Anda di halaman 1dari 9

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang
Hasil eksplorasi penyebab Analisis eksplorasi
No. telah
masalah penyebab masalah
diidentifikasi
1 Masih kurangnya Hasil kajian literatur: Cara penyanjian materi
minat belajar peserta a. Marti’in , dkk (2019) kurang menarik.
didik pada mata Judul: “Analisis tentang rendahnya
pelajaran Desain minat belajar Peserta didik kelas xi
Komunikasi Visual sma negeri 5 Pontianak” Rekomendasi:
(multimedia) - Faktor internal penyebab rendahnya Menggunakan media ajar
minat belajar peserta didik. interaktif (ppt classpoint)
- aspek psikologis juga mempenaruhi Memanfaatkan aplikasi
minat belajar untuk penugasan dan
peserta didik, seperti faktor intelegensi. diskusi (emai, google form,
- itelegensi besar pengaruhnya terhadap google drive)
minat belajar peserta didik, peserta didik
yang mempunyai intelegensi yang tinggi
akan lebih mudah belajarnya
dibandingkan dengan peserta didik yang
memiliki intelegensi yang rendah, faktor
perhatian, fokus, bakat motivasi dan
kesiapan peserta didik yang masih
rendah sehingga berpengaruh terhadap
minat belajar peserta didik yang rendah
pula.

b. Nurul Fitri Yanti, dkk (2021)


Judul:” Analisis Faktor-Faktor yang
Menghambat Minat Belajar Dimasa
Pandemi Covid-19 pada Siswa SDN
008 Salo”.
Berikut merupakan faktor-faktor yang
menghambat minat belajar siswa:
- Media pembelajaran yang terbatas dan
kurang menarik
- Jaringan Internet
- Fasilitas Pembelajaran
- Kualitas pembelajaran
- Orangtua berpendapat jika tugas sudah
dikirmkan kepada guru, maka selesai
kegiatan belajar pada hari itu.

c. Zaki Al Fuad, dkk (2006)


Judul:” Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Minat Belajar Siswa
Kelas I Sdn 7 Kute Panang”
Menurut JT. Loekmono(1985) faktor-
faktor yang menyebabkan kurang nya
minat belajar siswa adalah sebagai
berikut:
- Kelainan jasmaniah pada mata, telinga,
kelenjar-kelenjar, yang sangat
mempersukar anak di dalam mengikuti
pelajaran atau menjalankan tugas di
kelas.

TKI_SYAMSIAR PPG UNM Kelas 003


- Pelajaran di kelas kurang merangsang
anak.
- Ada masalah atau kesukaran kejiwaan
yang menyebabkan dia mundur atau lari
dari kenyataan
- Perhatian utama dari anak dicurahkan
kepada kegiatan-kegiatan di luar kelas,
seperti olah raga, atau melakukan
kegiatan yang dapat menghasilkan uang.
- Sikapnya yang seakan-akan tidak
mempunyai perhatian atau minat ini
sebenarnya hanya suatu sikap pura pura.
- Ada konflik pribadi dengan guru, atau
dengan orang tua.

Hasil wawancara:
a.Kepala Sekolah
- Kurangnya inovasi pembelajaran yang
dilakukan oleh guru
- Kemungkinan besar karena cara
penyajian materi oleh guru mapel
kurang menarik
b.Teman Sejawat
- Gaya dan cara guru menyampaikan
materi yang kurang dan sulit di terima
oleh siswa
-Kemungkinan besar karena cara
penyajian materi oleh guru mapel kurang
menarik
c.Pengawas
- Siswa belum memahami manfaat dari
mata pelajaran tersebut
- Kurangnya pengetahuan dasar tentang
mata pelajaran DKV
d.Pakar
- Sarana dan Prasarana yg belum
memadai
- Pada umumnya Siswa tidak
Mengetahui tujuan Mempelajari
Multimedia dan hasil yang di dapatkan

2 Peserta didik belum Hasil kajian literatur: 1. Kurangnya role model


memiliki kemampuan a. Husnul Fuadi, dkk (2020) (dari kalangan guru)
literasi yang baik. Judul:”Analisis Faktor Penyebab bagi siswa dalam hal
Rendahnya Kemampuan Literasi membaca.
Sains Peserta Didik” 2. Peserta didik terbiasa
Faktor penyebab rendahnya hanya terpaku pada
kemampuan literasi sains Peserta aplikasi media social.
didik.
- Pemilihan Buku Ajar Rekomendasi:
- Miskonsepsi
- Pembelajaran Tidak kontekstual 1.Mengadakan rutinitas
- Rendahnya kemampuan membaca membaca rutin untuk para
- Lingkungan dan iklim belajar guru dan peserta didik.

2.membuat blog khusus


/media sosial untuk

TKI_SYAMSIAR PPG UNM Kelas 003


b. Azmi Rizky Anisa, dkk (2021) membiasakan peserta didik
Menurut Witanto menyatakan Faktor memanfaatkan gadget
dari penyebab kurangnya literasi yaitu di untuk mebaca.
bawah ini merupakan penyebab
rendahnya budaya literasi di Indonesia:
- Berkembangnya sebuah teknologi
informasi menyebabkan kurangnya
minat masyarakat terhadap aktivitas
membaca buku
- Banyaknya keluarga yang belum
menanamkan kebiasaan wajib membaca.
- Keterjangkauan daya beli masyarakat
terhadap buku.
- Kurangnya role model (dari kalangan
guru) bagi siswa dalam hal membaca.
- Terbatasnya sarana dan prasarana
membaca seperti ketersediaan
perpustakaan
- situasi belajar yang kurang memotivasi
para siswa untuk mempelajari buku-
buku tertentu di luar buku-buku paket.

Hasil wawancara:
1. Kepala Sekolah
- Peserta didik terbiasa hanya
terpaku pada aplikasi media
social dari pada artikel-artikel
atau buka tentang pelajaran.
- Kurangnya kegiatan pembiasaan
literasi di sekolah
2. Guru
- pembelajaran yang di berikan
guru terlalu monoton
- tidak tertarik membaca -
pengaruh gadget yg
mendominasi keseharian
3. Teman Sejawat
- Kurangnya sosialisasi tentang
pentingnya literasai
- Kurang menariknya buku yg
tersedia
4. Pengawas
- Belum ada kebiasaan membaca
sejak dini
- Sekolah belum memiliki perpus
digital
- Peserta didik terbiasa hanya
terpaku pada aplikasi media
social dari pada artikel-artikel
atau buka tentang pelajaran.
5. Pakar
- Kurang sosialisasi kepada siswa
terkait literasi digital serta
minimx pemahaman mereka
tentang literasi digital
- Pengaruh media sosial dan game

TKI_SYAMSIAR PPG UNM Kelas 003


3 Hubungan Hasil kajian literatur: Belum terlaksananya
komunikasi antar guru a.Siti Mawaddah Huda (2018) program pertemuan rutin
dan orangtua Judul:”Kerjasama Guru dan Orang Tua antar guru dan orang tua.
peserta didik terkait Dalam Meningkatkan Hasil Belajar
pembelajaran masih Siswa”.
kurang dan terbatas. Kerjamasama antara guru dan orangtua Rekomendasi:
dalam meningkatkan hasil belajar tidak Membuat program
selamanya berjalan dengan lancar, ada pertemuan rutin antar guru
beberapa hambatan yang akan muncul: dan orang tua, tidak hanya
- Beberapa guru memiliki pandangan saat terjadi masalah pada
yang salah jika keluarga yang peserta didik.
berpenghasilan rendah kurang berminat
pada pendidikan anaknya dibanding
dengan yang berpengasilan tinggi.
- Tidak banyak guru yang memiliki
keyakinan dapat memberikan perubahan
pada pemahaman orang tua.
- Brooker dalam Nurul Arifiyanti 9
menyatakan bahwa ada penghambat
antara orangtua dan cara mendidik anak
usia dini, terutama pada keluarga yang
berasal dari kelas sosial ekonomi rendah.
- Slamet Suyanto10 menjelaskan
bahwa salah satu faktor yang
menghambat kerjasama orangtua dengan
madrasah adalah orangtua tidak berbuat
banyak dan guru jauh lebih berkompeten
di bidangnya.
(9 Nurul Arifiyanti, Kerjasama Antara
Madrasah dan Orangtua Siswa di TK
Sekelurahan Triharjo Sleman, Skripsi,,
2015, hal: 33-34)
(10 Slamat Suyanto, Dasar-Dasar
Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta:
Hikayat
Publishing, 2005), hal: 226)
b.Ilfi Nur Diana, dkk
Judul:” Kerjasama Orang Tua Dan
Guru Dalam Meningkatkan
Hasilbelajarpeserta Didik Di
Kelompok Bermain Mambaul Ulum”.

Suriyansyah (2014: 64)


menyatakan bahwahambatan-hambatan
tersebut dapat bersumber dari perspektif
guru atau perspektif kepala sekolah
sebagai pihak pelaksana hubungan
maupun bersumber dari pihakorang tua
sebagai subjek yang diajak untuk
berkerjasamadalam berbagai kegiatan
yang diadakan oleh sekolah:
- Batasanwaktu dikenakan pada orang
tua, yang berarti orangtua merasa
kesulitan untuk menentukan waktu
yangtepat untuk membesarkan anak-
anak mereka.
- Pandangan orang tua tentang guru.

TKI_SYAMSIAR PPG UNM Kelas 003


- Rasa percaya diri orang tua masih
rendah
- Masih terbatasnya kemampuan dan
pemahaman guru dan orang tua tentang
kerjasama.

Hasil wawancara:
1. Kepala Sekolah
- Peserta didik cenderung takut
apabila diminta untuk
memanggil orang tuanya ke
sekolah.
- Tidak adanya program atau
kegiatan rutin yang bisa
mempertemukan kedua belah
pihak
2. Guru
- Orang tua terkesan cuek dengan
proses pembelajaran peserta
didik.
- sangat penting karena
komunikasi ortu-guru akan dapat
memotivasi siswa dalam belajar,
siswa juga merasa diperhatikan
3. Teman Sejawat
- Gurus kurang bisa membangun
komunikasi yang baik untuk
orang tua.
- Hampir Semua Satuan
Pendidikan masih kurang
kordinasi dengan orang tua
siswa atau frekuensi pertemuan
dengan orang tua masih jarang
dilaksanakan
4. Pengawas
- Guru tdk berperan sebagai
komunikator
- Guru tidak menganggap org tua
sebagai mitra kerja
- Orangtua siswa menyerahkan
sepenuhnya kepad pihak sekolah
5. Pakar
- Guru kurang membuka ruang bagi
siswa untuk banyak mengeksplorasi
tentang materi
- Komunikasi antara guru dan siswa
belum dilakukan dengan baik

4 Guru belum maksimal Hasil kajian literatur: Pemahaman guru mengenai


mengimplementasikan a. Ismaniar tahun (2012) model pembelajaran
model-model Judul:“Identifikasi Hambatan Guru inovativ masih rendah
pembelajaran inovatif Dalam Penerapan Model Pembelajaran
Konstruktivisme Pada Mata Pelajaran Rekomendasi:
Biologi Kelas X Madrasah Aliyah Mengusulkan kepada
Pesantren Guppi Samata Gowa”
rekan-rekan guru untuk
mengungkapkan bahwa hambatan yang
melaksanakan pelatihan
dialami guru dalam penerapan model
TIK rutin untuk menunjang
pembelajaran konstruktivisme

TKI_SYAMSIAR PPG UNM Kelas 003


diantaranya: pembelajaran inovatif
- buku referensi bacaan bagi peserta secara mandiri disekolah.
didik yang minim
- jumlah personalia guru biologi yang
masih kurang,
-alokasi pembelajaran yang sempit
- fasilitas perlengkapan pembelajaran
yang masih kurang.

b. Reri Kartika Sari (2016)


Judul: “Identifikasi Kesulitan Guru Pkn
di SMA Negeri 1 Balongpanggang
KabupatenGresik Dalam
Mengimplementasikan Model
Pembelajaran Inovatif” mengatakan:
- kesulitan pemilihan model
pembelajaran
- kesulitan menggunakan media
- tingkat displin dan perhatian yang
kurang.
- Sarana dan prasarana yang disediakan
sekolah tidak digunakan guru.

Hasil wawancara:
1.Kepala Sekolah
- Kurangnya kegiatan pengembangan
diri yang di ikuti oleh guru, baik secara
mandiri maupun yang difasilitasi oleh
sekolah
2.Guru
- Kurang sumber dan media serta bahan
ajar, serta kreativitas yang belum di
eksplorasi.
- kurangnya oengetahuan tentang cara
menggunakan metode inovatif,
kurangnya pelatihan
3.Teman Sejawat
- Pemahaman guru mengenai model
pembelajaran inovativ masih rendah
- Masih kurangnya pemahaman guru
tentang pembelajaran inovatif
4.Pengawas
- Kondisi sekolah kurang mendukung
- engiasaan materi kurang
- Guru tidak memahami tentang
pembelajaran inovatif
- kurang menguasai TIK
5.Pakar
- Masih kurang paham langkah-langkah
pembelajaran inovasi
- kondisi dan lingkungan belajar yg tidak
kemungkinkan untuk menerapkan model
pembelajaran inovatif

TKI_SYAMSIAR PPG UNM Kelas 003


5 Guru belum Hasil kajian literatur: minimnya sosialisasi
memahami dengan Judul:” Analisis Kemampuan Guru mengenai pembuatan soal
baik implementasi Membuat Soal Hots Muatan Pelajaran Ips HOTS.
soal berbasis Hots Kelas Tinggi Di Sd Muhammadiyah Plus
Malangjiwan”. Rekomendasi:
a.Suci Ramadhanti (2020)
Melakuka sosialisasi dan
bahwa kendala yang dialami guru
pelatihan implementasi soal
diantaranya yaitu:
berbasis HOTS.
- keterbatasan waktu untuk menyusun
soal HOTS,
- belum paham dalam mencari dan
mencocokan KKO untuk soal HOTS
- pemilihan KD yang terkadang kurang
tepat,
- minimnya sosialisasi mengenai
pembuatan soal HOTS,
- masih membuat soal yang modelnya
sama.
b.Budiarta et al (2018:110) yang
menyatakan bahwa faktor penghambat
dalam pengimplementasian soal HOTS
yaitu :
-guru masih kesulitan dalam
merumuskan indikator,
-kurikulum 2013 baru
diimplementasikan dalam sekolah,
-guru kesulitan memahami konsep dan
implikasi HOTS dalam pembelajaran,
-kurangnya pelatihan penulisan soal
HOTS,
-kurangnya pendampingan contoh
implementasi secara langsung.

Judul:” Analisis Kesulitan Guru


Bahasa Indonesia Dalam Penerapan
Pembelajaran Higher Order Thinking
Skills (Hots) Di Smk Swasta
Pariwisata Prima Sidikalang.”
c.Posma
1)Penerapan model-model pembelajaran,
2)Peranan guru dalam pengembangan
K13,
3)Strategi implementasi PPK dan
pengembangan HOTS,
4)Bentuk, jenis dan teknik penilaian
sesuai dengan K13,
5)Dalam hal memahamkan proses
konsep pembelajaran berorientasi
HOTS,
6)Perbedaan penyusunan RPP
berorientasi HOTS dengan yang bukan
HOTS dan penilaian dan evaluasi
pembelajaran,
7)Menerapkan desain pembelajaran
dalam bentuk pertanyaan dan peran guru
dan peserta didik dalam proses
pembelajaran HOTS,
8)Menerapkan model pembelajaran

TKI_SYAMSIAR PPG UNM Kelas 003


berorientasi pada keterampilan berpikir
tingkat tinggi (HOTS) pada
pembelajaran,
9)Format mengembangkan
keterampilan berfikir tingkat tinggi
(HOTS),
10)Implementasi penyusunan dan
format kisi-kisi soal HOTS.

Hasil wawancara:
1.Kepala Sekolah
- Kurangnya kegiatan pengembangan
diri yang di ikuti oleh guru, baik secara
mandiri maupun yang difasilitasi oleh
sekolah
2.Guru
- Guru perlu pelatihan dan bimbingan
untuk memahami materi Hots, serta
tersedianya bahan ajar yang memadai.
3.Teman Sejawat
- Guru jarang atau bahkan memberikan
siswa pembelajaran berbasis proyek atau
berbasis masalah yang dapat dengan
mudah menimbulkan berfikir siswa yang
kreatif dan logis
4.Pengawas
- Tidak memahami ttg pemb HOTS
-Tidak menguasai materi pembelajaran
- Kompetensi guru masih rendah
-Tidak memahami pembelajaran
paradikma baru.
5.Pakar
- Masih kurang memahami dengan baik
materi berbasis hots
- minimnya pelatihan tentang pembuatan
materi berbasis hots
6 Guru belum maksimal Hasil kajian literatur: Kurangnya pemahaman
memanfaatkan a.Munir (2014) terkait TIK untuk
teknologi/TIK dalam Judul:”Problematika guru dalam menunjang proses
melakukan menggunakan Tekhnologi Informasi pembelajaran.
pembelajaran dan dan Komunikasi (TIK)dan
penilaian. Implikasinya di sekolah dasar”. Rekomendasi:
- Menguras waktu dimana Melaksanakan pertemuan
penggunaan teknologi informasi dan khusus para guru untuk
komunikasi (TIK) dalam proses melaksanakan pelatihan
pembelajaran dapat menguras waktu TIK untuk media
yang cukup banyak. pembelajaran.
-Terbatasnya jumlah infokus
- Siswa kurang memahami materi
yang disampaikan, peserta didik hanya
senang menonton dan melihat gambar-
gambar tanpa memahami apa isi dari
materi.
- tidak tersedianya jaringan internet di
sekolah.

TKI_SYAMSIAR PPG UNM Kelas 003


b. Sri Lestari (2015)
Judul:” Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pemanfaatan Tik Oleh
Guru”.
- kurangnya rasa percaya diri guru
menggunakan TIK dalam melaksanakan
proses pembelajaran.
- Guru takut gagal mengajar melalui
penggunaan TIK yang saat ini sangat
disarankan.
- kurangnya kompetensi guru dalam
mengintegrasikan TIK ke dalam praktek-
praktek pedagogis.
- Terbatasnya jumlah guru yang
memiliki pengetahuan dan keterampilan
di bidang penggunaan komputer dan
internet.
- kurang atau tidak antusiasnya guru
untuk melakukan perubahan dengan
mengintegrasikan pemanfaatan TIK
dalam pembelajaran di kelas mereka.

Hasil wawancara:
1.Kepala Sekolah
- Kurangnya kegiatan pengembangan diri
yang di ikuti oleh guru, baik secara
mandiri maupun yang difasilitasi oleh
sekolah
2.Guru
- Kurangnya pemahaman karena minim
informasi dan akses untuk teknologi
belum maksimal
3.Teman Sejawat
- Karena fasilitas yang kurang memadai
- Guru tidak pernah mengikuti pelatihan
pelatihan yang dapat membuka wawasan
dan pengalaman serta berbagi ide tentang
pembelajaran dengan guru yang lain serta
tidak adanya sarana yang tersedia untuk
pembelajaran
4.Pengawas
- .sarana prasaran pendukung masih
terbatas
- Guru belum terlalu menguasai TIK
-Akses jaringan terbatas
5.Pakar
- Masih kurang penguasaan TIK bagi
guru
- Sarana TIK sekolah belum memadai

TKI_SYAMSIAR PPG UNM Kelas 003

Anda mungkin juga menyukai