa
3. Memberikan reward/pujian kepada Cenderung berpenampilan rapi, lebih pintar dalam bidang
siswa yang berhasil menyelesaikan olahraga, suka pekerjaan yang dilakukan dalam
tugas atau projek yang diberikan. laboratorium dan memiliki kerjasama antara mata dan
tangan sangat bagus. Sedangkan kelemahan dari gaya
belajar ini adalah siswa mudah gelisa dan frustasi dalam
mendengarkan sesuatu sambil duduk dalam waktu yang
lama, sehingga membutuhkan sedikit istirahat dan
kurang baik dalam melakukan pengejaan kata.

Memberikan pujian atau reward saat siswa mampu


menyelesaikan tugas atau projek memiliki kekuatan
seperti, dapat memberikan pengaruh yang cukup besar
terhadap jiwa peserta didik untuk melakukan kegiatan
yang positif, dapat memotivasi peserta didik lain untuk
ikut melakukan hal yang positif. Sedangkan
kelemahannya, adalah dapat menimbulkan dampak
negatif apabila guru melakukannya secara berlebihan,
sehingga mungkin bisa mengakibatkan murid merasa
bahwa dirinya lebih tinggi dari-teman-temannya, pada
umumnya hadian membutuhkan alat tertentu dan biaya.

2 Kurangnya minat belajar 1. Rendahnya kemauan siswa Kajian Literatur Hasil dari eksplorasi alternatif solusi berdasarkan kajian
siswa terhadap materi untuk memahami dan literatur dan wawancara analisis alternatif solusi yang di
pembelajaran aplikasi mempelajari materi Muhammad Arifin , Muhammad Abduh peroleh yaitu, model pembelajaran blended learning
pengolahan Kata pengolahan kata karena (2021) Peningkatan Motivasi Belajar kekuatannya yaitu, lebih menghemat waktu dan biaya,
(Microsoft Word). kurangnya kreatifitas guru Model Pembelajaran Blended Learning. pembelajaran lebih efektif dan efisien, pembelajaran tidak
dalam mengembangkan Berdasarkan hasil penelitian,yaitu; (1) terbatas ruang dan waktu, peserta didik mudah
metode pembelajaran yang adanya perbedaan motivasi belajar mengakses materi pembelajaran, peserta didik lebih
menarik. peserta didik melalui model pembelajaran leluasa mempelajarai materi secara online, guru dan
2. Kurangnya pemahaman blended learning dengan peserta didik peserta didik dapat berdiskusi di luar jam tatap muka,
guru terhadap karakter yang mengguankan model pembelajaran guru dapat dengan mudah menambahkan materi
dan sifat siswa dengan apa konvensional, (2) adanya perbedaan hasil pelajaran dengan fasilitas internet, dapat memperluas
yang diinginkan siswa, belajar peserta didik yang menggunakann jangkauan pembelajaran dan pelatihan, hasil belajar
contohnya suasanya model pembelajaran blended learning jika lebih optimal, meningkatkan daya tarik peserta didik
belajar yang diinginkan di bandingkan dengan peserta didik yang dalam belajar. Sedangkan, kelemahannya sulit
siswa. menggunakan model pembelajaran diterapkan jika sarana dan prasarana tidak mendukung,
konvensional, (3) terdapat perubahan tidak meratanya fasilitas belajar yang dimiliki peserta
peningkatan motivasi belajar peserta didik didik, akases internet yang tidak lancar akan
dalam penggunaan model pembelajaran menghambat proses pembelajaran, guru harus selalu
blended learning (4) terdapat perubahan mendesai pembelajaran yang menarik untuk di ikuti
peningkatan hasil belajar peserta didik secara online.
selama menggunakan model
pembelajaran blended learning. Model pembelajaran Project Based Learning (PjBL),
kekuatannya yaitu, memotivasi peserta didik dengan
Endah Tri Wahyuningsih, dkk (2021) melibatkannya didalam pembelajarannya, membiarkan
Hubungan Minat Belajar dengan Hasil sesuai minatnya, menjawab pertanyaan dan untuk
Belajar Fisika Melalui Model Project membuat keputusan dalam proses belajar, menyediakan
Based Learning di Kelas X MIPA SMAN kesempatan pembelajaran berbagi disiplin ilmu,
6 Kota Bengkulu. Berdasarkan hasil membantu keterkaitan hidup di luar sekolah
penelitian dapat disimpulkan sebagai memperhatikan dunia nyata, dan mengembangkan
berikut : 1) terdapat hubungan positif keterampilan dunia nyata, menyediakan peluang unik
yang signifikan antara minat belajar karena pendidik membangun hubungan dengan peserta
dengan hasil belajar fisika siswa melalui didik, sebagai pelatih dan fasilitator, menyediakan
project based learning (PjBL) pada siswa kesempatan untuk membangun hubungan dengan
kelas X MIPA SMAN 6 Kota Bengkulu komunitas yang besar, membuat peserta didik lebih aktif
dengan nilai korelasi Product moment dan berhasil memecahkan problem-problem yang
sebesar 0,660 dengan taraf signifikan (α = kompleks, mendorong peserta didik untuk
0,01).2) Besarnya sumbangan atau mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan
kontribusi minat belajar dengan hasil komunikasi, memberikan pengalaman pada peserta didik
belajar fisika siswa sebesar 0,435 yang pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasikan
artinya 43.56 % hasil belajar fisika siswa proyek, dan membantu alokasi waktu dan sumber-
(Y) ditentukan oleh minat belajar (X). sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan
tugas , menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan
Wawancara dengan rekan guru peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk
berkembang sesuai dunia nyata, membuat suasana
1. Memberikan siswa matrikulasi di awal belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik
pembelajaran untuk menumbuhkan maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.
minat belajarnya Sedangkan, kelemahannya memerlukan banyak waktu
2. Menggunakan media ajar yang mudah untuk menyelesaikan masalah, membutuhkan biaya yang
di pahami siswa cukup banyak, banyak pendidik yang merasa nyaman
3. Membuat kelompok belajar siswa yang dengan kelas tradisional, dimana pendidik memegang
di tentukan oleh guru sesuai dengan peran utama di dalam kelas, banyak peralatan yang
karakter dan kemampuan siswanya harus disediakan, peserta didik yang memiliki kelemahan
4. Menggunakan metode pembelajaran dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan
PjBL mengalami kesulitan, ada kemungkinan peserta didik ada
yang kurang aktif dalam kerja kelompok, ketika topik
yang diberikan pada masing-masing kelompok berbeda,
dan di khawatirkan peserta didik tidak bisa memahami
topik secara keseluruhan.

Membuat kelompok belajar kekuatannya, yaitu,


menumbuhkan rasa sosial, memberi dan menerima
umpan balik, meningkatkan motivasi belajar,
menumbuhkan keterampilan berkomunikasi, lebih
mudah memecahkan masalah, memperbaiki pemahaman
melalui diskusi, menghilangkan kebosanan,
menumbuhkan sikap kerja sama. Sedangkan,
kelemahannya, tugas yang diberikan hanya dikerjakan
oleh segelintir siswa saja, bila kecakapan dalam kelompok
tidak seimbang akan berpengaruh dalam penyelesaian
tugas, ada sifat pribadi yang ingin menonjol, bila
seseorang guru tidak mengontrol akan terjadi persaingan.

3 Siswa dengan 1. Siswa kurang dalam Kajian Literatur Hasil dari eksplorasi alternatif solusi berdasarkan kajian
kemampuan analisis memahami soal numerasi literatur dan wawancara analisis alternatif solusi yang di
rendah pada materi pada materi pengolahan Selvi Meilasari, Dkk (2020), Kajian peroleh yaitu, model Pembelajaran Problem Based
pengolahan angka angka, logika siswa dalam Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) memiliki kekuatan yaitu, menantang
(Microsoft Excel) pemecahan masalah Learning (PBL) Dalam Pembelajaran Di kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk
rendah, siswa bingung Sekolah. Model pembelajaran Problem menemukan pengetahuan bagi siswa, meningkatkan
saat menemukan rumus Based Learning (PBL) dalam pembelajaran motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa, membantu
yang eror pada materi yaitu model Problem Based Learning (PBL) siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untuk
pengolahan angka. dapat meningkatkan minat belajar, memahami masalah dunia nyata, membantu siswa untuk
2. Konsentrasi siswa tidak meningkatkan kemampuan pemecahan mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung
stabil masih terpengaruh masalah peserta didik, meningkatkan jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan,
dengan teman-temanya, motivasi belajar peserta didik, berfikir mengembangkan kemampuan siswa untuk berfikir kritis,
sehingga mudah blank kritis, dan meningkatkan hasil belajar memberikan kesempatan bagi siswa untuk
atau lupa saat sedang peserta didik. mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam
mengerjakan soal atau dunia nyata, mengembangkan minat siswa untuk secara
saat diberi pertanyaan oleh Noly Shofiyah, Dkk (2018), Model terus menerus belajar, memudahkan siswa dalam
guru. Problem Based Learning (PBL) Dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari guna
Melatih Scientific Reasoning Siswa. memecahkan masalah dunia nyata. Sedangkan
Keterampilan penalaran ilmiah (scientific kelemahannya manakalah siswa tidak memiliki niat atau
reasoning skiil) seharusnya dilatihkan tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang
pada seluruh siswa yang berada pada dipelajari sulit dipecahkan, maka mereka akan merasa
tahap pemikiran operasional konkrit dan enggan untuk mencobanya, untuk sebagian siswa
operasional formal. Keterampilan tersebut beranggapan bahwa tanpa pemahaman mengenai materi
bisa dilatihkan oleh guru dengan cara yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah mengapa
menerapkan pembelajaran berbasis mereka harus berusaha untuk memecahkan masalah
inkuiri yang salah satunya adalah yang sedang dipelajari, maka mereka akan belajar apa
Problem Based Laerning (PBL). Karena yang mereka ingin pelajari.
dengan diberikan masalah dan kemudian
siswa dituntut untuk memecahkannya, Metode Demonstrasi terhadap kemampuan analisis
penalaran ilmiah siswa akan berkembang. siswa rendah kekuatannya yaitu, perhatian anak didik
dapat dipusatkan, dan titik berat yang dianggap penting
Putu Suardana (2019) Penerapan model oleh guru dapat diamati, perhatian anak didik akan lebih
pembelajaran Problem Based Learning terpusat pada apa yang didemonstrasikan, dapat
(PBL) dengan metode Demonstrasi merangsang murid untuk lebih aktif dalam mengikuti
untuk meningkatkan Hasil Belajar proses belajar, dapat menambah pengalaman siswa, bisa
Permainan Tolak Peluru. Model membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang
pembelajaran ini sangat efektif diterapkan disampaikan, dapat mengurangi kesalah pahaman
dalam proses pembelajaran yang karena pengajaran lebih jelas dan kongkrit, dapat
mengakibatkan siswa aktif, antusias dan menjawab semua masalah yang timbul dalam pikiran tiap
dapat memahami materi yang diajarkan manusia. Sedangkan kelemahannya memerlukan waktu
sehingga hasil belajar siswa menjadi yang cukup lama, apabila terjadi kekurangan media,
meningkat. metode demonstrasi menjadi kurang efisien, memerlukan
biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli
Antonius KAP Simbolo (2022) Kegiatan bahan-bahannya, memerlukan tenaga yang tidak sedikit,
Martikulasi Untuk Penguatan apabila murid tidak aktif maka metode demonstrasi
Kemampuan Matematika Siswa SMP menjadi tidak efektif.
Negeri 2 Tanjung Morawa. Kegiatan
matrikulasi sangat penting dilaksanakan Pemberian matrikulasi kekuatannya yaitu, memberikan
terutama pada sekolah dengan penyegaran materi bagi siswa, memberikan pandangan
kemampuan dasar matematika siswa dan juga pemahaman yang sama antar siswa,
yang beragam, sehingga kegiatan memberikan dasar-dasar keilmuan awal dari
martikulasi menjadi solusi untuk pembelajaran, sebagai pertimbangan untuk melanjutkan
mengatasi masalah rendahnya materi pembelajaran, membantu siswa dalam memahami
kemampuan matematika dasar siswa. materi pembelajaran yang akan diberikan. Sedangkan
kelemahannya cukup memakan waktu lama, tidak ada
Wawancara dengan rekan guru aturan pasti mengenai matrikulasi, matrikulasi tidak
memiliki feadback yang standar, karena kebanyakan
1. Guru perlu melakukan apersepsi di matrikulasi tidak memberikan penilaian tertulis.
awal pembelajaran untuk
mengaitkan materi dengan
kontekstual saat ini.
2. Memberikan materi dasar tentang
rumus dan fungsi pada Ms.Excel
menggunakan metode demonstrasi
3. Memberikan teknik pengerjaannya
yang paling mudah di pahami siswa
4. Memberikan contoh soal sederhana
dan mengerjakan bersama-sama
siswa.
5. Menggunakan model PBL untuk
mengoreksi kemampuan analisis
siswa.

4 Siswa dengan karakter Peranan guru masih kurang Kajian Literatur Hasil dari eksplorasi alternatif solusi berdasarkan kajian
sifat pendiam dan membantu siswa dalam literatur dan wawancara analisis alternatif solusi yang di
memiliki kemampuan meningkatkan pemahaman, Rusdiana Rifa’I (2015) Penggunaan peroleh yaitu, Model Pembelajaran Cooperative Script
pemahaman yang kreatifitas siswa, guru hanya Model Cooperative Script Terhadap kekuatannya, yaitu melatih pendengaran, ketelitian atau
rendah dalam mendesai fokus pada siswa yang aktif Kemampuan Pemahaman dan kecermatan siswa, setiap siswa mendapatkan peran,
materi presentasi bertanya dan tampil kedepan, Komunikasi Matematis Siswa. melatih mengungkapkan kesalahan orang lain denga
menggunakan Aplikasi tanpa memperhatikan siswa Kesimpulan dari penggunaan model lisan. Sedangkan kelemahannya hanya digunakan untuk
Power Point yang kurang berani untuk Cooperativ script terdapat interaksi mata pelajaran tertentu, hanya dilakukan dua orang
tampil. antara model pembelajaran cooperative (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya
script dan pembelajaran konvensional sebatas pada dua orang tersebut.
dengan KAM siswa yang berkemampuan
tinggi, sedang, dan rendah terhadap Model Pembelajaran STEAM-PjBL kekuatannya adalah
peningkatan kemampuan pemahaman membuat siswa bisa lebih bisa mengandalkan cara
dan komunikasi matematis siswa. berfikir, wawasan siswa menjadi luas, siswa lebih mudah
menyelesaikan berbagai masalah, siswa mampu berfikir
Yarir Sukma Wijaya, dkk (2019) kritis yang mana merupakan dasar dari bekal untuk
Pengaruh Model pembelajaran STEAM- menghadapi abad ke 21, kolaborasi atau kerja sama bisa
PJBL Terhadap Kemampuan Berfikir membuat siswa lebih aktif. Sedangkan kelemahannya
Kreatif Siswa Pada Materi Pencemaran meskipun kurangan merupakan pandangan subjektif tapi
Lingkungan. Penelitian ini secara umum dengan adanya pembelajaran STEAM, bisa membuat
menunjukan peningkatan dalam siswa cenderung kurang menghargai mata pelajaran lain
kemampuan berfikir kreatif. Model seperti musik, sastra, bahasa, tulisan. Hala tersebut
pembelajaran konvensional yang berlaku jika elemen Art tidak dimasukan oleh guru.
diberikan tidak selamanya buruk. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa nilai Mengenali gaya belajar siswa kekuatannya adalah
post test keamampuan berfikir kreatif memaksimalkan proses belajar di kelas, mengetahui
pada kelas kontrol dengan menggunakan metode terbaik untuk membantu siswa dalam belajar,
model pembelajaran konvensional siswa dapat berkembang dan berprestasi dengan baik di
mengalami peningkatan. kelas, dengan memahami dan menekuni gaya belajarnya
maka prestasi belajar siswa dapat tercapai dengan
mudah, memudahkan guru dalam menentukan metode
Junierissa Marpaung (2015) Pengaruh pembelajaran yang tepat serta penyampaian materi yang
Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar dapat diterima siswa, siswa dengan gaya belajar yang
Siswa. Gaya belajar sangat berkaitan berbeda-beda dapat dengan mudah menerima materi
dengan strategi siswa dalam mentranfer pelajaran yang disampaikan oleh guru. Sedangkan
ilmu yang diperoleh baik saat proses kelemahannya guru harus ekstra dalam memahami
belajar berlangsung di kelas maupun setiap gaya belajar siswa dikelas, model pembelajaran
pembelajaran di rumah. Dengan harus sesuai denga gaya belajar siswa yang berbeda-beda
mengetahui gaya belajar, siswa memiliki
strategi untuk meningkatkan prestasi
belajar.

Andi Kaharuddin, Nining Hajeniati


(2020) Pembelajaran Inovatif Dan
Variatif. Pembelajaran inovatif dan
variatif merupakan suatu proses
pembelajaran yang dirancang berbeda
dari keadaan sebelumnya atau baru
untuk memotivasi dan meningkatkan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran.

Wawancara dengan rekan guru

1. Memahami karakteristik dan gaya


belajar siswa
2. Pembelajaran lebih inovatif dan
variatif, memberikan tugas dalam
kelompok kecil yang di tentukan oleh
guru dengan menyesuaikan karakter
siswa dan teknologi yang ada.
3. Menggunakan model pembelajaran
PjBL
4. Pemberian reward untuk tugas yang
paling menarik.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Abduh ((2021) PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING. Jurnal Basicedu Vol 5 (No 4 p-ISSN 2580-3735 e-
ISSN 2580-1147) Halaman 2339 – 2347. https://jbasic.org/index.php/basicedu

Kaharuddin Andi, Hajeniati Nining. 2020. PEMBELAJARAN INOVATIF & VARIATIF Pedoman Untuk Penulisan PTK dan Eksperimen. Bandung : Pusaka
Almaida.https://www.google.com/books?
hl=id&lr=&id=1_0KEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq=manfaat+tugas+variatif+untuk+pembelajaran&ots=3I2XsohKrO&sig=XGyp5BiVM811cH6nkm1LDYXQ
zDM

Kusumadiputra, dkk (2017) STUDY KOMPARATIF MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DAN LEARNING TOURNAMENT TERHADAP
MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) SISWA KELAS XI SMA. Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika
(JANAPATI), Volume 6 (p-ISSN 2089-8673 | e-ISSN 2548-4265 Nomor 1): Maret , Hal 1-12.
https://ejournal.undiksa.ac.id/index.php/janapati/article/view/9924

Manizar (2015) PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR DALAM BELAJAR,Vol 1 (No 2) Hal 171-188.
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/Tadrib/article/view/1047

Meilasari1, dkk (2020) KAJIAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH. Jurnal Pendidikan Biologi
dan Sains, Vol 3 (e-ISSN : 2598-7453 No 2): Desember, Hal 195-207. https://journal.ipm2kpe.or.id/index.php/BIOEDUSAINS/article/view/1849

Rahma (2011) MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH.

Rifa’I (2015) PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA. Jurnal Kajian
Pendidikan Dan Pengajaran, Volume 1 (ISSN:2443-1435 No 1): April, Hal 28-36. https://jm.ejournal.id/index.php/mendidik/article/view/9

Shofiyah, Wulandari (2018) MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MELATIH SCIENTIFIC REASONING SISWA. Jurnal Penelitian Pendidikan Ipa,
Vol 3 (p-ISSN: 2527-7537 e-ISSN: 2549-2209 NO 1) Hal 33-38. https://scholar.google.co.id/citation?user=wgx2M1MAAAAJ&hl=id&oi=sra

Simbolo Antonius (2022) KEGIATAN MARTIKULASI UNTUK PENGUATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 2 TANJUNG MORAWA.Jurnal
Pengabdian dan Edukasi Sekolah (Indonesian Journal of Community Services and School Education), Vol 2 (e-ISSN: 2776-382X | p-ISSN: 2776-3838 No 1):
April, Hal 97-104. https://jubaedah.lppmbinabangsa.id/index.php/home/article/view/68
Suardana Putu (2019) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERMAINAN TOLAK PELURU. Journal of Education Action Research, Vol 3 (P-ISSN:2580-4790 E-ISSN: 2549-3272 No 3)
HAL 270-277. https://ejournal.undiksha.acid/index.php/JEAR/article/view/17974

Wahyuningsih, dkk (2021) HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING DI KELAS X MIPA
SMAN 6 KOTA BENGKULU. Jurnal Kumparan Fisika, Vol 4 (e-ISSN: 2655-1403 p-ISSN: 2685-1806 No 2):Agustus, Hal 77-84.
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/kumparan_fisika/article/view/11630

Wijaya, dkk (2019) PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STEAM-PJBL TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI PENCEMARAN
LINGKUNGAN. Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi, Vol 9 (p-ISSN: 2338-7173 e-ISSN: 2615-0417 No 9): Agustus Hal 28-43.
https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/bioeduin/article/view/5893

Anda mungkin juga menyukai