3. Low Achiever
3.1 Secara statistik, mereka yang diperkirakan
mengalami kesulitan adalah mereka yang
menduduki 25 % di bawah urutan kelompok,
yang biasa disebut dengan lower group.
(Mahrus, 2013)
3.2 Motivasi dan dukungan orang tua lebih
rendah pada kelompok peserta didik low
achiever (berprestasi rendah) daripada di
antara rekan-rekan mereka yang berprestasi
(Alexander & Frank, 2021)
Sumber:
Ali, Mahrus. 2013. Mengatasi Kesulitan Belajar
Melalui Klinik Pembelajaran(studi analisis pada
Mata Pelajaran Fisika). Jurnal Bimbingan
Konseling Islam: 4(2)
Dings, Alexander ·& Spinath, Frank M. 2021.
Motivational and personality variables
distinguishcacademic underachievers from high
achievers, low achievers, and overachievers. Social
Psychology of Education: 24 (1461–1485)
4. Metode Ceramah
4.1 Kekurangan metode ceramah antara lain:
mudah menjadi verbalisme, hanya peserta
didik dengan gaya belajar auditori yang
diuntungkan, membosankan jika digunakan
dalam waktu yang lama, guru sulit
menentukan dan menyimpulkan bahwa siswa
mengerti dan tertarik pada ceramahnya.
Siswa menjadi pasif. (Gunawan, 2017)
4.2 Menurut Hisyam (2008) dalam Hardiyanti et
al (2020) kekurangan metode ceramah yaitu
metode ceramah dirasa kurang melekat pada
ingatan peserta didik, membosankan dan juga
menoton.
Sumber:
Gunawan.2017. Pengaruh Metode Mengajar
(Ceramah, Ceramah Praktikum dan Ceramah-
Pemberian Tugas) terhadap Hasil Belajar Biologi
Siswa. Skripsi
Hardiyanti, Siti., Mustami, Muh. Khalifah &
Mu’nisa, Andi. 2020. Pengembangan Game Puzzle
Berbasis Construct 2 sebagai Media Pembelajaran
Sistem Peredaran Darah Kelas XI di SMA Negeri 1
Selayar. Biolearning Journal: 7 (1)
Wawancara
Peserta didik (low achiever)
1. Cukup sulit menghafal
2. Kurang memahami konsep dari awal jadi sulit
mengejar ketertinggalan materi
3. Cukup sulit untuk mengerti bagaimana proses
peredaran darah, terutama yang terjadi di bagian
jantung
4. Kompetisi yang kurang dalam kegiatan belajar
mengajar
5. Pembelajaran dilakukan secara daring
6. Peserta didik kurang percaya diri
7. Pembelajaran tidak menggunakan alat peraga
8. Karakteristik materi abstrak
9. Peserta didik merasa malas
10. Suasana kelas kurang mendukung.
11. Pembelajaran yang monoton
12. Media pembelajaran yang digunakan
membosankan
13. Kurangnya penjelasan mengenai manfaat dari
belajar materi tersebut
14. Menumpuknya tugas dari mata pelajaran lain
sehingga mudah jenuh saat pembelajaran di
kelas maupun saat mengerjakan tugas
4. Kegiatan Diskusi
Kelemahan metode diskusi menurut Netti (2015)
yaitu:
(1) Hasil diskusi tergantung kepada
kepemimpinan siswa dan partisipasi anggota-
anggotanya;
(2) memerlukan ketrampilan-ketrampilan tertentu
yang belum pernah dipelajari sebelumnya
(3) jalannya diskusi dapat dikuasai (didominasi)
oleh beberapa siswa yang menonjol
(4) tidak semua topik dapat dijadikan pokok
diskusi akan tetapi hanya hal-hal yang bersifat
problematic saja yang dapat didiskusikan
(5) memerlukan waktu yang banyak, siswa tidak
boleh dikejar-kejar waktu;
(6) sulit untuk membatasi pokok
permasalahannya
(7) siswa kurang berani mengemukakan
pendapatnya;
(8) jumlah siswa di dalam kelas yang
terlalu besar akan mempengaruhi setiap siswa
untuk mengemukakan
pandangannya
Sumber:
Ermi, Netti.2015. Penggunaan Metode Diskusi
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi
Perubahan Sosial pada Siswa Kelas XII SMA
Negeri 4 Pekanbaru. Jurnal Sorot: 10(2)
Wawancara
Peserta didik
1. Penampilan buku paket tidak menarik
2. Peserta didik tidak terbiasa membaca buku sejak
dini
3. Peserta didik lebih menyukai membaca buku fiksi
sperti novel dan komik
4. Kegiatan membaca menjadi aktivitas yang
membosankan bagi peserta didik
5. Sumber belajar hanya berasal dari guru dan buku
paket
6. Peserta didik lebih menyukai buku fiksi daripada
buku non fiksi sebagai buku bacaan
Rekan sejawat
1. Rendahnya literasi sains peserta didik
disebabkan oleh beberapa faktor dalam sistem
pendidikan, seperti kurikulum, guru, maupun
peserta didik itu sendiri
2. Kemampuan membaca peserta didik masih
rendah
3. Pembelajaran di kelas kurang melatih
kemampuan literasi peserta didik
3 Masalah Kajian Literatur 1. Tingkat kecemasan matematika
Kemampuan numerasi 1. Rendahnya kemampuan numerasi peserta didik peserta didik dalam menyelesaikan
peserta didik sangat rendah disebabkan oleh soal-soal matematika
pada pelajaran biologi 1.1 Tingkat kecemasan matematika peserta didik 2. Proses pembelajaran kurang
dalam menyelesaikan soal-soal matematika diintegerasikan soal-soal literasi
Hasil Identifikasi Masalah (Salvia et. al, 2022) matematis
1. Rendahnya kemampuan 1.2 Proses pembelajaran kurang diintegerasikan 3. Materi ini merupakan materi yang
numerasi peserta didik soal-soal literasi matematis, serta soal sifatnya abstrak karena berhubungan
terjadi pada materi koneksi dengan pemecahan masalah dengan hal yang tidak dapat dilihat
genetika matematis (Salim & Pardjono, 2018) secara langsung
2. Sebagian besar peserta Sumber: 4. Guru jarang memberikan latihan soal-
didik memiliki soal yang berbasis numerasi
kemampuan numerasi Salvia, Nayla Ziva., Sabrina, , Fadya Putri, & Maula, 5. Metode pembelajaran yang biasa
sangat rendah pada Ismilah. 2022. Analisis Kemampuan Literasi digunakan kurang melatih
materi genetika terjadi Numerasi Peserta Didik Ditinjau dari kemampuan numerasi sains
ketika menghitung rasio Kecemasan Matematika. Seminar Nasional 6. Potensi peserta didik di bidang
fenotip dan genotip hasil Pendidikan Matematika: 3 (1) numerasi rendah
persilangan Salim & Prajono, Rahmad. 2018. Profil Kemampuan 7. Pemahaman konsep matematika
Literasi Matematis Siswa Kelas VIII1 SMP Negeri 9 masih rendah
Kendari. Indonesian Digital Journal of Mathematics
and Education: 5 (9)
2. Materi genetika
2.1 Materi ini merupakan materi yang sifatnya
abstrak karena berhubungan dengan hal yang
tidak dapat dilihat secara langsung. Materi ini
juga tergolong rumit karena banyak menuntut
peserta didik untuk mampu menganalisis,
mengkaitkan konsep, serta
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehai-
hari. (Ariswati, 2021)
2.2 Materi genetika merupakan materi yang
berkonsep, abstrak, pengalaman, fenomena,
fakta, dan prosedural (Yulianti,2021)
Sumber:
Baruno, Ariswati. 2021. Peningkatan Kemampuan
Berpikir Analisis pada Materi Genetik Melalui
Model Pembelajaran Guided Inquiry Terintegrasi
Virtual Lab. Jurnal Karya Ilmiah Guru: 6(2)
Yulianti,Pepi. 2021. Pengembangan Soal Tipe
Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada Materi
Genetika Untuk Siswa SMA.(Thesis) UIN RADEN
FATAH PALEMBANG
Wawancara
Peserta didik
1. Malas menghitung
2. Tidak suka berhitung
3. Guru jarang memberikan latihan soal-soal yang
berbasis numerasi
Rekan sejawat(Yuniar Sutiatin, S.Pd.)
1. Metode pembelajaran yang biasa digunakan
kurang melatih kemampuan numerasi sains
2. Potensi peserta didik di bidang numerasi rendah
3. Guru jarang memberikan soal latihan numerasi
Guru Numerasi (Amelia Retnaningrum, S.Pd.)
1. Pemahaman konsep matematika masih rendah
2. Kurang latihan soal numerasi
4 Masalah Kajian Literatur 1. Peserta didik tidak mampu
Peserta didik mengalami 1. Kesulitan belajar disebabkan oleh: mengaitkan antara pengetahuan baru
kesulitan belajar mata dan pengetahuan lamanya sehingga
1.1 Peserta didik tidak mampu mengaitkan
pelajaran biologi menimbulkan ketidakpahaman
antara pengetahuan
2. Faktor internal (minat, motivasi dan
baru dan pengetahuan lamanya sehingga
Hasil Identifikasi Masalah bakat peserta didik)
menimbulkan ketidakpahaman Caryono dan
1. Peserta didik mengalami 3. Faktor eksternal (guru, laboratorium
Suhartono (2012) dalam Wahida et. al (2017)
kesulitan belajar pada dan ketersediaan buku siswa)
1.2 Faktor internal (minat, motivasi dan bakat
materi sistem 4. Faktor alat pelajaran yang digunakan
peserta didik) dan faktor eksternal (guru,
koordinasi guru
laboratorium dan
2. Kesulitan belajar peserta 5. Metode/strategi mengajar guru,
ketersediaan buku siswa). (Wahida et al,
didik pada materi sistem 6. Karakteristik materi kompleks dan
2017)
koordinasi terjadi ketika abstrak
1.3 Faktor dominan penyebab kesulitan belajar
guru menggunakan 7. Materi banyak mengandung istilah
terdiri atas faktor alat pelajaran,
metode ceramah dengan ilmiah
metode/strategi mengajar guru, lingkungan
sekolah, dan orang tua (Zamzami et. al, 2020)
buku paket sebagai Sumber:
sumber belajar Rahmadani, Wahida., Harahap Fauziyah., &
Gultom,Tumiur. 2017. Analisis Faktor Kesulitan
Belajar Biologi Siswa Materi Bioteknologi di
SMA Negeri Se-Kota Medan. Jurnal Pendidikan
Biologi: 6(2)
Zamzami. Sakdiah. & Nurbaiza (2020). Analisis
Faktor Kesulitan Belajar Mata Pelajaran Biologi
Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Krueng Barona Jaya
Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Dedikasi
Pendidikan: 4(1), 123–133.
Wawancara
Peserta didik
1. Tempat belajar tidak kondusif
2. Karakteristik materi kompleks dan abstrak
3. Materi banyak mengandung istilah ilmiah
4. Guru sering menggunakan metode ceramah
Rekan sejawat (Yuniar Sutiatin, S.Pd.)
1. Karakteristik materi terlalu padat, kompleks dan
abstrak
2. Pembelajaran yang dilakukan berpusat pada guru
3. Minat dan motivasi belajar peserta didik rendah
Guru BK (Azmi Hanifah, S.Pd.)
1. Lingkungan belajar yang tidak kondusif
2. Minat dan motivasi belajar peserta didik rendah
3. Masalah peserta didik dengan orang tua
5. Masalah Kajian Literatur 1. Guru belum mampu menggerakan
Guru belum mampu 1. Komunikasi guru belum terbangun dengan baik siswa untuk melakukan interaksi yang
membangun komunikasi dengan peserta didik disebabkan: membuat suasana kelas menjadi
yang baik dengan peserta menyenangkan, nyaman dan tidak
1.1 Menurut Pupuh (2014) dalam Nurmisranda
didik tertekan
(2018) karena peserta didik merasakan
2. Guru jarang melakukan komunikasi
terdapat jurang untuk menyatakan pendapat.
Hasil Identifikasi Masalah interpersonal dengan peserta didik
1.2 Tidak munculnya komunikasi dua arah atau
1. Komunikasi guru belum 3. Peserta didik merasa malu dan
feedback antara guru dan siswa (Munawaroh &
terbangun dengan baik canggung menyampaikan kesulitan
Bisri, 2020)
belajarnya kepada guru
pada peserta didik low 1.3 Guru belum mampu menggerakan siswa untuk 4. Guru belum memahami metode yang
achiever melakukan interaksi yang membuat suasana tepat dalam berkomunikasi dengan
2. Komunikasi guru belum kelas menjadi menyenangkan, nyaman dan peserta didik
terbangun dengan baik tidak tertekan (Munawaroh & Bisri, 2020) 5. Guru tidak pernah membicarakan hal
pada peserta didik low Sumber: di luar tema pelajaran sehingga
achiever ketika menggali Nurmisranda. 2018. Hubungan Komunikasi Guru peserta didik merasa sungkan.
kesulitan belajarnya. dan Peserta Didik terhadap 6. Guru belum memahami gaya belajar
Efektifitas Pembelajaran di Kelas VIII peserta didiknya
SMP Negeri 34 Bulukumba (Skripsi). Universitas 7. Ekspektasi guru terhadap pencapaian
Muhammadiyah Makassar hasil belajar peserta didik terlalu tinggi
Munawaroh, Qomsiatun & . Bisri, Moh.2020.
Hubungan Kualitas Komunikasi Guru dan Siswa
dengan Motivasi Belajar Matematika. Jurnal Of
Education Policy And Elementary Education Issues:
1(2)
2.Low Achiever
2.1 Secara statistik, mereka yang diperkirakan
mengalami kesulitan adalah mereka yang
menduduki 25 % di bawah urutan kelompok,
yang biasa disebut dengan lower group. (Mahrus,
2013)
2.2 Motivasi dan dukungan orang tua lebih rendah
pada kelompok peserta didik low achiever
(berprestasi rendah) daripada di antara rekan-
rekan mereka yang berprestasi (Alexander &
Frank, 2021)
Sumber:
Ali, Mahrus. 2013. Mengatasi Kesulitan Belajar
Melalui Klinik Pembelajaran (studi analisis pada
Mata Pelajaran Fisika). Jurnal Bimbingan
Konseling Islam: 4(2)
Dings, Alexander ·& Spinath, Frank M. 2021.
Motivational and personality variables
distinguishcacademic underachievers from high
achievers, low achievers, and overachievers. Social
Psychology of Education: 24 (1461–1485)
Wawancara
3. Kesibukan kerja
3.1 Orangtua saat ini hanya memberikan
kebutuhan materi pada anaknya, sehingga
mereka menjadi pribadi yang tidak lengkap.
Hal ini dikarenakan kesibukan-kesibukan
orangtua terutama pada keluarga yang tinggal
di kota besar atau ketidaktahuan orangtua
dalam mendidik anak (Emilsyah, 2017)
Sumber:
Nur, Emilsyah.2017. Perilaku Komunikasi Antara
Guru dengan Siswa Broken Home. Jurnal Penelitian
Komunikasi: 20(2)
Wawancara
Rekan sejawat
1. Guru kurang proaktif dalam berkomunikasi dengan
orang tua peserta didik
2. Guru jarang mengkomunikasikan tentang prestasi
dan potensi yang dimiliki peserta didik
Wali kelas
1. Kesibukan kerja orang tua peserta didik
2. Orang tua peserta didik kurang memperhatikan
perkembangan belajar anaknya
3. Orang tua merasa anaknya baik-baik saja
4. Guru jarang berkomunikasi secara langsung (tatap
muka) dengan orang tua peserta didik
Guru BK
1. Orang tua belum memahami potensi belajar
anaknya
2. Guru hanya menghubungi orang tua ketika
anaknya mempunyai masalah dalam belajar
Wawancara
Rekan sejawat
1. Guru kurang memahami model-model
pembelajaran inovatif yang sesuai diterapkan
pada pembelajaran materi tertentu
2. Keterbatasan waktu KBM
3. Guru kurang kreatif
4. Guru jarang mengikuti pelatihan terkait
penerapan model-model pembelajaran inovatif
5. Guru memiliki banyak amanah selain mengajar di
kelas