Anda di halaman 1dari 6

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang telah Analisis eksplorasi


No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
1 Motivasi belajar siswa Kajian Literatur
masih kurang
1. Menurut Wahyuningsih (dalam Rike,
2020),mengatakan bahwa peserta didik
mengalami rendahnya motivasi belajar karena
bosan dengan cara pembelajaran yang menoton,
yaitu peserta didik peserta didik hanya
mendengarkan dan mencatat selain itu juga
dengan adanya indikator yang mempengaruhi
rendahnya motivasi belajar peserta didik seperti
rendahnya kemampuan peserta didik dalam
menangkap materi pelajaran,konsentrasi peserta
didik dalam kelas, keaktifan peserta didik di
2dalam kelas, sikap peserta didik dalam kelas,
dan kebiasaan belajar peserta didik

2. Menurut Putri Aulia(2020) dalam penelitiannya


faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
belajar siswa yaitu:
a. Faktor ekspektasi belajar
b. Lingkungan sekolah
c. Lingkungan keluarga
d. Tujuan belajar
e. Minat belajar
f. Tujuan meraih prestasi
g. Kemampuan guru dalam memberikan
pembelajaran
h. Rasa senang dalam belajar

3. Menurut Putri Wahyuningsi (2011) dalam


penilitiannya salah satu faktor kurangnya
motivasi belajar siswa yaitu guru kurang
variatif dalam melakukan pembelajaran seperti
pemilihan metode yang kurang variatif.

4. Menurut Dwi dan Tawardjono ( 2016 ) dalam


penelitinnya beberapa penyebab rendahnya
motivasi belajar siswa yaitu :
a. Faktor Intrinsik meliputi,
- kondisi siswa dalam hal ini adalah kesiapan
fisik siswa dalam menerima pelajaran.
- Kemampuan siswa dalam menerima
pembelajaran
- Cita-cita siswa
b. Faktor ekstrinsik meliputi,
- Kondisi lingkungan siswa
- Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan
pembelajaran
- Upaya guru dalam membelajarkan siswa.

5. Bigss dan Tefler(dalam Gullham dan


Lisa,2011) mengungkapkan motivasi belajar
siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi
atau tiadanya motivasi belajar akan
melemahkan kegiatan, sehingga mutu prestasi
belajar akan renadah. Oleh karena itu mutu
prestasi belajar siswa perlu diperkuat terus-
menerus. Dengan tujuan agar siswa memilki
motivasi belajar yang kuat, sehingga prestasi
yang diraihnya dapat optimal.

2.
3.
dst
2 Siswa kesulitan dalam Kajian Literatur
memahami atau menyerap
pembelajaran IPA yang 1. Haqiqi (dalam Marisa Amaliyah, Nyoman
diberikan guru. Suardana dan Kompyang Selamet, 2021)
menyatakan bahwa kesulitan belajar pada siswa
disebabkan oleh faktor internal dan faktor
eksternal.
Faktor internal yang menyebabkan terjadinya
kesulitan belajar yaitu:
- aspek bakat
- minat
- motivasi
- intelegensi pada siswa. Sedangkan,
Faktor eksternal yaitu:
- berupa fasilitas sekolah
- guru
- sarana prasarana
- aktivitas siswa.

2. Dari hasil penelitian Erni Suryani,dkk (2021),


mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi
kesulitan belajar yaitu faktor sarana dan
prasarana merupakan faktor eksternal utama,
sedangkan metode pembelajaran, motivasi,
minat dan materi pelajaran dan media belajar
menjadi factor pedukung kesulitan belajar.

3. Ristiyani & Bahriah (dalam Holidatus Saadah


dkk,2019) mengatakan bahwa faktor lain
kesulitan belajar siswa meliputi faktor eksternal
dan faktor internal. Faktor eksternal meliputi
faktor lingkungan baik sosial atau pun alami
serta faktor instrumental yang meliputi
kurikulum, program, sarana dan prasarana, dan
guru. Faktor yang kedua adalah faktor internal
meliputi aspek fisiologis, panca indera, dan
minat Dari faktorfaktor tersebut terdapat faktor
instrumental yaitu terkait sarana dan prasarana.
Salah satu contoh sarana dan prasarana adalah
media pembelajaran

2.
3.
dst
3 Hubungan komunikatif Kajian Literatur
guru terhadap siswa siswa
masih terbatas. 1. Lane D (dalam Ety Nur Inah 2015) mengatakan
bahwa Guru sebagai komunikator tentu
mengharapkan komunikasi pembelajaran
berlangsung efektif, artinya terjadi intraksi antara
guru dan siswa dalam pembelajara dimana guru
menaruh ke pedulian terhadap siswanya . Ada tiga
pengelompokkan guru menaruh kepeduliannya
terhadap siswa , yaitu :
- Guru yang peduli pada dirinya
- Guru yang peduli pada tugasnya sebagai
pendidik;
- Guru yang peduli pada dampak
pembelajarannya pada siswa

2. Asnawi dan Basyiruddin Usman (dalam Luqman


Haqi,2015) Mengatakan bahwa hambatan-
hambatan komunikasi yang ditemui dalam proses
belajar mengajar yaitu:
1) Verbalistik, dimana guru menerangkan
pelajaran hanya melalui katakata atau secara
lisan. Di sini yang aktif hanya guru, sedangkan
murid lebih banyak bersifat pasif, dan
komunikasi bersifat satu arah.
2) Perhatian yang bercabang, yaitu perhatian
murid yang tidak terpusat pada informasi yang
disampaikan guru, tetapi bercabang perhatian
lain.
3) Tidak ada tanggapan, yaitu murid-murid tidak
merespon secara aktif apa yang disampaikan
oleh guru, sehingga tidak terbentuk sikap yang
diperlukan. 4) Kurang perhatian, disebabkan
prosedur dan metode pengajaran kurang
bervariasi, sehingga penyampaian informasi
yang monoton menyebabkan kebosanan murid.
5) Sikap pasif anak didik, yaitu tidak
bergairahnya siswa dalam mengikuti pelajaran
disebabkan kesalahan memilih tehnik
komunikasi.

3. Yosal Iriantara (dalam Lukman Haqi,2015)


menyatakan bahwa Ciri-ciri adanya komunikasi
positif antara Guru dengan siswa yaitu:
1) Mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif
dalam pembelajaran
2) Hubungan baik antara guru dengan siswa
3) Mampu mengajukan pertanyaan yang
mendorong siswa mendalami sendiri materi belajar
4) Menggunakan pertanyaan yang mendorong
penalaran tingkat tinggi
5) Mampu memfasilitasi berbagai pertanyaan dan
komentar siswa
6) Guru berperan sebagai pembimbing dan
pendamping siswa.
7) Terampil dalam berbagai teknik interaksi guna
mencegah kebosanan
8) Guru mampu memecahkan konflik dan bentuk-
bentuk masalah pribadi lainnya yang mungkin
muncul.

2.
3.
dst
4 Pemanfaatan model – Kajian Literatur
model pembelajaran belum
maksimal. 1. Menurut Wundari dan Siti Quratul(2022)
mengatakan bahwa ada beberapa kusilatan
yang dialami guru dalam penerapan model-
model pembelajaran pada kurikulum 2013
diantaranya adalah:
- Guru kesulitan mengalokasikan waktu
dengan baik saat penggunaan model-model
pembelajaran
- Guru kesulitan menentukan model yang
tepat sesusi materi
Dalam hasil penelitian menggunakan model
PBL guru kesulitan dalam menentukan materi
dan pemilhan waktu yang tepat.
2. Oemar Hamalik (dalam Syamsuddin dan Laeli
Nugraheni Kustina,2018 ) menyatakan bahwa
untuk mewujudkan situasi dan kondisi proses
belajar mengajar kondusif maka pengelolaan
kelas harus secara sistematis, mulai dari
penyiapan bahan pengajaran, penyiapan
sarana dan alat peraga, pengaturan ruang
belajar dan lain sebagainya. Kemampuan
mengelola kelas antara lain: 1) mengatur tata
ruang kelas untuk pengajaran; 2) Menciptakan
iklim belajar mengajar yang serasi.
3. Menurut Rusman (dalam Kiswaro dkk,2017 )
Penerapan pendekatan terpadu sangat
berimplikasi terhadap ketersediaan berbagai
sarana dan prasarana belajar yang memadai.
Pendekatan pembelajaran terpadu
membutuhkan sumber belajar yang lengkap
dengan pengelolaan yang profesional. Sumber
belajar tersebut berupa sumber belajar yang
didesain secara khusus untuk pembelajaran,
maupun yang tersedia di lingkungan tanpa
didesain untuk kepentingan pembelajaran
namun dapat dimanfaatkan

5 Kemampuan siswa dalam Kajian Literatur


pembelajaran HOTS masih
rendah. 1. Menurut Widiawati (dalam Suryanah,2020)
pembelajaran yang dipilih oleh pendidik akan
memengaruhi seberapa tinggi dan rendahnya
keterampilan berpikir siswa. sebab itu,
dibutuhkan pembelajaran yang bisa memberi
efek positif pada keterampilan berpikir siswa.
Diperlukan penerapan model pembelajaran
yang tepat dalam mengatasi masalah yang
menyebabkan keterampilan berpikit tingkat
rendah akan lebih tinggi, yaitu model
pembelajaran yang melibatkan implementasi
menganalisis, mengevaluasi, dan
menciptakan.
2. Menurut Tajularipin (dalam Suryanah,2020)
guru dapat meningkatkan HOTS pada siswa
melalui pengajaran dan pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA). Salah satu kegiatan
pembelajaran IPA yaitu percobaan atau
praktikum. Proses praktikum atau percobaan
merupakan proses keterampilan berpikir
tingkat tinggi dalam hal analisis, sintesis, dan
evaluasi. Pertanyaan percobaan melibatkan
pembangunan berbagai hipotesis tentang
fenomena fisik atau psikologis, membuat
berbagai percobaan, dan menganalisis hasil.
Investigasi mirip dengan pertanyaan
percobaan tetapi melibatkan berbagai kejadian
masa lalu, masa sekarang, dan masa depan.
3. Lena Rahmawati Agustina dan Rita
Pramujiyanti Khotimah (2018) dalam jurnalya
menyatakan bahwa salah satu penyebab
rendahnya kemampuan berpikir siswa yaitu
siswa belum terbiasa menyelesaikan soal pada
tingkat berpikir tinggi atau yang dikenal
dengan HOTS. Akibatnya banyak kesalahan
yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan
soal HOTS. Untuk menindaklanjuti kesalahan
siswa, perlu dilakukan analisis kesalahan.
Analisis kesalahan dilakukan untuk
mengetahui kesalahan siswa dan faktor
penyebab kesalahan siswa, sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajar matematika.
6 Guru belum Kajian Literatur
mengoptimalkan
pemanfaatan Teknologi/ 1. Menurut Miarso (dalam Sri Lestari,2015)
Inovasi dalam banyak faktor yang berpengaruh atau
pembelajaran. mendukung terwujudnya proses pembelajaran
yang berkualitas dalam upaya mencapai
tujuan pendidikan. Salah satu di antara faktor
yang dimaksudkan menurut Yusufhadi Miarso
adalah penggunaan atau pemanfaatan
teknologi dalam proses pendidikan dan
pembelajaran.
2. Edy Prayitno1, Deborah Kurniawati2, Ilham
Rais Arvianto (2018) dari hasil penelitian
mereka menyatakan bahwa pemanfaatan TIK
dapat mendukung peningkatan kualitas
pembelajaran, baik dari peningkatan
kemampuan guru dalam menyiapkan media
pembelajaran; kesadaran dan kemampuan
siswa dalam menggunakan gadget untuk
mendukung belajar; maupun penerapan sistem
informasi perpustakaan untuk meningkatkan
kualitas layanan perpustakan sebagai
pendukung kegiatan belajar mengajar.
3. Menurut Sutrisno ( dalam Sri Lestari,2015)
pergeseran paradigma dalam pranata
pendidikan yang semula terpusat (sentralistis)
menjadi desentralistis membawa konsekuensi
dalam pengelolaan pendidikan, khususnya di
tingkat sekolah. Kebijakan tersebut dapat
dimaknai sebagai pemberian otonomi yang
seluasluasnya kepada sekolah dalam
mengelola sekolah, termasuk di dalamnya
berinovasi dalam pengembangan kurikulum
dan model-model pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai