1 Identifikasi Masalah
Hasil Wawancara
Responden :
a. Arianah, S.Pd (Guru senior / waka kesiswaan di SMAN 1 Labuapi)
b. Eka Kurniawan, S.Pd, M.Pd (dosen Universitas Mataram)
1. Pembelajaran masih berpusat pada guru
2. Peserta didik memiliki minat yang rendah terhadap
pelajaran fisika
3. Siswa tidak menyukai pelajaran fisika
4. Fisika dianggap pelajaran yang sulit dan penuh dengan
banyak rumus
5. Model pembelajaran yang digunakan tidak menarik
2 Peserta didik mengalami Kajian Literatur : Setelah dilakukan analisis terhadap kajian
kesulitan memahami 1. 1Nusliati Sampe Daun, 2Helmi, 3Abdul HarisDiagnosis literatur dan hasil wawancara, maka kesulitan
konsep pada sebagian Kesulitan Belajar Fisika Peserta Didik di SMA Negeri 1 memahami konsep peserta didik disebabkan
materi fisika Bontomarannu. 2020 oleh :
https://ojs.unm.ac.id/semnasfisika/article/download/ 1. Kesulitan dalam berhitung,memahami
12881/7975 konsep dan memahami rumus fisika.
Bahwa siswa mengalami kesulitan belajar fisika antara lain 2. Kurangnya guru mengelola pembelajaran
(1) kesulitan berhitung (2) kesulitan memahami konsep dan 3. Peserta didik mengalami kesulitan
(3) kesulitan didalam memahami rumus rumus fisika. pemecahan masalah untuk menyeleseikan
2. Syarifah Widia, Zahriah, Rusydi soal yang lebih komplek.
4. Adanya faktor internal (diri pribadi
Analisis Kesulitan Belajar Fisika Peserta Didik dalam
peserta didik) dan faktor eksternal
Pembelajaran Daring di SMAN 4 Wira Bangsa Meulaboh ( model pembelajaran yang tidak sesuai)
2022 yang menyebabkan kesulitan belajar
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/jurnalphi/article/view/11944/pdf fisika
Kesulitan belajar pada umumnya dibungkus berupa gangguan
dalam memahami serta menganalisis suatu konsep materi
pelajaran. Kesulitan belajar dapat disebabkan oleh faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal dalam diri
peserta didik dapat berupa kurangnya minat dan motivasi
belajar, terdapat gangguan psikologis yang menghambat
proses pembelajaran dan rendahnya kemampuan intelegensi
sehingga mengalami kesulitan dalam pemahaman konsep
pelajaran. Sedangkan faktor eksternal meliputi kurangnya
bimbingan dari keluarga, hubungan antara guru dan peserta
didik tidak berjalan dengan baik dan harmonis, penggunaan
metode belajar yang kurang tepat serta fasilitas belajar yang
kurang memadai dapat menyebabkan peserta didik
mengalami kesulitan dalam belajar.
3. Meizuvan Khoirul Arief; Langlang Handayani; Pratiwi
Dwijananti.IDENTIFIKASI KESULITAN BELAJAR
FISIKA PADA SISWA RSBI : STUDI KASUS DI RSMABI
SE KOTA SEMARANG. 2012
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej/article/
download/1354/1331
Hasil Wawancara
Responden :
a. Arianah, S.Pd (Guru senior / waka kurikulum di SMAN 1 Labuapi)
b. Eka Kurniawan, S.Pd, M.Pd (dosen Universitas Mataram)
1. Pembelajaran di kelas masih textbook
2. Konsep dasar matematika pada jenjang sebelumnya
belum dikuasai
3. Kesulitan siswa dalam beradaptasi mata pelajaran baru di
tingkat lebih tinggi.
4. Mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan belajar
5. Model pembelajaran yang digunakan tidak sesuai
3 Pemanfaatkan model Kajian Literatur : Setelah dilakukan analisis terhadap kajian
pembelajaran inovatif dalam 1. Faiqotul Himmah, Subiki, Supeno literatur dan hasil wawancara, maka penyebab
pembelajaran kurang Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika 2021
model pembelajaran inovatif kurang optimal
optimal. PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA SMA diterapkan adalah :
POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS BERBASIS POTENSI LOKAL
1. Siswa tidak siap dengan langkah langkah
PADA WADUK LECARI BANYUWANGI
https://doi.org/10.31764/orbita.v7i2.5761
yang harus dilakukan dengan model model
Siswa lebih mudah berpikir kritis atau menguasai konsep pembelajaran baru.
fisika dengan pembelajaran yang menggunakan strategi 2. Metode pembelajaran yang dikembangkan
inkuiri terbimbing dibandingkan dengan pembelajaran yang masih membutuhkan kreatifitas lebih untuk
menggunakan buku konvensional diterapkan dalam pembelajaran fisika.
3. Guru kurang meningkatkan pengetahuan dan
2. Nurzakiyah, Sitti Nurpahmi, Eka Damayanti. pengalaman pembelajaran inovatif sesuai
Jurnal Riset dan Kajian Pendidikan Fisika e-ISSN: 2355- dengan materinya.
620X Vol. 7, No. 1 [April 2020], pp. 1-8. HAMBATAN
GURU FISIKA DALAM MENERAPKAN
PEMBELAJARAN SAINTIFIK BERBASIS KURIKULUM
2013 DI SMA.
https://www.researchgate.net/profile/Sitti-Nurpahmi/
publication/
341241061_Hambatan_guru_fisika_dalam_menerapkan_pem
belajaran_saintifik_berbasis_kurikulum_2013_di_SMA/
links/5ef6a11d299bf18816ea67c7/Hambatan-guru-fisika-
dalam-menerapkan-pembelajaran-saintifik-berbasis-
kurikulum-2013-di-SMA.pdf?origin=publication_detail
Pada kegiatan proses pembelajaran, sering terjadi kendala
yang dapat menghambat suksesnya proses belajar mengajar.
Perubahan dan pengembangan kurikulum merupakan salah
satu kendala guru dalam proses pembelajaran utamanya pada
aspek perencanaan dan pelaksanaan. Pendekatan
pembelajaran memiliki peran yang sangat besar dalam proses
pembelajaran. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki
peserta didik akan ditentukan oleh penggunaan suatu
pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan. Hal ini
berarti tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik jika
penggunaan pendekatan pembelajaran yang cocok.
Hasil Wawancara
Responden :
a. Arianah, S.Pd (Guru senior / waka kesiswaan di SMAN 1 Labuapi)
b. Eka Kurniawan, S.Pd, M.Pd (dosen Universitas Mataram)
4 Kemampuan peserta didik Kajian Literatur : Setelah dilakukan analisis terhadap kajian
dalam menyelesaikan soal 1. Tujuan utama dari Higher Order Thinking Skills adalah literatur dan hasil wawancara, maka Kemampuan
HOTS masih relatif rendah. bagaimana meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik peserta didik dalam menyelesaikan soal HOTS
pada level yang lebih tinggi, terutama yang berkaitan dengan masih relatif rendah ditengarai terjadi karena :
kemampuan untuk berpikir secara kritis dalam menerima 1. Pemahaman soal HOTS adalah soal yang
berbagai jenis informasi, berpikir kreatif dalammemecahkan sulit menjadikan soal-soal yang kerjakan
suatu masalah menggunakan pengetahuan yang dimiliki serta siswa menjadi sangat sulit.
membuat keputusan dalam situasi yang kompleks (Saputra, 2. Siswa terbiasa mengerjakan soal dengan tipe
2016). pengetahuan sehingga merasa kesulitan
Saputra, Hatta. 2016. Pengembangan Mutu Pendidikan ketika menghadapi soal model penalaran.
Menuju Era Global: Penguatan Mutu Pembelajaran dengan 3. Guru kurang membiasakan peserta didik
Penerapan HOTS (High Order Thinking Skills). Bandung: mengerjakan soal berbasis HOTS sehingga
SMILE’s Publishing. mengakibatkan kemampuan peserta didik
rendah
2. Rizqi Wahyu Irma Wati, Albertus Djoko Lesmono, Sri Handono
Budi Prastowo
PENGEMBANGAN MODUL FISIKA INTERAKTIF BERBASIS HOTS
(HIGH ORDER THINKING SKILL) UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN LITERASI SAINS SISWA SMA PADA
POKOK BAHASAN SUHU DAN KALOR
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPF/article/view/15225/7523
Kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) yang harus
dimiliki siswa berhubungan erat dengan kemampuan
literasi sains. Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan
suatu kemampuan berpikir yang tidak hanya membutuhkan
kemampuan mengingat saja, namun membutuhkan
kemampuan lain yang lebih tinggi, seperti kemampuan analisis,
sintesis, dan evaluasi. Keterampilan berpikir tingkat tinggi muncul
ketika seseorang menerima informasi baru yang kemudian
dikaitkan antara informasi satu dengan yang lainnya
Hasil Wawancara
Responden :
a. Arianah, S.Pd (Guru senior / Waka kesiswaan di SMAN 1
Labuapi)
b. Eka Kurniawan, S.Pd, M.Pd (dosen Universitas Mataram)
Hasil Wawancara
Responden :
a. Arianah, S.Pd (Guru senior/ waka kurikulum di
SMAN 1 Labuapi)
b. Eka Kurniawan, S.Pd, M.Pd (dosen Universitas
Mataram)
1. Kurangnya pemanfaatan IT dalam pembelajaran dikelas
2. Guru belum membiasakan diri dalam menggunakan media
pembelajaran berbasis TIK (powerpoint, youtube, Ispring,
dll)
3. Beberapa siswa tidak memiliki HP
4. Keaktifan siswa dengan menggunakan pembelajaran berbasis
IT rendah.
5. Pemenuhan fasilitas teknologi yang belum memadai
( jaringan wifi kurang maksimal).
6 Miskonsepsi peserta didik Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap kajian
pada konsep – konsep fisika 1. Rohman Entino, Eko Hariyono, Nurita Apridiana Lestari literatur dan hasil wawancara, maka miskonsepsi
Analisis Miskonsepsi Peserta Didik Sekolah Menengah peserta didik pada konsep – konsep fisika
Atas pada materi Fisika dikarenakan :
Faktor –faktor yang menyebabkan miskonsepsi siswa 1. Kemampuan peserta didik yang rendah
kelas pada materi Fisika yaitu kemampuan peserta didik, 2. Rendahnya minat belajar peserta didik
rendahnya minat belajar peserta didik, dan cara mengajar 3. Guru menggunakan pembelajaran
dalam kelas masih konvensional. konvensional
4. Penyebab sering terjadi miskonsepsi
https://ejournal.unib.ac.id/pendipa/article/view/16757 adalah siswa itu sendiri, guru
2. Barinta Nur Respasari, Heppy Dwi Santika, Yosi pengajar, buku teks, konteks, dan
Hasana, Hikmawati, Joni Rokhmat cara mengajar
Analisis Miskonsepsi Siswa Pada Topik Pelajaran
Tentang Gaya Gesek
Penyebab sering terjadi miskonsepsi adalah siswa itu
sendiri, guru pengajar, buku teks, konteks, dan
cara mengajar. Lalu miskonsepsi yang terjadi pada siswa
disebabkan oleh tidak lengkapnya pemahaman siswa.
https://jpfis.unram.ac.id/index.php/jppfi/article/view/
187/143
Hasil Wawancara
Responden :
a. Arianah, S.Pd (Guru senior/ waka kurikulum di SMAN 1
Labuapi)
b. Eka Kurniawan, S.Pd, M.Pd (dosen Universitas
Mataram)
Hasil Wawancara
Responden :
a. Arianah, S.Pd (Guru senior/ waka kurikulum di SMAN 1
Labuapi)
b. Eka Kurniawan, S.Pd, M.Pd (dosen Universitas Mataram
1 Peserta didik memiliki motivasi belajar Pembelajaran masih berpusat pada guru.
yang rendah Peserta didik memiliki minat yang rendah terhadap
pelajaran fisika
3 Pemanfaatan model pembelajaran inovatif Kurangnya kemampuan guru dalam memahami model
dalam pembelajaran fisika kurang optimal pembelajaran inovatif yang sesuai dengan materi ajar dan
karakteristik peserta didik.
4 Kemampuan siswa dalam menyelesaikan Guru kurang membiasakan peserta didik mengerjakan
soal HOTS masih relatif rendah soal berbasis HOTS sehingga mengakibatkan kemampuan
peserta didik rendah
6. Miskonsepsi peserta didik pada konsep – Guru tidak menguasai materi/ konsep
konsep fisika Guru bukan lulusan daribidang ilmu fisika
Siswa yang kurang berbakat atau kurang mampu
dalam memahami fisika (IQ rendah)
Dokumentasi Hasil wawancara dengan bu Arianah, S.Pd ( Guru Senior di SMAN 1 Labuapi)