Anda di halaman 1dari 17

Nama : Evi Ridhayani

No UKG : 2018003352605
PPG Bahasa Indonesia Kategori 2 tahun 2022

LK 1.2 EKSPLORASI MASALAH


Masalah yang
No Analisis eksplorasi
telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
. penyebab masalah
diidentifikasi
1 Rendahnya Hasil Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis
motivasi belajar terhadap hasil kajian literatur
peserta didik Sadirman (dalam Moslem, 2019:259) dan wawancara, serta
mengatakan bahwa peserta didik yang rendah dikonfirmasi melalui
motivasinya akan terlihat acuh tak acuh, cepat observasi/pengamatan dapat
bosan, mudah putus asa dan berusaha diketahui bahwa penyebab
menghindar dari kegiatan. Seorang siswa yang rendahnya motivasi belajar
memiliki motivasi tinggi dalam belajar akan peserta didik adalah sebagai
ditunjukkan oleh delapan (8) ciri-ciri, sebagai berikut.
berikut: tekun menghadapi tugas (dapat bekerja
terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak 1. Perserta didik tidak punya
pernah berhenti sebelum waktu selesai), ulet tujuan hidup.
menghadapi kesulitan(tidak lekas putus asa), 2. Pendidikan sekolah
menunjukkan minat terhadap bermacam-macam dianggap tidak menjamin
masalah, lebih senang bekerja mandiri, tidak kesuksesan dan
cepat bosan pada tugas-tugas rutin, dapat kemakmuran hidup
mempertahankan pendapatnya, tidak melepas seseorang di masa depan.
hal yang diyakini itu, dan senang mencari dan 3. Faktor lingkungan seperti
memecahkan masalah (Yanda 2019:2). teman, keluarga, dan
tempat tinggal peserta
Menurut Mandelson (dalam Moeslem, didik yang tidak
2019:257), terdapat dua faktor yang membuat mendukung.
seseorang dapat termotivasi untuk belajar, yaitu: 4. Pendidik kurang memberi
(1) motivasi belajar berasal dari faktor internal. motivasi.
Motivasi ini terbentuk karena kesadaran diri atas 5. Metode mengajar pendidik
pemahaman betapa pentingnya belajar untuk yang kurang inovatif.
mengembangkan dirinya dan bekal untuk
menjalani kehidupan; dan (2) motivasi belajar
dari faktor eksternal, yaitu dapat berupa
rangsangan dari orang lain, atau lingkungan
sekitarnya yang dapat memengaruhi psikologis
orang yang bersangkutan.
Dapat disimpulkan bahwa Terdapat
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
motivasi belajar siswa, diantaranya adalah
faktor internal dan ekternal. Faktor internal
yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri
siswa seperti kondisi jasmani dan rohani, cita-
cita/aspirasi, kemampuan siswa, dan perhatian.
Faktor eksternal yaitu faktor yang bersumber
dari luar diri siswa seperti Kondisi lingkungan
siswa, unsur-unsur dinamis dalam belajar dan
pembelajaran dan upaya guru dalam
mengelola kelas.

Sumber:
1. Moeslem C Muhammad dan Mumu
komaro. 2019. Faktor-Faktor yang
Menyebabkan Rendahnya Motivasi Belajar
Siswa dalam Mata Pelajaran Aircraft
Drawing di SMK, Journal of Mechanical
Engineering Education: Vol.6, No 2.
2. Yanda Diah Permanta. 2019. Problematika
Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah
Tujuan SM3T. Jurnal Pendidikan Bahasa
dan Sastra: Volume 9, No 1.

Hasil Kajian Wawancara


1. Kepala Sekolah
Narasumber
Nama : Burhanuddin, S.Pd.
Jabatan: Kepala Sekolah SMPN 8 Banda
Aceh
1. Minat belajar sangat rendah
2. Metode ajar guru tidak menarik
3. Pembelajaran tidak menyenangkan
4. Materi sulit dipahami
5. Siswa tidak memiliki cita-cita

2. Pakar
Nama : Muhammad Iqbal, M.Pd.
Jabatan : Dosen STAIN Malikul Shaleh
Kegiatan Aktif :
1. Asesor BAN PAUD& PNF
2. Asesor Guru Penggerak’
3. Asesor PPG
4. IN B.Indonesia Madrasah reform-world
bank

Beberapa penyebab siswa tidak termotivasi


dalam belajar adalah sebagai berikut:
1. Tingkat kecerdasan akademis peserta didik
di bawah rata-rata.
2. Faktor dalam dan luar dari peserta didik itu
sendiri
3. Peserta didik kurang cita-cita
4. Pendidik jarang memberi reward dan
punishment.
5. Pendidik kurang merefleksi diri dalam
membangun motivasi belajar.

3. Pakar
Narasumber : Jamaluddin, S.Pd.
Profesi : Guru PPKN SMPN 8 Banda Aceh
sekaligus Instruktur Nasional Bidang
Pengembangan Bahan Ajar berbasis HOTS.

Beberapa faktor penyebab rendahnya motivasi


siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran
adalah :
1. Faktor orang tua yang tidak mendukung.
Kadang ada beberapa peserta didik yang
diminta ibunya libur sekolah karena
alasan menjaga adik saat orang tua
bekerja dan hal ini dilakukan dengan
senang oleh peserta didik itu sendiri.0
2. Faktor lingkungan yang tidak
mendukung.
3. Guru yang tidak mampu menghidupkan
suasana belajar sehingga peserta didik
tidak memiliki ketertarikan dalam
mengikuti PBM.
4. Peserta didik yang tidak punya tujuan
hidup.

4. Teman Sejawat
Nama : Fauziah, S.Pd.
Jabatan : ketua MGMP B.Indonesia SMPN 8
Kota Banda Aceh

Penyebab Rendahnya minat belajar siswa antara


lain:
1. Siswa tidak punya tujuan hidup
2. Siswa tidak punya pegangan atau keyakinan
akan pentingnya ilmu pengetahuan yang bisa
diaplikasikan dalam kehidupan.
3. Ikut-ikutan teman.
4. Lalai dengan media sosial dan hal-hal yang
ditawarkan oleh kecanggihan teknologi yang
tak ada kaitannya dengan pembelajaran.
5. Perhatian orang tua kurang.
6. Guru kurang memberi motivasi

2 Rendahnya Hasil Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis


minat belajar terhadap hasil kajian literatur
siswa terhadap Kurniati (dalam Mariana 2016:2) dan wawancara pakar, dapat
materi sastra berpendapat bahwa rendahnya minat belajar diketahui bahwa penyebab
pada peserta didik disebabkan oleh faktor eksternal rendahnya minat belajar
pembelajaran dan faktor internal. Faktor eksternal dapat siswa terhadap materi
abad 21 dilihat dari pendekatan yang dilakukan oleh sastra pada pembelajaran
(khususnya guru dalam proses pembelajaran. Peserta didik abad 21 (khususnya materi
materi penulisan tidak akan tertarik jika metode yang digunakan penulisan teks cerpen)
teks cerpen). guru hanya metode ceramah. Sedangkan faktor adalah sebagai berikut.
internal adalah faktor yang berhubungan dengan 1. Metode mengajar guru
diri peserta didik itu sendiri dan dihubungkan yang kurang inovatif.
dengan minat belajarnya. Minat belajar siswa 2. Sarana pembelajaran
dihubungkan dengan motivasi belajarnya. Bisa masih terbatas.
dipastikan bahwa siswa yang tidak memiliki 3. Guru kurang maksimal
minat dalam mempelajari sesuatu maka dia tak dalam menerapkan metode
akan berhasil mempelajari suatu hal. Hal ini pembelajaran.
diperkuat dengan pendapat Wingkel terkait 4. Peserta didik tidak ada
beberapa penyebab rendahnya minat belajar. minat atau motivasi dalam
Beberapa penyebab rendahnya minat siswa menikuti PBM.
dalam belajar. 5. Peserta didik tidak ada
minat atau motivasi dalam
Menurut W.S. Winkel(Rezky, 2019:75) minat mengikuti PBM
diartikan sebagai kecenderungan subjek yang 6. Perserta didik kesulitan
menetap, untuk merasa tertarik pada bidang mencari ide dalam
studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa menulis cerpen.
senang untuk mempelajari materi itu. Faktor 7. Kurangnya kosakata
yang mempengaruhi minat , sebagai berikut. sehingga sulit merangkai
 Situasi belajar cerita.
 Melalui pembelajaran
 Pengalaman
 Bahan pelajaran
 Pelajaran dan sikap guru
 Cita-cita

Pembelajaran menulis cerpen juga


menjadi bagian dari kegiatan mengapresiasi
karya sastra. Kegiatan menulis cerpen pun tak
lepas dari berbagai permasalahan, baik dari
guru, siswa, maupun sarana pendukung
kegiatan pembelajaran. Beberapa penelitian
yang pernah dilakukan sehubungan dengan
permasalahan-permasalahan menulis cerpen,
yaitu: pertama, aktivitas guru di kelas tidak
didukung dengan bahan ajar menulis cerpen
yang efektif, padahal dilihat dari karakteristik
siswa, siswa sangat membutuhkan penjelasan
dan bahan ajar dari guru untuk dapat belajar,
baik di sekolah maupun di rumah. Kedua,
siswa kurang memaksimalkan keterampilan
membaca sehingga berpengaruh terhadap
keterampilan menulis, khususnya menulis
cerpen. Ketiga, siswa tidak terampil menulis
cerpen dipengaruhi faktor internal dan eksternal,
siswa perlu sering latihan menulis cerpen.
Keempat, siswa tidak dapat memahami
kriteria penulisan cerpen, tidak menguasai
alur, konflik, klimaks, bahkan penokohan
dalam cerpen (Ramadhanti & Basri, 2014).
Adapun pendapat lain yang dikemukakan oleh
khaid. Menurut Khafid (dalam Rezky, 2019:74),
kesulitan belajar dipengaruhi oleh:
1. Bakat siswa
2. Minat siswa
3. Kesehatan siswa
4. Motivasi siswa
5. Cara belajar siswa
6. Cara mengajar guru
Mirawati (dalam Rezky, 2019: 75)
mengemukakan Faktor-faktor yang merupakan
penyebab rendahnya keterampilan menulis yang
dimiliki siswa, seperti: (1) kurangnya
pemahaman siswa terhadap pembelajaran
menulis cerpen, (2) siswa sulit menyampaikan
gagasan pikirannya, (3) siswa lebih menyukai
pembelajaran drama daripada menulis, dan (4)
siswa kesulitan dalam mencari ide.

Sumber:
1. Mariana. 2016. Analisi Faktor Penyebab
Siswa Mengalami Kesulitan Belajar
Indonesia Kelas VIII SMP LKIA
Pontianak. Pontianak: Tesis.

2. Rezky, Muh. 2019. Problematika


Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis
Teks. Jurnal Pembelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia (Lisensi Creative
Commons Atribution Non Commercial 4.0
International License): Volume 2 No 1.

Hasil Kajian Wawancara


1. Teman Sejawat
Narasumber : Suwana, S.Pd.
Jabatan : Guru Bahasa Indonesia SMPN 8
Banda Aceh.
1. Masih ada siswa yang belum bisa
membaca. Lantas bagaimana bisa kita
tingkatkan minat belajar sementara
membaca saja mereka masih sulit.
2. Minat mereka dalam pembelajaran sastra
tidak ada
3. Model yang digunakan guru tidak menarik.
4. Pembelajaran sastra pada K-13 tidak
seutuhnya me8mpelajari sastra. Dalam
pembelajaran sastra pun dikaitkan dengan
kaidah kebahasaan.

2. Pakar (Penulis dan aktif mengisi kelas


menulis)
Hasil Kajian wawancara
Nama : Nazar Syah Alam
Profesi : Penulis (pendiri komunitas menulis
Jeuneurob)

Berdasarkan wawancara yang dilakukan


diperoleh hasil, sbb:
1. Peserta didik asing dengan cerpen
2. Peserta didik bingung menentukan ide yang
unik, bernas,
3. Peserta didik kurang menonton atau
membaca sehingga sulit menentukan jalan cerita
4. Peserta didik tidak mau menulis dan tidak
memiliki bakat dalam menulis (hal ini tidak
dapat dipaksakan).

Poin-poin di atas harus menjadi perhatian


seorang guru demi keberhasilan pembelajaran.
Untuk mengetahui metode ajar apa yang tepat
untuk siswa, hal yg wajib dilakukan adalah kenali
kondisi siswa dan tipe belajarnya. Tentu saja,
dalam mengenali siswa akan adanya uji coba
setiap metode. Guru tidak bisa secara langsung
menentukan metode ajar tanpa adanya evaluasi
pada proses belajar sebelumnya. Oleh karena itu,
guru harus selalu melakukan refleksi diri
sehingga pelaksanaan pembelajaran bisa menjadi
efektif.

3 Rendahnya Hasil Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis


kemampuan 0 terhadap hasil kajian literatur
siswa dalam Benjamin S Bloom membagi taksonomi belajar dan wawancara pakar, dapat
menjawab soal dan berfikir dalam enam kategori, yakni: diketahui bahwa penyebab
HOTS a) Pengetahuan (knowledge), rendahnya kemampuan
b) pemahaman (comprehension), siswa dalam menjawab soal
c) penerapan (application), HOTS adalah sebagai
d) analisis, berikut:
e) Sintesis, 1. Siswa tidak serius dan
f) f) Evaluasi. kurang konsentrasi dalam
Taksonomi Bloom telah digunakan cukup lama mengerjakan soal HOTS.
untuk membuat rancangan instrusksional dalam 2. Siswa tidak dapat
dunia pendidikan. memahami materi ajar
Anderson dan Krathwohl (2000) menelaah dengan baik.
kembali Taksonomi Bloom dan melakukan 3. Guru kurang memotivasi
revisi. Revisi taksonomi tersebut menjadi: peserta didik untuk
a) Remembering (mengingat), berpikir kritis dan tingkat
b) Understanding (memahami), tinggi
c) Applying (menerapkan), 4. Siswa kurang berlatih
d) Analyzing (menganalisis), mengerjakan soal-soal
e) Evaluating (mengevaluasi), dan HOTS
f) Creating (menciptakan); 5. Guru mengajar masih
atau yang dikenal dengan kode C1 sampai pada tahap LOTS
dengan C6 (Anderson, L.W. & Krathwohl
2000).
Junaidi (2020:107) mengatakan beberapa
penyebab siswa tidak mampu menjawab soal
HOTS, sebagai berikut:
1. Peserta didik tidak memahami materi
pembelajaran.
2. Proses pembelajaran hanya berpusat pada
guru sehingga proses belajar mengajar
berjalan kurang interaktif
3. Pendidik hanya menggunakan model
pembelajaran ceramah sehingga peserta
didik tidak memiliki ruang untuk
mengembangkan pikirannya.

Selain itu, Abdullah (dalam Junaidi, 2020: 106)


menemukan bahwa kesulitan dalam
menyelesaikan soal HOTS disebabkan karena
siswa belum terbiasa membaca masalah kata
panjang. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Prakitipong dan Nakamura pada tahun 2006
menunjukkan jenis kesalahan siswa yaitu
kesalahan pemahaman dalam memecahkan
pertanyaan terstruktur dan
kesalahan transformasi dalam menyelesaikan
pertanyaan pilihan ganda.

Sumber :
1. Anderson, L.W., & Krathwohl, D.R.
(2001). A Taxonomy of Learning, Teaching,
and Assessing: A Revision of Bloom’s
Taxonomy of Educational Objectives. New
York: Longman.
2. Junaidi. 2022. Penyebab Kesulitan
Siswa dalam Menjawab Soal HOTS pada
Siswa kelas VIII SMP Batang Kapas Pesisir
Selatan. Journal of Education & Pedagogy:
Volume 1 Nomor 1 2022.

Hasil Kajian Wawancara


1. Pakar
Nama : Muhammad Iqbal, M.Pd.
Jabatan : Dosen STAIN Malikul Shaleh
Kegiatan Aktif :
1. Asesor BAN PAUD& PNF
2. Asesor Guru Penggerak’
3. Asesor PPG
4. IN B.Indonesia Madrasah reform-
world bank

Kesulitan yang dialami siswa dalam


menyelesaikan soal HOTS yaitu:
1. siswa mengerjakan soal dengan terburu-
buru, siswa,
2. rendahnya tingkat konsentrasi dan
pengetahuan siswa dalam
menyelesaikan soal HOTS,
3. siwa tidak terbiasa menjawab soal
HOTS
4. Guru kurang memotivasi peserta didik
dengan cara memberi stimulus yang
memerlukan kemampuan berpikir
tingkat tinggi.
Upaya mengatasi kesulitan siswa yaitu
dengan memberikan pengajaran perbaikan
(remedial), kegiatan pengulangan materi
(pengayaan), dan motivasi yang dapat
mendorong siswa untuk lebih aktif dalam
belajar, mampu menyelesaikan soal dengan
baik, serta siswa mendapatkan pengetahuan
sesuai dengan yang diharapkan strandar
kompetensi dan kompetensi dasar.

2. Pakar
Nama: Sabariah, S.Pd., M.Pd.
Jabatan: Guru SMAN 7 Banda Aceh
Beberapa penyebab rendahnya kemampuan
siswa dalam menjawab soal HOTS adalah
sebagai berikut:
1. Guru tidak membiasakan siswa untuk
berpikir kritis
2. Guru mengajar masih pada tingkatan LOTS.
3. Guru jarang memberikan soal HOTS.
4. Guru masih mengajar dengan cara
konvensional (teacher center) sehingga anak
tidak diberi kesempatan untuk bernalar.
5. Guru tidak paham KKO

4 Kurangnya Hasil Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis


komunikasi antara terhadap hasil kajian literatur
guru dan orang Menurut Syah (dalam dan wawancara pakar, dapat
tua terkait Fitroturrohmah:2019) mendefinisikan prestasi diketahui bahwa penyebab
pembelajaran dan belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam kurangnya komunikasi
perkembangan mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dalam antara guru dan orang tua
peserta didik. sebuah program. Jadi siswa berprestasi jika terkait pembelajaran dan
siswa tersebut telah mencapai atau melampaui perkembangan peserta
program yang sudah ditetapkan. Prestasi belajar didik adalah sebagai berikut:
tersebut dapat dicapai melalui proses 1. Orang tua tidak kooperatif
pembelajaran yang terbentuk dari interaksi siswa saat diminta datang ke
dengan guru, siswa dengan orang tua dalam sekolah
keluarga, maupun interkasi social dengan 2. Orang tua percaya penuh
sumber belajar yang ada dilingkungannya. pada anak sehingga tak
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, percaya akan masalah
keterlibatan komponen-komponen utama dalam anak yang disampaikan
pendidikan yaitu guru, orang tua dan anak di gurunya.
sekolah harus dikelola dengan baik 3. Guru terlalu melihat
(Fitroturrahmah: 2019). kesalahan siswa tanpa
mau introspeksi dirinya.
Peran orang tua dalam mendukung prestasi 4. Sebagian kecil siswa
belajar menurut Umar (2015: 26): berbohong dengan cara
a) Orang tua sebagai pengasuh dan pendidik menjelek-jelekkan guru
Orang tua harus dan wajib bertanggung jawab pada orang tuanya.
untuk mengingatkan anaknya belajar, menyuruh
untuk bangun pagi, menghormati orang yang
lebih tua, mengingatkan agar tidak tidur terlalu
malam.
b) Orang tua sebagai pembimbing
Menurut Sucipto dan Raflis (dalam Umar
2015) bimbingan adalah segala kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang dalam rangka
memberikan bantuan kepada orang lain yang
mengalami kesulitan, agar orang tersebut
mampu mengatasinya sendiri dengan penuh
kesadaran.
c) Orang tua sebagai motivator
Orang tua memberikan dorongan tentang
pentingnya belajar dan semangat kepada
anaknya ketika anaknya mendapatkan nilai jelek
dengan tujuan dapat menigkatkan prestasi
belajar sehingga anak benar-benar merasa
penting dan membutuhkan apa yang dianjurkan
orang tuanya. d) Orang tua sebagai fasilitator
Dalam belajar mengajar orang tua menyediakan
fasilitas untuk anaknya seperti media, alat
peraga untuk menunjang program belajar anak.
orang tua sebagai fasilitator turut mempengaruhi
tingkat prestasi yang dicapai anak
Jadi dapat disimpulkan bahwa peran orang
tua adalah keikutsertaan orang tua dalam
perkembangan pendidikan anaknya. Penelitian
ini akan difokuskan pada lima peran orang tua
yaitu orang tua sebagai fasilitator, orang tua
sebagai motivator, peran orang tua sebagai
pembimbing, orang tua sebagai pendidik, orang
tua sebagai pelindung.anaknya dari pergaulan
yang kurang baik.

Sumber:
1. Fitroturrahmah, Purwandi, Mira Azizah.
2019. Hubungan Orang Tua dengan
Prestadi Belajar Anak pada Sekolah Tinggi
.Journal of Primary and Children’s
Education: Volume 2 Nomor 2.
2. Umar, Munirwan. 2015. Peranan Orang
Tua dalam Peningkatan Prestasi
Belajar.Jurnal Ilmiah Edukasi: 1 (1): 20-
29.

Hasil Kajian Wawancara


Narasumber : Sharda Syafrida S.Pd
Jabatan : Guru Bimbingan Konseling SMPN
8 Kota Banda Aceh.

1. Orang tua tidak kooperatif saat diminta


datang ke sekolah
2. Orang tua percaya penuh pada anak
sehingga tak percaya akan masalah anak
yang disampaikan gurunya.
3. Guru terlalu melihat kesalahan siswa
tanpa mau introspeksi dirinya.
4. Sebagian kecil siswa berbohong dengan
cara menjelek-jelekkan guru pada orang
tuanya.
5 Rendahnya Hasil Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis
keterampilan terhadap hasil kajian literatur
menyimak siswa Juangsih (2017) mengatakan Faktor yang dan wawancara, dapat
sehingga tidak menjadi rendahnya keterampilan menyimak diketahui bahwa penyebab
bisa membagikan adalah faktor dalam dan luar. Faktor dalam rendahnya keterampilan
informasi yang adalah faktor yang terjadi pada diri siswa itu menyimak siswa sehingga
didengar. sendiri seperti : tidak bisa menceritakan
 Faktor dalam kembali apa yang didengar
1) Faktor psikologis adalah sebagai berikut.
a) Prasangka dan kurangnya simpati 1. Kurangnya perhatian pada
terhadap pembicara yang objek yang disimak
b) Keegoisan dan kewajiban terhadap minat 2. Kurangnya konsentrasi
pribadi serta masalah pribadi. siswa saat menyimak
c) Kepicikan atau kurang luasnya materi
pandangan. 3. Siswa tidak serius dan asik
d) Kebosanan atau tidak ada perhatian pada bermain sehingga materi
subyek. itu terlewat
2) Faktor fisik 4. Guru belum maksimal
Kondisi fisik seseorang menyimak dalam mengajarkan materi
merupakan faktor yang penting untuk tersebut
keberhasilan menyimak, penyimak sering 5. Materi yang diajar masih
kurang efektif disebabkan beberapa faktor : terlalu sulit
a. Sangat Lelah 6. Keadaan psikologi,
b. Ukuran gizi rendah kondisi fisik, sikap, dan
c. Ruangan terlalu panas, lembab atau jenis kelamin.
terlalu dingin
d. Suara bising dari jalan atau sekolah
e. Seseorang dalam keadaan bingung
f. Berada dalam keadaan tergesa-gesa

3) Faktor sikap
a) Pokok-pokok pembicaraan yang kita
setujui cenderung akan kita simak secara
seksama dan penuh perhatian.
b) Pembicara harus memilih topik yang
disenangi oleh para penyimak.
c) Pembicara harus memahami sikap
penyimak karena merupakan modal
penting bagi pembicara untuk menarik
minat atau perhatian penyimak.
d) Penampilan pembicara yang
mengasikkan dan mengagumkan
sehingga membentuk sikap positif para
siswa.

4) Faktor jenis kelamin


Pria :
a. Objektif
b. Aktif
c. Analisis
d. Rasional
Wanita :
a) Subyektif,
b) Pasif
c) Sensitif
d) Mudah terpengaruh

 Faktor luar Lingkungan Fisik dan Sosial


Pengalaman : Penguasaan kosa kata juga
mempengaruhi kualitas menyimak. Bahasa yang
dipancarkan dari kosa kata bahasa asing
cenderung mengurangi perhatian menyimak.
Penyimak tidak mendengar ide-ide yang berada
diluar jangkauan pengertian serta pemahaman
mereka.

Sumber:
1. Juangsih, Juju. (2017). Faktor-faktor
yang mempengaruhi menyimak dan
pengajarannya. Wahana didaktika.
Vol.15. No.2

Hasil Kajian Wawancara


1.Teman Sejawat
Nama : Fauziah, S.Pd.
Jabatan : ketua MGMP B.Indonesia SMPN 8
Kota Banda Aceh

Faktor yang mempengaruhi siswa kesulitan


dalam menyimak antara lain sebagai berikut.
 Kurangnya kesiapan dan kurang
konsentrasi
 Siswa yang ribut
 Siswa yang diganggu temannya
ketika menyimak cerita
 Faktor dari guru yang kurang baik
mengajarkan pembelajaran menyimak
 Bahan atau materi yang disimak terlalu
panjang dan rumit

6 Kesulitan siswa Hasil Kajian Literatur. Setelah dilakukan analisis


memahami materi terhadap hasil kajian literatur
kalimat  Faktor penyebab kesulitan belajar siswa dan wawancara, dapat
sanggahan, dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor diketahui bahwa penyebab
tanggapan dan internal kesulitan peserta didik
dan faktor eksternal. Hasil penelitian yang
pujian pada teks diperoleh ini sejalan dengan pendapat Slameto memahami materi kalimat
tanggapan kritis. (2003), faktor-faktor yang memengaruhi sanggahan, tanggapan, dan
kesulitan belajar ada dua yaitu faktor intern dan pujian pada teks tanggapan
ekstern. Faktor internal adalah faktor yang ada kritis adalah sebagai berikut.
di dalam individu yang sedang belajar seperti, 1. Faktor intenal dan
jasmani, psikologis dan menta, emosional dan eksternal pada siswa,
kebiasaan yang salah serta tidak memiliki seperti minat dan bakat,
keterampilan dan pengetahuan dasar yang kondisi psikologi, fisik,
diperlukan. Sedangkan faktor ekstern adalah sosial, dsb.
faktor yang ada di luar individu seperti, 2. Model pembelajaran tidak
keluarga, sekolah, dan masyarakat. menarik sehingga siswa
tak tertarik mengikuti
Faktor internal pertama adalah minat dan proses PBM
motivasi belajar siswa. Berdasarkan hasil 3. Guru tidak mengupgrade
wawancara, siswa mengalami kesulitan ilmu
dikarenakan siswa memang tidak memiliki 4. Penampilan guru tidak
minat dan motivasi untuk belajar. Hal tersebut, menarik.
kebanyakan siswa memiliki sifat malas belajar
dan memiliki pendapat bahwa suatu materi
adalah hal yang sulit dipahami.

Sumber:
1. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-
Faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta.

Hasil Kajian Wawancara


Teman Sejawat
Nama : Kiki Sanjani, S.Pd.
Jabatan : Guru Bahasa Indonesia SMAN 1
Meulaboh

Penyebab siswa kesulitan memahami materi


ajar:
1. Belum maksimal dalam menjalankan
PBM.
2. Guru tidak mengupgarde diri sehingga
model pembelajaran yang digunakan
monoton.
3. Siswa tidak fokus saat pembelajaran
4. Penampilan guru menggangu konsentrasi
siswa

7 Rendahnya Hasil Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis


kemampuan siswa terhadap hasil kajian literatur
dalam menulis Kurikulum 2013 berbasis teks dimana dan wawancara, dapat
dengan siswa dituntut agar lebih terampil dalam diketahui bahwa penyebab
menggunakan menulis. Adanya kompetensi menulis akan rendahnya kemampuan
ejaan sesuai membuat siswa menjadi terlatih untuk siswa dalam menulis dengan
PUEBI menuangkan ide, pikiran dan informasi dalam menggunakan ejaan sesuai
wacana tulis berbentuk teks deskripsi, narasi, PUEBI adalah sebagai
eksposisi, persuasi dan argumentasi dan berikut.
ringkasan laporan. Salah satu unsur yang harus 1. Kurangnya minat
diperhatikan dalam menulis, penggunaan membaca peserta didik
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia 2. Kurangnya motivasi untuk
(PUEBI). dapat menulis penggunaan
Menurut Ernis (2021:75) penggunaan huruf dan tanda baca
bahasa pada tugas siswa biasanya terdapat sesuai dengan PUEBI
kesalahan karena dalam proses penulisan 3. Guru belum menggunakan
tersebut tidak berpedoman pada kaidah bahasa pembelajaran inovatif
yang benar. Bahasa yang biasa digunakan dalam
penulisan tugas siswa terkadang tidak
menggunakan bahasa baku dan ejaan yang tepat.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
(PUEBI) merupakan aturan yang harus dipatuhi
dalam menulis. Aspek yang dibahas dalam
PUEBI terbagi menjadi empat bagian, yaitu:
pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian
tanda baca dan penulisan unsur serapan.
Setiap menulis siswa harus memperhatikan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
(PUEBI).

Sumber:
1. Ernis. 2021. Penguasaan PUEBI
terhadap keterampilan Menulis Teks
lsaporan hasil Observasi. Jurnal KIBASP
(Kajian Bahasa, Sastra dan
Pengajaran) :Volume 5, Nomor 1.6

Hasil Kajian Wawancara


1. Pakar
Nama : Muhammad Iqbal, M.Pd.
Jabatan : Dosen STAIN Malikul Shaleh
Kegiatan Aktif :
1. Asesor BAN PAUD& PNF
2. Asesor Guru Penggerak’
3. Asesor PPG
4. IN B.Indonesia Madrasah reform-world
bank

Beberapa penyebab siswa sulit menulis dengan


menggunakan ejaan yang benar adalah sebagai
berikut:
1. Kurangnya minat membaca peserta didik.
2. Kurangnya motivasi untuk dapat menulis
penggunaan huruf dan tanda baca sesuai
dengan PUEBI
3. Minimnya informasi tentang penggunaan
huruf dan tanda baca yang benar sesuai
dengan PUEBI
4. Siswa belum memahami materi penulisan
huruf dan tanda baca dengan bena/r.
5. Siswa malas mengulang materi pembelajaran
sehingga mereka lupa.

8 Peserta didik Hasil Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis


belum melek terhadap hasil kajian literatur
teknologi sebagai Lestari (2018:2) Dampak teknologi dalam dan wawancara pakar, dapat
media referensi pendidikan di Indonesia, selain memiliki diketahui bahwa penyebab
pada PBM. dampak positif juga memiliki dampak negatif. peserta didik belum melek
Dampak positifnya adalah lebih efisien dalam teknologi sebagai media
masalah waktu, biaya, logistik dan masalah referensi pada PBM adalah
kelembagaan lainnya. Sedangkan dampak sebagai berikut.
negatifnya adalah teknologi dapat merubah 1. Peserta didik merasa
kehidupan sosial.Teknologi pendidikan adalah tidak ada kewajiban
metode bersistem untuk merencanakan, mencari referensi
menggunakan, dan menilai seluruh kegiatan tambahan sehingga
pengajaran dan pembelajaran dengan merasa tak perlu
memperhatikan, baik sumber teknis maupun menggunakan teknologi
manusia dan interaksi antara keduanya, sehingga sebagai bahan referensi.
mendapatkan bentuk pendidikan yang lebih 2. Sebagian kecil peserta
efektif (Kamus Besar Bahasa Indonesia). didik tidak melek
Sedangkan menurut Yusuf (2012) teknologi teknologi.
pendidikan adalah suatu proses sistemik dalam 3. Peserta didik
membantu memecahkan masalah-masalah menggunakan teknologi
pembelajaran. Pendapat ini sejalan dengan hanya untuk mengakses
pendapat Muffoletto (dalam Selwyn, 2011) yang kegiatan social dan hal-
menyatakan bahwa teknologi pendidikan hal yang mereka sukai.
bukan tentang perangkat, mesin, komputer atau 4. Guru tidak memotivasi
artefak lainnya, melainkan itu adalah tentang peserta didik dalam
sistem dan proses yang mengarah ke hasil yang penggunaan media
diinginkan. Dari beberapa pendapat di atas dapat teknologi.
dikatakan teknologi pendidikan adalah suatu
sistem yang dimanfaatkan untuk
menunjang pembelajaran.

Suyono (2012:2) Teknologi merupakan sarana


yang penting untuk belajar dan mengajar .
Penting untuk tidak memikirkan teknologi
sebagai beban tambahan dari daftar apa-apa
yang akan dicapai di dalam ruangan kelas.
Sebaliknya, teknologi seharusnya menjadi alat
alternatif dari sekian banyak alat yang ada untuk
membantu anak belajar . Dilihat sebagai bagian
utuh dari alat-alat pembelajaran, teknologi dapat
memperluas lingkup materi pelajaran yang dapat
dipelajari siswa dan dapat memperluas masalah
yang dapat dikerjakan oleh siswa.

Sumber:
1. Lestari, Sudarsih. 2018. Peran
Teknologi dalam Pendidikan di Era
Globalisasi. Jurnal Pendidikan Islam
Edureligia: Vol. 2, No. 2.

Hasil Kajian Wawancara


1. Teman Sejawat
Narasumber :Risnawati, S.Pd.I., M.Pd.
Jabatan : Wakil Sarpras SMPN 8 Banda
Aceh
Sarana TIK perlu digunakan seoptimal
mungkin untuk mendukung kegiatan
pembelajaran. Kondisi saat ini masih banyak
guru yang belum memanfaatkan TIK sebagai
media pembelajaran. Hal ini dikarenakan tidak
semua sekolah memiliki sarana TIK yang
memadai atau masih banyak guru yang belum
menguasai TIK khusunya komputer dan internet.
Makalah ini akan membahas peranan TIK dalam
pembelajaran. Dalam hal ini, peserta didik
sebenarnya bukan tidak melek Pendidikan,
hanya saja tidak menggunakan teknologi sesuai
dengan porsinya. Contoh, saat laboratorium
dijadikan sarana pembelajaran, siswa malah
menggunakan untuk hal lain seperti browsing
dsb. Jadi, siswa lebih tepat dikatakan salah
menggunakan teknologi sebagai media
pembelajaran. Mereka bukan tidak mampu
menggunakan teknologi, tetapi menyalahi
pemakaian teknologi.

2. Teman Sejawat
Nama : Mukminaturrayyan, S.Pd.
Jabatan: Operator Ruang Multimedia
1. Minat belajar siswa kurang sehingga mau
menggunakan media apapun tetap
mereka tidak mau belajar.
2. Mereka menggunkan teknologi hanya
untuk bersenang-senang.
3. Sebagian kecil dari mereka jika
dihadapkan dengan computer sama
sekali tak mau menyentuh pun, lebih
senang berbicara dengan teman.

Anda mungkin juga menyukai