Anda di halaman 1dari 11

Nama : Andriani lestari, S.

Pd
Asal Sekolah : SMA Negeri 3 Pekat

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang
Analisis eksplorasi
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
1 Rendahnya KAJIAN LITERATUR: Setelah dilakukan
Motivasi belajar 1. Rendahnya motivasi belajar siswa karena rendahnya disiplin belajar, sikap belajar siswa analisis terhadap kajian
siswa rendah dalam yang tidak terlibat aktif dalam pembelajaran di kelas, tingkat aktivitas siswa yang kurang, literatur dan
materi pembelahan dan tingkat kepuasan belajar yang rendah. (Rike Kurnia Sari/2021) wawancara, penyebab
sel. 2. Tinggi rendahnya motivasi belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor rendahnya motivasi
(PEDAGOGIK) yang mempengaruhi motivasi belajar adalah: cita-cita atau aspirasi siswa, kondisi belajar siswa yang
jasmani dan rohani siswa, kondisi lingkungan siswa, unsur-unsur dinamis belajar, dan rendah adalah :
upaya guru 1. Rendahnya disiplin
membelajarkan siswa (Sudaryono, 2012). Belajar siswa
WAWANCARA : terhadap materi
1. Drs. H. JUARDI,M.Pd ( kepala sekolah) Senin 20 November 2023 pembelahan sel
Penyebab motivasi belajar rendah: 2. Materi yang
dipelajari susah,
a) Guru kurang variatif saat mengajar
3. Siswa tidak
b) kurang perhatian dari orang tua
menyukai cara
c) siswa belum mempunyai cita-cita
pengajaran guru,
2. SUSENO, S.Pd (guru senior) 4. siswa tidak
Penyebab Motivasi belajar rendah: menyukai mata
Karena anak bersal dari keluarga brokenhome dan dirumah tidak ada yang pelajaran tertentu
mendampingi belajar. 5. kondisi lingkungan
Selain itu anak merasa tidak pintar atau kurang percaya diri keluarga yang
3. DINI HARIATI, S.Pd (rekan sejawat) kurang mendukung
Peserta didik masih memiliki motivasi belajar rendah disebabkan oleh beberapa
faktor diantaranya adalah materi yang dipelajari susah, siswa tidak menyukai cara
pengajaran guru, siswa tidak menyukai mata pelajaran tertentu bahkan kondisi
lingkungan keluarga yang kurang mendukung

2 Peserta didik sulit KAJIAN LITERATUR: Setelah dilakukan


memahami apa 1. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis, mengenai faktor-faktor prediktor yang analisis terhadap kajian
yang mereka baca mempengaruhi kesulitan membaca pemahaman dilihat dari aspek kompetensi literatur dan
linguistik, maka terbentuk empat faktor yang mempengaruhi kesulitan membaca wawancara, penyebab
pemahaman pada siswa kesulitan membaca pemahaman yaitu: (1) faktor kosakata, Peserta didik sulit
(2) faktor makna kata, (3) faktor gramatikal, (4) faktor pembeda memahami apa yang
kalimat. (Eviani Damastuti: 2015) mereka baca yaitu:
2. Banyak faktor yang mempengaruhi terhadap kemampuan membaca. Umunya, a. tingkat intelegensi
kemampuan membaca yang dimaksud ditujukan oleh pemahaman seseorang pada b. kemampuan
bacaan yang dibacanyadan tingkat kecepatan yang dimiliki. Faktor– faktor itu antara berbahasa
lain :
a. tingkat intelegensi c. sikap dan minat
b. kemampuan berbahasa d. keadaan bacaan
c. sikap dan minat e. kebiasaan membaca
d. keadaan bacaan f. pengetahuan tentang
e. kebiasaan membaca cara membaca
f. pengetahuan tentang cara membaca g. latar belakang sosial,
g. latar belakang sosial, ekonomi dan budaya. ekonomi dan
h. emosi budaya.
widyasari :2019 h. emosi siswa

WAWANCARA
1. Drs. H Juardi, M.Pd ( kepala sekolah) Senin 20 november 2023
Penyebab kemampuan pemahaman dalam membaca anak masih rendah yaitu Karena
tidak terbiasa membaca atau literasi kurang, serta kurang memahami kosakata.
2. Suseno, S.Pd ( guru senior ) Senin 20 november 2023
Penyebab kemampuan pemahaman dalam membaca anak karena belajarnya kurang fokus
atau kurang konsentrasi.
3. Dini hariati, S.Pd (rekan sejawat ) Senin 20 november 2023
Penyebab kemampuan pemahaman dalam membaca anak masih rendah Bisa karena
mereka belum bisa membaca, sehingga sulit bagi anak yang mengalami permasalahan
keterlambatan membaca ini untuk memahami apa yang mereka baca, kurang pemahaman
kosakata, kebiasaan anak yang belum terbiasa membaca serta minat terhadap bahan
bacaan.
3 Hubungan KAJIAN LITERASI Setelah dilakukan
komunikasi antar analisis terhadap kajian
1. Menjadi kreatif dapat diperoleh melalui proses belajar. Munculnya kreativitas dapat
guru dan orang tua literatur dan
dipengaruhi dari berbagai faktor diantaranya adalah faktor komunikasi antara keluarga,
peserta didik wawancara, penyebab
terkait dalam hal ini adalah orang tua, dan sekolah terutama guru. Adanya sikap saling hubungan komunikasi
pembelajaran mempercayai, saling membantu dalam membimbing anak dan berkomunikasi antara orangantar guru dan orang
masih kurang tua peserta didik terkait
tua dan guru, akan membuat anak merasa memiliki kebebasan berkreativitas guna
pembelajaran masih
(Membangun pengembanganpotensi dirinya, sehingga bisa meningkatkan kreativitas dan mencapai kurang adalah :
relasi/hubungan)
keberhasilan dalam belajar. (Anis Pusitaningtyas: 2016)
1. Perbedaan pola pikir
2. Hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses komunikasi yang dilakukan antara orang yang dianut orang tua
tua dan guru antara lain yaitu kurangnya kemampuan orang tua dalam menggunakan dengan guru
media sosial, signal yang kurang memadai dan waktu yang kurang dalam berkomunikasi . 2. Tidak semua orang
(Nadha Luthfiyah Firdaus : 2022) tua "standby" di rumah,
seperti contohnya di
lingkunga SD saya
WAWANCARA banyak orang tua yang
1. Drs. H Juardi, M.Pd ( kepala sekolah ) Senin 20 November 2023 merantau, sehingga
Penyebab Kurangnya hubungan komunikasi guru dan wali murid Karena guru tidak anak ditinggal dirumah
hanya dengan kakek/
mempunyai buku penghubung antara orang tua dan guru, selanjutnya kurang nenek yang sudah
hidupnya group WA kelas. "sepuh" dan beliau
hanya menganut sistim
2. Suseno, S.Pd ( guru senior ) Senin 20 november 2023 "pasrah bongkoan" saja
Penyebab Kurangnya hubungan komunikasi guru dan wali murid dikarenakan kurang kepda guru.
maksimalnya pemanfaatan buku penghubung dan Grup WA guru dan wali murid 3. Tidak semua orang
untuk berkomunikasi tua memiliki HP yang
memudahkan guru
3. Dini hariati, S.Pd ( rekan sejawat ) Senin 20 november 2023
untuk berkomunikasi
1. Perbedaan pola pikir yang dianut orang tua dengan guru
4. Kurang Optimalnya
2. Tidak semua orang tua "standby" di rumah, seperti contohnya di lingkunga saya penggunaan Buku
banyak orang tua yang merantau, sehingga anak ditinggal dirumah hanya dengan Penghubung sebagai
sarana komunikasi
kakek/ nenek yang sudah "sepuh" dan beliau hanya menganut sistim "pasrah
dengan wali murid
bongkoan" saja kepda guru.
3. Tidak semua orang tua memiliki HP yang memudahkan guru untuk berkomunikasi

4 Penggunaan model KAJIAN LITERATUR Setelah dilakukan


pembelajaran 1. Kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan model pembelajaran diantaranya adalah analisis terhadap kajian
inovatif yang masih dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP ) guru kurang memahami langkah- literatur dan
belum maksimal langkah pembelajaran sesuai sintak yang ada pada model pembelajaran. (Indah Fajar wawancara, penyebab
Friani, Sulaiman, Mislinawati: 2017) Penggunaan model
2. Menurut pengamatan, dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas guru yang menggunakan pembelajaran inovatif
model pembelajaran yang bervariatif masih sangat rendah dan guru cenderung yang masih belum
menggunakan model konvensional pada setiap pembelajaran yang dilakukannya. Hal ini maksimal adalah :

disebabkan kurangnya penguasaan tenaga pendidik terhadap model-model pembelajaran


yang ada padahal penguasaan terhadap model-model pembelajaran sangat diperlukan untuk 1. Kurangnya
meningkatkan kemampuan profesionalguru. (AD WIDYATAMA : 2014) penguasaan tenaga
pendidik terhadap
WAWANCARA : model-model
1. Drs. H Juardi, M.Pd ( kepala sekolah ) Senin 20 november 2023 pembelajaran yang
Penyebab penggunaan model pembelajaran inovatif yakni pengetahuan guru masih ada
kurang, guru malas untuk merubah dirinya dan enggan keluar dari zona nyaman. 2. Guru yang telah
2. Suseno, S.pd ( guru senior ) Senin 20 november 2023 merasa di
Penyebab penggunaan model pembelajaran inovatif yang masih belum maksimal zona nyaman dan
dikarenakan Guru belum paham serta belum menemukan model strategi dan metode enggan untuk
pembelajaran yg sesuai di kelas melakukan
3. Dini hariati, S.Pd ( rekan sejawat ) Senin 20 november 2023 perubahan-
Kebanyakan guru yang sudah sepuh telah merasa di zona nyaman dan enggan untuk perubahan
melakukan perubahan-perubahan untuk melakukan pembaharuan dalam model, 3. Terkendala waktu
strategi dan metode pembelajaran. dan jaringan
Sedangkan guru yang muda terkadang terkendala waktu dan jaringan jika hendak
mengoptimalkan pembelajaran yang berbasis model, strategi dan metode
pembelajaran kekinian menurut perkembangan zaman.

5 Pembelajaran di KAJIAN LITERATUR : Setelah dilakukan


kelas masih belum
analisis terhadap kajian
berbasis HOTS
(Higher Order 1. Berdasarkan analisis hasil penelitian mengenai pengetahuan guru tentang higher order literatur dan
Thinking Skill)
thinking skill dalam pembelajaran biologi dapat disimpulkan bahwa pengetahuan guru wawancara, penyebab
tentang makna higher order thinking skill masih rendah. Tidak semua guru mengetahui Pembelajaran di kelas
level kognitif HOTS sesuai Taksonomi Bloom serta memaknai HOTS secara masih belum berbasis
beragam yakni sebagai keterampilan, instrumen penilaian dan proses pembelajaran. HOTS (Higher Order
Selain itu, pengetahuan guru tentang implementasi pembelajaran biologi yang berorientasi Thinking Skill) :
higher order thinking skill juga masih rendah. Pada tahap perencanaan pembelajaran, guru 1. Paradikma lama
belum dapat merumuskan tujuan pembelajaran yang memuat HOTS, walau telah siswa hanya di
mengetahui model atau metode pembelajaran yang relevan untuk diterapkan dalam suruh menghafal
mendorong pengembangan HOTS siswa. Pada tahap pelaksanaan pembelajaran, guru bukan berlatih
masih minim dalam melakukan hal-hal yang memfasiltasi peningkatan HOTS siswa. Pada untuk kemampuan
tahap evaluasi, kemampuan guru dalam menyusun instrumen penilaian HOTS masih menalar
rendah. (Rafiq Badjeber,Nursupiamin, Agung Wicaksono, Mufidah: 2020) 2. Kemampuan Guru
2. Kompetensi Dasar (KD) pada kurikulum 2013 tidak membatasi penggunaan tingkatan sdalam menyususn
taksonomi, hal ini dapat dilihat dari siswa yang dapat membangun Higher Order Thinking pembelajaran
Skills (HOTS) dengan berbagai kategori pengetahuan. Tetapi pada prakteknya masih berbasis HOTS
mengalami permasalahan. Banyak lembaga pendidikan terutama di Sekolah yang masih masih Rendah
menggunakan model pembelajaran sederhana sehingga siswa hanya dituntut untuk
menghafal. Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada siswa tidak dibangun
dengan baik sehingga hampir semua materi yang diberikan oleh guru hanya
diterima siswa tanpa adanya tindakan kritis saat pembelajaran. Lusi, Nelly widyawati,
Levilia : 2020)

WAWANCARA :
1. Drs. H Juardi, M.pd ( kepala sekolah ) Senin 20 November
Pembelajaran di kelas masih belum berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skill)
karena guru masih mengajar dengan paradikma lama siswa hanya di suruh menghafal
bukan berlatih untuk kemampuan menalar. Selain itu dikarenakan pengetahuan guru
dan murid yang kurang.
2. Suseno, S.Pd ( guru senior ) Senin 20 november 2023
Karena anak belum begitu memahami materi dan belum siap mengerjakan Soal -soal
yang HOTS
3. Dini hariati, S.Pd ( rekan sejawat ) Senin 20 november 2023
Karena kurikulum kita diakui atau tidak, masih selalu mengedepankan kemampuan
kognitif. anak dikatakan cerdas apabila biologi 100, fisika 100, kimia 100 dan nilai
pelajaran eksak lainnya sempurna. Maka tak jarang guru di sekolah berlomba-lomba
mencetak generasi yang mampu menghasilkan nilai sempurna untuk mapel-mapel
yang sering dilombakan, dengan mengabaiakan KBM yang mengedepankan
kemampuan berpikir kreatif, berpikir kritis, kemampuan berargumen, dan
kemampuan mengambil
keputusan bagi siswa. Banyak masih berfokus pada hafalan saja atau menggunakan
pola Low Order Thinking Skill (LOTS) yang membuat siswa selalu berada zona
nyaman tanpa adanya tantangan.
6 Guru masih belum KAJIAN LITERASI : Setelah dilakukan
mengoptimalkan 1. Problematika yang dihadapi guru dalam menguasai TIK pada pembelajaran: analisis terhadap kajian
pemanfaatan a) kemampuan dasar guru dalam bidang TIK yang memang masih rendah. literatur dan
teknologi informasi b) ketersediaan fasilitas TIK yang masih belum memadahi. wawancara, penyebab
(TIK) dalam c) Sekolah tidak mengharuskan guru menggunakan TIK dalam proses pembelajaran. Guru masih belum
pembelajaran Sehingga guru kurang terangsang untuk lebih mengembangkan diri. mengoptimalkan
d) Keterbatasan waktu yang digunakan untuk mempersiapkan media TIK di dalam pemanfaatan teknologi
pembelajaran. informasi (TIK) dalam
e) Anggapan guru yang menganggap bahwa materi yang ada dibuku sudah cukup untuk pembelajaran adalah :
mengajarkan siswa dengan baik sehingga tidak diperlukan media TIK. a) kemampuan dasar
f) Kenyamanan guru dalam menggunakan metode belajar konvensional, yang dianggap guru dalam bidang
lebih mudah dan tidak menyulitkan. TIK yang memang
g) Tidak adanya kegiatan pelatihan-pelatihan bagi guru untuk meningkatkan kemampuan masih rendah.
guru dalam bidang TIK(Tanti Nurhayati: 2016) Pada pemanfaatannya, fasilias b) ketersediaan
komputer/laptop/jaringan internet ini seringkali tidak termaksimalkan, sejauh ini masih fasilitas TIK yang
banyak guru yang belum memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan masih belum
komunikasi. Guru masih cenderung menggunakan cara-cara memadahi.
c) Sekolah tidak
mengharuskan
tradisional dalam pembelajaran, atau yang sering disebut dengan pembelajaran berpusat guru menggunakan
pada guru. Guru aktif sementara peserta didik menjadi pendengar pasif di dalam kelas. TIK dalam proses
(Kukuh Andri Aka : 2017) pembelajaran.
Sehingga guru
WAWANCARA : kurang terangsang
1. Drs. H Juardi, M.Pd ( kepala sekolah ) Senin 20 november 2023 untuk lebih
Guru masih belum mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi (TIK) dalam mengembangkan
pembelajaran karena Guru Kurang menguasai IT, kurang paham media apa saja yang diri.
perlu disiapkan, jaringan internet atau wifi yang belum memadai d) Keterbatasan
2. Suseno, S.Pd ( guru senior ) Senin 20 november 2023 waktu yang
Terbatas Waktu dan kerepotan, Karena guru harus menyiapkan perangkatnya sendiri digunakan untuk
dari bawa leptop, oloran, lcd , salon dan buku materi mempersiapkan
3. Dini hariati, S.Pd ( rekan sejawat ) Senin 20 november 2023 media TIK
Guru masih belum mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi (TIK) dalam di dalam
pembelajaran karena Terkadang terkendala waktu dan jaringan jika hendak pembelajaran.
mengoptimalkan pembelajaran yang berbasis model, strategi dan metode e) Anggapan guru
pembelajaran kekinian menurut perkembangan zaman. yang menganggap
bahwa materi yang
ada dibuku sudah
cukup untuk
mengajarkan siswa
dengan baik
sehingga tidak
diperlukan media
TIK.
f) Kenyamanan guru
dalam
menggunakan
metode belajar
konvensional, yang
dianggap lebih
mudah dan tidak
menyulitkan.
g) Tidak adanya
kegiatan pelatihan-
pelatihan bagi guru
untuk
meningkatkan
kemampuan guru
dalam bidang TIK

Anda mungkin juga menyukai