Anda di halaman 1dari 21

Lk 1.

2 Hasil eksplorasi penyebab masalah


Khumaedah Khasanah S.Pd

No Masalah yang Analisis Ekplorasi


telah Hasil eksplorasi penyebab masalah penyebab masalah
diidentifikasi
Motivasi Kondisi di Lapangan Setelah dilakukan
belajar peserta analisis terhadap
didik rendah • Peserta didik kurang memiliki motivasi belajar Motivasi belajar
karena kebanyakan dari mereka tidak ingin peserta didik rendah
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang melalui berbagai
lebih tinggi. sumber literatur dan
• Peserta didik asyik bermain HP saat wawancara, maka
pembelajaran fisika dapat ditentukan
• Kurangnya komunikasi antara guru dan peserta penyebab masalah
didik dalam proses belajar mengajar, sehingga yang sesuai dengan
muncul kejenuhan dalam diri peserta didik kondisi satuan
sehingga berdampak peserta didik merasa sulit pendidikan sebagai
memahami materi dan guru merasa materi sulit berikut:
sekali tersampaikan.
• Peserta didik pasif dalam pembelajaran dan 1. Pembelajaran di
tidak terlibat langsung dalam proses kegiatan dalam kelas masih
belajar mengajar, sehingga berpengaruh monoton
terhadap tingkat pemahaman dan hasil belajar 2. Materi yang
peserta didik disampaikan kurang
konstektual
SUMBER KAJIAN LITERATUR 3. Guru belum
merancang
Jurnal Ilmiah pembelajaran yang
Judul : Deskripsi motivasi belajar fisika peserta aktif dan
didik kelas x sma negeri 3 kota sungai penuh menyenangkan.
4. Faktor keluarga
• Menurut Nurmaliza dkk (2021) menyatakan juga berpengaruh,
bahwa peserta didik yang memiliki motivasi diantaranya adalah
tinggi, maka peserta didik tersebut akan Pola asuh,
menunjukkan semangat yang tinggi dalam hubungan dengan
mengikuti aktivitas belajar, selalu keluarga, situasi di
memerhatikan dan mendengarkan penjelasan rumah, keadaan
gurunya ketika menyampaikan suatu materi ekonomi keluarga
pelajaran, serta ada rasa keinginan untuk belajar dan latar belakang
dengan giat. budaya keluarga.
• Peserta didik yang memiliki motivasi yang 5. Faktor lingkungan
rendah cenderung acuh tak acuh dan bermalas- di sekolah:
malasan untuk mendengarkan penjelasan Diantaranya adalah
gurunya pada saat pembelajaran berlangsung hubungan guru dan
peserta didik,
hubungan dengan
• menerapkan model dan metode yang dapat teman, dan sarana
mendorong peserta didik untuk belajar. dan prasarana di
penciptaan lingkungan belajar dapat sekolah
mempengaruhi pengembangan kognitif peserta
didik dan membantunya agar lebih sadar
terhadap proses berfikirnya, misalnya dalam hal
kemampuan dasar peserta didik, pengetahuan,
sikap dan motivasinya

https://ojs.unm.ac.id/JSdPF/article/view/15559/106
54

Nurmaliza, N. et al. (2021) “Deskripsi motivasi


Belajar Fisika Peserta didik Kelas x SMA
Negeri 3 Kota Sungai Penuh,” Jurnal Sains
dan Pendidikan Fisika, 17(1), p. 40.
Available at:
https://doi.org/10.35580/jspf.v17i1.15559.

Judul Jurnal : Pengaruh Motivasi Belajar Peserta


didik Pembelajaran Fisika SMAN 3 Kota Sungai
Penuh Kelas XI MIPA

Hasibuan (2022) menyatakan jika dalam


pembelajaran fisika peserta didik memiliki minat
belajar yang kurang sehingga tidak mendorong
motivasi belajar peserta didik, maka peserta didik
akan mengalami kesulitan dalam mempelajari fisika
dan tidak dapat menghubungkan dengan konsep.
Untuk mendorong motivasi peserta didik, yang harus
dilakukan guru adalah memastikan peserta didik
dapat menguasai materi

https://cahaya-
ic.com/index.php/ISEJ/article/view/251/211

Tinur Hasibuan (2022) “Pengaruh motivasi Belajar


Peserta didik pembelajaran Fisika Sman 3
Kota Sungai penuh kelas XI MIPA,”
Integrated Science Education Journal, 3(2),
pp. 33–38. Available at:
https://doi.org/10.37251/isej.v3i2.251.
HASIL WAWANCARA

Pakar/ Dosen Pendidikan


Reza Rubhani Ammarulloh M.Pd (34 Tahun)
Dosen Fisika UIN Syarifhidayatullah Jakarta
Motivasi belajar peserta didik rendah hal ini
dikarenakan :
1. Peserta didik tidak menganggap topik/ materi
yang diajarkan itu menarik dan konstektual
2. Kurangnya apersepsi saat memulai pembelajaran
dan kurang dihubungkan antara materi
pengetahuan yang dimiliki dengan kehidupan
sehari-hari sehingga tidak menciptakan
pembelajaran yang bermakna
3. Pembelajaran masih terpusat ke guru sehingga
cenderung monoton

Guru Senior
Narsum : Egi ergiana, S.Pd (58 Tahun)
Wakasek bidang humas

Motivasi belajar peserta didik rendah


disebabkan oleh faktor internal dan eksternal peserta
didik. Faktor internal peserta didik meliputi
kejenuhan, minat belajar, kesehatan fisik dan
mental. Sedangkan faktor ekternal peserta didik
adalah keadaan keluarga dirumah, dan keadaan
lingkungan juga berpengaruh, karena lingkungan
inilah yang membentuk juga kepribadian anak

Rekan/ Teman Sejawat


Narsum :Evi Lutfia (48)
Guru Kimia SMAN 1 Baleendah
Guru penggerak CGP 5 Kab. Bandung
Motivasi belajar peserta didik rendah disebabkan
oleh beberapa factor yaitu :
1. Metode pembelajaran yang monoton,
2. Latar belakang peserta didik, kondisi peserta
didik, gaya belajar peserta didik, kemauan
peserta didik, tujuan belajar peserta didik, cita-
cita peserta didik,
3. Latar belakang sosial ekonomi peserta didik
4. Faktor keluarga juga berpengaruh,
diantaranya adalah Pola asuh, hubungan
dengan keluarga, situasi di rumah, keadaan
ekonomi keluarga dan latar belakang budaya
keluarga.
5. Faktor lingkungan di sekolah: Diantaranya
adalah hubungan guru dan peserta didik,
hubungan dengan teman, dan sarana dan
prasarana di sekolah

Narsum : Yuli Astria, S.Pd (41)


Guru Biologi di SMAN 1 Baleendah

Faktor yang menyebabkan motivasi belajar


adalah lingkungan belajar peserta didik, kondisi
fisik peserta didik, kecerdasan peserta didik, sarana
prasarana, waktu pembelajaran, kebiasaan belajar
peserta didik, guru, orangtua, kondisi emosional
peserta didik, dan faktor kesehatan peserta didik
juga berpengaruh pada motivasi belajar anak.
Tips agar motivasi belajar anak baik ialah
buatlah aktivitas belajar dikelas itu gembira dan
menyenangkan, terus memberikan motivasi positif,
mengajak anak aktif bertanya, dan harus
memperhatikan kondisi fisik dan psikis anak
dikelas.

Minat baca Kondisi dilapangan Setelah dilakukan


peserta didik 1. Belum ada gerakan pembiasaan literasi analisis terhadap
kurang sebelum pembelajaran dimulai. kurangnya minat baca
2. Buku bacaan di perpustakaan baik buku untuk peserta didik melalui
pelajaran maupun buku bacaan cerita seperti berbagai sumber
novel dll sudah banyak tersedia disekolah, literatur dan
tetapi minat baca peserta didik tetap rendah wawancara, maka
dapat ditentukan
SUMBER KAJIAN LITERATUR penyebab masalah
yang sesuai dengan
Jurnal Ilmiah
kondisi satuan
pendidikan sebagai
Analisis kemampuan literasi sains peserta
berikut:
didik ditinjau dari kemampuan menyelesaikan
1. Peserta didik tidak
soal fisika di sman 2 bulukumba
terbiasa melakukan
Irwan (2020) menyatakan Faktor-faktor yang kegiatan membaca
mempengaruhi kemampuan literasi sains peserta baik di lingkungan
didik ditinjau dari kemampuan menyelesaikan sekolah maupun
soal fisika diantaranya adalah faktor perilaku rumah.
guru selama proses pembelajaran yang
pemberian bimbingan kepada peserta didik dalam 2. Adanya
pengerjaan soal, pemberian soal kepada peserta pengaruh gawai
didik yang kebanyakan hanya pada satu indikator yang membuat
aspek literasi sains, faktor minat peserta didik peserta didik
cenderung malas
membuka buku
https://ojs.unm.ac.id/JSdPF/article/view/13494/ dan lebih
7895 memilih bermain
permainan di
gawainya.
Irwan, A.P. (2020) “Analisis Kemampuan Literasi 3. Kurangnya
Sains Pesrta DIDIK Ditinjau dari kemampuan perhatian dari
menyelesaikan Soal Fisika di Sman 2 sekolah dalam
bulukumba,” Jurnal Sains dan Pendidikan memantau
Fisika, 15(3). Available at: kegiatan literasi.
https://doi.org/10.35580/jspf.v15i3.13494.

Judul Jurnal “faktor-faktor penyebab rendahnya


minat kunjungan peserta didik ke perpustakaan
sman 2 mranggen”

Sabilal Muhtadien dan Ika Krismayan (2019)


menyatakan faktor-faktor yang menyebabkan
rendahnya minat kunjung peserta didik ke
perpustakaan, ialah:
• Berdasarkan faktor internal hal ini dikarenakan
oleh kurangnya rasa cinta peserta didik dengan
perpustakaan dan juga kesibukan yang dimiliki
peserta didik ketika jam istirahat atau jam
kosong.
• Faktor eksternalnya berasal dari kurang
memadainya sarana dan prasarana seperti
ruangan yang kurang luas, udara yang panas
ketika di dalam ruang perpustakaan apabila AC
tidak dapat dinyalakan, serta penataan
perabotan perpustakaan yang membuat kesan
ruangan menjadi semakin sempit, pelayanan
yang diberikan oleh pustakawan dianggap
kurang ramah, lingkungan keluarga peserta
didik yang tidak membiasakan peserta didik
untuk membaca buku dan mengunjungi
perpustakaan,
• Kemajuan teknologi yang semakin canggih
membuat peserta didik lebih memilih mencari
informasi yang dibutuhkan melalui internet.
• Berdasarkan beberapa kekurangan inilah
sehingga menyebabkan peserta didik enggan
berlama-lama dan berkunjung ke perpustakaan.
Sedangkan status sosial yang orangtua peserta
didik yang dilihat dari pekerjaanya tidak
memberikan pengaruh kepada peserta didik
untuk memiliki minat berkunjung yang lebih
tinggi

https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jip/article/vi
ew/23240

S. Muhtadien, and I. Krismayani, "FAKTOR-


FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA MINAT
KUNJUNG PESERTA DIDIK KE
PERPUSTAKAAN SMAN 2 MRANGGEN,"
Jurnal Ilmu Perpustakaan, vol. 6, no. 4, pp. 341-350,
Feb. 2019

2. Judul jurnal : Faktor yang Mempengaruhi


Minat Membaca

Beni (2019) menyatakan beberapa faktor yang


mempengaruhi minat membaca adalah:
(1) lingkungan,
(2) perkembangan teknologi,
(3) budaya plagiasi,
(4) sarana kurang memadai,
(5) kurangnya motivasi

https://pustaka.unand.ac.id/component/k2/item/193-
faktor-faktor-yang-mempengaruhi-minat-membaca

HASIL WAWANCARA

Narsum : Sri Indriyani S.Pd (45 tahun)


Kepala Perpustakaan SMAN 1 Baleendah

Rendahnya minat baca anak disekolah itu


diakibatkah oleh :
• Tidak ada pembiasaan membaca disekolah
• Kurangnya memberikan jadwal disekolah agar
peserta didik rutin untuk membaca buku baik
buku pelajaran mapupun buku non pelajaran
• Tidak berjalannya Gerakan literasi disekolah
• Minimnya kesadaran betapa pentingnya
Membaca
• Peserta didik kecanduan gawai

Narsum
Yuli Astria (41 Tahun)
Guru biologi SMAN 1 Baleendah
1. Mudahnya memperoleh infoemasi yang
instan
2. Pengaruh media social
3. Guru dan orangtua kurang mendorong
peserta didik untuk rajin membaca
4. Sarana dan media membaca yang kurang
Peserta didik Permasalahan dilapangan Setelah dilakukan
kesulitan 1. Kemampuan dasar matematika masih rendah analisis terhadap
memahami soal-
soal numerasi 2. Peserta didik kurang memahami konsep numerasi monotonnya metode
dalam pembelajaran fisika (misal satuan gram, guru dalam mengajar
kilogram, dll) sehingga mereka kesulitan dalam melalui berbagai
menerapkan langkah-langkah yang tertulis dalam sumber literatur dan
teks prosedur dengan tepat. wawancara, maka dapat
ditentukan Peserta didik
SUMBER KAJIAN LITERATUR kesulitan memahami
soal-soal numerasi
1. Judul jurnal : Analisis kemampuan literasi dikarenakan :
numerasi peserta didik ditinjau dari kecemasan
matematika 1. kemampuan
numerasi peserta
• Menurut Nayla dkk (2022) menyatakan didik dipengaruhi
rendahnya pemahaman matematika peserta didik oleh tingkat
ini tentunya akan berpengaruh pada kemampuan
kecemasan
literasi numerasi itu sendiri. Ketika peserta didik
kurang memahami konsep dasar dari matematika matematika
maka kemampuan pemecahan masalah 2. Peserta didik harus
matematika peserta didik juga menjadi menjadi diperkenalkan
kurang. dengan numerasi
• Kemampuan pemecahan masalah yang kurang ini dasar
bisa dipengaruhi oleh kecemasan matematika 3. Peserta didik kurang
peserta didik yang berlebihan. Akibatnya, peserta sering dilatih dalam
didik tidak dapat berkonsentrasi dengan soal-soal numerasi
pemasalahan karena sudah merasa panik atau 4. kurangnya
tidak mampu mengerjakan soal yang diberikan. pembiasaan dari
• Kemampuan pemecahan matematika yang guru untuk
rendah atau kurang tersebut berdampak secara menyelesaikan soal
langsung terhadap kemampuan literasi numerasi yang berkaitan
yang dimiliki oleh peserta didik. dengan soal
• Kemampuan literasi numerasi peserta didik dapat numerasi
dipengaruhi baik secara langsung maupun tidak
langsung oleh tingkat kecemasan matematika
pada peserta didik.
https://proceeding.unikal.ac.id/index.php/sandika/ar
ticle/view/890

Tsani, M.A. (2022) “Analisis Kemampuan Koneksi


Matematis Peserta didik Ditinjau dari
pengaruh tingkat Kecemasan Matematika,”
Laplace : Jurnal Pendidikan Matematika,
5(2), pp. 297–306. Available at:
https://doi.org/10.31537/laplace.v5i2.768.

2. Judul Jurnal : “Analisis kemampuan literasi sains


fisika peserta didik sma pada materi kinematika
gerak lurus di masa pandemi covid-19”

• Menurut Farikhatul dkk (2021) menyatakan


Kemampuan literasi sains peserta didik
dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu 1) bahan
ajar, 2) model pembelajaran, 3) media
pembelajaran, 4) lembar kerja peserta didik, 5)
alat evaluasi yang berbasis literasi sains.
Rendahnya kemampuan literasi sains peserta
didik dimungkinkan karena kelima faktor
tersebut belum diterapkan dalam proses
pembelajaran
• Rendahnya kemampuan literasi sains fisika
menunjukan bahwa proses pembelajaran daring
hendaknya juga memperhatikan pengembangan
kemampuan literasi sains fisika peserta didik.
Oleh karena itu, perlu adanya kegiatan praktikum
berbasis literasi sains untuk meningkatkan
kemampuan literasi sains peserta didik walaupun
dilaksanakan secara daring.

https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/jtlp/article/vie
w/10391

Mukharomah, F., Wiyanto, W. and Darma Putra,


N.M. (2021) “Analisis Kemampuan literasi
sains FISIKA Peserta didik SMA Pada Materi
kinematika Gerak Lurus di Masa Pandemi
covid-19,” Journal of Teaching and Learning
Physics, 6(1), pp. 11–21. Available at:
https://doi.org/10.15575/jotalp.v6i1.10391.

Hasil wawancara
Pakar/ Dosen Pendidikan
Reza Rubhani Ammarulloh M.Pd
Dosen Fisika UIN Syarifhidayatullah Jakarta

Kemampuan literasi dan numerasi ditandai


dengan kemampuan berpikir kritis, berkomunikasi,
berkolaborasi serta berkreativitas yang dibutuhkan
untuk seluruh dimensi kehidupan.
Peserta didik yang memiliki kemampuan
numerasi yang tinggi akan mampu dan benar dalam
menggunakan berbagai macam angka dan symbol
yang terkait dengan matematika dasar untuk
memecahkan masalah dalam berbagai macam
konteks kehidupan sehari-hari.
Anak kesulitan memahami soal numerasi bisa
diakibatkan oleh :
1. Peserta didik harus diperkenalkan dengan
numerasi dasar
2. Peserta didik kurang sering dilatih dalam soal-
soal numerasi
3. Pada saat ini peserta didik lebih tertarik pada
gadget sehingga kurang tertarik pada hal
numerasi sehingga menjadi tantangan untuk
seluruh guru untuk mengenalkan numerasi
4. Belum adanya pelatihan membuat soal-soal
literasi dan numerasi fisika

Hasil wawancara
Teman sejawat
Ila kartilah (40 Tahun)
Guru Matematika
Rendahnya kemmapuan literasi numerasi pada anak
disebabkan oleh :
1. Rendahnya kemampuan dasar matematis anak
2. kurangnya pembiasaan dari guru untuk
menyelesaikan soal yang berkaitan dengan soal
numerasi
3. peserta didik lebih menyukai cara instan untuk
soal numerasi misalkan mencari jawaban
langsung diinternet

Kesulitan belajar Permasalahan Dilapangan Setelah dilakukan


peserta didik analisis terhadap
berkebutuhan • Guru menganggap kemampuan seluruh peserta monotonnya metode
khusus dikelas didik itu sama guru dalam mengajar
reguler • Peserta didik inklusi dengan spesifikasi autisme melalui berbagai
mentaly sulit diajak berkomunikasi. sumber literatur dan
• Sarana, prasarana dan SDM (Tenaga Pendidik) wawancara, maka dapat
untuk peserta didik ABK dalam pendidikan ditentukan Kesulitan
inklusi kurang memadai. belajar peserta didik
berkebutuhan khusus
Kajian Literatur dikelas regular adalah :
1. Salah satu faktornya
Judul Jurnal “Sekolah inklusi untuk anak adalah kompetensi
berkebutuhan khusus: tanggapan terhadap tantangan guru yang belum
kedepannya” mampu menangani
anak berkebutuhan
• Menurut Jamilah (2017) menyatakan di setiap khusus di kelas
sekolah inklusi memungkinkan anak regular.
berkebutuhan khusus belajar bersama dengan 2. Keberhasilan
anak normal, dan diperlakukan selayaknya anak penyelenggaraan
normal. Hal tersebut menunjukkan dampak sekolah inklusi
positif sekolah inklusi terhadap anak bergantung pada
berkebutuhan khusus dari segi psikologis. kompetensi guru dan
• Tantangan yang menghambat penyelenggaraan kerjasama sekolah
Pendidikan inklusi di Indonesia. Salah satu dengan pemerintah
faktornya adalah kompetensi guru yang belum
mampu menangani anak berkebutuhan khusus di
kelas regular. Keberhasilan penyelenggaraan
sekolah inklusi bergantung pada kompetensi guru
dan kerjasama sekolah dengan pemerintah.

https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pip/article/vie
w/7725

kajian Jurnal
Judul jurnal Tantangan pendidikan Inklusi Dalam
Mendidik Anak Berkebutuhan Khusus

Ramadhana (2020) menyatakan Pengembangan


kemampuan dan model mengajar guru diperlukan
untuk mendukung pendidikan inklusi. Pelatihan
mengenai pendidikan inklusif pada guru- guru juga
merupakan faktor yang dapat memengaruhi sikap
pada Pendidikan inklusif. Dukungan dana dari
pemerintah sangatlah penting, sekolah harus aktif
dalam pengajuan proposal agar sarana dan
prasarana untuk ABK bisa terpenuhi.
Peranan sekolah dan lembaga Lembaga terkait untuk
memberikan wawasan terhadap orang tua dan
masyarakat sangat dibutuhkan. Dengan melakukan
sosialisasi, diharapkan dapat merubah pandangan
masyarakat terhadap pendidikan yang adil untuk
anak berkebutuhan khusus.

https://www.researchgate.net/publication/34787319
9_Tantangan_Pendidikan_Inklusi_Dalam_Mendidi
k_Anak_Berkebutuhan_Khusus

RAMADHANA, R.I.Z.K.A.N.O.R.S.Y. (2020)


“Tantangan pendidikan Inklusi Dalam
Mendidik Anak Berkebutuhan Khusus.”
Available at:
https://doi.org/10.31219/osf.io/n8rxu.

Hasil Wawancara
1. Dessy nurul utami (40 tahun)
Guru BK Sman 1 Baleendah
Kesulitan belajar peserta didik berkebutuhan
khusus dikelas reguler berkaitan dengan
kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan
pendidkan inklusi yakni perlunya waktu yang
khusus untuk anak yang berkebutuhan khusus
dalam kelas reguler, perlu perhatian yang khusus
dan kesabaran dalam membimbing anak
berkebutuhan khusus serta fasilitas yang
dibutuhkan belum tersedia.

Relasi atau Permasalahan dilapangan Analisis eksplorasi


hubungan guru penyebab masalah
dengan orangtua 1. Lokasi sekolah yang berada dikawasan industri Setelah dilakukan
terkait dengan menimbulkan banyaknya orang tua yang bekerja analisis terhadap hasil
pembelajaran dan sibuk dengan pekerjaan masing-masing kajian dan wawancara,
masih sangat sehingga tidak ada waktu untuk berkomunikasi serta dikonfirmasi
terbatas dengan pihak sekolah mengenai kemajuan melalui observasi/
peserta didik pengamatan secara
2. Orang tua memiliki pemikiran bahwa langsung di sekolah
pendidikan adalah tanggung jawab sekolah, dapat diketahui bahwa
bukan tanggung jawab bersama penyebab masalah
Hubungan komunikasi
Kajian jurnal antar walikelas dan
orangtua peserta didik
Judul Jurnal :”Manajemen Hubungan Sekolah sangat terbatas adalah
dengan Orang Tua Peserta didik dalam Upaya 1. Orangtua sibuk
Peningkatan Kualitas Sekolah “ dengan pekerjaan
dan kurang
• Menurut Hariesa dkk (2021) menyatakan hasil memperhatikan
yang dicapai dalam program hubungan sekolah anaknya
dengan orang tua peserta didik adalah mampu 2. Orangtua tidak tahu
mendukung peningkatan kualitas belajar peserta perkembangan
didik kualitas lulusan sekolah, dan kualitas anaknya dalam
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. pembelajaran
• Fungsi manajemen kerjasama sekolah dengan 3. Dan kurang peduli
orang tua dalam upaya mengoptimalkan dalam kemajuan
perkembangan anak di sekolah berupa belajar anak
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian cukup efektif dengan program-
program yang telah disusun.
• Bentuk keberhasilan manajemen kerjasama
sekolah dengan orang tua dalam upaya
mengoptimalkan perkembangan anak dari aspek
nilai agama dan moral, fisik, motorik, kognitif,
bahasa dan social emosional, kerja sama berjalan
dengan baik, bertambahnya sarana pembelajaran
anak, dan meningkatnya prestasi sekolah.

https://jptam.org/index.php/jptam/article/view/2047
?articlesBySameAuthorPage=3

Hariesa, A. ., Ahmad, S. ., & Wahidy, A. . (2021).


Manajemen Hubungan Sekolah dengan Orang Tua
Peserta didik dalam Upaya Peningkatan Kualitas
Sekolah. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(3), 6773–
6780. Retrieved from
https://jptam.org/index.php/jptam/article/view/2047

Kajian Jurnal
Judul Jurnal : kemitraan sekolah dan orang tua
sebagai bentuk Peningkatan kualitas pendidikan
peserta didik

Rahimah (2021) menyatakan Kemitraan sekolah


dan orang tua adalah bagian dari sebuah pendidikan.
Hal demikian juga termasuk pada Tripusat
pendidikan yang berarti bahwa tiga bagian dari hal
yang bertanggung jawab atas sebuah pendidikan
yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Orang tua
menjadikan sekolah sebagai lembaga yang mendidik
anaknya.
Partisipasi orang tua pada acara sekolah dan
adanya sebuah perkumpulan antara orang tua dan
guru yang dibentuk sebuah komite sekolah. Ada
beberapa faktor pendukung dalam keberhasilan
tersebut, yaitu: kompetensi sosial guru, perhatian
orang tua terhadap minat anak dan terbukanya akses
orang tua terhadap lingkungan sekolah

https://www.researchgate.net/publication/35607002
2_KEMITRAAN_SEKOLAH_DAN_ORANG_TU
A_SEBAGAI_BENTUK_PENINGKATAN_KUA
LITAS_PENDIDIKAN_PESERTA_DIDIK

Rahimah (2021) “Kemitraan Sekolah Dan Peran


Orang Tua Sebagai Bentuk Peningkatan
kualitas pendidikan Peserta didik.” Available
at: https://doi.org/10.31219/osf.io/jqwdp.

Wawancara
Narsum : Erna Herliana Kusuma (50 Tahun)
Guru Matematika

Relasi atau hubungan guru dengan orangtua terkait


enganpembelajaran masih terbatas dikarenakan :
1. Orangtua sibuk dengan pekerjaan dan kurang
memperhatikan anaknya
2. Orangtua tidak tahu perkembangan anaknya
dalam pembelajaran
3. orangtua kurang peduli dengan kemajuan
belajar peserta didik, wali kelas yang terlalu
sibuk mengajar tanpa memberikan sentuhan
sosial emosional pada peserta didik
4. Beberapa orangtua tidak hadir pada saat
diundang ke sekolah dan sulit dihubungi apabila
ada permasalahan yang dialami oleh anaknya

Narsum : Teni Sukmawijaya (52 tahun)


Orangtua peserta didik kelas XII
1. Kurangnya mengadakan pertemuan yang cukup
rutin dengan orangtua, pertemuan hanya saat
pembagian raport saja atau saat peserta didik ada
masalah disekolah
2. Komunikasi di grup WA hanya orangtua dan
walikelas saja
3. Belum ada kegiatan Parenting disekolah,
padahal Parenting sangat penting untuk
mengupdrage ilmu mendidik anak.

1. model Permasalahan Dilapangan Setelah dilakukan


pembelajaran 1. Sebagian besar guru yang merupakan kelahiran analisis terhadap
masih 60an yang notabene bukan generasi milenial monotonnya metode
monoton sehingga cenderung menerapkan metode guru dalam mengajar
kurang mengajar lama (ceramah) dan enggan melalui berbagai
inovatif memperkaya wawasannya dalam hal pedagogik. sumber literatur dan
2. guru masih 2. Kurang adanya pelatihan model-model wawancara, maka
menggunakan dapat ditentukan
pembelajaran pembelajaran inovatif berdasarkan karakteristik penyebab masalah
metode materi dan peserta didik yang sesuai dengan
ceramah 3. Guru menggunakan cara mengajar klasik kondisi satuan
(ceramah) sehingga cenderung monoton. pendidikan sebagai
berikut:
1. Guru tidak
SUMBER KAJIAN LITERATUR meningkatkan
JURNAL ILMIAH kemampuannya
sesuai dengan
Judul : PEMBELAJARAN INOVATIF ABAD 21 perkembangan zaman
1. Menurut fatimah (2021) menyatakan dan kebutuhan
pembelajaran inovatif di abad 21 berorientasi peserta didik
pada kegiatan untuk melatihkan keterampilan 2. Guru kurang
esensial sesuai framework for 21st century mengolah dirinya
skills, yaitu keterampilan hidup dan karir, dalam hal
keterampilan inovasi dan pembelajaran, dan pengembangan media
keterampilan informasi, media, dan TIK. 3. Guru enggan
2. Karakteristik pembelajaran untuk melatihkan mengikuti pelatihan
keterampilan esensial tersebut mengarah pada yang berkaitan dengan
proses pembelajaran yang interaktif, holistik, pedagogik
integratif, saintifik, kontekstual, tematik, 4. Terbatasnya
efektif, kolaboratif, dan berpusat pada peserta Pemahaman Guru
didik, dalam menerapkan
3. Penilaian dalam pembelajaran abad 21 disusun model-model
dan dikembangkan untuk mengukur pencapaian pembelajaran
belajar peserta didik yang meliputi kompetensi 5. Guru kurang
pengetahuan (berpikir kritis dan pemecahan memperhatikan
masalah, kreativitas dan inovasi, kolaborasi, kondisi kebutuhan
kemunikasi). peserta didik
4. Pembelajaran inovatif abad 21 mencetak 6. Guru cenderung
sumber daya manusia yang melek informasi, menggunakan bahan
data, dan teknologi yang sangat dibutuhkan materi yang sudah
untuk menghadapi persaingan hidup dan pasar diketahui peserta
kerja di era globalisasi saat ini dan di masa yang didik
akan datang.

http://digilib.unimed.ac.id/38906/3/ATP%2058.pdf

Fatimah, W., Abustang, P.B. and Amaliyah, N.


(2022) “Model pembelajaran inovatif abad
21.” Available at:
https://doi.org/10.31219/osf.io/qt2hk.

Judul: Analisis Gaya Mengajar Guru dalam Proses


Pembelajaran Al-Qur’an Hadis Di MAN 1
Kendari. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
1. Menurut Kharis (2021) menyatakan bahan
pelajaran berupa sejumlah informasi dan ide
yang sudah populer dan diketahui peserta
didik, bersifat objektif, jelas, sistematis dan
logis.
2. Proses penyampaian materi didasarkan pada
nilai-nilai lama dari generasi terdahulu ke
generasi berikutnya dengan tujuan memelihara,
tidak didasarkan pada minat peserta didik,
hanya didasarkan pada urutan tertentu.
3. Peran peserta didik pasif, hanya diberikan
pelajaran untuk didengarkan.
4. Peran guru dominan, hanya menyampaikan
bahan ajar, otoriter, namun ia benar-benar ahli.

https://e-jurnal.iainsorong.ac.id/index.php/Al-
Riwayah/article/view/330/313

Hasri, K.S. (2021) “Analisis Gaya Mengajar guru


dalam proses Pembelajaran al-Qur’an Hadis
di man 1 kendari,” Al-Riwayah : Jurnal
Kependidikan, 1(1), pp. 1–18. Available at:
https://doi.org/10.47945/al-riwayah.v1i1.330.

HASIL WAWANCARA
Pakar/ Dosen Pendidikan
Reza Rubhani Ammarulloh M.Pd
Dosen Fisika UIN Syarifhidayatullah Jakarta
1. Peserta didik kurang terbiasa melatih
kemampuan berfikir tingkat tinggi, hal ini
disebabkan oleh pembelajaran yang
cenderung berfokus pada konten/ materi saja
tetapi tidak melatih keterampilan berfikir
tingkat tinggi.
2. Peserta didik harus diberikan sebuah
permasalahan sehingga dapat
mengaplikasikan keterampilan tingkat tinggi
misalnya menganalisis dan mengaplikasikan.

Dra. Menti Nursapriantini , M.Pd (53)


Guru PKN SMAN 1 BALEENDAH
1. Guru tidak memiliki waktu dalam yang cukup
untuk merancang pembelajaran yang inovatif
2. Guru harus menyesuaikan kemampuannya
dengan perkembangan zaman. Jika tidak,
maka guru akan diabaikan peserta didik.
3. Terbatasnya Pemahaman Guru dalam
menerapkan model-model pembelajaran
4. Terbatasnya kegiatan Guru dalam mengikuti
pelatihan-pelatihan yang dapat menambah
kemampuan dan pengalaman guru dalam
mengimplementasikan model-model
pembelajaran Inovatif

1. Peserta didik Permasalahan di Lapangan Setelah dilakukan


belum mampu 1. Ada beberapa guru yang melaksanakan analisis terhadap hasil
menyelesaikan pembelajaran dan memberikan evaluasi belajar kajian dan wawancara,
soal-soal dengan tipe berpikir rendah karena guru belum serta dikonfirmasi
HOTS sepenuhnya memahami konsep pembelajaran melalui observasi/
2. Peserta didik literasi-numerasi dan HOTS. pengamatan secara
belum mampu 2. Peserta didik cenderung lebih sering mencari langsung di sekolah
berpikir secara sumber materi dari internet bukan dari buku dapat diketahui bahwa
kritis dalam bacaan penyebab masalah
suatu 3. Pembelajaran yang diterapkan guru belum Peserta didik belum
pembelajaran berbasis HOTS mampu menyelesaikan
soal-soal HOTS dan
Sumber Kajian Literatur juga Peserta didik belum
mampu berpikir secara
judul jurnal : Penerapan model pembelajaran inkuiri kritis dalam suatu
terbimbing untuk meningkatkan high order thinking pembelajaran suatu
skills peserta didik smp pembelajaran adalah:
Panggabean dkk (2022) menyatakan Salah 1. Metode
satu penyebab peserta didik mengalami kesulitan pembelajaran yang
dalam pemahaman terhadap HOTS selama belajar kurang menggali
adalah model pembelajaran yang diterapkan masih kemampuan peserta
kurang sesuai dengan pembelajaran HOTS dan didik untuk berpikir
tidak disertai literasi sains kritis
Penelitian peningkatan HOTS dengan 2. Proses Pembelajaran
penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing masih berpusat
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan Higher kepada guru
Order Thinking Skills melalui penerapan model 3. Metode
pembelajaran inkuiri terbimbing. pembelajaran yang
Dari hasil penelitian menyatakan penerapan kurang menggali
model pembelajaran inkuiri terbimbing efektif kemampuan peserta
diterapkan dalam meningkatkan kemampuan didik untuk berpikir
HOTS peserta didik, khususnya pemahaman kritis
peserta didik terhadap materi listrik dinamis 4. Dalam
pembelajarannya
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpf/artic Guru kurang
le/view/30200 memberikan soal
HOTS dan
pertanyaan-
Panggabean, D.D. et al. (2022) “PENERAPAN pertanyaan pemantik
model Pembelajaran Inkuiri terbimbing Untuk yang memancing
Meningkatkan high order thinking skills pemikiran kritis
Peserta didik SMP,” Jurnal Pendidikan
Fisika, 11(1), p. 33. Available at:
https://doi.org/10.24114/jpf.v11i1.30200.

Judul : Analisis interaksi model pembelajaran


problem based learning dan berpikir kritis terhadap
pemecahan masalah

Sitinjak (2022) menyatakan bahwa keterampilan


pemecahan masalah fisika peserta didik yang
diajarkan dengan model Problem Based Learning
menggunakan macro flash lebih baik daripada
keterampilan pemecahan masalah pembelajaran
konvensional. Keterampilan pemecahan
mahapeserta didik yang memiliki kemampuan
berpikir kritis tinggi lebih baik daripada
keterampilan pemecahan masalah yang
kemampuan berpikir kritisnya rendah. Model
Problem Based Learning menggunakan macro
flash dan keterampilan berpikir kritis
berinteraksi dalam mempengaruhi
keterampilan pemecahan masalah

https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpf/artic
le/view/35612

Sitinjak, L. and Banurea, J.S. (2022) “Analisis


INTERAKSI model Pembelajaran Problem
Based Learning Dan Berpikir kritis
TERHADAP Pemecahan Masalah,” Jurnal
Pendidikan Fisika, 11(1), p. 61. Available at:
https://doi.org/10.24114/jpf.v11i1.35612.

Hasil wawancara
Pakar/ Dosen Pendidikan
Reza Rubhani Ammarulloh M.Pd
Dosen Fisika UIN Syarifhidayatullah Jakarta

1. Peserta didik kurang terbiasa melatih


kemampuan berfikir tingkat tinggi, hal ini
disebabkan oleh pembelajaran yang cenderung
berfokus pada konten/ materi saja tetapi tidak
melatih keterampilan berfikir tingkat tinggi.
2. Peserta didik harus diberikan sebuah
permasalahan sehingga dapat mengaplikasikan
keterampilan tingkat tinggi misalnya
menganalisis dan mengaplikasikan.
3. Metode pembelajaran yang kurang menggali
kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis
4. Dalam pembelajarannya Guru kurang
memberikan soal HOTS dan pertanyaan-
pertanyaan pemantik yang memancing
pemikiran kritis

Narsum : Egi ergiana, S.Pd (58 Tahun)


Wakasek bidang humas
Guru Fisika Sman 1 Baleendah
Factor penyebab murid belum mampu
menyelesaikan soal terkait Literasi numerasi,
Advanced material, HOTS ialah :
1. Faktor Internal peserta didik diantaranya
perkembangan intelektual, motivasi, dan
kecemasann, kondisi fisik, faktor kemandirian
belajar, dan faktor interaksi.
2. kemampuann guru dalam pengelolaan kelas,
pendekatan dan metode pembelajaran yang
digunakan, interaksi antara guru dan peserta
didik, dan dalam melakukan evaluasi
pembelajaran.
3. Belajar hanya sekedar formalitas, tanpa ada
pembelajaran bermakna sehingga anak Terbiasa
dengan berfikir tingkat rendah
4. Kurangnya stimulus dari guru dalam
pembelajaran
1. Guru belum Permasalahan di lapangan Setelah dilakukan
maksimal 1. Guru tidak meningkatkan kemampuannya analisis terhadap hasil
memanfaatkan dalam hal teknologi sehingga metode kajian dan wawancara,
teknologi dalam pembelajaran yang digunakan tidak sesuai serta dikonfirmasi
pembelajaran dengan kebutuhan peserta didik masa kini melalui observasi/
2. Guru kurang (milenial) pengamatan secara
maksimal dalam 2. Guru tidak menggunakan fasilitas IT langsung di sekolah
memanfaatkan (projector, Lab Bahasa) dalam dapat diketahui bahwa
media pembelajarannya dengan alasan tidak penyebab masalah
pembelajaran menguasai sistem pengoprasiannya. Guru kurang maksimal
dalam memanfaatkan
Sumber Kajian Literatur media pembelajaran
ialah
Judul Jurnal : Inovasi Pemanfaatan Teknologi 1. Pendidik perlu
Sebagai Media Pembelajaran di Era Revolusi melakukan inovasi
4.0 saat dihadapkan
• Menurut Budiyono (2020) Menyatakan oleh keterbatasan
Otimalisasi pemanfaatan media pembelajaran fasilitas maupun
dilakukan dengan memahami karakteristik menghadapi
media dan kebutuhan pembelajaran. kendala teknis
• Pengendali teknologi adalah pendidik, bukan lainnya.
pendidik yang tergantung pada teknologi. 2. Pendidik dapat
Pendidik perlu melakukan inovasi saat memaksimalkan
dihadapkan oleh keterbatasan fasilitas maupun segala hal yang
menghadapi kendala teknis lainnya. dapat dimanfaatkan
• Pendidik dapat memaksimalkan segala hal yang untuk
dapat dimanfaatkan untuk mengantarkan mengantarkan
informasi pembelajaran termasuk pemanfaatan informasi
lingkungan, sehingga sesuatu yang nyata pembelajaran
mampu dihadirkan secara aplikatif termasuk
pemanfaatan
https://e- lingkungan,
journal.undikma.ac.id/index.php/jurnalkependi sehingga sesuatu
dikan/article/view/2475 yang nyata mampu
dihadirkan secara
aplikatif
Budiyono, B. (2020) “Inovasi Pemanfaatan 3. Kemauan dan
Teknologi Sebagai media pembelajaran di era semangat untuk
Revolusi 4.0,” Jurnal Kependidikan: Jurnal merubah paradigma
Hasil Penelitian dan Kajian Kepustakaan di pembelajaran yang
Bidang Pendidikan, Pengajaran dan berorientasi pada
Pembelajaran, 6(2), p. 300. Available at: abad 21 masih
https://doi.org/10.33394/jk.v6i2.2475. kurang.
4. pembelajaran yang
Kajian Jurnal menarik dan
Judul jurnal : PERAN GURU DALAM inovatif juga akan
TEKNOLOGI DAN TANTANGAN meningkatkan
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN minat belajar bagi
DI ERA DIGITAL peserta didik dan
mengurangi rasa
Putri (2022) Di era digital ini guru dituntut harus bosan akan
mampu memanfaatkan teknologi digital untuk pembelajaran
mendesain sarana pengajaran dan pembelajaran agar
kreatif bermutu dan bervariatif, sehingga dapat
mendorong peserta didik aktif dan berpikir kritis,
pembelajaran yang menarik dan inovatif juga akan
meningkatkan minat belajar bagi peserta didik dan
mengurangi rasa bosan akan pembelajaran baik
secara daring maupun secara luring ini, meskipun
pebelajaran di lakukan se cara online dan offline
proses pembelajaran tetap dapat berjalan efektif dan
tidak monoton

https://thesiscommons.org/mj9bh/

Putri, N.M. (2022) “Peran guru Dalam Teknologi


Dan Tantangan perkembangan teknologi
pendidikan di era Digital.” Available at:
https://doi.org/10.31237/osf.io/mj9bh.

hasil wawancara
Rekan Sejawat
Narsum : Erna Herliana Kusuma (50 Tahun)
Guru Matematika
1. Peserta didik tidak memiliki kuota. guru yang
masih gaptek untuk memanfaatkan teknologi
2. Kemauan dan semangat untuk merubah
paradigma pembelajaran yang berorientasi pada
abad 21 masih kurang.
3. Sarana dan prasarana pembelajaran yang berbasis
teknologi informasi di sekolah belum memadai
4. Kemampuan Guru dalam memahami
penggunaan teknologi masih kurang.
5. Motivasi rendah/malas dikarenakan suia yang
sudah diatas 50 tahun sehingga merasa malas
untuk mengupdrade ilmu tentang teknologi

Anda mungkin juga menyukai